Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN KE 4

“ANALISIS BIOKIMIA URINE”

OLEH:
NAMA : AHMAD ADI MUHTAROM
STANBUK : 15020210116
KELAS/KLS : C11/2 (DUA)
PJ MATERI : IRMAWAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem ekskresi adalah system yang berperan dalam proses
pembuangan zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Urin
atau air seni merupakan cairan sisa yang disekresikan oleh ginjal
yang dikeluarkan dari tubuh oleh sistem urinasi.
Urine adalah sisa hasil sekresi ginjal yang dikeluarkan dari tubuh
melalui proses urinalisis yang merupakan pemeriksaan urine secara
fisik, kimia, mikroskopik dan makroskopik. Pemeriksaan makroskopik
meliputi penentuan warna dan bau urine seperti dehidrasi melalui
warna urine. Dehidrasi merupakan kurangnya tingkat presentase
cairan di dalam tubuh karena banyaknya cairan yang keluar dari tubuh
dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk ke tubuh.
Urine adalah limbah cair yang dikeluarkan tubuh lewat kencing
atau buang air kecil. Melansir Kid's Health, tubuh manusia secara
alami membentuk urine sebagai cara membuang limbah dan
kelebihan air dari tubuh. Urine keluar dari tubuh melewati saluran
kemih yakni ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.Proses
pembentukan urine utamanya melibatkan organ ginjal.Fungsi ginjal
yang utama yakni menyaring limbah dari darah lalu membentuk urine
untuk dikeluarkan dari tubuh.
Seperti yang sudah disinggung di atas, urine terdiri atas limbah
dan sisa cairan yang tidak diperlukan tubuh. Kandungan urine
tersebut antara lain yaitu Air, Urea atau limbah yang terbentuk saat
protein dipecah, Urochrome atau pigmen yang memberikan warna
urine, Garam, Kreatinin atau limbah yang terbentuk dari otot limbah
empedu dari hati,Amonia.
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan
dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam tidak
menunjukkan keadaan patologis. Silinder ini berhubungan dengan

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

peningkatan albuminuria akibat perubahan permeabilitas glomerulus.


Sedimen urine bisa dijumpai beberapa silinder hialin atau silinder
granuler per lapang pandang kecil (LPK). Jumlahnya aka kembali
normal (tanpa proteinuria atau silinder) dalam 24-48 jam. Peningkatan
jumlah silinder juga berhubungan dengan beberapa terapi diuretik
Pemeriksaan sedimen urine merupakan bagian paling standar dan
penting dalam pemeriksaan penyaring, memberikan data mengenai
saluran kencing mulai dari ginjal sampai ujung uretra. Tujuan dari
pemeriksaan sedimen urine adalah untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi bahan yang tidak larut dalam urine. Pemeriksaan
sedimen urine meliputi identifikasi dan kuantisasi dari elemen dalam
urine Pemeriksaan sedimen urine memiliki unit pengukuran pada
setiap alat dengan prinsip kerja yang berbeda-beda. Pemeriksaan
sedimen urine dapat diperiksa dengan metode manual (konvensional)
dan otomatis. Prinsip pemeriksaan sedimen urine konvensional yaitu
menggunakan mikroskop dengan cara mengendapkan unsur sedimen
menggunakan sentrifus, endapan kemudian diletakkan di atas kaca
obyek dan ditutup dengan kaca penutup. Unsur sedimen dilaporkan
secara semikuantitatif dalam rerata 10 lapangan pandang besar (LPB)
atau lapangan pandang kecil (LPK) Kelebihan pemeriksaan
mikroskopis secara manual adalah jumlah sedimen yang dilaporkan
sesuai dengan jumlah dan tidak tergantung pada ukuran sedimen yang
diperiksa sehingga menghindari adanya nilai tinggi atau rendah palsu.
Kelemahan pada pemeriksaan sedimen urine secara manual adalah
membutuhkan waktu lama dan perlu ketelitian dari pemeriksa.
Metode otomatis untuk pemeriksaan sedimen urine yang
terstandarisasi dengan pelaporan unsur sedimen secara kuantitatif per
mikroliter (/µL) urine adalah automated urine analyzer. Metode
flowcytometry adalah hasil pengembangan metode pemeriksaan
sedimen urine metode automated urine analyzer.

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

1.1 Maksud Praktikum


1. Memahami cara kerja pemeriksaan urine secara mikroskopik
(pengujian warna, bau, pH, serta sedimen urine)
2. Memahami cara kerja pemeriksaan zat organik yang meliputi
pengujian glukosa dan protein
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisika urin meliputi
pengujian warna, bau, pH, bobot jenis, dan sedimen urin
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan zat organik dalam
urin meliputi pengujian glukosa dan protein
3. Mahasiswa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data
klinis pemeriksaan zat organik dalam spesimen urin

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan
melalui ginjal dari 1200 mL darah yang melalui glomeruli permenit akan
terbentuk filtrat 120 ml/menit. Secara umum pemeriksaan urin selain
untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk
mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti gati,
saluran empedu, pangkres dan kontaks (Lina et al., 2021).
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan
dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh
melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea
dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh (Aliyah Fahmi, 2021).
Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum
menganggap urine sebagai zat yang “kotor”. Hal in berkaitan dengan
kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing
yang terinfeksi, sehingga urinenya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urine sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea sehingga bisa dikatan bahwa urine itu
merupakan zat yang steril (Aliyah Fahmi, 2021).
Keluarnya urin yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan.
Ketika tekanan intravesika melebihi tekanan maksimum penutupan
ytera tanpa adanya aktivitas dentrusor Pembentukan urine didalam
ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorbsi
(penyerapan Kembali). Dan augmentasi (penambahan). Urinalisasi
adalah pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia, dan mikroskopis.
Urinalisa dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
menggunakan

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

Pemeriksaan dipstick dan sedimen urine. Sedimen urine adalah


unsur-unsur yang larut didalam urine yang berasal dari ginjal, dan
saluran kemih. Pemeriksaan sedimen urine dilakukan untuk melihat
unsur organik dan anorganik pada urine. Unsur organik yaitu sel
epitel, leukosit, eritrosit, silinder, dan bakteri. Unsur anorganik bahan
amorf, kristal, dan zat lemak (Parwati et al., 2022).

Tingkat urin yang dapat ditentukan dengan analisis kimia adalah :


1. Konsentrasi air
Konsentrasi urin dapat dihitung dari kerapatan molekul
yang tinggi. Semakin tinggi densitas urin, semakin tinggi
gaya gravitasi utin.
2. Asam dan protein dalam urin
Ginjal mempunyai bagian yang sangat berpengaruh dalam
menjaga pH dalam tubuh. Asamnya urin dikaitkan dengan
peningkatan risiko asam urt dan batu ginjal. Keasaman
diukur dengan pH dimana urin asam jika pH dibawah netral
7, dan sebaliknya basa apabila pH diats netral. Protein dan
urin tidak berdampingan. Protein ini didapat karena melalui
demam, olahrag bera, kehamilam dan penyakit tertentu.
Keadaan dimana adanya kandungan protein dalam air seni
adalah proteinuria.
3. Gula
Kehadiran gula dalam urin adalah tanda bahwa ada
sesuatu yang salah. Glukosuria masalah hormonal,
penyakit hati, alergi, dan kehamilan semuanya bisa
diakibatkan oleh ini.
4. Senyawa karbon
tubuh mengubah lemak menjadi energi tanpa adanya
karbohidrat. Sebuah molekul yang dikenal sebagai keton
dihasilkan Ketika lemak dipecah menjadi energi. Leton
jarang ditemukan dalam urine. Adanya keton dalam urine
menandakan penyakit berbahaya yang dikenal keton dosis
AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN
15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
urine.

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

5. Nitrit
Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh bakteri yang
membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit.
Ditandai dengan molekul nitrit dalam urin
6. Leukosit dan esterase
Enzim leukosit dan esterase yang ditemukan dalam sel
darah putih. Adanya leukosit esterase dalam urin
merupakan tanda perandangan yang disebabkan oleh
infeksi saluran kencing (Rahmi et al., 2022).
Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI) menganjurkan
pemeriksaan urine dilakukan paling lambat 2 jam dari waktu urine di
tampung. Penundaan pemeriksaan urine selama 2 jam tanpa disimpan
pada suhu 2-8 oC dan tanpa penambahan zat pengawet dapat
menurunkan kualitas hasil pemeriksaan terutama jumlah eritrosit pada
urine. Hal tersebut terjadi karena eritrosit cepat hancur dalam urine
encer dan sifat urine yang hipotonis sehingga eritrosit pada sedimen
urine membengkak dan lisis menyebabkan jumlah (Parwati et al.,
2022).

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

2.2 Uraian Bahan


1. Reagen benedict
a. CuSO4.5H2O ( FI Ed.VI, 2020 Hal. 2250)
Nama resmi : Tembaga(II) Sulfat
Pentahidrat Nama lain : Tembaga Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4.5H2O

Berat molekul : 249,69 g/mol


Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur; biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3

bagian gliserol P, sangat sukar


larut dalam etanol (95%) P

Kegunaan : Murni pereaksi


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
rapat
b. Natrium Sitrat (FI Ed.VI, 2020 Hal. 2240)
Nama resmi : Natrium Sitrat
Dihidrat
Nama lain : Natrium sitrat
Rumus molekul : Na3C6H5O7.2H2O

Berat Molekul : 294,10 g/mol


Pemerian : Hablur; tidak berwarna atau serbuk
putih Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut
dalam
air, sangat mudah larut dalam air

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
mendidih; tidak larut dalam etanol
Kegunaan : Murni pereaksi

c. Na2CO3 (FI Ed.VI, 2020 Hal. 2238)


Nama resmi : Natrium Karbonat Anhidrat
Nama lain : Natrium Karbonat
Rumus molekul : Na2CO3

Berat molekul : 105,99 g/mol


Pemerian : Serbuk hablur putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
mendidih Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Aquadest (FI Ed.III,1979. Hal. 96)


Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air Suling
Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Massa hablur; putih, kelabu pucat
Kelarutan : Tidak larut dalam minyak
Kegunaan : Murni pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2. Natrium asetat glasial (FI Ed.VI, 2020 Hal. 2194)
Nama resmi :
Sodium Cirate
Nama Lain : Natrium etanoat

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
Rumus molekul : CH3COOH

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

Nama resmi : Natrium Karbonat Anhidrat


Nama lain : Natrium Karbonat
Rumus molekul : Na2CO3

Berat molekul : 105,99 g/mol


Pemerian : Serbuk hablur putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
mendidih Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

a. Aquadest (FI Ed.III,1979. Hal. 96)


Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air Suling
Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Massa hablur; putih, kelabu pucat
Kelarutan : Tidak larut dalam minyak
Kegunaan : Murni pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
3. Natrium asetat glasial (FI Ed.VI, 2020 Hal. 2194)
Nama resmi :
Sodium Cirate
Nama Lain : Natrium etanoat
Rumus molekul : CH3COOH

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

Berat molekul : 60,05 g/mol


Pemerian : Hablur; tidak berwarna
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam

air mendidih; tidak larut


dalam etanol
Kegunaan : Murni pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. Natrium asetat (FI Ed.VI, 2020 : 2235)


Nama resmi : Natrium
Asetat
Nama lain : Natrium Etanoat
Rumus molekul : NaC2H3O2

Berat molekul : 136,08 g/mol


Pemerian : Massa hablur; putih; kelabu pucat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan : Murni pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

2.3 Prosedur Kerja


A. Pemeriksaan Fisika Urin
1. Pemeriksaan Warna Urin
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi
c. Amati warna urin dalam posisi serong pada cahaya tembus
d. Hasil pengamatan warna nyatakan dengan : tidak
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kemerahan,
merah coklat, kuning merah, biru kehijauan, itam, gelap,
kuning kecoklatan, dan berbusa
2. Pemeriksaan bau urin
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
b. Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

c. Dicium bau urin dengan mengkibas-kibaskan telapak


tangan diatas tabung reaksi wadah yang berisi sampel urin
sampai tercium bau urin tersebut. Hasil pengamatan bau
dinyatakan dengan bau makanan, bau obat-obatan, bau
amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk
3. Pemeriksaan pH urin
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dipipet urin ke dalam plat tetes
c. Dicelupkan kertas lakmus/pH pada urin
d. Diamati nilai pH dan dicatat
4. Pemeriksaan bobot jenis (BJ) urin
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Ditimbang piknometer kosong
c. Dipipet urin ke dalam pinometer hingga mencapai milut
piknomter
d. Ditimbang berat piknometer + urin
e. Dicatat masing-masing bobotnya

5. Pemeriksaan sedimen urin (Mikroskop)


a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dimasukkan 10 mL urin ke dalam tabung dan diputar
selama 5 menit dengan kecepatan 1500-200 rpm
c. Setelah disentrifuge, supernatannya dibuang dan diambil
endapannya (sedimen urin)
d. Diambil 1- 2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan
ditutup dengan dek glass.
e. Diamati dibawah mikrosop dengan pembesaran awal 10x
dilanjutkan pembesaran 40x
 Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat selinder,
kristal, epitel, dan elemen lain
 Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit
dan leukosit

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

B. Pemeriksaan zat organik dalam urin


1. Pemeriksaan glukosa urin
a. Dimasukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung
reaksi kemudian diteteskan 8 tetes urin
b. Dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang
lebih 5 menit atau panaskan diatas api selama kurang
lebih 2 menit
c. Diangkat dan dikocok perlahan-lahan, setelah itu, diamati
warnanya
d. Nilai normal adalah adalah negatif (-) : larutan tetap biru
jernih atau sedikit kehijau -hijauan atau keruh tanpa
endapan
 Positif 1 (1+) : Hijau kekuningan keruh (glukosa 0,5 –
1,0 gr %
 Positif 2 (2+) : Kuning kehijauan keruh (glukosa 1,0 –
1,5 gr %)
 Positif 3 (3+) : Hijau (glukosa 2-3,5 gr%)
 Positif 4 (4+) : Jingga/merah (glukosa 3,5 – 4,0 gr%)

2. Pemeriksaan Protein Urin


a. Dituangkan urin yang jernih ke tabung reaksi sampai kira-
kira 2/3 penuh
b. Dipanaskan pada bagian atas tabung selama kurang lebih
2 menit dan timbul kekeruhan. Bagian bawah tabung
dipakai sebagai pembanding (kontrol). Kekeruhan yang
timbul dapat disebabkan oleh protein, karbonat, dan fosfat
c. Ditambahkan 2-5 tetes asm asetat 10% untuk melarutkan
fosfat dan karbonat
d. Dipanaskan lagi pada bagian atas tabung, kekeruhan
yang timbul adalah presipitasi Interprestasi pemeriksaan
protein urin
e. Nilai normal adalah negatif (-) : tidak ada kekeruhan

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

 Positif 1 (1+) : Ada kekeruhan tapi tidak tampak berbutir-


butir (protein 0,01-0,05 gr%)
 Positif 2 (2+) : Ada kekeruhan dan tampak berbutir- butir
(protein 0,05 – 0,2 gr%)
 Positif 3 (3+) : Amat keruh dengan gumpalan berkeping-
keping (protein 0,02 – 0,05 gr%)
 Positif 4 (4+) : Kekeruhan tebal dan bergumpal- gumpal
(protein > 0,05 gr%)

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Tabung reaksi, pipet tetes, kertas pH, piknometer 50mL
timbangan analitik, tabung reaksi, sentrifuge, tabung sentrifuge,
objek class, deck glass, mikroskop, gegep tabung, lampu spritus,
3.2 Bahan Praktikum
Urin, Reagen Benedict, Asam asetat, Natrium asetat,
Aquadest
3.3 Cara Kerja
A. Pemeriksaan fisika urin
1. Pemeriksaan warna urin
Dipipet urin sebanyak 5mL kedalam tabung reaksi,
amati pada cahaya tembus (menggunakan cahaya
matahari/lampu). Dan catat hasilnya pada lembar kerja lalu
ditutup kembali tabung reaksi dengan alumunium foil.
2. Pemeriksaan bau urin
Dipipet 5mL urin ke dalam tabung reaksi. Kemudian
cium bau urin dengan mengkibas-kibaskan telapak tangan
diatas tabung reaksi sampai mengeluarkan bau urin.
3. Pemeriksaan pH urin
Dimasukkan beberapa tetes urin ke satu bagian plat
tetes dengan alat pipet tetes hinggan penuh dan jepit kartas
lakmus menggunakan pinset dan masukkan ke dalam urin
sampai terendam. Kemudian kibas-kibaskan kertas lakmus
sampai kering dan amati lalu diukur pHnya.
4. Pemeriksaan berat jenis (BJ) urin
Bersihkan piknometer yang berukuran 50 mL
menggunakan alkohol. Pada saat memegang piknomtetr
harus menggunakan tisu. Timbang piknometer kosong
menggunakan timbangan analitik dan dicatat berapa berat
piknometer yang kosong. Lalu masukkan urin kedalam

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN
piknometer menggunakan pipet tetes sampai penuh lalu
tutup

piknometer. Kemudian timbang piknometer yang berisi urin.


Dan dicatat kemudian hitung berat jenis urin.
5. Pemeriksaan sedimen urin (Mikroskopik)
Siapkan sampel dan masukkan sampel urin yang
berbeda sebanyak 10mL ke dalam 4 tabung sentrifuge dan
diputar kedalam sentrifude selama 5 menit dengan
kecepatan 1500-2000 rpm buang supernatanya dam ambil
endapan urine laly ambil 1-2 tetes urine menggunakan piprt
tetes ke objek glass ditutup deck glass. Amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x. digunakan
lensa objektif 10x untuk melihat silinder, epitel, dan kristal
kemudian lensa objektif 40x untuk melihat eritrisit dan
leukosit.
B. Pemeriksaan zat organik dalam urin
1. Pemeriksaan glukosa urin
Pipet 1mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi dan
tambah 3 tetes urin, panaskan diatas lampu spritus selama 2
menit lalu dkocok kemudian amati perubahan warna yang
terjadi pada sampel.
2. Pemeriksaan protein urin
Masukkan urin yang jernih ke dalam tabung reaksi 2-3
tetes penuh, panaskan pda bagian atas tabung selama 2
menit dan menimbulkan kekeruhan. Tambahkan 2-5 tetes
asam asetat 10% dan panaskan pada bagian atas tabung
lalu diamati.

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Pemeriksaan warna, bau dan pH urine

No Penilaian Hasil

1. Warna normal urin Kuning muda hingga kuning


tua
Hasil warna urin Kuning muda
2. Bau urin normal
Urin normal yang segar
memiliki bau yang khas
Hasil bau urin
Bau amoniak
3. Ph urin normal Ph 4,8-Ph 7,4

Hasil pH urin Ph 8,0 (Basa)


4. Kesimpulan
a. Warna urin Memenuhi
b. Bau urin Tidak memenuhi
c. pH urin Tidak memenuhi

B. Pemeriksaan sedimen urine

NO Penilaian Hasil
1. Eritrosit Ada
2. Leukosit Ada
3. Leukosit Tidak ada
4. Gambar Eritrosit = jika ada Urin 1 (10x) dalam 40x)
Urin 2 (10/40) Urin 3 (40)
5. Gambar leukosit = jika ada Urin 2 (40x)
6. Gambar kristal asam urat= Urin 4 (40x) epiel
jika ada

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

C. Pemeriksaan bobot jenis


NO Penilaiaan Hasil

1. Volume 50 mL
pinometer
2. Berat 31, 64 gram
piknometer
kosong
3. Berat 80,88 gram
pinometer
+ urin
4. Berat urin 49,24 gram
5. Rumus 𝐵. 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑢𝑟𝑖𝑛 − 𝐵. 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
perhitunga
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
n BJ urin
6. Hasil BJ 0,984 g/mL
urin
7. Nilai 1, 015-1,025
normal BJ
urin
8. Kesimpulan Tidak memenuhi persyaratan

D. Pemeriksaan glukosa urine


NO Penilaiaan Hasil
1. Hasil percobaan Hijau
2. Proses reaksi

3. Kesimpulan Hijau hasilnya adalah positif (3+)

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

E. Pemeriksaan protein urine


NO Penilaiaan Hasil
1. Hasil percobaan Tidak ada endapan
2. Proses reaksi Tabung reaksi berisi 2/3 urin
dipanaskan bagian atas 2 menit
kemudian direaksikan dengan 5
tetes asam asetat 10% untuk
melarutkan fosfat dan karbonat
3. kesimpulan Tidak ada kekeruhan. Negatif (-)

4.2 Pembahasan

Untuk pemeriksaan warna, bau, dan pH urin memiliki hasil


dimana warna urin dan pH urin memenuhi syarat karena hasil warna
urin adalah kuning muda yang merupakan normal dan pH urin yang
normal 4,8-7,4 dan hasil yang didapat yaitu 8 (basa). Dan bau urin
tidak memenuhi karena memiliki bau yang amoniak. Pada percobaan
ini bertujuan untuk menentukan warna yang ada dalam urin dan bau
yang ada dalam urin dalam pemeriksaan warna dan bau urin. Dan
mengetahui derjat kesamaan urin pada pemeriksaan pH urin.
Untuk pemeriksaan sedimen urin tidak ada hasil atau tidak
adanya eritrosit, leukosit dan kristal asam urat. Dinyatakan urin
tersebut tidak normal karena tidak terdapat eritrosit tapi ada leukosit
dengan jumlah 0- 5/LPK. Sedangkan peningkatan asam urat dalam
urin ditentukan dari fungsi ginjal, makanan, dan frekuensi
metabolisme tubuh. Dilakukannya percobaan ini untuk melihat
komponen yang terdapat dalam urin.
Untuk pemeriksaan bobot jenis urin (BJ) hasilnya adalah 0,984
g/ml namun hasil tidak memenuhi karena karean nilai BJ normal urin
adalah 1,015-1,025. Pada percobaan ini bertujuan menentukn
kepekatan urin dengan mengukur BJ urin. Untuk percobaan glukosa
urin hasilnya adalah positif dengan adanya pengamatan warna hijau.

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA URIN

Dan hasil yang didapat adalah positif (3+) dengan glukosa 2-3,5 gr%.
Urin normal akan memiliki kadar glukosa yang sedikit pada orang
dewasa hanya 2-20 mh/100mL urin. Kadar glukosa yang ada didalam
urin tergantung dari kadar glukosa dalam darah. Memiliki tujuan
untuk memeriksa dengan cara kuantitatif jika ada glukosa dalam
urin.
Untuk percobaan protein urin, hasil yang didapat tidak ada
endapan yang terbentuk. Jadi hasilnya adalah urin tersebut normal
karena negatif(-) dengan tidak adanya kekeruhan. Bila dalam
keadaan normal terdapat protein diuri. Jika peningkatan kadar protein
didalam urin adanya penyakit ginjal dalam tubuh. Memliki tujuan yang
sama untuk memeriksa dengan cara kualitatif jika memiliki protein
dalam urin.

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA
URIN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui saluran kemih didalam proses urinasi. Dilakukan
pemeriksaan fisika urin yang dilakukan dengan pemeriksaan warna urin, bau urin,
pH urin, bobot jenis (BJ), dan pemeriksaan sedimen urin (mikroskopik).
Sedangkan dalam pemeriksaan zat organik dalam urin dilakukan pemeriksaan
glukosa urin dan pemeriksaan protein urin . Dan pada saat praktikum didapatkan
hasil bahwa pada pemeriksaan warna dan pH urin termasuk memenuhi
persyaratan dan pemeriksaan bau urin tidak memenuhi. Hasil pemeriksaan
sedimen urin terdapat urin yang tidak normal dan urin yang tidak memenuhi pada
pemeriksaan bobot jenis (BJ). Adapun hasil dari pemeriksaan zat organik dalam
urin untuk pemeriksaan glukosa dalam urin memilki hasil positif (3+) dan untuk
pemriksaan protein dalam urin hasilnya negatig (-).

5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan analisis biokimia urin yang meliputi
pemeriksaan fisika urin dan pemeriksaan zat organik pada urin harus
memperhatikan, belajar, dan mengerti bagaimana prosedur kerjanya dan indikator
urin normal

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA
URIN

DAFTAR PUSTAKA\

Alti Mudia Rahmi. 2022. Biokimia Kebidanan. Sumatera : Global Eksekutif


Teknologi
Aliyah Fahmi. 2021. Kimia Klinik Dasar (Pemahaman Apa dan Hal- Hal
yang Berkaitan dengan Kimia Klinik. Bandung : CV. Media
Sains Indonesia.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
kesehatan republik Indonesia
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta : Departemen
kesehatan republik Indonesia
Fitriani lina dkk. 2021. Buku Ajar Kehamilan. Yogyakarta : DeePublish Parwati,
Putu Ayu., dkk. 2022. Penilaian Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine

dengan Variasi Pengawet. Jurnal Inovasi Penelitian : Vol. 3


No. 3. ISSN : 2722-945

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA
URIN

Lampiran LK

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA
URIN

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116
ANALISIS BIOKIMIA
URIN

LAMPIRAN HASIL PRAKTIKUM

AHMAD ADI MUHTAROM IRMAWAN


15020210116

Anda mungkin juga menyukai