BAB 1 PENDAHULUAN
komponennya melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel-
sel darah. Setiap ginjal mengandung lebih kurang 1 juta filter kecil ini
dan setiap 50 menit seluruh darah tubuh sudah dimurnikan dengan
melewati saringan tersebut (Tjay 2010, h.519).
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal.
Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang
secara pasif dapat dilintasi air, garam, dan glukosa. Ultrafiltrat yang
diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit
ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti
corong (Kapsula Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil
(Tjay 2010, h. 519).
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal.
Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir
dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap
dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih
berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion
anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga
melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan lainnya
berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi
di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap
kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui
pembuluh kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini
juga terjadi di lengkung Henle, khususnya ion natrium. Hasil proses
reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat
penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine
sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer (Sloane
2003, h. 263).
b) Perhitungan
Kelompok 1
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin
( 83,0406 gram )−(32,6996 gram)
= =1,003 gram
50 mL
Kelompok 2
( berat piknometer+urin ) −(berat pikno kosong)
BJ =
Volume Urin
4.2 Pembahasan
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Urin ini berasal dari zat warna empedu.
Urin juga menghasilkan bau yang khas jika diberikan agak lama,
berbau ammonia pada kisar pH 4,5 – 8. Urine yang dikeluarkan
berasal dari proses metabolisme yang menghasilkan metabolit,
metabolit inilah (yang sudah tidak diperlukan di dalam tubuh) yang
akan keluar bersama dengan urine. Dalam urine mengandung garam,
urea, serta kreatinin. Urine juga mempunyai standar yang menyatakan
bahwa urine manusia normal atau tidak, yaitu dengan melihat warna,
bau (studi organoleptik). Banyak penyakit yang dapat diuji dengan
pemeriksaan urine pada manusia terutama penyakit atau gangguan
pada ginjal misalnya penyakit infeksi saluran kemih.
Adapun tujuan dilakukan percobaan ini, agar dapat menentukan
sifat-sifat fisika dari urin yang normal dan yang tidak normal. Pada
pemeriksaan yang pertama yaitu melihat warna dari urin. Timbulnya
warna dari urin ini disebabkan oleh beberapa macam zat warna
terutama Urochrom dan Urobilin. Warna urin ini ditentukan oleh
besarnya dieresis, makin besar dieresis maka semakin muda warna
urin. Biasanya warna urin normal berkisar antara kuning muda dan
kuning tua.
Pemeriksaan BJ (bobot jenis). BJ urin yang normal berkisar antara
1,005-1,026 pada suhu kamar. Cara dari pemeriksaan BJ urin yaitu
pertama ditampung sampel urin sebanyak 50 mL. Ditimbang
piknometer kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga
mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu
kamar agar kandungan yang ada dalam urine itu bersifat statif artinya
tidak mengalami perubahan apapun baik secara fisika maupun kimia.
Ditimbang berat piknometer dan urin. Dicatat masing-masing
bobotnya dan dihitung bobot jenis urin menggunakan rumus menurut
FI IV. Dan hasil yang didapatkan dari perhitungan yaitu 1,006 gr/mL
sehingga hasil yang didapatkan masuk range BJ urin normal.
Pemeriksaan warna. Cara mengamati warnanya yaitu pertama
dimasukkan urin 5 mL ke dalam tabung reaksi dan amati warna
dengan menghadap cahaya. Dan hasil yang didapatkan, warna urin
yaitu kuning muda, dimana berdasarkan literatur warna yang diperoleh
termasuk dalam warna urin yang normal.
Pemeriksaan bau. Cara mengamati bau urin secara langsung
dengan menggunakan indra penciuman. Dan hasil yang didapatkan,
urin probandus mengeluarkan bau amoniak.
Pemeriksaan nilai pH. pH urin menggambarkan fungsi ginjal
dalam mengatur ekskresi bahan-bahan asam yang tidak mudah
menguap dan diproduksi secara normal pada proses metabolisme.
Caranya yaitu pertama dimasukkan urin ke dalam tabung reaksi
kemudian dimasukkan kertas pH dan amati perubahan warna pada
kertas itu. Hasil yang kami dapatkan, pH urin dari probandus adalah 5
dan masih termasuk pH urin normal karena range pH urin yaitu 4,5-8.
Pemeriksaan sedimen urin, dilakukan dibawah mikroskop dengan
melihat adanya leukosit, eritrosit ataupun kristal asam urat dalam
urine. Pertama urine disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm, kemudian supernatan dibuang dan diambil endapannya.
Endapan tersebut diteteskan diatas objek glass dan kemudian diamati
dibawah mikroskop. Hasil yang diperoleh tidak ada eritrosit, leukosit
maupun kristal asam urat di dalam urine setelah diamati dibawah
mikroskop. Berdasarkan standar urine dinyatakan normal karena
standar leukosit dan eritrosit dalam urine tidak ada, dan kristal asam
urat sedikit.
Pemeriksaan glukosa urin dilakukan untuk mengetahui urine
mengandung glukosa atau tidak dengan cara 5 ml reagen Benedict,
digunakan reagen ini karena pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus
aldehid, oleh karena itu meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi
namun karena memiliki gugus alfa hidroksi keton, maka fruktosa akan
berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan
memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diteteskan 8 tetes
urine, dan dipanaskan selama 2 menit, kemudian diamati warnanya.
Hasil yang diperoleh negatif. Berdasarkan standar urine dinyatakan
normal karena urin yang normal menunjukkan larutan tetap biru jernih
atau sedikit kehijau-hijauan agak keruh tanpa endapan.
Dari semua pemeriksaan yang diperoleh dapat diperoleh bahwa
urine probandus pada kelompok 4 dinyatakan normal, karena semua
nilai dan data yang diperoleh memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fisika dari urine (warna, bau, pH,
sedimen dan bobot jenis) dapat disimpulkan bahwa urin probandus
normal, dan berdasarkan pemeriksaan zat organik dapat disimpulkan
bahwa tidak ada zat organik seperti glukosa di didalam urine.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam pemeriksaan laporan, saat pengumpulan saat itu
juga diperiksa agar kira-nya dapat diberikan nilai untuk laporan
sehingga praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, E., 2003, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar
1. Pemeriksaan Warna Urin
Kuning Muda
2. Pemeriksaan pH urin
pH 5-6
3. Pemeriksaan Glukosa Urin