Anda di halaman 1dari 42

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


REAKSI UJI PROTEIN

OLEH :

NAMA : USWATUN HASANAH BASRI B


STAMBUK : 15020220227
KELAS : C10
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN : A. MUSDALIFAH, S.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena
adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani
sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteios yang berarti
barisan pertama atau yang paling utama, kata ini diciptakan oleh J.J.
Barzelius tahun 1938 untuk menyatakan pentingnya golongan ini
dalam sel hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks yang
mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Protein merupakan makromolekul yang paling
berlimpah dalam sel hidup. Semua organisme menggunakan protein
untuk melakukan sejumlah fungsi penting metabolisme kehidupan.
Sebagai makromolekul protein berperanan sebagai katalisator,
molekul karier, reseptor sinyal biologis dan sebagai komponen
struktural (Anna, 2018).
Protein adalah makromolekul biologis yang berlimpah dan
terdapat disemua sel serta semua bagian bagian sel. Protein memiliki
jenis yang bervariasi dan terdapat ribuan jenis yang berbeda, dari
peptida berukuran relatif kecil sehingga polimer sangat besar. Protein
memiliki berat molekul hingga jutaan yang bisa ditemukan dalam sel
tunggal. Semua protein dibangun dari 20 asam amino, baik pada
bakteri yang paling sederhana hingga pada makhluk hidup yang
paling kompleks sekalipun (Sahlan, 2022).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas protein
adalah pemanasan. Dengan pemenasan, kandungan protein pada
suatu bahan akan mengalami kerusakan atau biasa disebut dengan
USWATUN HASANAH BASRI B A. MUSDALIFAH, S.Farm
15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

denaturasi. Denaturasi akan mengakibatkan protein yang dikonsumsi


tidak akan bisa diserap dan digunakan oleh tubuh secara optimal. Hal
tersebut dapat menurunkan tingkat produksi jika terjadi pada ternak.
Selain pemanasan, masih banyak faktor yang mengakibatkan
terdenaturasinya protein sehingga percobaan mengenai sifat-sifat
protein sangat perlu dilakukan untuk mengetahui cara penanganan
dan penggunaan protein yang baik dan benar.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai
sumber asam-asam amino esensial yang akan digunakan untuk
sintesis asam-asam amino non esensial dan sintesis protein di dalam
tubuh. Protein yang disintesis tubuh berfungsi sebagai zat pembangun
tubuh, zat pengatur dalam tubuh, mengganti bagianbagian tubuh (sel
dan jaringan tubuh) yang rusak serta mempertahankan tubuh dari
serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibodi. Fungsi biologi
dapat dilaksanakan oleh protein, baik dalam keadaan larut atau tidak
larut. Sifat larut menjadi faktor penting bagi protein yang berfungsi
sebagai enzim untuk dapat mengenali substrat dan melaksanakan
reaksi katalisis. Komposisi dan struktur asam amino serta kondisi
lingkungan mengendalikan sifat kelarutan protein dalam suatu sistem
cairan (Mokhamad Nur, 2019).
Protein memegang peranan penting dalam perkembangan tubuh
makhluk hidup, yaitu struktur, fungsi, reproduksi dan merupakan salah
satu bahan makanan yang sangat penting dan banyak berfungsi bagi
tubuh kita seperti sebagai zat pembangun, protein juga dapat
berfungsi sebagai pengganti sel-sel yang sudah rusak atau tua,
sebagai zat emulgator bagi lemak dalam tubuh dan juga sebagai zat
perantara cairan dalam tubuh, seperti air dan getah bening.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan. Protein
memainkan peranan penting di hampir semua proses biologi dalam
tubuh. Semua enzim dan banyak hormon adalah protein dan penting
untuk fungsi tubuh. Kontraksi otot, proteksi imunitas, dan transmisi

USWATUN HASANAH BASRI B A. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

impuls saraf semua bergantung pada protein. Protein yang ditemukan


pada kulit dan tulang memberikan sokongan struktural.Tubuh
menggunakan karbohidrat dan lema kuntuk energi, namun ketika
terjadi kelebihan protein dalam makanan atau lemak dan karbohidrat
yang tidak adekuat dalam makanan, protein digunakan untuk
menghasilkan energi (Muralitharan, 2022)
Susu merupakan sumber energi karena mengandung banyak
laktosa dan lemak, disebut juga sebagai sumber zat pembangun
karena mengandung juga banyak protein dan mineral serta berbagai
bahan-bahan pembantu dalam proses metabolism seperti mineral dan
vitamin. Secara kimiawi susu normal mempunyai komposisi air
(87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%),, laktosa (4,90%), dan
mineral (0,07%) (Sanam, dkk., 2018).

1.2 Maksud praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui
dan memahami reaksi uji protein
1.3 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yaitu
Mahasiswa mampu menegtahui dan memahami reaksi uji protein.

USWATUN HASANAH BASRI B A. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Secara pengertian potein (dari kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks
yang berbobot molekul tinggi yang merupakanpolimer dari monomer-
monomer asam a mino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptide. Molekul protein terdiri dari beberapa kandungan, yaitu
seperti karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur serta fosfor.
Protein berperan sangat penting dalam struktur dan fungsi semua sel
pada mahkluk hidup dan virus. Protein adalah makromolekul
polipeptida yang tersusun sejumlah L-asam dihubungkan peptida.
Suatu molekul protein disusun oleh sejumlah asam amino dengan
susunan tertentu dan bersifat turunan. Asam amino terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsur nitrogen adalah
unsur utama protein sebanyak 16% dari berat protein. Molekul protein
juga mengandung fosfor, belerang, dan ada jenis proteinyang
mengandung unsur logam seperti tembaga dan (Probosari, 2019).
Berdasarkan susunan atomnya, protein mengandung 50-55%
atom C, 6-7% atom H, 20-23% atom O, 12-19% atom N dan 0,2-0,3%
atom S. Sintesis protein terjadi di ribosom. Setelah disintesis,
sejumlah protein dimodifikasi oleh enzim-enzim sitoplasma. Protein
yang hanya terdiri dari asam amino saja disebut homoprotein,
sedangkan protein yang mengandung komponen lain selain asam
amino disebut heteroprotein atau protein terkonjugasi. Komponen lain
nonasam amino sering disebut gugus prostetik yang dapat berupa ion
logam (metaloprotein), karbohidrat (glikoprotein), ribosom
(nukleoprotein), fosfor (fosfoprotein), dan lipid (lipoprotein). Protein
mempunyai sejumlah aktivitas biologis seperti enzim, protein
struktural, protein kontraktil, hormon, pengangkut, antibodi, protein
cadangan, dan protein pelindung dari toksin atau alergen (Teti, 2018).

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Klasifikasi protein berdasarkan pada fungsi biloginya terdiri atas:


enzim, protein pembangun, protein kontraktil, protein pengangkut,
protein hormon, protein bersifat racun, protein pelindung, dan protein
cadangan. Klasifikasi protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrosa),
globular, dan konjugasi. Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa
rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga
menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut
adalah memiliki daya larut yang rendah, kekuatan mekanis yang
tinggi, dan tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen, elastin,
keratin, dan miosin termasuk dalam protein bentuk serabut. Protein
globular berbentuk bola dan terdapat pada cairan jaringan tubuh.
Protein jenis ini larut dalam larutan garam dan asam, mudah berubah
dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami
denaturasi. Albumin, globulin, dan histon termasuk dalam protein
globular. Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat
dengan bahan-bahan non asam amino. Gugus non asam amino ini
dinamakan gugus prostetik. Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, hemoprotein, dan flavoprotein termasuk dalam protein
konjugasi (Probosari, 2019).
Protein disusun oleh asam amino yang memiliki fungsi
metabolisme dalam tubuh dan dibagi dua kelompok yaitu asam amino
esensial dan non-esensial. Asam amino esensial merupakan asam
amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh dan harus diperoleh dari
makanan sumber protein. Asam amino non esensial adalah asam
amino yang dapat dibuat oleh tubuh manusia. Mutu protein dinilai dari
perbandingan asam-asam amino yang terkandung dalam protein
tersebut. Perbedaan jumlah kan- dungan pada jenis asam amino yang
terdapat di dalam kuda laut sangat berperan dalam memberikan
manfaat kepada manusia. Asam amino umumnya berbentuk serbuk
dan mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik
non polar (Mandila, 2018: 103).

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Struktur protein dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu


sebagai berikut:
1. Struktur Primer
Susunan linier asam asam amino dalam protein merupakan
struktur primer. Bila protein mengandung banyak asam amino
dengan gugus hidrofobik, daya kelarutan dalam air kurang baik
dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam
amino dengan gugus hidrofil. Struktur primer protein dibentuk oleh
ikatan peptida y struktur dasar dari protein. Susunan linier asam-
asam amino dalam protein merupakan struktur primer. ang
menghubungkan asam amino penyusun protein. Struktur primer
merupakan struktur dasar dari protein. Susunan linier asamasam
amino dalam protein merupakan struktur primer (Rachman, dkk.,
2021: 20).
2. Struktur Sekunder
Bila hanya struktur primer yang ada dalam protein, maka molekul
tersebut akan merupakan bentuk yang sangat panjang dan tipis.
Struktur yang demikian memungkinkan terjadinya banyak sekali
reaksi dengan senyawa lain, yang kenyataanya hal tersebut tidak
terjadi di alam. Dalam kenyataanya struktur protein biasanya
merupakan bentuk tiga dimensi dengan cabangcabang rantai
polipeptidanya tersusun saling berdekatan. Struktur yang demikian
disebut struktur sekunder. Contoh dari struktur sekunder adalah a-
helix dari wool, sutra dan colagen helix. Struktur sekunder protein
terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino dalam
rantai protein sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan berbentuk
coil. Ikatan hidrogen terutama terjadi pada asam amino polar yang
memiliki gugus hidroksil, amida, dan fenol. Dalam struktur coil,
energi untuk mempertahankan struktur primer lebih rendah
sehingga protein lebih stabil. Struktur coil dari protein ini disebut
juga a heliks. Contoh struktursekunder adalah a heliks dari wool,

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

sutra, dan kolagen heliks (Rachman, dkk., 2021: 20).


3. Struktur Tersier
Protein Bentuk penyusunan bagian terbesar rantai cabang
disebut struktur tersier. Artinya adalah susunan dari struktur
sekunder yang satu dengan struktur sekunder bentuk lain. Contoh:
beberapaprotein yang mempunyai bentuk a helix dan bagian yang
tidak berbentuk a- helix. Biasanya bentuk sekunder ini dihubungkan
dengan ikatan hidrogen, ikatan garam, ikatan hidrofobik, dan ikatan
disulfida. Ikatan disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam
mempertahankan struktur tersier protein. Protein di alam umumnya
berbentuk tersier, misalnya protein globular yang berbentuk bulat
(spherical) (Rachman, dkk., 2021: 20).
4. Struktur Kuartener
Protein Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya
melibatkan satu rantai polipeptida. Tetapi bila struktur ini melibatkan
beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein maka
disebut struktur kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang
terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatanikatan yang
terjadi pada struktur tersier, kecuali ikatan disulfida tidak membantu
mempertahankan struktur kuartener. Interaksi antar beberapa rantai
molekul protein yang berbeda membentuk struktur kuartener
melalui ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, interaksi elektrostatis,
dan jembatan disulfida. Struktur kolagen, sutra dan insulin
membentuk struktur kuartener (Rachman, dkk., 2021: 21).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu sumber protein konvensional dan non konvensional.
Sumber protein konvensional adalah yang berupa hasil-hasil pertanian
pangan serta produk-produk hasil olahannya. Berdasarkan sifatnya,
sumber protein konvensional ini dibagi lagi menjadi dua golongan
yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan, dan sumber protein hewani seperti daging, ikan, susu dan

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

telur. Sumber protein non konvensional adalah sumber protein baru,


yang dikembangkan untuk menutupi kebutuhan penduduk dunia akan
protein. Yang tergolong dalam sumber protein non konvensional
termasuk sumber-sumber protein yang dahulunya dianggap sebagai
hasil buangan (waste product) misalnya bungkil kacang-kacangan dan
sumber-sumber protein yang dahulunya tidak dimanfaatkan misalnya
biji kapas, biji kecipir dan protein sel tunggal dan konsentrat protein
daun (Khothibul, 2017: 06).
Manfaat dan fungsi protein bagi tubuh, yaitu Sebagai sumber
energi adalah sebagai salah satu sumber energi yang penting bagi
tubuh, selain lemak dan karbohidrat. Sama halnya dengan
karbohidrat, protein mengandung 4 kalori per gram-nya, sedangkan
lemak memasok energi lebih banyak, yakni 9 kalori/gram.
Membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yaitu Protein adalah
"batu bata" yang berperan besar dalam menyusun hampir semua
bagian tubuh kita, misalnya otot dan tulang, paru-paru, kulit dan
rambut. Tidak hanya itu, protein juga bertanggung jawab untuk
memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Dalam kondisi
normal, jumlah protein yang digunakan untuk membangun dan
memperbaiki jaringan tubuh akan sama setiap harinya. Membentuk
antibody yaitu membantu tubuh membentuk antibodi. Antibodi
berperan penting untuk melawan infeksi bakteri atau virus. Selain itu,
antibodi juga dapat melindungi tubuh dari serangan bakteri atau virus
yang sama di kemudian hari. Memicu reaksi biokimia yaitu enzim
merupakan jenis protein yang ditemukan di dalam sel. Enzim
bertanggung jawab terhadap banyak sekali reaksi biokimia yang
terjadi di dalam tubuh, juga bisa mengonsumsi protein dan karbohidrat
untuk mencukupi kebutuhan energi sehari-hari (Yolanda, dkk., 2023:
09).
Denaturasi protein adalah perubahan struktur sekunder dan
tersier protein. Struktur primer (urutan asam amino) protein tetap tidak

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

berubah. Denaturasi adalah perubahan yang dapat kembali atau tidak


dapat kembali (reversibel atau irreversibel) dari konfigurasi asli tanpa
pembelahan ikatan kovalen. Denaturasi tidak melibatkan perubahan
kimia apa pun dalam protein. Setiap perlakuan yang memotong
jembatan hidrogen atau ikatan ionik atau hidrofobik adalah penyebab
denaturasi. Hal ini dapat dicapai dengan: mengubah suhu, pH,
meningkatkan area antarmuka, atau menambahkan pelarut organik,
urea, garam, guanidin hidroklorida, atau deterjen seperti natrium
dodesill sulfat. Denaturasi umumnya reversibel ketika rantai peptida
distabilkan dalam keadaan tidak terlipat oleh agen denaturasi dan
konformasi asli dapat dibangun kembali setelah penghapusan agen.
Denaturasi ireversibel terjadi ketika rantai peptida yang tidak terlipat
distabilkan oleh interaksi dengan rantai lain (seperti yang terjadi,
misalnya, dengan protein telur selama pendidihan). Selama
berlangsungnya kelompok reaktif, seperti kelompok tiol, yang
dimakamkan atau diblokir mungkin terbuka. Partisipasi mereka dalam
pembentukan ikatan disulfida juga dapat menyebabkan denaturasi
ireversibel (Mokhamad Nur, 2019: 62).
Denaturasi protein memiliki efek positif dan negatif. Efek positif
denaturasi protein misalnya inhibitor tripsin dalam tanaman kacang-
kacangan yang didenaturasi oleh panas dapat meningkatkan tingkat
kecernaan dan ketersediaan biologi protein kacang-kacangan. Protein
yang terdenaturasi sebagian lebih mudah dicerna dan memiliki sifat
fungsional seperti sifat pembentuk buih dan emulsi yang lebih baik
daripada protein asli. Pembentukan gel protein yang dipicu/distimulasi
panas adalah wujud dari adanya denaturasi protein oleh panas.
Sedangkan efek negative denaturasi protein adalah sebagian besar
protein akan kehilangan aktivitas biologi, kehilangan beberapa sifat
fungsional dan terjadi pengendapan protein. Denaturasi protein dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode fisik (suhu, tekanan
hidrostatik, kocokan dan remasan), kimia (pH, pelarut organik,

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

deterjen, dan garam) dan enzimatik (Khothibul, 2017: 20).


Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
denaturasi protein antara lain:
a. Faktor fisik : panas, gelombang sonik/ultrasonik, tekanan
permukaan/surface tension (dapat menyebabkan denaturasi hanya
pada permukaan)
b. Faktor kimia : penyinaran ultraviolet, radiasi dengan ionisasi, pH
(rendah/tinggi), alkohol/zat pelarut lain, adanya urea, guanidin,
adanya detergent yang bersifat ionik (Rachman, 2022: 24).

2.2 Uraian Bahan

1. Alkohol (Ditjen POM, 2020: 537)


Nama Resmi : ETANOL
Nama Lain : Alkohol
Berat Molekul : 46,07 g/mol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih tidak


berwarna, bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah
dan mendidih pada suhu 78o, mudah
terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

api.
2. Amonium Sulfat (Dirjen POM, 1979: 86)
Nama Resmi : AMMONIUM SULFAT
Nama Lain : Amonium sulfat
Berat Molekul : 152,13 g/mol
Rumus Molekul : (NH4)2SO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna dan putih


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis
tidak larut dalam etanol 95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Asam Sulfat (Dirjen POM, 2020: 200)
Nama Resmi : ASAM SULFAT
Nama Lain : Sulfuric Acid
Berat Molekul : 98,07 g/mol
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih seperti minyak, tidak


berwarna, bau sangat tajam dan
korosif. Bobot jenis lebih kurang 1,84.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan
USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm
15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

etanol dengan menimbulkan panas


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4. Asam Asetat (Ditjen POM, 2014: 169)


Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama Lain : Asam Asetat
Berat Molekul : 60,052 g/mol
Rumus Molekul : CH3COOH
Rumus Struktur :

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa


melebur, berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain.
Keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur. Jika terpapar di udara,
akan cepat menyerap karbon dioksida
dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

5. Asam Klorida (Ditjen POM, 1979: 55)


Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Rumus Molekul : HCl
Rumus Struktur :

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Pemerian : Larutan tidak berwarna, berasap bau


meransang
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

6. Asam Nitrat (Ditjen POM, 1979: 650)


Nama Resmi : ACIDUM NITRAS
Nama Lain : Asam Nitrat
Berat Molekul : 63 g/mol
Rumus Molekul : HNO3
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna atau


hamper tidak berwarna, bau menusuk
bau merangsang selaput lender hidung
dan tenggorokan
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi

7. Merkuri Nitrat (Ditjen POM, 2014: 169)


Nama Resmi : MERCUKY (II) NITRATE

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Nama Lain : Mercury (II) nitrate, mercury pernitrate,


nitric acid
Berat Molekul : 4, 39 g/mol
Rumus Molekul : Hg(NO3)2
Rumus Struktur :

Pemerian : Padatan bentuk serbuk kristal,


higroskopik, putih hingga kuning, bau
seperti asam nitrat
Kelarutan : Larut dalam air, aseton ammonia, asam
nitrat, asam encer dan tidak larut dalam
alkohol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

8. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 2020 : 1224)


Nama Resmi : NATRIUM HIDROKSIDA
Nama Lain : Sodium Hydroxide
Berat Molekul : 40,00 g/mol
Rumus Molekul : NaOH
Rumus Struktur :

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa


melebur, berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain.

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Keras, rapuh dan menunjukkan


pecahan hablur. Jika terpapar di udara,
akan cepat menyerap karbon dioksida
dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

9. Ninhydrin 0,1% (Ditjen POM, 1979 : 717)


Nama Resmi : NINHYDRIN
Nama Lain : Ninhydrin
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih atau kuning sangat


pucat
Kelarutan : Larut pada suhu 60o dalam 20 bagian
air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi asam amino

10.Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979: 79)


Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Berat Molekul : 169, 87 g/mol
Rumus Molekul : AgNO3
Rumus Struktur :

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Pemerian : Hablur, transparan atau serbuk hablur


berwarna putih, tidak berbau, menjadi
gelap jika terkena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut
dalam etanol 95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

11.Pereaksi Hopkins-Cole
Nama Resmi : GLYCIN
Nama Lain : Glisin
Berat Molekul : 74,07 g/mol
Rumus Molekul : C2H2NO2
Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau, rasa agak
manis
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

12.Pereaksi Millon (Ditjen POM, 179: 725)


Nama Resmi : RAKSA (II) NITRAT
Nama Lain : Pereaksi Millon
Pemerian : Hablur lembab, tidak berwarna, atau
berwarna putih

13.Raksa Klorida (Ditjen POM, 1979: 698)


Nama Resmi : HYDRAGYRI BICHLORIDUM
Nama Lain : Raksa (II) Klorida
Berat Molekul : 271,52 g/mol
Rumus Molekul : HgCl2
Rumus Struktur :

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk


hablur putih, tidak berbau dan berat
Kelarutan : Larut dalam 15 bagian air, dalam 3
bagian Etanol 95% P mendidih dalam
20 bagian eter P dan dalam 65 bagian
gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

14.Tembaga Sulfat (Ditjen POM, 1979: 731)


Nama Resmi : TEMBAGA (II) SULFAT
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
Berat Molekul : 159,60 g/mol
Rumus Molekul : CuSO4
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau,


rasa dingin
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, dalam 3
bagian gliserol P, sangat larut dalam
etanol 95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

15.Timbal Asetat (Ditjen POM, 1979: 733)


Nama Resmi : TIMBAL (II) ASETAT
Nama Lain : Timbal (II) Asetat
Berat Molekul : 271,52 g/mol
Rumus Molekul : Pb (CH3COOH)

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Rumus Struktur :

Pemerian : Prisma monoklinik kecil tembus cahaya


atau massa, hablur berat putih, bau
asetat merapu diudara, hangat jika
dipanaskan akan bereaksi alkalis
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 63
bagian etanol, sangat mudah larut
dalam gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2.1 Prosedur Kerja (Anonim, 2023)
A. Uji Millon
1) Sebanyak 5 tetes pereaksi million ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel
2) Dipanaskan
3) Hasil positif jika terbentuk warna merah
B. Uji Hopkins - Cole
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi.
2) Selanjutnya ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding
tabung sehingga membentuk lapisan dari cairan.
3) Larutan diamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin
violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila
positif mengandung triptofan.
C. Uji Ninhidrin
1) Sebanyak 0,5 larutan ninhidrin 0,1% ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel
USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm
15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

2) Larutan dipanaskan selama 10 menit


3) Diamati perubahan warna yang terjadi
4) Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru
D. Uji Xantoprotein
1) Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO 3 pekat,
dicampur.
2) Kemudian dipanaskan
3) Diamati timbulnya warna kuning tua
4) Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa.
5) Diamati perubahan yang terjadi
6) Hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga
E. Uji Biuret
1) Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan
dikocok
2) Selanjurnya ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0,1%
3) Diamati timbulnya warna
4) Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau merah – ungu atau
biru – ungu.
F. Pengendapan protein oleh logam
1) Disiapkan 3 buah tabung reaksi
2) Diambil 3 mL sampel lalu ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2%
pada tabung 1
3) Larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2
4) AgNO3 5% pada tabung 3
5) Diamati perubahan yang terjadi
G. Pengendapan dengan alkohol
1) Disiapkan 3 buah tabung reaksi.
2) Setiap tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL
3) Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M
4) Tabung reaksi 2 ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

5) Tabung reaksi 3 ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 4,7


6) Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95% sebanyak 6
mL
7) Diamati perubahan yang terjadi
H. Denaturasi protein
1) Disiapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung reaksi pertama diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL HCL
0,1 M
3) Tabung reaksi kedua 9 mL larutan sampel dan 1 mL NaOH 0,1
M
4) Tabung reaksi ketiga ditambahkan hanya 1 mL buffer asetat pH
4,7
5) Panaskan dengan penangas air selama 15 menit
6) Kemudian dinginkan tabung
7) Tambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung pertama dan kedua
8) Selanjurnya diamati perubahan yang terjadi

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adaupun alat-alat yang digunakkan pada praktikum ini adalah tabung
reaksi, gelas piala, pipet tetes, kertas saring, corong, dan penangas air.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel
mengandung protein misalnya albumin (putih telur dll), pereaksi millon,
pereaksi hopkins-cole, pereaksi ninhidrin, pereaksi biuret, ninhidrin, H 2SO4,
NaOH, HNO3 pekat, CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat,
etanol 95%, asam asetat, dan buffer asetat pH 4,7.
3.3 Cara Kerja
Uji Millon
Sebanyak 5 tetes pereaksi million ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel, dipanaskan, Hasil positif jika terbentuk warna merah
Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan 3 mL
H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari
cairan. Larutan diamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin
violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif
mengandung triptofan.
Uji Ninhidrin
Sebanyak 0,5 larutan ninhidrin 0,1% ditambahkan ke dalam 3 mL

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

larutan sampel, Larutan dipanaskan selama 10 menit, diamati


perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna ungu-
biru
Uji Xanthoprorein
Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO 3 pekat,
dicampur. Kemudian dipanaskan. Diamati timbulnya warna kuning tua.
Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang terjadi. Hasil
positif jika warna kuning berubah menjadi jingga
Uji Biuret
Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan
dikocok, Selanjurnya ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0,1%
Diamati timbulnya warna, Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau
merah – ungu atau biru – ungu.
Pengendapan protein oleh logam
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Diambil 3 mL sampel lalu
ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2% pada tabung 1. Larutan Pb-
asetat 5% pada tabung 2 AgNO3 5% pada tabung 3. Diamati
perubahan yang terjadi
Pengendapan dengan alkohol
Disiapkan 3 buah tabung reaksi.Setiap tabung reaksi diisi
dengan sampel sebanyak 5 mL Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL
HCl 0,1 M Tabung reaksi 2 ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M Tabung
reaksi 3 ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 4,7 Setiap tabung reaksi
lalu ditambahkan etanol 95% sebanyak 6 mL Diamati perubahan yang
terjadi
Denaturasi protein
Disiapkan 3 tabung reaksi Tabung reaksi pertama diisi 9 mL
larutan sampel dan 1 mL HCL 0,1 M Tabung reaksi kedua 9 mL
larutan sampel dan 1 mL NaOH 0,1 M Tabung reaksi ketiga
ditambahkan hanya 1 mL buffer asetat pH 4,7 Panaskan dengan

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

penangas air selama 15 menit Kemudian dinginkan tabung


Tambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung pertama dan kedua
Selanjurnya diamati perubahan yang terjadi

USWATUN HASANAH BASRI B B. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 4 HASIL DAN


PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Pengumpulan data dan informasi
Uji Reaksi Bahan-bahan yang digunakan
Uji Millon Pereaksi millon, Air tahu
Uji Hopkins-Cole H2SO4, pereaksi hopkins-cole, Air tahu
Uji Ninhidrin Pereaksi ninhidrin, Air tahu

Uji Xanthoproteat HNO3 pekat, NaOH, Air tahu


Uji Biuret CuSO4, NaOH, Air tahu
Pengendapan protein AgNO3, HgCl2, Pb-asetat, Air tahu
oleh logam
Pengendapan Buffer asetat 4,7, Etanol, NaOH, Hcl, Air
dengan alkohol tahu
Denaturasi protein Buffer asetat 4,7, Etanol, NaOH, Hcl, Air
tahu
B. Pencatatan dan pelaporan
Perlakuan Hasil Pengamatan Tujuan uji reaksi
(untuk
membuktikan atau
identifikasi apa)
Uji Milon

Sebanyak 5 tetes Terbentuk warna Membuktikan ada-


pereaksi Millon kuning nya gugus fenol
ditambahkan ke pada protein
dalam 3 mL larutan
sampel, lalu di-
panaskan.

Uji Hopkins-Cole

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Sebanyak 2 mL Terbentuk cincin Membuktikan ada-


larutan sampel di- ungu nya asam amino
campur dengan triptofan
pereaksi Hopkins-
Cole dalam tabung
reaksi. Ditambah-kan
3 mL H2SO4 pekat
melalui din-ding
tabung se-hingga
membentuk lapisan
dari cairan. lalu
didiamkan
Uji Ninhidrin
Sebanyak 0.5 mL Terbentuk warna Membuktikan ada-
larutan ninhidrin ungu-biru nya asam amino
0.1% ditambahkan dalam zat yang
ke dalam 3 mL diuji
larutan sampel. Di-
panaskan selama 10
menit.
Uji Xanthoproteat
Sebanyak 2 mL Jingga Membuktikan
larutan sampel di- adanya gugus
tambahkan 1 mL benzena pada
HNO3 pekat, protein
dicampur, kemudian
dipanaskan, diamati
timbul-nya warna
kuning tua.
Didinginkan, di-
tambahkan tetes

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

demi tetes larutan


NaOH pekat sampai
larutan menjadi
basa.
Uji Biuret
Sebanyak 3 mL Berubah warna Membuktikan
larutan sampel menjadi ungu adanya ikatan
ditambah 1 mL peptida
NaOH 10% dan
dikocok. Ditambah-
kan 1-3 tetes larutan
CuSO4 0,1%.
Pengendapan protein oleh logam
3 ml sampel  Tabung 1: berbusa Mengendapkan
ditambahkan 5 tetes  Tabung 2: ada protein oleh logam
larutan HgCl2 2% endapan dari larutan
pada tabung 1,  Tabung 3: sehingga mereka
larutan Pb-asetat 5% terbentuk cermin dapat dipisahkan
pada tabung 2, dan perak dari zat-zat lain
AgNO3 5% pada dalam larutan
tabung 3. tersebut
Pengendapan dengan alkohol
Setiap tabung reaksi  Tabung 1: Mengendapkan
diisi dengan sampel endapan putih protein oleh
sebanyak 5 mL.  Tabung 2: alkohol dari
Tabung reaksi I endapan merah larutan sehingga
ditambahkan 1 ml muda mereka dapat
HCl 0,1 M, tabung  Tabung 3: dipisahkan dari
reaksi II ditambahkan endapan putih zat-zat lain dalam
1 ml NaOH 0,1 M larutan tersebut
dan tabung reaksi III

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

ditambahkan 1 ml
larutan buffer pH 4,7.
Setiap tabung reaksi
lalu ditambahkan
etanol 95 %
sebanyak 6 mL.
Denaturai Protein
Tabung reaksi per-  Tabung 1: kugulasi Mengetahui
tama diisi 9 ml coklat proses denaturasi
larutan sampel dan  Tabung 2: protein
1ml HCl 0,1 M, denaturasi putih
tabung reaksi kedua  Tabung 3: kugulasi
9 ml larutan sampel bening
dan 1 ml NaOH 0,1
M dan kedalam
tabung reaksi ketiga
di-tambahkan hanya
1 ml buffer asetat pH
4,7. Panaskan
dengan penangas air
selama 15 menit
kemudian dingin-kan
tabung, tambahkan 5
ml buffer asetat pada
tabung pertama dan
ke-dua.

4.2 Pembahasan

Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul


besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein
terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa
ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Protein yang tersusun dari
USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm
15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein disebut juga


polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam
ikatan peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam
amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein
kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa
terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis
asam aminonya
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui
dan memahami reaksi uji protein dan Adapun uji percobaan reaksi uji protein
yaitu uji millon, uji Hopkins-cole, uji ninhidrin, uji xanthoproteate, uji biuret,
pengendapan protein oleh logam, pengendapan dengan alkohol, dan
denaturasi protein.
Uji Millon digunakan untuk mengidentifikasi protein yang
mengandung tirosin dalam suatu sampel yang ditandai dengan
terbentuknya kompleks berwarna merah pada sampel protein. Tirosin
merupakan asam amino yang mengandung gugus fenol pada rantai
samping-nya (gugus R-nya). Pereaksi millon mengandung merkuri
dan ion merkuro dalam asam nitrit dan asam nitrat. Gugus fenol pada
tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi
millon yang akan membentuk kompleks berwarna merah. (Poedjiadi
2017). Berdasarkan Hasil Uji millon, pada tabung reaksi yang berisi
sampel susu beruang dengan pereaksi millon menghasilkan uji yang
negatif yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning. Hal ini
sesuai dengan pendapat suryono bahwa susu mengandung banyak
protein.

Reaksi millon (Anna, 2020: 32)

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Uji hopkins cole merupakan uji kimia yang digunakan untuk


menunjukkan adanya asam amino triptofan. Pereaksi yang dipakai
mengandung asam glioksilat. Kondensasi 2 inti induk dari triptofan
oleh asam glioksilat akan menghasilkan senyawa berwarna ungu.
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya cincin violet ungu pada
bidang batas. Triptofan merupakan salah satu asam amino essensial
yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Berdasarkan hasil uji
hopkins-cole, menunjukkan bahwa susu beruang dengan pereaksi
hopkins-cole ditambahkan H2SO4 pekat menghasilkan uji yang positif
yang ditandai dengan terbentuknya cincin violet ungu yang
disebabkan oleh pereaksi yang terdiri dari asam glioksilat dalam
H2SO4.. sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi H2SO4 dalam
percobaan ini yaitu sebagai oksidator agar terbentuknya cincin ungu
pada larutan sampel yang positif mengandung triptofan.

Uji hopkins-core (Anna, 2020: 32)


Uji Ninhidrin digunakan untuk identifikasi asam amino dalam zat
yang diuji. Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi
asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa
ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan asam
amino akan menghasilkan zat warna ungu (Hart 2003). Berdasarkan
Hasil uji ninhidrin menunjukkan bahwa susu beruang dengan pereaksi
uji ninhydrin yang diuji bereaksi positif yang ditandai dengan
terbentuknya kompleks warna ungu.

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Reaksi Uji ninhydrin


Uji Xantoproteat merupakan uji untuk menunjukan adanya inti
benzene (cincin fenil) pada suatu sampel protein. Dalam uji
Xantoproteat, inti benzene akan ternitrasi oleh asam nitrat pekat
membentuk turunan nitrobenzene berwarna kuning tua. Pada suasana
basa (ditambahkan larutan basa), uji Xantoproteat akan mengubah
kompleks warna kuning tua pada sampel menjadi warna orange.
Berdasarkan hasil uji xanthoproteat , menunjukkan bahwa susu
beruang dengan pereaksi xanthoproteat menghasilkan uji yang positif
yang ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna kuning
tua/kuning muda. ketika berada dalam suasana asam (ditambahkan
HNO3) dan terbentuk kompleks berwarna jingga/kuning ketika berada
dalam suasana basa (ditambahkan NaOH). (Poedjiadi 2017). Fungsi
penambahan HNO3 adalah sebagai penyebab terjadinya reaksi
nitrasi karena inti benzena dari asam amino akan bereaksi dengan
HNO3 dan menghasilkan campuran berwarna kuning.

Reaksi Xantoproteat (Titik, 2022: 15)


Uji Biuret Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida
yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Uji biuret
digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel
protein. Dalam suasana basa (penambahan NaOH), ion Cu 2+ yang
berasal dari pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

CO dan – NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk


kompleks berwarna ungu. Berdasarkan hasil uji biuret, menunjukkan
bahwa susu beruang dengan ditambahkan NaOH dikocok dan
ditambahkan larutan CuSO4 menghasilkan uji yang positif yang
ditandai dengan terbentuknya kompleks ungu.

Reaksi Biuret (Umar, dkk., 2021: 54).


Hasil percobaan pengendapan oleh logam menunjukkan bahwa
sampel susu beruang dapat diendapkan oleh penambahan HgCl2,
dan AgNO3, tetapi tidakdengan penambahan Pb-asetat. Logam Ag,
Hg, dan Pb merupakan logam transisi, dan posisi logam Ag dan Hg
lebih reaktif daripada Pb pada sistem periodik unsur. Albumin yang
ditambahkan Pb-asetat tidak menimbulkan endapan putih, hanya
mengkeruhkan warna larutan. Endapan putih terbentuk pada albumin
yang ditambahkan HgCl2 dan AgNO3. Endapan lebih banyak
terbentuk pada penambahan AgNO3 dibandingkan penambahan
HgCl2. Sampel susu beruang yang ditambah larutan penyangga
(bufer) pH 4,7 paling banyak menghasilkan endapan, hal ini terjadi
karena pH tersebut merupakan titik isoelektrik protein sehingga
endapan yang terbentuk merupakan jumlah yang paling maksimal.
Albumin yang ditambahkan HCl juga menghasilkan endapan, namun
dengan kuantitas yang lebihs edikit, ini terjadi karena gugus positif
pada protein berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif yang ada
pada larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam.
Sebaliknya, protein tidak terendapkan oleh alkohol pada suasana

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

basa (NaOH) karena pH nya terlampau jauh dari titik isoelektrik


protein. Protein juga disebut amfoter karena pada ujung rantai protein
terdapat gugus asam amino dan karboksilat, sehingga mudah larut
tetapi susah larut dalam lemak.
Hasil Pengendapan dengan alkohol menunjukkan bahwa sampel
susu beruang dapat di endapkan oleh penambahan HCl Pada tabung
satu, penambahan NaOH pada tabung kedua, kemudian tambahkan
buffer pH 4,7 pada tabung ketiga kemudian di reaksikan dengan
etanol 95% menghasilkan positif terdapat pengendapan dengan
alkohol pada zat yang diujikan Pada tabung dua Sama dikatakan pada
tabung 1 yakni pada percobaan yang dilakukan di menghasilkan
positif terdapat endapal alkohol pada zat uji dimana sampel di
tambahkan naoh 0,1 M kemudian di reaksikan dengan etanol 95%
terlihat adanya endapan dalam tabung, Pada tabung ketiga yang
berisikan sampel dan 1 ml larutan burffer ph 4,7 kemudian di
reaksikan dengan etanol 95 persen menghasilkan positif terdapat
pengendapan dengan alkohol pada zat yang diujikan.
Denaturasi protein Pada uji percobaan tabung 1 dimana sampel
di tambahkan HCl kemudian dipanaskan sehingga sampel dan larutan
HCl bereaksi yakni menghasilkan warna coklat sehingga dikatakan
positif adanya protein pada zat uji Kemudian pada tabung 2 yang
berisikan sampel dan NaOH kemudian dipanaskan dan bereaksi yakni
larutan berubah menjadi coklat maka dikatakan positif mengandung
protein pada zat yang di ujikan Sama halnya dikatakan pada tabung
tiga dimana sampel di tambahkan 5 ml buffer lalu dipanaskan
sehingga bereaksi yakni larutan berubah menjadi bening dikatakan
hasil yang di dapat yakni positif zat yg diujikan mengandung protein.

Faktor kesalahan pada praktikum ini yaitu terjadi kesalahan pada


jumlah larutan yang dipipet, ketidak telitian dalam melakukan prosedur
pada saat melakukan percobaan, kontaminasi sampel serta kondisi
suatu pereaksi yang digunakan.

USWATUN HASANAH BASRI B C. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

BAB 5 KESIMPULAN DAN

SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada percobaan dapat disimpulkan bahwa reaksi uji protein
menghasilkan berbagai hasil yang berbeda-beda ditiap ujinya. Pada uji milon
menghasilkan reaksi negatif, uji hopskin-cole menghasilkan reaksi positif
membuktikan adanya asam amino, uji ninhidrin menghasilkan reaksi positif
membutikan adanya asam amino, uji xanthoproteat menghasilkan hasil positif
membutikan adanya zat yang mengandung benzena, dan uji biuret
menghasilkan reaksi positif membuktikan adanya 2 ikatan peptida. Dan yang
menghasilkan hasil positif yaitu pada, pengendapan dengan alkohol,
pengendapan protein oleh logam, dan denaturasi protein.

5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat dan bahan yang
digunakan dalam keadaan baik dan prosedur kerja yang sesuai agar
diperoleh hasil yang diperoleh tidak mengalami kesalahan

USWATUN HASANAH BASRI B D. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2023). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Laboratorium Kimia


Farmasi. Program Studi Sarjana Farmasi. Fakultas Farmasi.
Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Anna Safitri, P. A. (2020). Biokimia Bahan Alam Analisis Dan Fungsi.
Malang.
A. Rachman Ibrahim, A. S. (2021). Bahan Ajar Kimia Pangan
Konstruktivisme 5 Fhase Needham. Jakarta.
Dhita Dwi Pramardika, S. M. (2022). Buku Ajar Gizi Dan Diet. Jawa
Tengah
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Ditjen POM. (2014). Farmakope Indonesia Edisi Kelima. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Ditjen POM. (2020). Farmakope Indonesia Edisi Keenam. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Khothibul Umam Al Awwaly, S. M. (2017). Protein Pangan Hasil Ternak
Dan Aplikasinya. Malang.
Mandila, S.P. & N. Hidajati, (2018). Identifikasi Asam Amino Pada Cacing
Sutra (Tubifet sp.) Yang Diekstrak Dengan Pela rut Asam Asetat
Dan Asam Laknat. UNESA J. Of Chemistry, 2 (1).
Mokhamad Nur, W. B. (2019). Kimia Pangan. Malang.
Muralitharan Nair, (2022), Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta.
Probosari, E. (2019). Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik.
JNH (Journal Of Nutrition And Health), 7 (1).
Poedjiadi. 2017. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta
Sanam, A.B., Bagus, I.& Swacita, N., (2018). Ketahanan Susu Kambing
Peranakan Ettawah Post- Thawing Pada Penyimpanan Lemari Es
Ditinjau Dari Uji Didih dan Alkohol., 3 (1)
Teti Estiasih, H. E. (2018). Kimia Dan Fisik Pangan. Jakarta.
BIBLIOGRAPHY Titik Wijayanti, S. (2023). Teknik Analisis Biokimia . Jakarta.

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Umar Santoso, W. S. (2021). Analisis Pangan. D.I Yogyakarta.


Yolanda Anastasia Sihombing, M. L. (2023). Biomedik Dasar Untuk
Keperawatan. Jakarta

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

LAMPIRAN
Lembar Kerja

1.

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Skema kerja
Uji Millon
Sebanyak 5 tetes pereaksi million ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel, Dipanaskan

Hasil positif jika terbentuk warna merah

Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi.
\

ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga


membentuk lapisan dari cairan.

diamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet


(ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif
mengandung triptofan.

Uji Nindhidrin
Sebanyak 0,5 larutan ninhidrin 0,1% ditambahkan ke dalam 3 mL
larutan sampel

Larutan dipanaskan selama 10 menit, Diamati perubahan warna


yang terjadi.

Hasil positif jika terbentuk warna ungu-biru

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Uji Xanthoproteat.
Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO3
pekat, dicampur.

Kemudian dipanaskan

Diamati timbulnya warna kuning tua


.

Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH


pekat sampai larutan menjadi basa.

Diamati perubahan yang terjadi, Hasil positif jika


warna kuning berubah menjadi jingga.
.
Uji buret
Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok

ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0,1%

Diamati timbulnya warna,

Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau merah – ungu atau
biru – ungu.

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Pengendapan protein oleh logam


Disiapkan 3 buah tabung reaksi

\
Diambil 3 mL sampel lalu ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2
2% pada tabung 1, Larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2,
AgNO3 5% pada tabung 3

Diamati perubahan yang terjadi

Pengendapan dengan alkohol

Disiapkan 3 buah tabung reaksi.

Setiap tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 5 mL

Tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, Tabung reaksi 2


ditambahkan 1 mL NaOH 0,1 M, Tabung reaksi 3 ditambahkan 1 mL
larutan buffer pH 4,7
.

Setiap tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 95% sebanyak 6 mL

Diamati perubahan yang terjadi

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

Denaturasi Protein

Disiapkan 3 buah tabung reaksi.

Tabung reaksi pertama diisi 9 mL larutan sampel dan 1 mL HCL 0,1 M,


Tabung reaksi kedua 9 mL larutan sampel dan 1 mL NaOH 0,1 M, Tabung
reaksi ketiga ditambahkan hanya 1 mL buffer asetat pH 4,7

Panaskan dengan penangas air selama 15 menit


.

Kemudian dinginkan tabung

Tambahkan 5 mL buffer asetat pada tabung pertama dan kedua

Diamati perubahan yang terjadi

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227
REAKSI UJI PROTEIN

2. Dokumentasi

USWATUN HASANAH BASRI B E. MUSDALIFAH, S.Farm


15020220227

Anda mungkin juga menyukai