Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Urin ini berasal dari zat warna empedu.
Urin juga menghasilkan bau yang khas jika diberikan agak lama,
berbau ammonia pada kisar pH 4,5–8. Urine yang dikeluarkan berasal
dari proses metabolisme yang menghasilkan metabolit, metabolit inilah
(yang sudah tidak diperlukan di dalam tubuh) yang akan keluar
bersama dengan urine.
Dalam urine mengandung garam, urea, serta kreatinin. Urine juga
mempunyai standar yang menyatakan bahwa urine manusia normal
atau tidak, yaitu dengan melihat warna, bau (studi organoleptik).
Banyak penyakit yang dapat diuji dengan pemeriksaan urine pada
manusia terutama penyakit atau gangguan pada ginjal misalnya
penyakit infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat disebabkan karena gangguan pada
saluran kemih bagian bawah, dimana gejalanya yaitu pada saat buang
air kecil terasa sakit dan terlalu sering buang air kecil ataupun kondisi
dimana organ yang termasuk dalam sistem kemih yaitu ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra mengalami infeksi. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, karena tubuh wanita
memiliki saluran uretra yang lebih pendek, maka wanita lebih rentan
mengalami infeksi saluran kemih.
Berdasarkan penyataan diatas, maka dilakukanlah pengujian
pemeriksaan urine agar diketahui apakah probandus (manusia) yang
dipakai spesimennya normal atau tidak. Pengujian tersebut dapat
dilakukan dengan melihat warna, pH, bau, spesimen urine serta kadar
glukosa pada urine yang akan dibandingkan dengan urine normal.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan sifat fisik dan pemeriksaan zat organik
pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang diperoleh.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentuka sifat fisik
dari urin (warna, bau, pH, bobot jenis dan sedimen) serta untuk
menentukan zat organik yang terdapat dalam urine.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan
augmentasi (Gandjar 2007, h. 103).
Pengambilan urine yang tepat adalah urine yang segar, dan paling
lambat 1 jam sebelum dilakukan urinalisis, karena terdapat beberapa
temuan yang akan menghasilkan positif palsu apabila pengambilan
urine yang tidak sesuai. dalam melakukan penampungan urine
Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin.
Hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen
urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptic (Uliyah 2008,
h. 39).
Pada filtrasi terjadi proses sebagai berikut. Filtrasi darah terjadi di
glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam
kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
sehingga memudahkan proses penyaringan. Selain itu, di glomerulus
juga terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan sebagian
besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi
ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip
dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer
dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan
garam-garam lainnya (Coad 2006, h. 269).

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Umumnya pH urine normal berkisar antara 4,8-7,5 (sekitar 6,0).


Pembacaan pH hendaknya segera dilakukan (urine dalam kondisi
segar), karena urine yang lama cenderung menjadi alkalis (karena
perubahan ureum menjadi amonia). Penentuan pH dapat dilakukan
dengan menggunakan : kertas lakmus, pH-meter. Bau yang tercium
pada urin adalah menyengat dan berbau amonia. Warna dari urin
tersebut adalah kuning pekat. Warna urin dapat berubah karena faktor
makanan atau faktor patologik. Warna dari urin ini disebabkan oleh
adanya zat warna urin yaitu urokrom yang terdiri dari uroflavin dan
laktoflavin atau riboflavin dan uropterin (Uliyah 2008, h. 39).
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran
kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang
menstimulasi diuresis dengan memengaruhi ginjal secara tak
langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yag
memperkuat kontraksi jantung, memperbesar volume darah atau
merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (Tjay 2010, h. 519).
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang
yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi
pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar
yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin,
pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas,
pembentukan urine sedikit. Pada saat minum banyak air, kelebihan air
akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan
banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda.
Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan,
jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun
biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai
warna kuning pucat (Tjay 2010, h. 519).
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan
jalan mengeluarkan dari dalam darah semua zat asing dan sisa
pertukaran zat. Untuk ini darah mengalami filtrasi, dimana semua

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

komponennya melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel-
sel darah. Setiap ginjal mengandung lebih kurang 1 juta filter kecil ini
dan setiap 50 menit seluruh darah tubuh sudah dimurnikan dengan
melewati saringan tersebut (Tjay 2010, h.519).
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal.
Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang
secara pasif dapat dilintasi air, garam, dan glukosa. Ultrafiltrat yang
diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit
ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti
corong (Kapsula Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil
(Tjay 2010, h. 519).
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal.
Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir
dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap
dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih
berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion
anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga
melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan lainnya
berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi
di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap
kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui
pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini
juga terjadi di lengkung Henle, khususnya ion natrium. Hasil proses
reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat
penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine
sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer (Sloane
2003, h. 263).

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

2.2 Uraian Bahan


1. Aquades (FI III 1979, h. 96):
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades
Rumus struktur : H –O--H
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Reagen Benedict (Mulyono, 2006):
Komposisi:
Tembaga (II) sulfat : 17,3%
Trinatrium sitrat : 173%
Natrium karbonat
: 100%
anhidrat

2.3 Uraian Sampel


1. Urine (Sumarlin 2006, h. 111)
Air : 96%
Garam : 1,5%
Urea : 2,5%

2.4 Prosedur Kerja


A. Pemeriksaan Fisika Urin
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin
sebanyak 50 mL. Ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin
kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer.
Didinginkan hingga 250C dalam suhu kamar. Ditimbang berat
piknometer dan urin. Dicatat masing-masing bobotnya dan
dihitung bobot jenis urin menggunakan rumus menurut FI IV.
b. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

dipipet masing-masing 5 mL kedalam tabung reaksi dan diamati


warna urindengan sikap serong pada tembus cahaya.
c. Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
masing-masing sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi
kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.
d. Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
masing-masing sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi
kemudian dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya
kemudian dicatat.
e. Pemeriksaan Sedimen Urin (mikroskopik)
Disiapkan alat dan bahan, urine di sentrifuge selama 10
menit dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian supernatannya
dibuang dan diambil endapannya. Diteteskan di atas objek
glass, diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x
dan digambar eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
B. Pemeriksaan Zat Organik
a. Pemeriksaan Glukosa Urin
Dimasukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian diteteskan 8 tetes urine, dicelupkan tabung ke dalam
air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau dipanaskan di
atas api selama kurang lebih 2 menit. Diangkat dan dikocok
perlahan-lahan setelah itu diamati warnanya.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gegep kayu,
pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, piknometer, dan timbangan
analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah urin dan
kertas pH universal.
3.3 Cara Kerja
A. Pemeriksaan Fisika Urin
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin sebanyak
50 mL. Ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin kedalam
piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Didinginkan
hingga 250C dalam suhu kamar. Ditimbang berat piknometer
dan urin. Dicatat masing-masing bobotnya dan dihitung bobot
jenis urin menggunakan rumus menurut FI IV
b. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
dipipet masing-masing 5 mL kedalam tabung reaksi dan diamati
warna urindengan sikap serong pada tembus cahaya..
c. Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
masing-masing sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi
kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.
d. Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

masing-masing sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi


kemudian dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya
kemudian dicatat.
e. Pemeriksaan Sedimen Urin (mikroskopik)
Disiapkan alat dan bahan, urine di sentrifuge selama 10
menit dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian supernatannya
dibuang dan diambil endapannya. Diteteskan di atas objek
glass, diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x
dan digambar eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
B. Pemeriksaan Zat Organik
a. Pemeriksaan Glukosa Urin
Dimasukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian diteteskan 8 tetes urine, dicelupkan tabung ke dalam
air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau dipanaskan di
atas api selama kurang lebih 2 menit. Diangkat dan dikocok
perlahan-lahan setelah itu diamati warnanya.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


a) Tabel Pengamatan
Kel BJ Warna Bau pH sedimen glukosa ket
1 1,003 Kuning Amonia 6 √ Negatif Normal
2 1,016 Kuning Amonia 5-6 √ Negatif Normal
3 1,006 Kuning ҂bau 5-6 - Negatif Normal
4 1,006 Kuning Amonia 5 - Negatif normal

b) Perhitungan
Kelompok 1
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin
( 83,0406 gram )−(32,6996 gram)
= =1,003 gram
50 mL
Kelompok 2
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin

( 83,0406 gram )−(32,6996 gram)


= =1,016 gram
50 mL
Kelompok 3
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin

( 83,0406 gram )−(32,6996 gram)


= =1,006 gram
50 mL
Kelompok 4
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin
( 83,0406 gram )−(32,6996 gram)
= =1,006 gram
50 mL

4.2 Pembahasan

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Urin ini berasal dari zat warna empedu.
Urin juga menghasilkan bau yang khas jika diberikan agak lama,
berbau ammonia pada kisar pH 4,5 – 8. Urine yang dikeluarkan
berasal dari proses metabolisme yang menghasilkan metabolit,
metabolit inilah (yang sudah tidak diperlukan di dalam tubuh) yang
akan keluar bersama dengan urine. Dalam urine mengandung garam,
urea, serta kreatinin. Urine juga mempunyai standar yang menyatakan
bahwa urine manusia normal atau tidak, yaitu dengan melihat warna,
bau (studi organoleptik). Banyak penyakit yang dapat diuji dengan
pemeriksaan urine pada manusia terutama penyakit atau gangguan
pada ginjal misalnya penyakit infeksi saluran kemih.
Adapun tujuan dilakukan percobaan ini, agar dapat menentukan
sifat-sifat fisika dari urin yang normal dan yang tidak normal. Pada
pemeriksaan yang pertama yaitu melihat warna dari urin. Timbulnya
warna dari urin ini disebabkan oleh beberapa macam zat warna
terutama Urochrom dan Urobilin. Warna urin ini ditentukan oleh
besarnya dieresis, makin besar dieresis maka semakin muda warna
urin. Biasanya warna urin normal berkisar antara kuning muda dan
kuning tua.
Pemeriksaan BJ (bobot jenis). BJ urin yang normal berkisar antara
1,005-1,026 pada suhu kamar. Cara dari pemeriksaan BJ urin yaitu
pertama ditampung sampel urin sebanyak 50 mL. Ditimbang
piknometer kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga
mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu
kamar agar kandungan yang ada dalam urine itu bersifat statif artinya
tidak mengalami perubahan apapun baik secara fisika maupun kimia.
Ditimbang berat piknometer dan urin. Dicatat masing-masing
bobotnya dan dihitung bobot jenis urin menggunakan rumus menurut

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

FI IV. Dan hasil yang didapatkan dari perhitungan yaitu 1,006 gr/mL
sehingga hasil yang didapatkan masuk range BJ urin normal.
Pemeriksaan warna. Cara mengamati warnanya yaitu pertama
dimasukkan urin 5 mL ke dalam tabung reaksi dan amati warna
dengan menghadap cahaya. Dan hasil yang didapatkan, warna urin
yaitu kuning muda, dimana berdasarkan literatur warna yang diperoleh
termasuk dalam warna urin yang normal.
Pemeriksaan bau. Cara mengamati bau urin secara langsung
dengan menggunakan indra penciuman. Dan hasil yang didapatkan,
urin probandus mengeluarkan bau amoniak.
Pemeriksaan nilai pH. pH urin menggambarkan fungsi ginjal
dalam mengatur ekskresi bahan-bahan asam yang tidak mudah
menguap dan diproduksi secara normal pada proses metabolisme.
Caranya yaitu pertama dimasukkan urin ke dalam tabung reaksi
kemudian dimasukkan kertas pH dan amati perubahan warna pada
kertas itu. Hasil yang kami dapatkan, pH urin dari probandus adalah 5
dan masih termasuk pH urin normal karena range pH urin yaitu 4,5-8.
Pemeriksaan sedimen urin, dilakukan dibawah mikroskop dengan
melihat adanya leukosit, eritrosit ataupun kristal asam urat dalam
urine. Pertama urine disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm, kemudian supernatan dibuang dan diambil endapannya.
Endapan tersebut diteteskan diatas objek glass dan kemudian diamati
dibawah mikroskop. Hasil yang diperoleh tidak ada eritrosit, leukosit
maupun kristal asam urat di dalam urine setelah diamati dibawah
mikroskop. Berdasarkan standar urine dinyatakan normal karena
standar leukosit dan eritrosit dalam urine tidak ada, dan kristal asam
urat sedikit.
Pemeriksaan glukosa urin dilakukan untuk mengetahui urine
mengandung glukosa atau tidak dengan cara 5 ml reagen Benedict,
digunakan reagen ini karena pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus
aldehid, oleh karena itu meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

namun karena memiliki gugus alfa hidroksi keton, maka fruktosa akan
berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan
memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diteteskan 8 tetes
urine, dan dipanaskan selama 2 menit, kemudian diamati warnanya.
Hasil yang diperoleh negatif. Berdasarkan standar urine dinyatakan
normal karena urin yang normal menunjukkan larutan tetap biru jernih
atau sedikit kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan.
Dari semua pemeriksaan yang diperoleh dapat diperoleh bahwa
urine probandus pada kelompok 4 dinyatakan normal, karena semua
nilai dan data yang diperoleh memenuhi standar yang telah
ditetapkan.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fisika dari urine (warna, bau, pH,
sedimen dan bobot jenis) dapat disimpulkan bahwa urin probandus
normal, dan berdasarkan pemeriksaan zat organik dapat disimpulkan
bahwa tidak ada zat organik seperti glukosa di didalam urine.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam pemeriksaan laporan, saat pengumpulan saat itu
juga diperiksa agar kira-nya dapat diberikan nilai untuk laporan
sehingga praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan
lancar.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, UMI, Makassar.


Coad, J., 2006, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan, EGC, Jakarta.
Gandjar, I., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta.

Sloane, E., 2003, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, EGC, Jakarta.

Tjay, T., 2010, Obat-Obat Penting, PT Elex Media Kompotindo, Jakarta

Uliyah, M., 2008, Keterampilan Dasar Praktek Klinik Medika, Salemba,


Jakarta.

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

LAMPIRAN
Gambar
1. Pemeriksaan Warna Urin

Kuning Muda
2. Pemeriksaan pH urin

pH 5-6
3. Pemeriksaan Glukosa Urin

4. Pemeriksaan sedimen urin


(mikroskopik)

tidak ada eritrosit, leukosit dan kristal


asam urat

NUR CHAERUN NISA NUR ASLAMAH HAMKA


15020140053

Anda mungkin juga menyukai