KELOMPOK 5 :
MOCHAMMAD ERFHANY MANDENG (15120190115)
HARDIANTI (15120190125)
SITTI HAJAR (15120190135)
RESTI (15120190145)
ALIYAH DIAH NUGRAHENI (15120190155)
RIZKI YULIA BAHAR (15120190165)
DEWI RAHMASARI (15120190175)
ANITA HERMAWAN (15120190185)
FARHANI AMBO TANG (15120190195)
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalahini membahas tentang Analisis mutu secara spektrofotometri infra red,
spektrofotometri Massa dan spektrofotometri NMR.
Makalah ini disusun sebagai salah saatu tugas Blok sediaan Farmasi dan
juga untuk melatih keterampilan penulis dalam menulis dan menyusun makalah.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menayadari adanya kekurangan dalam
penulisan maupun kedalaman meteri yang kami bahas didalam isi makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca tentang alat instrumen
spektrofotometri infra red, spektrofotometri Massa dan spektrofotometri NMR.
Maka dari itu, kami dari penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk penyempurnaan dari makalah ini. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika suatu benda yang bergerak lurus diberi tenaga dari luar, maka
gerakannya tidak akan lurus lagi seperti biasanya karena akan terjadi defleksi
atau perubahan arah. Besarnya perubahan arah ini tergantung dari massa
benda yang bergerak itu. Jika kita mengetahui besar benda yang bergerak,
kecepatannya, dan jumlah tenaga luar yang diberikan; maka kita bisa
menghitung massa benda tersebut. Makin besar perubahan arah gerak, makin
ringan benda tersebut. Prinsip ini bisa diaplikasikan dalam menentukan massa
suatu molekul. Gerakan suatu atom atau molekul bisa didefleksikan oleh
medan magnet. Agar bisa dipengaruhi oleh medan magnet maka atom atau
molekul ini harus diubah menjadi bentuk ion. Partikel yang bermuatan dapat
dipengaruhi oleh medan magnet sedangkan yang tidak bermuatan tidak
dipengaruhi.
Resonansi magnetik nuklir pertama kali dijelaskan dan diukur dalam balok
molekul dengan Isidor Rabi pada tahun 1938, dan pada tahun 1944, Rabi
dianugerahi Hadiah Nobel dalam fisika untuk pekerjaan ini. Pada tahun 1946, Felix
Bloch dan Edward Mills Purcellmemperluas Teknik untuk digunakan pada cairan dan
padatan, yang mereka berbagiHadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1952.
Rabi, Bloch, dan Purcell melihat bahwa inti magnetik, seperti H dan P , bisa
menyerap energi RF bila ditempatkan dalam medan magnetik dari sebuah kekuatan
khusus untuk identitas inti. Ketika penyerapan ini terjadi, inti digambarkan sebagai
berada dalam resonansi. Berbeda inti atom dalam molekul beresonansi pada berbeda
(radio) frekuensi untuk kekuatan medan magnet yang sama. Pengamatan seperti
frekuensi resonansi magnetik inti hadir dalam molekul memungkinkan setiap pengguna
dilatih untuk menemukan penting, informasi tentang struktur kimia dan molekul.
1.2 Tujuan
Spektrofotometer FTIR
2.1 Pengertian
daerahantara4000cm-1dan666cm-1(2,5-15,0µm).Akhir-akhirini
munculperhatianpadadaerahinframerahdekat,14.290-4000cm-1 (0,7-
2,5µm)dandaerah inframerahjauh,700-200cm-1(14,3-50µm)(Silverstain,1967).
Gambar 1. Skema IR
Bila suatu senyawa diradiasi menggunakan sinar infra merah,maka sebagian sinar
akan diserapoleh senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini
diakibatkan karna molekul senyawa organik mempunyai ikatan yang dapat
bervibrasi (bergetar). Jumlah frekuensi yang melewati senyawa diukur sebagai
transmitasi. Lalu hasil dari pemngukuran tersebut akan berupa spektrum. (slide 3)
SpektraIR dapatdihasilkandenganmengukurabsorbsi
radiasi,refleksiatauemisididaerahIR.Daerahinframerahpadaspektrumgelombang
dalammolekultersebut.Daerahinframerahjauh (400-10cm-1)bermanfaatuntuk
menganalisis molekulyangmengandungatom-atomberat
sepertisenyawaanorganik,namunmembutuhkan teknikkhusus yang lebih baik.
2. Monokromator
Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar,
alat pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa
cermin untuk memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan
untuk prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan
litium fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk
monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara
5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.
3. Detektor
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena
energi foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron
dari permukaan katoda suatu tabung foton.
4. Daerah Cuplikan
Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan
yang berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata
dari bentuk padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya
menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran
frekuensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara
pengolahan cuplikan ynag dilakukan.
Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas
melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model
berkas ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada
setiap panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper”
yang berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan
berkas baku dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi
berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor yang mengubah energi
panas menjadi energi listrik.
1. Alkana
didaerah3050-3150cm-1
-
BentukstretchingC=Calkenaterjadisidaerah1645-1670cm
1
.pitainisangat
jelasbilahanyasatugugusalkilmenempelpadaikatanrangkapdua.Semakinba
nyak
gugusalkilyangmenempel,intensitasabsorpsiberkurangkarenavibrasiterjadi
dengan perubahanmomendipolyang lebihkecil.Untukalkena-
alkenatrisubtitusi,tetrasubsitusi
C=Cseringmempunyaiintensitasyangrendahatautidakteramati.
4. Alkil halida
Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching
C-X. posisi untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850
cm-1 untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I.
Absorpsi-absorpsi ini tidak berguna untuk diagnosisi.
Ciri absorpsi infra merah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching
C=O. oleh karena gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini
menghasilkan perubahan momen dipol yang cukup besar. Akibatnya
stretching karbonil merupakan spektra yang intensitasnya tinggi. Oleh
karena terjadi di daerah spektrum yang umumnya tidak ada absorpsi lain,
maka stretching karbonil merupakan metode yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis adanya gugus fungsional di dalam suatu senyawa.
Spektrofotometri Massa
3.1 Pengertian
Spektroskopi massa merupakan salah satu jenis spektroskopi yang
dignakan untuk menentukan massa dan juga berat molekul suatu senyawa.
Untuk mendapatkan informasi yang mungkin mengenai struktur suatu
senyawa, dapat dilakkan dengan mengukur massa dari fragmen-fragmen
yang terbentuk ketika molekul mengalami pemecahan. Pada saat sebuah
molekul organic ditabrak dengan electron berenergi tinggi, menyebabkan
terjadinya pelepasan sebuah electron dari molekul tersebut sehingga
terbentuk suatu ion molekul. Ion molekul yang dihasilkan tersebut bersifat
tidak stabil dan akan pecah menjadi fragmen tertentu, baik dalam bentuk
radikal bebas atau ion. (slide 8) Dalam spekktrofotometri massa yang khas,
fragmen yang bermuatan positif akan dideteksi dan dilaporkan dalam
bentuk spectra massa. Spectra massa adalah alur kelimpahan (jumlah
relative fragmen bermuatan positif berlainann Vs nisbah massa/muatan
(m/e atau m/z) dari fragmen-fragmen yang ada.
Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih electron dari atom
tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur
yang biasanya membentuk ion-ion negative (sebagai conto, klor) atau
unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai conntoh, argon).
Spectrometer massa hanya bekerja dengan ion positif.
MAGNETIC RESONANCE)
4.1 Pengertian
4.2 Kegunaan
Aplikasi Spektroskopi NMR. Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa kimia. Sebagai
contoh:
1. Menentukan kemurnian obat-obatan.
2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-obatan
3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah
terjadi di situs yang benar pada molekul.
4. Mengidentifikasi obat disita oleh polisi dan agen bea cukai.
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat
yang diinginkan.
4.3 Hukum Yang Mendasari Kerja Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Di dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C)
menyerap pada frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi
resonansi, energi absorpsi dan intensitas sinyal berbanding lurus
dengan kekuatan medan magnet. Sebagai contoh, pada medan
magnet 21 tesla, proton beresonansi pada 900 MHz. Nilai magnet
21 T dianggap setara dengan magnet 900 MHZ, meskipun inti
yang berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda.Di medan magnet
bumi, inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena
ini dimanfaatkan oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murahdan
mudah dibawa. Instrumen ini biasa digunakan untuk keperluan kerja
lapangandan pengajaran.
1. pergeseran kimia
2. penjodohan spin
3. tetapan penjodohan dan pola penjodohan
4. integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis
• Magnet permanen
• Elektromagnet
• Magnet superkonduksi
Magnet Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan
magnetnya. Resolusiakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan
medannnya, bila medan magnetnyahomogen elektromagnet dan kumparan
superkonduktor (selenoids). Magnetpermanen mempunyai kuat medan 7046-
14002 G, ini sesuai dengan frekuensioskilator antara 30-60 MHz. Termostat
yang baik diperlukan karena magnet bersifatpeka terhadap temperatur.
Elektromagnet memerlukan sistem pendingin,elektromagnet yang banyak di
pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR
beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensiproton 470
MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem
penguncifrekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada
tipe eksternalwadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel berada
pada tempat terpisah,sedangpada tipe internal senyawa pembanding larut
bersama-sama sampel. Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).
1
Spektrofotometer H-NMR melibatkan proton atau 1 H, memberikan
informasi struktural mengenai atom-atom hidrogen dalam sebuah molekul
13
organik. Spektrofotometer C- NMR melibatkan karbon – 13 atau C
6
13
Geseran relatif dalam spektroskopi nmr C secara kasar paralel dengan
geseran dalam spektroskopi 1H. Gambar berikut menunjukkan lokasi
umum absorpsi berbagai macam atom karbon.
Menurut Felix Bloch dan Edwardo M Purcell bahwa inti atom mengalami salah satu
dari dua sikap (terorientasi) terhadap medan magnet.
Kedua orientasi tersebut adalah pararel atau anti pararel, di mana separuh proton
dalam contoh akan mengalami pararel dan separohnya lagi anti pararel.
Ho merupakan kuat medan magnet luar yang arahnya sesuai pada gambar di atas.
Besarnya gabungan antara kuat medan magnet luar (H o) dan frekuensi gel radio,
yang menyebabkan proton dalam resonansi, berbeda-beda pada setiap molekul,
tergantung dari letak, macam dan jumlah atom penyusunnya.
Jadi ada 2 cara yang dapat digunakan dalam mencapai resonansi suatu molekul :
1. Tabung NMR
Sampel untuk analisis NMR harus disiapkan dalam tabung NMR dengan
diameter 5 mm.
Pelarut
Pemilihan pelarut ditentukan oleh sejumlah faktor:
a. Sampel harus cukup larut untuk menghasilkan spektrum NMR. Spektrum
1
H dan 1H NMR diamati, dianjurkan untuk melarutkan antara 2 dan 10 mg
dalam antara 0,6 dan 1 mL pelarut sehingga kedalaman sampel minimal
4,5 cm di dalam tabung. Untuk sampel dengan berat molekul tinggi, larutan
yang lebih pekat kadang-kadang dianjurkan. Namun, larutan yang terlalu
terkonsentrasi mengarah untuk menurunkan resolusi karena kejenuhan
dan atau peningkatan viskositas. Untuk 13 C NMR antara 10 dan 50 mg
sampel dianjurkan. Jika tidak memiliki cukup sampel atau tidak dapat
mencapai kelarutan yang cukup tinggi, masih dimungkinkan untuk
memperoleh spektrum meskipun dianjurkan untuk meminta layanan 500
MHz dan akan memakan waktu lebih lama untuk mendapatkan spektrum.
b. Untuk mencapai resolusi maksimal, pilihlah bahan pelarut dengan
viskositas rendah. Namun, mencapai resolusi yang lebih tinggi lebih sulit
bagi operator dan kemungkinan untuk meningkatkan waktu layanan yang
diperlukan. Sebagai contoh, sebuah sampel dalam dietil eter-d 10 akan
menghasilkan spektrum yang tajam tetapi mungkin memakan waktu lebih
lama untuk berjalan dari pada dalam DMSO-d6
c. Mempertimbangkan biaya pelarut. D2O dan CDCl3 adalah pelarut yang
paling umum digunakan di laboratorium karena mereka adalah yang
termurah dan memberikan hasil yang memuaskan.
d. Jika sinyal pelarut mengganggu sinyal sampel mempertimbangkan pelarut
yang berbeda, maka ubah suhu atau, jika 13 side bands C yang tumpang
tindih, decoupling karbon.
e. Filtrasi.
Larutan harus bebas dari endapan, debu, serat, dan lain-lain. Hal ini dapat
dicapai dengan menyaring sampel. Buat sedikit lebih sampel dari yang
dibutuhkan. Masukkan sepotong kecil kapas atau wol dan cuci dengan
sejumlah kecil pelarut. Saring larutan ke dalam tabung NMR
f. Efek lingkungan pada NMR
Medan yang berbeda pada NMR dapat mengubah spektrum senyawa
yang sama. Misalkan spektrum NMR etanol pada model resolusi rendah
(60MHz) tidaklah setajam spektrum senyawa yang sama pada NMR 270
MHz. Ini disebabkan ketergantungan terhadap lingkungan suatu inti.
Dengan NMR beresolusi tinggi, dua atau tiga puncak akan terurai menjadi
lebih banyak puncak. Efek lingkungan sekunder yang menyebabkan
disebut sebagai spin-spin splitting. Baik pergeseran kimia maupun spin-
spin plitting, keduanya bermanfaat untuk analisis struktural. Pemisahan
puncak akibat pergeseran kimia sebanding dengan kuat medan atau jarak
frekuensi oksilasi antara pasangan puncak yang saling berdekatan.
Puncak akan bertambah sebanding dengan kuat Medan. Perubahan dari
60 ke 100 MHz menyebabkan puncak akan terpisah 100/60 kali lebih jauh.
Tetapi jarak pemisahan puncak akibat interaksi spin, tidak berubah.
Pergeseran kimia timbul akibat sirkulasi elektron mengelilingi inti di bawah
pengaruh medan magnet. Sirkulasi elektron tersebut menimbulkan medan
magnet. Penguraian (splitting) puncak terjadi akibat medan lokal yang
ditimbulkan oleh inti hidrogen yang terikat pada atom terdekat. Medan lokal
ini dapat bersifat memperbesar ataupun memperkecil medan magnet
efektif yang diterima suatu inti. Sebagai standar yang digunakan (CH 3)4Si
yaitu tetra metil silana (TMS).
g. Pergeseran Kimia dan Perlindungan.
Setiap inti dikelilingi oleh awan elektron yang selalu bergerak. Adanya
pengaruh medan magnet, elektron-elektron ini dipaksa bersikulasi
sedemikian rupa dalam usaha melawan medan magnet ini. Akibatnya, inti
seakan-akan mendapat efek perlindungan terhadap medan magnet luar.
Dengan kata lain kuat medan atau frekuensi medan magnet harus
ditambah agar inti dapat mengalami resonansi. Hal ini dilakukan dengan
mengatur medan magnet melalui aliran arus searah yang akan
menghasilkan sapuan pada suatu periode yang sempit.
Banyaknya medan yang ditambah dapat dikonversikan menjadi
frekuensinya yang equivalen. Jelas bahwa nilai pergeseran kimia
tergantung pada lingkungan kimia suatu proton, sedang lingkungan kimia
suatu proton tergantung pada besar kecilnya efek perlindungan oleh
elektron-elektron di lingkungan proton tersebut. Pergeseran kimia diukur
dalam besaran medan atau frekuensi. Secara praktis adalah
perbandingan perubahan frekuensi yang diperlukan terhadap frekuensi
suatu standar dinyatakan dalam ppm.
4.7 Penafsiran data secara umum
1. Jumlah sinyal
2. Kedudukan sinyal
3. Intensitas sinyal
4. Pemecahan (splitting) sinyal menjadi beberapa puncak
NMR tes untuk vaksin berbasis karbohidrat oleh Christopher Jones (hal.
840-850).
Antibodi terhadap permukaan sel karbohidrat banyak mikroba patogen
melindungi terhadap infeksi. Ini awalnya dimanfaatkan oleh perkembangan
vaksin polisakarida murni, namun vaksin glycoconjugate, di mana permukaan
sel karbohidrat dari mikroba patogen adalah kovalen dilampirkan ke pembawa
protein yang tepat, terbukti cara yang paling efektif untuk menghasilkan ini
kekebalan protektif. vaksinkarbohidrat berbasis terhadap Haemophilus
influenzae tipe b, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae dan
Salmonella serotype Typhi enterica (S. Typhi) sudah berlisensi, dan produk
serupa banyak dalam berbagai tahap pembangunan. Bagi banyak dari vaksin,
tes biologis tidak tersedia atau tidak layak dan spektroskopi NMR membuktikan
alat yang berharga untuk kontrol karakterisasi dan kualitas produk yang ada
dan novel.Kajian ini menyoroti beberapa daerah di mana NMR spektroskopi
saat ini digunakan, dan di mana perkembangan lebih lanjut dapat diharapkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi
dalam senyawa organik. Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan
infra merah jauh. Sedangkan daerah di atas frekuensi 4000 cm-1
dinamakan infra merah dekat. Monokromator terdiri dari celah masuk dan
celah keluar yang berupa kisi difraksi atau prisma.4. Detektor panas
digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah. Spektrum infra merah
mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem vibrasi
yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita serapan yang
berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah
sidik jari.
Spektroskopi massa merupakan salah satu jenis spektroskopi yang
dignakan untuk menentukan massa dan juga berat molekul suatu senyawa.
Pada spektro ini terdapat 4 tahapan dalam cara kerja nya yakni tahap
pertama ionisasi, tahap kedua percepatan , tahap ketiga pembelokkan dan
tahap keempat adalah pendeteksian
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung1H
atau 13C (bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan
magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar tadi dengan
magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi
atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan
keadaan yang kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti
merupakan materi mikroskopik, maka energi yang berkaitan dengan inti ini
terkuantisasi, artinya tidak kontinyu.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bassler.1986,PenyidikanSpektrometrik
SenyawaOrganik,edisikeempat,Erlangga,Jakarta