Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


“REAKSI UJI PROTEIN”

OLEH:
NAMA : DWI ULFAMAHARANI
STAMBUK : 15020220177
KELAS : C8
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : IRMAWAN., S. Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein berasal dari kata Yunani “proteos” yang berarti “yang
utama”. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia
asal Belanda Gerardus Mulder, yang berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Protein
merupakan komponen penyusun tubuh terbesar kedua setelah air.
Protein memiliki peran penting sebagai komponen fungsional dan
struktural pada semua sel tubuh. Enzim, zat pengangkut, matriks, dan
intraseluler merupakan komponen protein. Protein memiliki fungsi khas
yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu sebagai zat
pembangun dan pemelihara sel jaringan tubuh.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber
asam-asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam
amino non esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang
disintesis tubuh berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur
dalam tubuh, mengganti bagian-bagian tubuh (sel dan jaringan tubuh)
yang rusak serta mempertahankan tubuh dari serangan mikroba
penyebab penyakit anti bodi. Fungsi biologi dapat dilaksanakan oleh
protein, baik dalam keadaan larut atau tidak larut.
Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptida.
Tiga per empat zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein
plasma, antibodi, dan hormon). Banyak protein terdiri dari ikatan
kompleks dengan fibril atau disebut protein fibrosa. Macam protein
fibrosa : kolagen (tendon, kartilago, tulang), elastin (arteri), keratin
(rambut dan kuku) dan aktinmiosin. Protein dapat memerankan fungsi
sebagai bahan structural karena seperti halnya polimer lain, protein
memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking
dan lain-lain.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein,
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang
rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan
lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut
zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah
protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor ebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat,
daan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein
yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida
dinamakan sebagai protein monomeric dan yang dibentuk oleh
beberapa polipeptida contohnya hemoglobin pula dikenal sebagai
protein multimeric.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau sub unit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi structural atau mekanis, misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibody, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai penyimpanan (dalam biji) dan juga transportasi
hara. Sebagai salah sumber gizi, protein berperan sebagai sumber
asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heteroftop).
Protein membentuk struktur jaringan baru yang secara konsisten
terjadi didalam tubuh. Dalam masa pertumbuhan, proses penyusunan
jaringan terjadi dalam lingkup yang sangat luas. Contohnya selama
masa kehamilan, protein yang berfungsi menyusun jaringan janin dan
perkembangan embrio ksrena fungsi utama protein bagi tubuh adalah
untuk membentuk jaringan baru dan menjaga jaringan yang telah ada.
Selain itu, protein juga mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan
dan dalam pembuluh darah. Pengaturan keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh dipengaruhi oleh sifat lain protein yaitu sifat amfoter, dapat
bereaksi dengan asam dan basa.
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud praktikum ini yaitu mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami reaksi uji dari protein.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami reaksi uji dari
protein.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Protein adalah nutrient pertama yang diidentifikasi sebagai
bagian peting dari sel hidup. Protein adalah molekul yang sangat
kompleks yang tersusun atas asam amino. Sedangkan asam amino
adalah senyawa sederhana yang mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen, sedikit sulfur, dan elemn lain seperti fosofr, zat besi
dan kobalt. Asam amino bersambung bersama untuk membentuk
rantai yang disebut peptida. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan
perbaikan. Protein memainkan peranan penting di hampir semua
proses biologis dalam tubuh. Semua enzim dan banyak hormon adalah
protein dan penting untuk fungsi tubuh. Kontraksi otot, proteksi
imunitas, dan transmisi impuls saraf semua bergantung pada protein.
Protein yang ditemukan apda kulit dan tulang memberikan sokongan
struktural. Tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak untuk energi,
namun Ketika terjadi kelebihan protein dalam makanan atau lemak dan
karbohidrat yang tidak adekuat dalam makanan, protein digunakan
untuk menghasilkan energi. Protein yang berlebihan juga dapat diubah
menajdi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa (Barrid, 2015 : 12-
13).
Protein sangat penting bagi makhluk hidup karena protein
digunakan sebagai sumber energi untuk metabolism. Protein banyak
ditemukan di dalam sel-sel selain air dan unsur hara lainnya. Protein
berperan dalam proses pertumbuhan, sumber energi, seagai antibody
digunakan untuk daya tahan tubuh, hormon untuk proses
epertumbuhan dan sumber energi dans sebagainya. Dalam proses
penyusunan protein terbentuk oleh kumpulan asam amino menjadi satu
yang diikat oleh ikatan peptide. Ikatan peptide adalah ikatan kovalen
yang terbentu antara atom C karboksilat asam amino dengan atom N
amina dari asam amino. Asam amino akan membentuk peptide melalui
reaksi in melepaskan molekul air. Dalam hal ini reaksi masih bisa terus
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
berlanjut jika ikatan peptide memiliki gugus karboksilat dan amina yang
disebut dipeptide. Dipeptide dapat bereaksi dengan asam amino
menghasilkan oligopeptide, kemudian oligopeptide bereaksi dengan
asam amino atau oligopeptide lainnya sehingga terbentuk protein
(Prihanto, 2019: 93-94).
Protein memiliki klasifikasi sehingga terbagi menjadi dua
golongan berdasarkan struktur molekulnya yaitu (Yani, 2022: 49) :
1) Protein globuler adalah protein dengan bentuk bulat atau elips yang
memiliki rantai polipeptida berlipat. Protein ini larut dalam asam, air,
basa atau etanol. Contohnya : semua enzim, protamin dan
antibody.
2) Protein serat atau fiber adalah protein bentuk serat atau serabit
yang memiliki rantai polipeptida panjang pada satu sumbunya.
Pada protein ini hampir semuanya memiliki peran sebagai
structural atau pelindung. Protein ini tidak akan laurt dalam air,
basa, etanol dan asam. Contohnya : kolagen tulang rawan, fibroin
pada sutera serta kreatinin rambut.
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu sumber protein konvensial dan non konvensial. Sumber
protein konvensial adalah yang berupa hasil-hasil pertanian pangan
serta produk-produk hasil olahannya. Berdasarkan sifatnya, sumber
protein konvensial ini dibagi lagi menjadi dua golongan yaitu pertama
sumber protein nabati seperti biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan dan kedua sumber protein hewani seperti daging, ikan, susu
dan telur. Sedangkan protein non konvensial adalah sumber protein
baru yang dikembangkan untuk menutupi kebutuhan penduduk dunia
akan protein. Yang tergolong dalam sumber protein non konvensial
termasuk sumber-sumber protein yang dianggap sebagai hasil
buangan misalnya bungkil/ampas kacang-kacangan dan sumber
protein yang tidak dimanfaatkan misalya biji kapas dan protein sel
tunggal dan konsentrat protein daun (Awwaly, 2017: 6).
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Minuman air tahu adalah minuman yang dibuat dari kacang
kedelai kuning, minuman ini berwarna putih kekuningan mirip denga
susu. Minuman air tahu merupakan minuman yang bergizi tinggi,
terutama kandungan proteinnya. Protein minuman air tahu memiliki
susunan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi, sehingga
seringkali digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi mereka yang
alergi terhadap susu hewani. Selain itu, minuman air tahu juga
mengandung kalsium, lemak karbohidrat, fosfor, zat besi, profitamin A,
vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air. Kandungan protein dalam
minuman air tahu dipengaruhi oleh varietas kedelai, jumlah air yang
ditambahkan, jangka waktu dan kondisi penyimpanan serta perlakuan
panas. Semakin banyak jumlah air yang digunakan untuk
mengencerkan susu, maka akan semakin sedikit kadar protein yang
diperoleh (Fauziah, 2017: 67).
Protein adalah makromolekul yang banyak terdapat pada sel
hidup dan tersusun dari asam-asam amino yang disintesis berdasarkan
kode yang dibawa oleh informasi genetic yang berupa urutan
nukleotida yang disebut kodon. Protein merupakan polipeptida
berbobot molekul tinggi dari asam L-amino yang disintesis oleh sel
hidup. Biopolimer ini mempunyai jangka yang lebar dalam hal bobot
molekul, kompleksitas struktur, dan sifat fungsional. Protein
memainkan peran yang sentral dalam sistem biologi. Protein juga
berfungsi sebagai komponen structural sel dan organisme kompleks.
Misalnya kolagen, keratin dan elastin (Awwaly, 2017: 3).
Denaturasi protein dapat dimaknai sebagai perubahan struktur
sekunder, tersier dan kuartener tanpa mengubah struktur primernya
karena hanya ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik saja yang pecah
(tanpa adanya pemotongan ikatan peptida) sehingga lipatan molekul
protein menjadi terbuka. Pengembangan molekul protein yang
terdenaturasi akan membuka gugus reaktif yang ada pada rantai
polipeptida. Apabila ikatan-ikatan antara gugus reaktig proteintersebut
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
menahan seluruh cairan maka akan terbentuklah gel. Sedangkan bila
cairan terpisah dari protein yang terkoagulasi maka protein akan
mengendap (Awwaly, 2017: 20).
2.2 Uraian Bahan
Adapun uraian bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Alkohol (Ditjen POM, 2020: 537)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, etil alcohol
Rumus Molekul : C2H6O
Berat Molekul : 46,07 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna;
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78°, mudah
terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
2. Albumin (Ditjen POM, 1979: 139)
Nama resmi : Albumin Humani Selutio
Nama lain : Larutan albumin
Pemerian : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna
hingga berwarna kekuningan tergantung kadar
protein.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliseral, sangat sukar larut dalam air setara
95% P.

Penyimpanan : Simpan pada suhu 2o - 25o terlindung dari


DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel
3. Ammonuim Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Ammoni Sulfat
Nama lain : Amonium Sulfat
RM / BM : (NH4)2SO4 / 152,13

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larutdalam etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Asam Asetat (Ditjen POM, 2020: 169)
Nama Resmi : ACETID ACID
Nama Lain : Asam Asetat
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Rumus Molekul : C2H4O2

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bauk khas,
menusuk, rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
dan dengan gliserol
Penetapan kadar : Timbang seksama lebih kurang 6 mL zat dalam
labu bersumbat kaca yang telah ditara.
Tambahkan 4o mL air dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan
indikator fenolftalein LP
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Asam Klorida/HCl (Ditjen POM 2014: 156)
Nama Resmi : HYDROCHLORIC ACID
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur; tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
6. Asam Nitrat (Ditjen POM 2020: 190)
Nama Resmi : NITRATE ACID
Nama Lain : Asam Nitrat
Rumus Molekul : HNO3
Berat Molekul : 63,01 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau khas,
sangat merangsang. Mendidih pada suhu lebih
kurang 120; bobot jenis lebih kurang 1,41.
Merusak jaringan hewan menjadi kuning.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
7. Asam Sulfat (Ditjen POM, 2020: 200)
Nama Resmi : SULFURIC ACID
Nama Lain : Asam Sulfat
Berat Molekul : 98,07 g/mol
Rumus Molekul : H2SO4

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna;
bau sangat tajam dan korosif, bobot jenis lebih
kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penetapan Kadar : Timbang seksama labu bersumbat kaca yang
berisi 20 mL air, masukkan ebih kurang 1 mL
zat uji, timbang lagi untuk mendapatkan bobot
zat uji. Encerkandengan lebih kurang 25mL
air, dinginkan dan tambahkan jingga metil LP,
titrasi dengan natrium hidrokhida 1 N LV.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. Natrium Hidroksida/NaOH (Ditjen POM 2020: 1224)
Nama Resmi : SODIUM HYDROXIDE
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Putih atau praktis putih, masa melebur,


berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang
atau bentuk lain. Keras, rapuh, dan
menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar
diudara, akan cepat menyerap karbon
dioksida dan lembab
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Kegunaan : Sebagai larutan standar alkalimetri
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
9. Ninhydrin 0,1 % (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Ninhydrin
Nama lain : Ninhydrin

Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih atau kuning sangat pucat

Kelarutan : Larut pada suhu 60o dalam 20 bagian air.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi asam amino.
10. Pb-Asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : PLUMBI ACETAS
Nama lain : Timbal Asetat
Rumus molekul : (CH3COO)2Pb
Berat molekul : 379,33

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur prisma monokline, kecil putih, dan juga
transparan atau massa hablur berat, bau cuka.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, yang umumnya
beropalesensi, dalam 63 bagian etanol (95%)
P dan dalam 2 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
11. Perak Nitrat/AgNO3 (Ditjen POM 2020: 1373)
Nama Resmi : SILVER NITRATE
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
Berat Molekul : 169,87 g/mol

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, bila


dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat
organik menjadi berwarna abu-abu atau hitam
keabu-abuan, pH larutan lebih kurang 5,5.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam
air mendidih, agak sukar larut dalam etanol;
mudah larut dalam etanol mendidih; sukar
larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, dan tidak tembus
cahaya
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
12. Pereaksi Hopkins-cole
Nama resmi : Glycin
Nama lain : Glisin
RM/BM : C2H5NO2 / 74, 07 g/ mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, rasa agak manis


Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
13. Pereaksi Millon (Ditjen POM, 1979: 725)
Nama resmi : RAKSA (II) NITRAT
Nama lain : Pereaksi Millon
Pemerian : Hablur lembab, tidak berwarna, atau berwarna
putih.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
14. Raksa (II) Klorida (Ditjen POM, 1979 : 287)
Nama resmi : Hydragyri Bichloridum
Nama lain : Raksa (II) klorida
Berat molekul : 271,52
Rumus molekul : HgCl2

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur putih,
tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 125 bagian air dan dalam 2
bagian air mendidih, dalam 3 bagian etanol
95% P mendidih dalam 20 bagian eter P dan
15 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein.
15. Tembaga (II) Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Cupri Sulfas
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Berat molekul : 159,6
Rumus molekul : CuSO4

Rumus Struktur :
Pemerian : Prisma trisiklik atau serbuk hablur biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagain air dan dalam 3 bagain
gliseral, sangat sukar larut dalam air, setara
95% P
.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein dan asam amino.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
2.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu:
1. Uji Millon
1) Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon .
2) Ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel, dipanaskan.
3) Hasil positif jika terbentuk warna merah.
2. Uji Hopkins-Cole
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga
membentuk lapisan dari cairan.
3) Larutan didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin
violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan,
4) Apabila positif mengandung triptofan.
3. Uji Ninhidrin
1) Sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1%
2) Ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel.
3) Larutan dipanaskan selama 10 menit
4) Diamati perubahan warna yang terjadi.
5) Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru.
4. Uji Xanthoproteat.
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel
2) Ditambahkan 1 mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian
dipanaskan,
3) Diamati timbulnya warna kuning tua.
4) Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa.
5) Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi.
6) Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
5. Uji Biuret.
1) Sebanyak 3 mL sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok.
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
2) Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
3) Selanjutnya diamati timbulnya warna.
4) Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau merah-ungu atau biru-
ungu.
6. Pengendapan Protein Oleh Logam
1) Tiga buah tabung reaksi disiapkan
2) Diambil 3 mL sampel
3) Ditambahkan 5 tetes larutan HgCl 2 2% pada tabung 1, larutan
Pb-asetat 5% pada tabung 2, dan AgNO3 5% pada tabung 3.
4) Diamati perubahan yang terjadi.
7. Pengendapan Protein Oleh Alkohol
1) Tiga buah tabung reaksi disiapkan.
2) Setiap tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL.
tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, tabung reaksi 2
ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M dan tabung reaksi 3
3) Ditambahkan pada setiap tabung 1 mL larutan buffer pH 4,7.
ditambahkan etanol 95% sebanyak 6 mL.
4) Diamati perubahan yang terjadi.
8. Denaturasi Protein
1) Tiga tabung reaksi disiapkan.
2) Tabung reaksi pertama diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL HCl
0,1 M, tabung reaksi kedua diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL
NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan
hanya 1 mL buffer asetat pH 4,7.
3) Dipanaskan pada penangas air selama 15 menit lalu dinginkan,
tambahkan 5 mL buffer asetat ke tabung pertama dan kedua.
4) Diamati perubahan yang terjadi.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah rak tabung,
tabung reaksi, pipet tetes, bunsen dan penangas air.
3.2 Bahan Praktikum.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
sampel yang mengandung protein misalnya albumin (putih telur dll),
pereaksi millon, pereaksi hopkins-cole, pereaksi biuret, ninhidrin,
H2SO4, NaOH, HNO3 pekat, CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl,
Pb-asetat, etanol 95%, asam asetat, dan buffer asetat pH 4,7.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Millon
Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel, dipanaskan. Hasil positif jika terbentuk warna merah.
2. Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins- Cole dalam tabung reaksi. Ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat
melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari cairan.
Didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet
(ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif
mengandung triptofan.
3. Uji Ninhidrin
Sebanyak 05 ml larutan ninhidrin 0.1% ditambahkan ke dalam
3 ml larutan sampel. Dipanaskan selama 10 menit, diamati perubahan
warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru.
4. Uji Xanthoproteat
Sebanyak 2 ml. larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO 3
pekat, dicampur, kemudian dipanaskan, diamati timbulnya warna
kuning tua. Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
pekat sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang terjadi.
hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
5. Uji Biuret
Sebanyak 3 ml. larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10%
dan dikocok. Ditambahkan 1 3 tetes larutan CuSO 4 0.1%. Diamati
timbulnya warna. Hasil positif jika terbentuk warna ungun atau merah-
ungu atau biru-ungu.
6. Pengendapan Protein Oleh Logam
Disiapkan 3 tabung reaksi yang berisi larutan sampel
sebanyak 3 mL lalu ditambahkan 5 tetes larutan HgCl 2 2% pada
tabung 1, larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2, dan AgNO3 5% pada
tabung 3. Diamati perubahan yang terjadi.
7. Pengendapan Protein Oleh Alkohol
Disiapkan 3 tabung reaksi. Setiap tabung reaksi diisi dengan
sampel sebanyak 5 mL. Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL HCl 0,1
M, tabung reaksi 2 ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M dan tabung
reaksi 3 ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 4,7. Setiap tabung
reaksi lalu ditambahkan etanol 95% sebanyak 6 mL. Diamati
perubahan yang terjadi.
8. Denaturasi Protein
Disiapkan 3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi 9 mL
larutan sampel dan 1 mL HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua diisi 9 mL
larutan sampel dan 1 mL NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi
ketiga ditambahkan hanya 1 mL buffer asetat pH 4,7. Dipanaskan
dengan penangas air selama 15 menit kemudian dinginkan tabung
dan ditambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung pertama dan
kedua. Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Pengumpulan data dan informasi
Bahan-bahan yang digunakan
No. Uji reaksi

Uji Millon Peraksi millon, putih telur


1.

Uji Hopkins-Cole Pereaksi hopkins-cole, putih telur,


2.
H2SO4

Uji Ninhidrin Pereaksi ninhidrat, 0,1 %, putih


3. telur

Uji Xantoproteat HNO3 pekat, putih telur, NaOH


4.
pekat

Uji Biuret NaOH 10%, putih telur, CuSO4 0,1


5.
%

6. Pengendapan Protein HgCl2 2%, Pb-asetat 5%, AgNO3


Oleh Logam 5%, air tahu

7. Pengendapan Protein Air tahu, HCl o,1 M, buffer pH 4,7,


Oleh Alkohol etanol 95%

8. Denaturasi Protein Air tahu, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M,


buffer asetat pH 4,7

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
B. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan uji reaksi

Hasil (untuk membuktikan


Perlakuan
pengamatan atau mengidentifikasi
apa)

Uji Millon
Masukkan 3 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 5 tetes terbentuk warna gugus fenol protein
pereaksi millon , merah seperti tirosin.
lalu panaskan.
Uji Hopkins-Cole
Masukkan 2 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + pereaksi terbentuk cincin asam amino triptofan.
Hopkins-cole + 3 violet (ungu).
ml H2SO4 pekat.

Uji Ninhidrin
Masukkan 3 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 0,5 ml terbentuk warna asam amino.
pereaksi ninhydrin, ungu.
lalu panaskan 10
menit.
Uji Xantoproteat
Masukkan 2 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 1 ml terbentuk warna protein yang
HNO3 pekat, kuning kemudian mengandung gugus
dicampur, jingga. benzene.
panaskan,
teteskan NaOH.

Uji Biuret

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Masukkan 3 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + NaOH 10 terbentuk warna adanya minimal 2 ikatan
% dikocok + biru ungu. peptide.
CuSO4 0,1 % .

Pengendapan Protein Oleh Logam


3 tabung reaksi Hasil (+) ada Untuk mengetahui
berisi sampel 3 endapan protein dapat
mL, HgCl2 tabung diendapkan oleh logam
1-5 tetes, tabung 2
Pb-asetat dan
AgNO3 pada
tabung 3
Pengendapan Protein Oleh Alkohol
3 buah tabung Hasil (+) karena Untuk mengetahui
reaksi dengan terjadi protein dapat
sampel 5 mL. 1 mL pengendapan diendapkan oleh alkohol
HCl untuk tabung dan gumpalan di
1, NaOH tabung 2 bagian atas
dan buffer pH 4,7
tabung 3 dan
etanol 95%
Denaturasi Protein
3 tabung reaksi Hasil (+) karena Mengetahui protein
berisi 9 mL sampel terjadi denaturasi dapat terdenaturasi
tabung 1 HCl 0,1 pada sampel
M tabung 2 NaOH
0,1 M, tabung 3 1
mL buffer pH 4,7.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Panaskan dengan
penangas air

4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini ada beberapa uji asam amino yang kita
lakukan, yang pertama ada uji millon. Uji ini digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fenol protein seperti tirosin. Hal yang pertama
dilakukan, masukkan 3 ml sampel kemudian tambahkan 5 tetes
pereaksi millon , lalu panaskan, hasil positif ditandai dengan endapan
merah bata. Hasil yang diperoleh pada uji ini (+) terdapat warna
merah, yang menandakan adanya gugus fenol pada protein.
Berikutnya pada uji Hopkins-cole yang digunakan untuk
mengidentifikasi asam amino triptofan. Hal pertama yang dilakukan
masukkan 2 ml sampel, kemudan tambahkan pereaksi Hopkins-cole.
Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi, hingga
membentuk lapisan dari cairan, kemudian larutan tersebut didiamkan
dan akan membentuk cincin violet. Hasil yang diperoleh dari uji ini
yaitu (+) terdapat asam amino triptofan pada sampel yang ditandai
dengan terbentuknya cincin violet.
Berikutnya pada uji ninhidrin yang digunakan untuk
mengidentifikasi asam amino. Hal pertama yang dilakukan.
Dimasukkan sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1%. Ditambahkan
ke dalam 3 mL larutan sampel. Larutan dipanaskan selama 10 menit.
Diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk
warna ungu-biru. Dan hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu (+) terdapat
asam amino yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu.
Berikutnya uji xantoproteat yang digunakan untuk
mengidentifikasi gugus benzene. Hal pertama yang dilakukan.
Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan sampel. Ditambahkan 1 mL HNO 3
pekat, dicampur, kemudian dipanaskan. Diamati timbulnya warna
kuning tua, didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
pekat sampai larutan menjadi basa. Selanjutnya diamati perubahan
yang terjadi. Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
Dan hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu (+) terdapat gugus benzene
yang ditandai dengan terbentuk warna kuning kemudian setelah
ditambahkan NaOH berubah menjadi jingga.
Berikutnya, yaitu uji biuret yang digunakan untuk
mengidentifikasi minimal 2 ikatan peptide. Hal pertama yang
dilakukan. Dimasukkan sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL
NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
Selanjutnya diamati timbulnya warna. Hasil positif jika terbentuk
warna ungu atau merah-ungu atau biru-ungu. Dan hasil yang
diperoleh dari uji ini yaitu (+) mengandung 2 atau lebih ikatan peptida,
yang ditandai dengan terbentuknya warna biru ungu pada sampel.
Berikutnya yaitu uji pengendapan protein oleh logam. Hal
pertama yang dilakukan. Disiapkan tiga buah tabung reaksi disiapkan.
Diambil 3 ml sampel lalu ditambahkan 5 tetes larutan HgCl 2 2% pada
tabung 1. Larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2. Dan AgNO3 5% pada
tabung 3. Diamati perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari
uji ini yaitu (+) yang ditandai dnegan terdapat endapan pada setiap
sampel Ketika direaksikan oleh logam seperti HgCl 2, Pb-Asetat dan
AgNO3.
Berikutnya uji pengendapan protein dengan alcohol. Hal pertama
yang dilakukan. Disiapkan tiga buah tabung reaksi disiapkan. Disetiap
tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL. Tabung reaksi I
ditambahkan 1 ml HCI 0,1 M. Tabung reaksi II ditambahkan 1 ml
NaOH 0,1 M. Tabung reaksi III ditambahkan 1 ml larutan buffer pH
4,7. Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95 % sebanyak 6
mL. Hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu positif (+) yang ditandai
dengan terbentuk endapan pada saat sampel direaksikan dengan
pereaksi dan ditambahkan etanol.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Uji terakhir yaitu denaturasi protein, yang diawali dengan.
Disiapkan tiga tabung reaksi disiapkan, tabung reaksi pertama diisi 9
ml larutan sampel dan Iml HCI 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 ml larutan
sampel dan 1 ml NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi ketiga
ditambahkan hanya 1 ml buffer asetat pH 4,7. Dipanaskan dengan
penangas air selama 15 menit kemudian dinginkan tabung
ditambahkan 5 ml buffer asetat pada tabung pertama dan ke-dua.
Selajutnya diamati perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari
uji ini yaitu (+) bahwa protein dari putih telur dapat terdenaturasi atau
dimana protein kehilangan struktur lengkap dan karakteristik bentuk
akibat dari gannguan interaksi sekunder, tersier, dan kuartener
struktural seperti, suhu, penambahan garam, asam, enzim, dan lain-
lain. Yang ditandai dengan adanya serabut pada setiap sampel
seletah dipanaskan.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu uji millon didapatkan
hasil (+) terbentuknya warna merah. Uji Hopkins-cole didapatkan hasil
(+) ditandai dengan terbentuknya cincin violet. Uji ninhidrin didapatkan
hasil (+) ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Pada uji
Xantoproteat didapatkan hasil (+) yang ditandai dnegan perubahan
warna dari kuning menjadi jingga. Pada uji biuret didapatkan hasil (+)
ditandai dengan terbentuk warna biru ungu. Pada Pada uji
pengendapan dengan logam hasil yang didapatkan (+) yang ditandai
dengan terbentuk endapan dan 2 fase. Pada uji pengendapan dengan
alkohol hasil yang didapatkan (+) yang ditandai dengan terbentuknya
endapan berwarna putih, pad uji denaturasi protein hasil yang
didapatkan hasil (+) bahwa putih telur dapat terdenaturasi karena
adanya beberapa faktor seperti, suhu, penambahan garam, asam, dan
lain-lain.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah diharapkan praktikan
lebih teliti saat melakukan percobaan ini dan harus sesuai dengan
prosedur kerja serta praktikan diharapkan dapat menguasai materi
percobaan agar hasil percobaan yang di dapatkan akurat.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
DAFTAR PUSTAKA

Awwaly, Khothibul Umam Al. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak dan
Aplikasinya. Malang : UB Press.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Indonesia.

Fauziah, Yulianti dan Hasnawati. 2017. Analisis Kadar Kalsium Pada


Minuman Air Tahu Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Jurnal Warta Farmasi Vol. 6 No. 1.

Iswari, Retno Sri, dkk. 2022. Biokimia Gizi. Jakarta : PT Galiono Digdaya
Kawthar.

Nilawati, Srinur dan Sapnita. 2023. Buku Ajar Gizi dan Diet. Malang : Rena
Cipta Mnadiri.

Prihanto, Asep A. Dan Abdul Aziz Jaziri. 2019. Bioteknologi Perikanan dan
Kelautan. Malang : UB Press.

Suprayitno, Eddy dan Titik Dwi Sulistiyati. 2017. Metabolisme Protein.


Malang : UB Press.

Wahyudiati, Dwi. 2017. Biokimia. Mataram : Leppi Mataram.

Yani, Irma Eva, dkk. 2022. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Padang : PT Global
Eksekutif Teknologi.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
LAMPIRAN

SKEMA KERJA

1. SKEMA KERJA UJI MILLON

Dimasukkan sebanyak 5 tetes pereaksi Millon


kedalam tabung reaksi

Ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel,


dipanaskan

Hasil positif ditandai dengan endapan warna merah

2. SKEMA KERJA UJI HOPKINS-COLE

Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur


dengan pereaksi Hopkins-Cole dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung


sehingga membentuk lapisan dari cairan

Larutan tersebut didiamkan, setelah beberapa detik


akan terbentuk cincin violet (ungu) pada pertemuan
kedua lapisan cairan.

Apabila positif mengandung triptofan.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
3. SKEMA KERJA UJI NINHIDRIN
Dimasukkan sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1%.

Ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel. Larutan


dipanaskan selama 10 menit.

Diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika


terbentuk warna ungu-biru.

4. SKEMA KERJA UJI XANTOPROTEAT

Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan sampel.


Ditambahkan 1 mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian
dipanaskan

Diamati timbulnya warna kuning tua, didinginkan,


ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa.

Selanjutnya diamati perubahan yang terjadi. Hasil


positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
5.SKEMA KERJA UJI BIURET

Dimasukkan sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1


mL NaOH 10% dan dikocok.

Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.


Selanjutnya diamati timbulnya warna

Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau merah-


ungu atau biru-ungu.

6. Pengendapan Protein oleh Logam

3 buah tabung reaksi

Masukkan 3 mL sampel lalu tambahkan 5 tetes larutan


HgCl2 2% pada tabung 1

Latutan Pb-asetat 5% pada tabung 2

AgNO3 5% pada tabung 3

Amati perubahan yang terjadi

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
7. Pengendapan Protein Oleh Alkohol

3 buah tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi dengan sampel sebanyak 5


mL

Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M

Tabung reaksi 2 ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M

Tabung reaksi 3 ditambahkan 1 mL larutan buffer pH


4,7

Setiap tabung reaksi ditambahkan etanol 95%


sebanyak 6 mL

Amati perubahan yang terjadi

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
8. Denaturasi Protein

3 buah tabung reaksi

Tabung reaksi 1 diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL


HCl 0,1 M

Tabung reaksi 2 diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL


NaOH 0,1 M

Tabung reaksi 3 ditambahkan 1 mL buffer asetat pH 4,7

Panaskan dengan penangas air selama 15 menit dan


dinginkan tabung

Tambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung pertama


dan kedua

Amati perubahan yang terjadi

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
LEMBAR KERJA

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm


15020220177

Anda mungkin juga menyukai