Oleh :
ELFA YESI GIOVANI
25010113120133
1. Pengertian urin
Urin adalah sisa metabolisme tubuh yang berupa cairan yang
dikeluarkan melalui sistem urogenital (sistem perkemihan). Urin atau air seni
atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada
juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
2. Kandungan dalam Urin
Urin adalah larutan kompleks sisa metabolisme ginjal yang berisi Air
+ 96 %, Bahan Padat + 4% Bahan Organik : Urea (1/2 BAGIAN PADAT ),
Asam Urat, Kreatinin, Bahan Anorganik : NaCl ( + 1/2 Substansi Anorganik),
Sulfat, Fostat, Amonia.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik
untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin.
Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan
ditemukan dalam urin orang yang sehat.
3. Fungsi dan Kegunaan Urin
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat
yang kotor. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal
dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak
berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah
meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zatzat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang
dihasilkan dari urea.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
4. Kegunaan Lain Urin
Seorang Doktor sedang bereksperimen menggunakan urin. Dukun
Aztec menggunakan urin untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi
dan diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus. Bangsa Romawi
Kuno menggunakan urin sebagai pemutih pakaian. Di Siberia, orang Kroyak
meminum urin orang yang telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis jamur
beracun yang menyebabkan halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya
untuk berkomunikasi dengan roh halus.
Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk.Penggunaan
urin sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka adalah
Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen. Menurut ahli
urinoterapis (Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU) urin
mengandung mineral, vitamin, enzim, hormon, asam amino, antibodi,
antigen, allergen, garam dan nutrien lainnya. Sejauh ini, ada sepuluh hipotesa
cara kerja terapi auto urin:
Pertama, penyerapan dan penggunaan kembali nutrien
abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau
obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah
setelah dibiarkan.
5. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih,
agak keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan
bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan
atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi dari
lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.
Sebab sebab urine keruh dari mula-mula :
Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar, mungkin terjadi
sel epitel.
Cylus dan lemak.
Benda-benda koloid.
Nubecula.
Urat-urat amorf.
Fosfat amorf dan karbonat.
Bakteri.
6. pH
pH tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring. Akan tetapi
pada gangguan keseimbangan asam-basa penetapan itu member kesan
tentang keadaan dalam tubuh, apalagi jika disertai penetapan jumlah
asam yang diekskresikan dalam waktu tertentu, jumlah ion NH4.
Selain pada keadaan tadi pemeriksaan pH urine segar dapat
member petunjuk kea rah infeksi saluran kemih. Infeksi oleh E. coli
biasanya menghasilkan urine asam, sedangkan infeksi oleh Proteus
yang merombak ureum menjadi amoniak menyebabkan urine menjadi
basa.
7. Berat jenis
Untuk mengukur berat jenis urine dapat menggunakan urometer,
refraktometer dan carik celup.
c. Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu
pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan
pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit
Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu
penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri
menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip
palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa
seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat
dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara
enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara
enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl,
sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
ke
dalam
urine.
Bilirubinuria
mengindikasikan
(asetazolamid,
asam
etakrinat),
mitramisin,
dekstran,
indometasin,
metotreksat,
metildopa,
papaverin,
fitokrom
digunakan
oleh
tanaman
untuk merasakan
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Sunarsih, Tri. 2009. KDPK Kebidanan : Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika
Budiyanto.
2013.
Proses
Pembentukan
Urin
Pada
Ginjal.
Tersedia
2012.
Pemeriksaan
Urin.
Tersedia
di: http://www.biomedika.
co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html
Ningsih, Suti.
2012.
Proses
Pembentukan
Urin.
Tersedia
di: http://sutiningsih2/2012/12/proses_pembentukan_urin_15.html.
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Uliyah, Musrifatul dan Alimul, Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Wilmar musram, 2000, Praktikum Urine, Penuntun Praktikum Biokimia, Widya
Medika, Jakarta.
http://belibis-a17.com/2008/04/25/pemeriksaan-protein-urine-kualitatif/
http://id.wikipedia.org/wiki/Urin
http://aseppopy.net/kesehatan/sekilas-tentang-urin
http://medlab.id/pemeriksaan-bilirubin-urine/
http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine