FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH:
NAMA : DWI ULFAMAHARANI
STAMBUK : 15020220177
KELAS : C8
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : IRMAWAN., S. Farm
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna;
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78°, mudah
terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
2. Albumin (Ditjen POM, 1979: 139)
Nama resmi : Albumin Humani Selutio
Nama lain : Larutan albumin
Pemerian : Cairan jernih agak kental, tidak berwarna
hingga berwarna kekuningan tergantung kadar
protein.
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliseral, sangat sukar larut dalam air setara
95% P.
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larutdalam etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Asam Asetat (Ditjen POM, 2020: 169)
Nama Resmi : ACETID ACID
Nama Lain : Asam Asetat
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Rumus Molekul : C2H4O2
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bauk khas,
menusuk, rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
dan dengan gliserol
Penetapan kadar : Timbang seksama lebih kurang 6 mL zat dalam
labu bersumbat kaca yang telah ditara.
Tambahkan 4o mL air dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan
indikator fenolftalein LP
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Asam Klorida/HCl (Ditjen POM 2014: 156)
Nama Resmi : HYDROCHLORIC ACID
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur; tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
6. Asam Nitrat (Ditjen POM 2020: 190)
Nama Resmi : NITRATE ACID
Nama Lain : Asam Nitrat
Rumus Molekul : HNO3
Berat Molekul : 63,01 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau khas,
sangat merangsang. Mendidih pada suhu lebih
kurang 120; bobot jenis lebih kurang 1,41.
Merusak jaringan hewan menjadi kuning.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
7. Asam Sulfat (Ditjen POM, 2020: 200)
Nama Resmi : SULFURIC ACID
Nama Lain : Asam Sulfat
Berat Molekul : 98,07 g/mol
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna;
bau sangat tajam dan korosif, bobot jenis lebih
kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,
dengan menimbulkan panas.
Penetapan Kadar : Timbang seksama labu bersumbat kaca yang
berisi 20 mL air, masukkan ebih kurang 1 mL
zat uji, timbang lagi untuk mendapatkan bobot
zat uji. Encerkandengan lebih kurang 25mL
air, dinginkan dan tambahkan jingga metil LP,
titrasi dengan natrium hidrokhida 1 N LV.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. Natrium Hidroksida/NaOH (Ditjen POM 2020: 1224)
Nama Resmi : SODIUM HYDROXIDE
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00 g/mol
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih atau kuning sangat pucat
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur prisma monokline, kecil putih, dan juga
transparan atau massa hablur berat, bau cuka.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, yang umumnya
beropalesensi, dalam 63 bagian etanol (95%)
P dan dalam 2 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
11. Perak Nitrat/AgNO3 (Ditjen POM 2020: 1373)
Nama Resmi : SILVER NITRATE
Nama Lain : Perak Nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
Berat Molekul : 169,87 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur putih,
tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 125 bagian air dan dalam 2
bagian air mendidih, dalam 3 bagian etanol
95% P mendidih dalam 20 bagian eter P dan
15 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein.
15. Tembaga (II) Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Cupri Sulfas
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Berat molekul : 159,6
Rumus molekul : CuSO4
Rumus Struktur :
Pemerian : Prisma trisiklik atau serbuk hablur biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagain air dan dalam 3 bagain
gliseral, sangat sukar larut dalam air, setara
95% P
.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi protein dan asam amino.
Uji Millon
Masukkan 3 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 5 tetes terbentuk warna gugus fenol protein
pereaksi millon , merah seperti tirosin.
lalu panaskan.
Uji Hopkins-Cole
Masukkan 2 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + pereaksi terbentuk cincin asam amino triptofan.
Hopkins-cole + 3 violet (ungu).
ml H2SO4 pekat.
Uji Ninhidrin
Masukkan 3 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 0,5 ml terbentuk warna asam amino.
pereaksi ninhydrin, ungu.
lalu panaskan 10
menit.
Uji Xantoproteat
Masukkan 2 ml Hasil (+) Untuk mengidentifikasi
sampel + 1 ml terbentuk warna protein yang
HNO3 pekat, kuning kemudian mengandung gugus
dicampur, jingga. benzene.
panaskan,
teteskan NaOH.
Uji Biuret
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini ada beberapa uji asam amino yang kita
lakukan, yang pertama ada uji millon. Uji ini digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fenol protein seperti tirosin. Hal yang pertama
dilakukan, masukkan 3 ml sampel kemudian tambahkan 5 tetes
pereaksi millon , lalu panaskan, hasil positif ditandai dengan endapan
merah bata. Hasil yang diperoleh pada uji ini (+) terdapat warna
merah, yang menandakan adanya gugus fenol pada protein.
Berikutnya pada uji Hopkins-cole yang digunakan untuk
mengidentifikasi asam amino triptofan. Hal pertama yang dilakukan
masukkan 2 ml sampel, kemudan tambahkan pereaksi Hopkins-cole.
Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi, hingga
membentuk lapisan dari cairan, kemudian larutan tersebut didiamkan
dan akan membentuk cincin violet. Hasil yang diperoleh dari uji ini
yaitu (+) terdapat asam amino triptofan pada sampel yang ditandai
dengan terbentuknya cincin violet.
Berikutnya pada uji ninhidrin yang digunakan untuk
mengidentifikasi asam amino. Hal pertama yang dilakukan.
Dimasukkan sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1%. Ditambahkan
ke dalam 3 mL larutan sampel. Larutan dipanaskan selama 10 menit.
Diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk
warna ungu-biru. Dan hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu (+) terdapat
asam amino yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu.
Berikutnya uji xantoproteat yang digunakan untuk
mengidentifikasi gugus benzene. Hal pertama yang dilakukan.
Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan sampel. Ditambahkan 1 mL HNO 3
pekat, dicampur, kemudian dipanaskan. Diamati timbulnya warna
kuning tua, didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN., S. Farm
15020220177
REAKSI UJI PROTEIN
pekat sampai larutan menjadi basa. Selanjutnya diamati perubahan
yang terjadi. Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
Dan hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu (+) terdapat gugus benzene
yang ditandai dengan terbentuk warna kuning kemudian setelah
ditambahkan NaOH berubah menjadi jingga.
Berikutnya, yaitu uji biuret yang digunakan untuk
mengidentifikasi minimal 2 ikatan peptide. Hal pertama yang
dilakukan. Dimasukkan sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL
NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
Selanjutnya diamati timbulnya warna. Hasil positif jika terbentuk
warna ungu atau merah-ungu atau biru-ungu. Dan hasil yang
diperoleh dari uji ini yaitu (+) mengandung 2 atau lebih ikatan peptida,
yang ditandai dengan terbentuknya warna biru ungu pada sampel.
Berikutnya yaitu uji pengendapan protein oleh logam. Hal
pertama yang dilakukan. Disiapkan tiga buah tabung reaksi disiapkan.
Diambil 3 ml sampel lalu ditambahkan 5 tetes larutan HgCl 2 2% pada
tabung 1. Larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2. Dan AgNO3 5% pada
tabung 3. Diamati perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari
uji ini yaitu (+) yang ditandai dnegan terdapat endapan pada setiap
sampel Ketika direaksikan oleh logam seperti HgCl 2, Pb-Asetat dan
AgNO3.
Berikutnya uji pengendapan protein dengan alcohol. Hal pertama
yang dilakukan. Disiapkan tiga buah tabung reaksi disiapkan. Disetiap
tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL. Tabung reaksi I
ditambahkan 1 ml HCI 0,1 M. Tabung reaksi II ditambahkan 1 ml
NaOH 0,1 M. Tabung reaksi III ditambahkan 1 ml larutan buffer pH
4,7. Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95 % sebanyak 6
mL. Hasil yang diperoleh dari uji ini yaitu positif (+) yang ditandai
dengan terbentuk endapan pada saat sampel direaksikan dengan
pereaksi dan ditambahkan etanol.
Awwaly, Khothibul Umam Al. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak dan
Aplikasinya. Malang : UB Press.
Iswari, Retno Sri, dkk. 2022. Biokimia Gizi. Jakarta : PT Galiono Digdaya
Kawthar.
Nilawati, Srinur dan Sapnita. 2023. Buku Ajar Gizi dan Diet. Malang : Rena
Cipta Mnadiri.
Prihanto, Asep A. Dan Abdul Aziz Jaziri. 2019. Bioteknologi Perikanan dan
Kelautan. Malang : UB Press.
Yani, Irma Eva, dkk. 2022. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Padang : PT Global
Eksekutif Teknologi.
SKEMA KERJA