Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


“REAKSI UJI PROTEIN”

OLEH:

NAMA : BINTANG MAHARANI AL-


QADRI
STAMBUK : 15020220156
KELAS : C7
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : AMITA HASYIM, S.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide.
Tiga per empat zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein
plasma, antibodi, hormon). Banyak protein terdiri dari ikatan komplek
dengan fibril atau disebut protein fibrosa. Macam protein fibrosa:
kolagen (tedon, kartilago, tulang), elastin (arteri), keratin (rambut, kuku)
dan aktin myosin.Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan
atruktural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai
yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain.
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteos, yang
berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkanoleh
ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat
bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Berdasarkan kelarutannya maka protein dapat dibagi menjadi
beberapa jenis protein, yakni: 1) Protein larut pada larutan garam,
contoh albumin, 2) Protein yang tidak larut dalam air tetapi bisa larut
dengan penambahan konsentrasi garam, contoh protein dan globulin,
3) Protein yang larut dalam etanol 70-80% tetapi tidak larut dalam air
dan etanol konsentrasi absolute, contoh protein protamin, 4) Protein
yang larut dalam larutan garam, contih protein hisoton, 5) Protein yang
larut dalam air dan larut dalam larutan garam, contohnya protein
skleroprotein.
Masing-masing asam amino dapat dianggap sebagai abjad
penyusun protein karena mempunyai rantai samping yang khusus,
yang memberikan sifat kimia khas pada protein yang disusunnya.
Kemungkinan sekuen bagi protein untuk dapat berfungsi secara biologi
banyak sekali karena tersusun atas 20 jenis asam amino yang
berbeda. Suatu protein yang mempunyai 74 residu asam amino,

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
apabila tersedia 20 macam asam amino, maka akan ada 20 74
kemungkinan sekuen bagi protein tersebut. Sekuen yang mungkin
menghasilkan protein larut merupakan pertanyaan mendasar dalam
bidang fisika protein, evolusi protein dan enzim buatan.
Pemanasan protein dapat menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi
baik yng diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Reaksi-reaksi
tersebut diantaranya denaturasi, kehilangan aktivitas enzim,
perubahan kelarutan dan hidrasi, perubahan warna, derivatisasi residu
asam amino, cross-linking, pemutusan ikatan peptida, dan
pembentukan senyawa yang aktif secara sensori.
Rekasi ini dipengaruhi oleh suhu dan lama pemanasan, pH,
adanya oksidator, antioksidan, radikal, dan senyawa aktif lainnya
khususnya senyawa karbonil. Beberapa reaksi tidak diinginkan dapat
dikurangi dengan penambahan zat penstabil seperti polifosfat dan
sitrat. Polifosfat dan sitrat akan mengikat Ca2+, dan ini akan meningkat
stabilitas panas protein pada pH netral. Laktosa pada konsentrasi
tertentu juga dapat brtindak sebagai zat penstabil protein.
Protein berperan pentig dalam pertumbuhan manusia,
perkembangan dan fungsi sehari-hari. Peran protein dalam tubuh
manusia yaitu, peran sebagai enzim, peran sebagai dalam DNA, peran
protein dalam otot, dan peran protein dalam structural.
Jenis protein sangat bervariasi dan mempunyai berbagai fungsi
biologi karena merupakan instrument molekul hasil ekspresi materi
genetic. Masing-masing protein yang berbeda mencirikan satu sifat
nyata dari organisme dan membawa fungsi spesifik yang ditentukan
oleh gen yang sesuai.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu, mahasiswa mampu
menjelaskan tentang reaksi uji protein.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang reaksi uji protein.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Istilah protein berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘preteios’ yang
artinya adalah Primary atau utama. Sesuai dengan Namanya, protein
adalah komponen utama dalam tubuh kita. ¾ berat kering dari tubuh
kita terbentuk dari protein. Hampir semua metabolisme dalam tubuh
kita diangkut oleh molekul protein. Senyawa molekul protein adalah
gabungan dari dari unsur Karbon, Hidrogen, Nitrogrn dan Oksigen
sebagai komponen mayor di tunjang dengan unsur Sulfur dan Fosfor
sebagai komponen minor. Gabungan senyawa tersebut disebut
dengan asam amino (Alriadi, 2022: 9).
Protein merupakan makrobiomolekul dari asam-asam alfa amino
dengan susunan kompleks dan berat molekul berkisar antara 5.000
sampai beberapa juta. Struktur tiga dimensi protein tersebut dapat
dijelaskan dengan mempelajari tingkat organsasinya yaitu menyangkut
struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener (Saraswati, 2018: 6).
Struktur primer protein tidak lain adalah jumlah, macam, serta
urutan asam-asam amino yang membentuk rantai polipeptida.
Susunan tersebut merupakan rangkaian unik dari asam amino, dengan
gugus R (rantai samping pada poli peptide) berada pada posisi trans.
Struktur primer menentukan sifat dasar dari berbagai protein. Struktur
sekunder protein adalah rantai polipeptida yang memililit seperti spiral
membentuk alfa heliks, yang dihasilkan oleh ikatan hydrogen dari
rantainya sendiri (Saraswati, 2018: 6).
Struktur tersier protein terbentuk karena terjadinya pelipatan
rantai poli peptida, sehingga membentuk protein globuler.
Kemampatan dari struktur ini didukung oleh ikatan-ikatan elektrostatis,

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
ikatan sistin, dan antaraksi hidrofobik. Ikatan sistin merupakan ikatan
yang terkuat dalam mempertahankan struktur (Saraswati, 2018: 7).
Ikatan kuartener protein dibentuk oleh dua atau lebih rantai
polipeptida yang saling dihubungkan oleh ikatan elektrostatik dan
ikatan hydrogen. Polipeptida yang membangun struktur kuartener ini
dapat sama atau berbeda. Protein dengan strukturkuartener sering
disebut poligomer dan bagian-bagian pembentuk poligomer disebut
protomer (Saraswati, 2018: 7-8).
Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide.
Tiga per empat zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein
plasma, antibodi, hormon). Banyak protein terdiri dari ikatan komplek
dengan fibril atau disebut protein fibrosa. Macam protein fibrosa:
kolagen (tedon, kartilago, tulang), elastin (arteri), keratin (rambut, kuku)
dan aktin myosin (Suprayitno and Sulistiyati, 2017: 15).
Jenis protein sangat bervariasi dan mempunyai berbagai fungsi
biologi karena merupakan instrument molekul hasil ekspresi materi
genetic. Masing-masing protein yang berbeda mencirikan satu sifat
nyata dari organisme dan membawa fungsi spesifik yang ditentukan
oleh gen yang sesuai. Semua protein, baik yang berasal dari sel
bakteri yang paling sederhana sampai makhluk hidup yang tertinggi
dibangun dari rangkaian dasar yang sama yaitu 20 jenis asam amino
yang berikatan secara kovalen dalam urutan yang khas (Awwaly,
2017:3).
Protein merupakan rangakian asam amino yang disebut
polipeptida. Asam amino penyusun protein terdiri atas 20 jenis asam
amino. Sutau protein dapat tersusun dari satu atau lebih polipeptida,
misalnya hemogoblin terdiri atas 4 uni polipeptida, 2 unit alfa goblin,
dan 2 uni beta goblin. Insulin terdiri atas 2 unit polipeptida yang
dihubungkan dengan 2 ikatan disulfida (Sismindari, Jenie and
Melyanto, 2021: 25-26).

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan
asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan
basa, ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform.
Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein
akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik
mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein (Yuliana, 2018:71).
Pemanasan protein dapat menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi
baik yng diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Reaksi-reaksi
tersebut diantaranya denaturasi, kehilangan aktivitas enzim,
perubahan kelarutan dan hidrasi, perubahan warna, derivatisasi residu
asam amino, cross-linking, pemutusan ikatan peptida, dan
pembentukan senyawa yang aktif secara sensori (Sumbono, 2021: 18).
Denaturasi protein adalah terjadinya modifikasi struktur
sekunder, tersier, dan kuarter dari protein menyebabkan pemutusan
ikatan peptide dan perubahan sekuen asam amino pada struktur
protein. Protein yang telah mengalami proses denaturasi disebut
protein denaturasi (Kusnandar, 2019: 258).
Denaturasi protein disebabkan oleh proses pemanasan.
Pemanasan pada suhu 55-75°C umumnya dapat menyebabkan
protein terdenaturasi. Suhu terjadinya denaturasi berbeda untuk jenis
protein yang berbeda. Pemanasan dapat menyebabkan perubahan
struktur tersier protein, namun tidak menyebabkan perubahan susunan
asam aminonya (Kusnandar, 2019: 258).
Beberapa analisis protein secara kualitatif yang dapat dilakukan
yaitu, uji millon, uji hpkins-cole, uji ninhidrin, uji xantroproteat, uji biuret
(Santoso et al., 2020: 54).
Uji Millon digunakan untuk mengetahui adanya gugus fenol pada
protein. Pada uji ini, protein yang mengandung asam amino bergugus
fenolik (misalnya tirosin) bereaksi dengan pereaksi Millon
menghasilkan warna merah (Santoso et al., 2020: 54).

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Uji Hopkins-Cole spesifik pada protein yang mengandung asam
amino triptofan. Untuk mengetahui apakah terdapat asam amino,
sampel direaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole lalu ditambahkan
asam pekat. Hasil positif ditunjukkan bila terbentuk cincin ungu
(Santoso et al., 2020: 54).
Uji Ninhidrin memiliki prinsip yaiitu gugus amino bebas dari asam
amino atau protein dengan ninhydrin membentuk kompleks berwarna
biru-ungu, kecuali prolin dan hidroksi prolin memberikan warna kuning
(Santoso et al., 2020: 54).
Uji Xantroproteat digunakan untuk menguji protein yang
mengandung gugus fenol (cincin benzene). Bila protein yang
mengandung cincin benzene ditambah NaOH3 pekat dan kemudian
dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning (Syarifuddin, 2021; 219).
Uji Biuret memiliki prinsip yaitu ikatan peptide pada protein jika
direaksikan dengan larutan NaOH dan CuSO4 akan memberikan warna
ungu (violet) (Santoso et al., 2020: 54).
2.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 2020: 537)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, etil alcohol
Rumus Molekul : C2H6O
Berat Molekul : 46,07 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna; bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78°, mudah terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
2. Albumin (Ditjen POM, 1979: 139)
Nama resmi : ALBUMIN HUMANI SELUTIO
Nama lain : Larutan albumin
Pemerian : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna
hingga berwarna kekuningan tergantung
kadar protein.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliseral, sangat sukar larut dalam air setara
95% P.
Penyimpanan : Simpan pada suhu 2o - 25o terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel
3. (NH4)2SO4 (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AMMONIUM SULFAT
Nama lain : Amonium Sulfat
Rumus Molekul : (NH4)2SO4 / 152,13
Berat Molekul : 152,13 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Asam Asetat (Ditjen POM, 2020: 169)
Nama Resmi : ACETID ACID
Nama Lain : Asam Asetat
Berat Molekul : 60,05 g/mol

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Rumus Molekul : C2H4O2

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bauk khas,
menusuk, rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
dan dengan gliserol
Penetapan kadar : Timbang seksama lebih kurang 6 mL zat
dalam
labu bersumbat kaca yang telah ditara.
Tambahkan 40 mL air dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan
indikator fenolftalein LP
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Asam Klorida/HCl (Ditjen POM 2014: 156)
Nama Resmi : HYDROCHLORIC ACID
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur; tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Asam Nitrat (Ditjen POM 2020: 190)
Nama Resmi : NITRATE ACID
Nama Lain : Asam Nitrat
Rumus Molekul : HNO3

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Berat Molekul : 63,01 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau
khas, sangat merangsang. Mendidih pada
suhu lebih kurang 120; bobot jenis lebih
kurang 1,41. Merusak jaringan hewan
menjadi kuning.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
7. Asam Sulfat (Ditjen POM, 2020: 200)
Nama Resmi : SULFURIC ACID
Nama Lain : Asam Sulfat
Berat Molekul : 98,07 g/mol
Rumus Molekul : H2SO4

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna;
bau sangat tajam dan korosif, bobot jenis
lebih kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penetapan Kadar : Timbang seksama labu bersumbat kaca yang
berisi 20 mL air, masukkan ebih kurang 1 mL
zat uji, timbang lagi untuk mendapatkan bobot
zat uji. Encerkandengan lebih kurang 25mL
air, dinginkan dan tambahkan jingga metil LP,
titrasi dengan natrium hidrokhida 1 N LV.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. Natrium Hidroksida/NaOH (Ditjen POM 2020: 1224)

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Nama Resmi : SODIUM HYDROXIDE
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Putih atau praktis putih, masa melebur,
berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang
atau bentuk lain. Keras, rapuh, dan
menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar
diudara, akan cepat menyerap karbon
dioksida dan lembab
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Kegunaan : Sebagai larutan standar alkalimetri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
9. Ninhydrin 0,1 % (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : NINHYDRIN
Nama lain : Ninhydrin

Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih atau kuning sangat pucat
Kelarutan : Larut pada suhu 60o dalam 20 bagian air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi asam amino
10.Pb-Asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : PLUMBI ACETAS
Nama lain : Timbal Asetat
Rumus molekul : (CH3COO)2Pb
Berat molekul : 379,33

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur prisma monokline, kecil putih, dan juga
transparan atau massa hablur berat, bau
cuka.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, yang umumnya
beropalesensi, dalam 63 bagian etanol (95%)
P dan dalam 2 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
11.Perak Nitrat/AgNO3 (Ditjen POM 2020: 1373)
Nama Resmi : SILVER NITRATE
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
Berat Molekul : 169,87 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, bila
dibiarkan
terpapar cahaya dengan adanya zat organik
menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-
abuan, pH larutan lebih kurang 5,5.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam
air mendidih, agak sukar larut dalam etanol;
mudah larut dalam etanol mendidih; sukar
larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, dan tidak tembus
cahaya
Kegunaan : Sebagai pereaksi

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
12.Pereaksi Hopkins-cole
Nama resmi : GLYCIN
Nama lain : Glisin
Rumus Molekul : C2H5NO2
Berat Molekul : 74,07 g.mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13.Pereaksi Millon (Ditjen POM, 179: 725)
Nama resmi : RAKSA (II) NITRAT
Nama lain : Pereaksi Millon
Pemerian : Hablur lembab, tidak berwarna, atau
berwarna
putih
14.Raksa (II) Klorida (FI III: 278)
Nama resmi : Hydragyri Bichloridum
Nama lain : Raksa (II) klorida
Berat molekul : 271,52
Rumus molekul : HgCl2

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur putih,
tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 125 bagian air dan dalam 2
bagian

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
air mendidih, dalam 3 bagian etanol 95% P
mendidih dalam 20 bagian eter P dan 15
bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein
15.Tembaga (II) Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Cupri Sulfas
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Berat molekul : 159,6
Rumus molekul : CuSO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Prisma trisiklik atau serbuk hablur biru


Kelarutan : Larut dalam 3 bagain air dan dalam 3 bagain
gliseral, sangat sukar larut dalam air, setara
95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein dan asam amino
2.3 Prosedur Kerja
1. Uji Millon
1) Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan kedalam 3 mL
larutan sampel, dipanaskan
2) Hasil positif jika terbentuk warna merah
2. Uji Hopkins-Cole
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkisn-cole dalam tabung reaksi.
2) Selanjutnya tambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding
tabung sehingga membentuk lapisan dari cairan

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
3) Larutan didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk
cincin violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan,
apabila positif mengandung triptofan
3. Uji Ninhidrin
1) Sebanyak 0,5 mL larutan Ninhidrin 0,1% ditambahkan kedalam
3 mL larutan sampel
2) Larutan dipanaskan selama 10 menit, diamati perubahan warna
yang terjadi
3) Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru
4. Uji Xanthoproteat
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO3 pekat,
dicampur, kemudian dipanaskan, diamati timbulnya warna
kuning tua
2) Didinginlan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa
3) Diamati perubahan yang terjadi
4) Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga
5. Uji Biuret
1) Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah NaOH 10% dan
dikocok
2) Selanjutnya ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0,1%
3) Diamati timbulnya warna
4) Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau merah-ungu atau
biru-ungu
6. Pengendapan Protein Oleh Logam
1) Tiga buah tabung reaksi disiapkan dan diambil 3 mL sampel lalu
tambahkan 5 tetes larutan HgCl2 pada tabung pertama, larutan
Pb-asetat 5% pada tabung kedua, dan AgNO 3 5% pada tabung
ketiga
2) Diamati perubahan yang terjadi
7. Pengendapan dengan Alkohol

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
1) Tiga buah tabung reaksi disiapkan
2) Setiap tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL
3) Tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, tabung
reaksi kedua ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M dan tabung reaksi
ketiga ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 4,7
4) Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95% sebanyak 6
mL
5) Diamati perubahan yang terjadi
8. Denaturasi Protein
1) Tiga tabung reaksi disiapkan, tabung reaksi pertama diisi 9 ml
larutan sampel dan 1 mL HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 mL
larutan sampel dan 1 mL NaOH 0,1 M dan kedalam tabung
ketiga ditambahkan hanya 1 mL buffer asetat pH 4,7
2) Panaskan dengan penangan air selama 15 menit kemudian
dinginkan tabung, tambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung
pertama dan kedua.
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, tabung
reaksi, gelas piala, pipet tetes, kertas saring, corong, dan penangas
air.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu,
sampel yang mengandung protein misalnya albumin (putih telur, dll),
pereaksi Millon, pereaksi Hopkins-cole, pereaksi Biuret, pereaksi
Ninhidrin, H2SO4, NaOH, HNO3 pekat, CuSO4, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl,
Pb-Asetat, etanol 95%, asam asetat, dan buffer asetat 4,7.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Millon

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan kedalam 3 Ml
larutan sampel, dipanaskan. Hasil positif jika terbentuk warna
merah.
2. Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 2 Ml larutan sampel dicampur dengan pereaksi Hopkisn-
cole dalam tabung reaksi. Selanjutnya tambahkan 3 Ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari
cairan. Larutan didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk
cincin violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila
positif mengandung triptofan.
3. Uji Ninhidrin
Sebanyak 0,5 Ml larutan Ninhidrin 0,1% ditambahkan kedalam 3 Ml
larutan sampel. Larutan dipanaskan selama 10 menit, diamati
perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna
ungu-biru.
4. Uji Xanthoproteat
Sebanyak 2 Ml larutan sampel ditambahkan 1 Ml HNO3 pekat,
dicampur, kemudian dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning
tua. Didinginlan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang terjadi. Hasil
positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
5. Uji Biuret
Sebanyak 3 Ml larutan sampel ditambah NaOH 10% dan dikocok.
Selanjutnya ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0,1%. Diamati
timbulnya warna. Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau
merah-ungu atau biru-ungu.
6. Pengendapan Protein Oleh Logam
Tiga buah tabung reaksi disiapkan dan diambil 3 Ml sampel lalu
tambahkan 5 tetes larutan HgCl2 pada tabung pertama, larutan Pb-
asetat 5% pada tabung kedua, dan AgNO3 5% pada tabung ketiga.
Diamati perubahan yang terjadi.

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
7. Pengendapan dengan Alkohol
Tiga buah tabung reaksi disiapkan. Setiap tabung reaksi diisi
dengan sampel sebanyak 5 Ml. Tabung reaksi pertama
ditambahkan 1 Ml HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua ditambahkan 1
Ml NaOH 0,1 M dan tabung reaksi ketiga ditambahkan 1 Ml larutan
buffer Ph 4,7. Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95%
sebanyak 6 Ml. Diamati perubahan yang terjadi.
8. Denaturasi Protein
Tiga tabung reaksi disiapkan, tabung reaksi pertama diisi 9 ml
larutan sampel dan 1 Ml HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 Ml
larutan sampel dan 1 Ml NaOH 0,1 M dan kedalam tabung ketiga
ditambahkan hanya 1 Ml buffer asetat Ph 4,7. Panaskan dengan
penangan air selama 15 menit kemudian dinginkan tabung,
tambahkan 5 Ml buffer asetat pada tabung pertama dan kedua.
Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
A. Pengumpulan data dan informasi
Uji Reaksi Bahan-bahan yang digunakan
Uji Milon Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
9), pereaksi millon
Uji Hopkins-Cole Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
9), pereaksi Hopkins-cole, H2SO4 pekat
Uji Ninhidrin Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
9), pereaksi ninhidrin 0,1%
Uji Xanthoproteat Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

9), HNO3 pekat, dan NaOH pekat


Uji Biruet Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
9), NaOH 10% dan CuSO4 0,1%
Pengendapan Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
dengan logam
9), HgCl2 2%, Pb Asetat 5%, AgNO3 5%
Pengendapan Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
dengan alkohol
9), HCl 0,1 M; NaOH 0,1 M; larutan buffer
asetat pH 4,7; etanol 95%
Denaturasi protein Larutan albumin (putih telur 1 : aquadest
9), HCl 0,1 M; NaOH 0,1 M; larutan buffer
asetat pH 4,7
B. Pencatatan dan pelaporan
Perlakuan Hasil pengamatan Tujuan uji reaksi
Uji milon
Sampel ditetesi Larutan uji berubah Mengidentifikasi
pereaksi millon, warna menjadi adanya gugus fenol
dihomogenkan, dan warna merah pada protein
dipanaskan misalnya tirosin
Uji Hopkins-Cole
Sampel dicampur Larutan uji terbentuk Mengidentfikasi
dengan pereaksi cincin ungu pada adanya asam
Hopkins-cole, kedua lapisan amino triptofan,
ditetesi H2SO4 pada khususnya yang
dinding tabung mengandung
gugus fenol
Uji Ninhidrin
Sampel Larutan uji berubah Mengidentifikasi
ditambahkan warna menjadi ungu adanya asam
pereaksi nindihirin amino pada zat
dihomogenkan dan yang diuji
dipanaskan

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Uji Xanthoproteat
Sampel Larutan uji berubah Mengidentifikasi
ditambahkan HNO3 warna menjadi adanya gugus
pekat kemudian jingga benzene seperti
dicampur seteah itu asam aminotirosin,
dipanaskan lalu fenilalalin, dan
didinginkan pada air triptofan
mengair dan ditetesi
NaOH hingga warna
kuning berubah
menjadi warna
jingga
Uji Biruet
Sampel Larutan uji berubah Mengetahui adanya
ditambahkan NaOH warna menjadi minimal dua ikatan
kemudiian di kocok, warna ungu peptida
lalu ditambahkan
CuSO4
Pengendapan dengan logam
Sampel dimasukan  sampel yang Mengidentifikasi
kedalam 3 tabung direaksikan adanya endapan
dan tetesi masing- dengan HgCl2 protein yang
masing HgCl2, Pb- dan Pb asetat terbentuk oleh
asetat, dan AgNo3 larutan ujinya logam
menjadi keruh
 sampel yang
direaksikan
dengan AgNO3
larutan ujinya
membentuk
endapan

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Pengendapan dengan alkohol


Sampel dimasukan  sampel yang Mengidentifikasi
kedalam 3 tabung direaksikan adanya endapan
reaksi kemudian dengan HCl dan protein yang
ditetesi masing- NaOH larutan terbentuk oleh
masing tabung ujinya menjadi alkohol
dengan pereaksi keruh
berbeda yaitu HCl,  sampel yang
NaOH, dan buffer direaksikan
asetat pH 4,7. dengan buffer
kemudian tiap asetat pH 4,7
tabung reaksi larutan ujinya
ditetesi alkohol 95% membentuk
endapan
Denaturasi protein
Sampel dimasukan Sampel ketika Mengidentifikasi
kedalam 3 tabung direaksikan dengan denaturasi pada
reaksi kemudian ketiga pereaksi yaitu protein
ditetesi masing- HCl, NaOH, dan
masing tabung buffer asetat ph 4,7
dengan pereaksi menghasilkan
berbeda yaitu HCl, endapa putih
NaOH, dan buffer
asetat pH 4,7.
kemudian
dipanaskan dengan
penangas air
selama 15 menit,
setelah didinginkan
ditetesi buffer asetat
pada tabung yang

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

berisi NaOH dan


HCl

4.2 Pembahasan
Pada percobaan reaksi uji protein dalam penelitian ini meliputi uji
millon, uji hopkins-cole, uji ninhidrin, uji xanthoproteate, uji biuret,
pengendapan protein oleh logam, pengendapan dengan alkohol, dan
denaturasi protein.
Pada uji millon, percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya gugus fenol. Jika hasilnya positif maka akan terbentuk warna
merah. Pada hasil yang didapatkan pada percobaan ini positif, ditandai
terjadi perubahan warna merah pada larutan.
Pada uji Hopkins cole, percobaan ini bertujuan mengidentifikasi
asam amino triptofan, jika hasilnya positif maka akan terbentuk cincin
ungu violet. Didapatkan hasil positif pada percobaan ini karena terjadi
perubahan menjadi ungu.
Pada uji ninhydrin, percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
asam amino. Jika hasilnya positif maka akan terbentuk warna biru-
ungu. Didapatkan hasil positif pada percobaan ini, dikarenakan terjadi
perubahan menjadi warna ungu. Pada uji xanthoproteate, percobaan
ini bertujuan untuk mengidentifikasi protein yang mengandung gugus
benzene, seperti asam amino tirosin, fenilalanin, triptofan. Jika
hasilnya positif maka akan terbentuknya warna kuning berubah
menjadi jingga. Didapatkan hasil positif pada percobaan ini, karena
terjadi perubahan warna kuning menjadi jingga.
Pada uji biuret, percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya minimal 2 ikatan peptide. Jika hasilnya positif maka akan
terbentuk warna ungu atau merah-ungu atau biru-ungu. Pada
percobaan ini didapatkan hasil positif, karena terbentuknya warna biru-
ungu.

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
Pada pengendapan protein oleh logam, percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh logam terhadap sifat kelarutan protein.
Didapatkan hasil positif, karena tedapat 2 fase.
Pada percobaan pengendapan dengan alkohol, percobaan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi apakah protein dapat diendapkan
dengan penambahan alkohol. Didapatkan hasil positif, karena terdapat
endapan dalam percobaan pengendapan alkohol.
Pada denaturasi protein, didapatkan hasil positif, dimana terjadi
denaturasi pada setiap sampel.

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan reaksi uji protein dalam pengujian yang telah di
lakukan ini meliputi uji millon, uji hopkins-cole, uji ninhidrin, uji
xanthoproteate, uji biuret, pengendapan protein oleh logam,
pengendapan dengan alkohol, dan denaturasi protein. Dimana semua
percobaan didapatkan hasil positif, ditandai pada perubahan yang
terjadi sesuai dengan hasil positif yang tertera pada penuntun.
5.2 Saran
Saran yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya
praktikan memahami dan menghafal prosedur kerja pada pengujian ini
dan lebih berhati-hati dalam melakukan pengujian dan dapat
memahami materi. Dan pada saat masuk kedalam lab diharapkan
lengkap memakai atribut yang telah di tentukan agar meminimalisir
kejadian yang tidak diinginkan.

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
DAFTAR PUSTAKA

Alriadi, I. (2022) Ayo Nak, Makan Protein. Yogyakarta: Depublish: CV Budi


Utama.
Awwaly, K.U. Al (2017) Protein Pangan Hasil Ternak Dan Aplikasinya.
Malang: UB Press.
Ditjen POM. (1979) Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Ditjen POM. (2014) Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Ditjen POM. (2020) Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Kusnandar, F. (2019) Kimia Pangan. Edited by L.I. Darojah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Santoso, U. et al. (2020) Analisis Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Saraswati, I. (2018) Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Sismindari, Jenie, R.I. and Melyanto, E. (2021) Biokimia Farmasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumbono, A. (2021) Protein. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Suprayitno, E. and Sulistiyati, T.D. (2017) Metabolisme Protein. Malang:
UB Press.
Syarifuddin (2021) Mudah Belajar Kimia. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Yuliana, A. (2018) Biokimia Farmasi. Surabaya: CV. Jakad Publishing.

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
SKEMA KERJA

1. Uji Millon

Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan


kedalam 3 mL larutan sampel, dipanaskan

Hasil positif jika terbentuk warna merah

2. Uji Hopkins-Cole

Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur


dengan pereaksi Hopkisn-cole dalam tabung
reaksi

Selanjutnya tambahkan 3 mL H2SO4 pekat


melalui dinding tabung sehingga membentuk
lapisan dari cairan

Larutan didiamkan, setelah beberapa detik


akan terbentuk cincin violet (ungu) pada
pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif
mengandung triptofan

3. Uji Ninhidrin

Sebanyak 0,5 mL larutan Ninhidrin 0,1%


ditambahkan kedalam 3 mL larutan sampel

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Larutan dipanaskan selama 10 menit, diamati


perubahan arna yang terjadi

Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru

4. Uji Xanthoproteat

Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1


mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian
dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning tua

Didinginlan, ditambahkan tetes demi tetes


larutan NaOH pekat sampai larutan menjadi
basa

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi


jingga

5. Uji Biuret

Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah NaOH


10% dan dikocok

Selanjutnya ditambahkan 1-3 tetes larutan


CuSO4 0,1%

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Diamati timbulnya warna

Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau


merah-ungu atau biru-ungu

6. Pengendapan Protein Oleh Logam

Tiga buah tabung reaksi disiapkan dan diambil


3 mL sampel lalu tambahkan 5 tetes larutan
HgCl2 pada tabung pertama, larutan Pb-asetat
5% pada tabung kedua, dan AgNO3 5% pada
tabung ketiga

Diamati perubahan yang terjadi

7. Pengendapan dengan Alkohol

Tiga buah tabung reaksi disiapkan

Setiap tabung reaksi diisi dengan sampel


sebanyak 5 mL

Tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL HCl


0,1 M, tabung reaksi kedua ditambahkan 1 mL
NaOH 0,1 M dan tabung reaksi ketiga
ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 4,7

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN

Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol


95% sebanyak 6 mL

Diamati perubahan yang terjadi


8. Denaturasi Protein

Tiga tabung reaksi disiapkan, tabung reaksi


pertama diisi 9 ml larutan sampel dan 1 mL
HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 mL larutan
sampel dan 1 mL NaOH 0,1 M dan kedalam
tabung ketiga ditambahkan hanya 1 mL buffer
asetat pH 4,7

Panaskan dengan penangan air selama 15


menit kemudian dinginkan tabung, tambahkan
5 mL buffer asetat pada tabung pertama dan
kedua

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156
REAKSI UJI PROTEIN
LAMPIRAN

Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi

BINTANG MAHARANI AL-QADRIAMITA HASYIM S,Farm


15020220156

Anda mungkin juga menyukai