FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH:
NAMA : AHMAD ADI MUHTAROM
STANBUK : 15020210116
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2022
REAKSI UJI ASAM AMINO & PROTEIN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli
kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat
bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul
tinggi berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan. Protein ini tersusun
dari atom C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti P dan S yang
membentuk unit-unit asam amino, dan unsu- unsur ini tidak dimiliki
oleh lemak atau atau karbohidrat.
Urutan susunan asam amino dalam protein maupun hubungan
antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lain,
menentukan sifat biologis suatu protein. Di alam, ditemukan 20-21
macam asam amino yang membangun protein. Sebagai zat
pembangun, protein merupakan bahan-bahan pembentuk Jaringan-
jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan
jaringan yang telah ada.
Kita memperoleh protein dari hewan dan tumbuhan. Protein yang
berasal dari hewan disebut protein hewani sedangkan yang berasal
dari tumbuhan disebut protein nabati. Protein ini mudah dipengaruhi
oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organik.
Didalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang
sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelah air. Kekurangan protein dalam
waktu lama dapat mengganggu berbagai berbagai proses dalam tubuh
dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Protein memiliki
molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai
jutaan. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila
Rumus struktur :
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. Ninhidrin (Ditjen POM, 1979 : 717)
Nama resmi : NINHYDRIN
Nama lain : Ninhidrin
Rumus molekul : C9H4O3
Pemerian : Hablur putih atau kuning pucat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, Lebih mudah larut dalam
air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
9. Natrium Klorida (Ditjen POM, 1979 : 403)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
Rumus molekul : NaCl
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atas
serbuk hablur putih, rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit lebih larut dalam
air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut
dalam etanol.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan.
10. Perak Nitrat (Ditjen POM, 1979 : 97)
Nama resmi : ARGENTII NITRAS
Nama lain : Perak nitrat
Rumus molekul : AgNO3
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P.
Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.
11. Etanol (Ditjen POM, 1979 : 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap; jernih; tidak berwarna;
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap walaupun suhu rendah
dan mudah mendidih pada suhu 78°C, mudah
terbakar.
: Bercampur dengan air dan praktis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
: Sebagai pelarut.
Kegunaan
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2020 : 13-14)
Larutan putih telur : 1 ml putih telur ditambahkan 9 ml akuades.
A. Uji Millon
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan sampel.
2. Tambahkan sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ke dalam 3
mL larutan sampel.
3. Panaskan.
4. Amati perubahan yang terjadi
B. Uji Hopkins-Cole
1. Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml sampel
2. Tambahkan pereaksi Hopkins-Cole ke dalam larutan sampel.
3. Tambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung
sehingga membentuk lapisan dari cairan.
4. Diamkan selama beberapa detik.
5. Amati perubahan yang terjadi.
C. Uji Ninhidrin
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1% ke dalam 3 mL
larutan sampel.
3. Panaskan selama 10 menit.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
D. Uji Xanthoproteat (kerjakan di lemari asam)
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 1 mL HNO3 pekat, campur.
3. Panaskan, diamati timbulnya warna kuning tua.
4. Dinginkan.
5. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat
sampai larutan menjadi basa.
6. Diamati perubahan yang terjadi.
E. Uji Biuret
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi 3 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 1 mL NaOH 10% dan dikocok.
3. Tambahkan 13 tetes larutan CuSO4 0.1%.
4. Diamati timbulnya warna.
F. Pengendapan Protein Oleh Logam
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi berisi 3 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2% pada tabung 1.
3. Tambahkan larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2.
4. Tambahkan larutan AgNO3 5% pada tabung 3.
5. Diamati perubahan yang terjadi.
G. Pengendapan Dengan Alkohol
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 1 ml HCl 0,1 M pada tabung reaksi I.
3. Tambahkan 1 ml NaOH 0,1 M pada tabung reaksi II.
4. Tambahkan 1 ml larutan buffer pH 4,7 pada tabung ke III
5. Tambahkan etanol 95 % sebanyak 6 mL pada masing-masing
tabung.
6. Diamati perubahan yang terjadi.
H. Denaturasi Protein
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan sampel.
2. Tambahkan 1ml HCl 0,1 M pada tabung pertama.
3. Tambahkan 1 ml NaOH 0,1 M pada tabung kedua.
4. Tambahkan 1 ml buffer asetat pH 4,7 pada tabung ketiga.
5. Panaskan masing-masing tabung dengan penangas air selama
15 menit.
6. Dinginkan tabung.
7. Tambahkan 5 ml buffer asetat pada tabung pertama dan ke-dua.
8. Diamati perubahan yang terjadi.
BAB 3 METODE KERJA
1.1. Alat Praktikum
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala, pipet tetes,
kertas saring, corong dan penangas air.
1.2. Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel yan mengandung
protein yaitu albumin (putih telur) bebek, pereaksi Millon, pereaksi
Hopkins-Cole, pereaksi Biuret, pereaksi Ninhidrin, H 2SO4, NaOH,
HNO3, CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat, etanol,
asam asetat, dan buffer asetat pH 4,7.
1.3. Cara Kerja
Larutan putih telur : 1 ml putih telur ditambahkan 9 ml akuades.
A. Uji Millon
Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan
sampel, dipanaskan. Hasil positif jika terbentuk warna merah
B. Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 2 mL larutan sampel dicampur dengan pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi. Ditambahkan 3 mL H2SO4
pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari
cairan. Didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin
violet (ungu) pada pertemuan kedua lapisan cairan, apabila positif
mengandung triptofan.
C. Uji Ninhidrin
Sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1% ditambahkan ke dalam 3
mL larutan sampel. Dipanaskan selama 10 menit, diamati
perubahan warna yang terjadi. Hasil positif jika terbentuk warna
ungu-biru.
D. Uji Xanthoproteat (kerjakan di lemari asam)
Sebanyak 2 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO3 pekat,
dicampur, kemudian dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning
tua. Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
pekat sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang
terjadi. hasil positif jika warna kuning berubah menjadi jingga.
E. Uji Biuret
Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan
dikocok. Ditambahkan 13 tetes larutan CuSO4 0.1%. Diamati
timbulnya warna. Hasil positif jika terbentuk warna ungu atau
merah-ungu atau biru-ungu.
F. Pengendapan Protein Oleh Logam
Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diambil 3 ml sampel
ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2% pada tabung 1, larutan Pb-
asetat 5% pada tabung 2, dan AgNO3 5% pada tabung 3. Diamati
perubahan yang terjadi.
G. Pengendapan Dengan Alkohol
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Setiap tabung reaksi diisi dengan
sampel sebanyak 5 mL. Tabung reaksi I ditambahkan 1 ml HCl 0,1
M, tabung reaksi II ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M dan tabung
reaksi III ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 4,7. Setiap tabung
reaksi lalu ditambahkan etanol 95 % sebanyak 6 mL. Diamati
perubahan yang terjadi.
H. Denaturasi Protein
Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung reaksi pertama diisi 9 ml larutan
sampel dan 1ml HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 ml larutan
sampel dan 1 ml NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi ketiga
ditambahkan hanya 1 ml buffer asetat pH 4,7. Panaskan dengan
penangas air selama 15 menit kemudian dinginkan tabung ,
tambahkan 5 ml buffer asetat pada tabung pertama dan ke-dua.
Diamati perubahan yang terjadi.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
A. Pengumpulan Data dan Informasi
Uji Hopkins-Cole.
Untuk menguji adanya asam
Didiamkan setelah
Negatif amino triptofan
penambahan H2SO4
Uji Nindhidrin
Untuk mengetahui adanya
Dipanaskan Ungu asam amino dalam zat uji
Uji Xanthoproteat.
Untuk menunjukkan jika
sampel uji mengandung
Kuning menjadi Jingga
Dipanaskan benzene seperti asam amino
tirosin fenilalamin dan
triptofan
Uji biuret
Untuk mengetahui adanya
Dikocok Ungu minimal 2 ikatan peptida
a. HCl: tidak
mengendap/larut
+ etanol: pengendapan Untuk mengetahui ada atau
Ditambahkan etanol b. NaOH: pengendapan tidaknya endapan ketika
96% + etanol: pengendapan protein ditambahkan dengan
c. Buffer pH 4,7: alkohol.
pengendapan
+ etanol: pengendapan
Denaturasi protein
a. HCl: Tidak
a. Dipanaskan + mengendap/larut
buffer asetat + buffer: pengendapan Untuk mengetahui
b. Dipanaskan + b. NaOH: pengendapan terdenaturasi atau tidaknya
buffer asetat + buffer: pengendapan suatu protein protein
c. Dipanaskan c. Buffer pH 4,7:
pengendapan
4.2. Pembahasan
Pengujian pertama yaitu uji Millon untuk menguji adanya gugus fenol
dalam protein (misalnya tirosin) digunakan larutan sampel sebanyak 3 ml
yang diberikan 5 tetes pereaksi Millon lalu dipanaskan, didapatkan hasil
setelah pemanasan larutan sampel berubah warna menjadi merah dimana
sesuai dengan literatur yang ada menunjukkan hasil yang positif terhadap
adanya gugus fenol dalam albumin telur bebek. Warna merah sendiri
didapatkan sebab merkuri yang ada pada pereaksi Millon bereaksi dengan
gugus hidroksifenil dari tirosin.
Pengujian kedua yaitu uji Hopkins-Cole untuk menguji adanya asam amino
triptofan digunakan larutan sampel sebanyak 2 ml yang diberikan 3 ml H 2SO4
pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan dari cairan.
Didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet (ungu)
pada pertemuan kedua lapisan cairan. Namun hasil yang didapatkan
yaitu negatif dimana tidak terbentuk cincin ungu pada permukaan
cairan yang mungkin disebabkan karena adanya faktor kesalahan.
Pengujian ketiga yaitu uji Ninhidrin untuk menguji adanya asam
amino pada sampel, digunakan sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin
0.1% ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel. Dipanaskan
selama 10 menit dan didapatkan hasil larutan sampel berubah warna
menjadi biru yang berarti sampel positif mengandung asam amino,
sesuai dengan literatur yang ada. Adanya warna ungu yang terbentuk
disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindatin yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino dioksidasi.
Pengujian ketiga yaitu uji Ninhidrin untuk menguji adanya asam
amino pada sampel, digunakan sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin
0.1% ditambahkan ke dalam 3 mL larutan sampel. Dipanaskan
selama 10 menit dan didapatkan hasil larutan sampel berubah warna
menjadi biru yang berarti sampel positif mengandung asam amino,
sesuai dengan literatur yang ada. Adanya warna ungu yang terbentuk
disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindatin yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino dioksidasi.
Pengujian keempat yaitu uji Xanthoproteat untuk mendeteksi
adanya asam amino tirosin, fenilalanin dan triptofan. Sebanyak 2 mL
larutan sampel ditambahkan 1 mL HNO 3 pekat, dicampur, kemudian
dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning. Didinginkan,
ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat sampai larutan
menjadi basa sehingga berubah warna menjadi jingga dimana hasil
yang didapatkan yaitu positif sampel mengandung asam amino tirosin,
fenilalanin dan triptofan.
Pengujian kelima yaitu uji Biuret untuk mengetahui ada tidaknya ikatan
peptide pada larutan sampel. Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1
mL NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 13 tetes larutan CuSO4 0.1%,
diamati dan terjadi perubahan warna menjadi ungu pada larutan sampel
dimana larutan sampel positif memiliki ikatan peptide.
Pengujian keenam yaitu uji pengendapan oleh logam dimana
pengujian ini bertujuan untuk membuktikan adanya protein yang
diendapkan oleh logam. Disiapkan 3 buah tabung reaksi dan diambil 3
ml sampel ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2% pada tabung 1,
larutan Pb-asetat 5% pada tabung 2, dan AgNO3 5% pada tabung 3.
Didapatkan hasil yang positif pada ketiga tabung reaksi, sesuai
dengan literatur yang ada dimana terjadi pengendapan protein oleh
HgCl2, Pb-asetat, dan AgNO3.
.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu praktikan harus lebih fokus dalam
mengambil sejumlah larutan dalam takaran yang pas, memperhatikan
kebersihan alat dan dapat lebih teliti dalam mengamati sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2022. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Universitas
Muslim Indonesia.
SKEMA KERJA
Menyiapkan alat dan bahan
↓
Siapkan 5 tabung reaksi, lalu diberi kode 1-5
↓
Membuat larutan albumin dengan perbandingan 1 : 9 putih telur dan
Aquadest
↓
Tabung reaksi masing-masing diisi dengan 3 ml larutan albumin
↓
Tabung pertama ditambahkan 2 tetes pereaksi Milon
↓
Tabung kedua ditambahkan 2 tetes pereaksi Hopskin-Cole
↓
Tabung ketiga ditambahkan 2 tetes pereaksi Ninhidrin
↓
Tabung keempat ditambahkan 2 tetes pereaksi Xanthoproteat
↓
Tabung kelima ditambahkan 2 tetes pereaksi Biuret
↓
Diamati perubahan warna yang terjadi