BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
berikut : air 96%, zat padat 4% (terdiri atas urea 2% dan hasil
metabolism lainnya 2%) (Irinto, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine adalah
Hormon ADH, Aldosteron Hormon, Prostaglandin dan Gukokortikoid
Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama
akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu berbau
ammonia, pH urin berkisar antara 4,8 – 7,5 dan akan menjadi lebih
asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih
basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin yakni 1,002
– 1,035 g/ml (Uliyah, 2008)
Pemeriksaan ini meliputi uji : (Purnomo.2009)
1. Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urin
2. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasamaan/pH , protein dan
gula dalam urin.
3. Mikroskopik mecari kemungkinan adanya sel-sel, cast (slinder) atau
bentukan lain di dalam urine.
Urinalisis adalah pemeriksaan urine (air seni0 untuk mendeteksi
dan mengukur berbagai macam zat yang keluar melalui urin.
Bentuknya bisa berupa urinalisis rutin (wet urinalysis), urinalisis
khusus (sitologi) atau reagen disptick. Tes yang dilakukan pada
sampel untuk tujuan diagnosa infeksi saluran kemih, batu ginjal,
skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah
tinggi (hipertensi) dab skrining terhadap status kesehatan umum
(Nuari,2017).
Warna urin normal adalah kuning muda atau kuning jerami,
jernih. Pada produksi urin yang banyak, berat jenisnya antara 1,015-
1,030 tergantung pada konsentrasi bahan solid yang larut dalam urin.
Bila produksi urin sedikit, urin itu pekat dan berat jenisnya naik
sedangkan warnanya tetap lebih gelap (Djojobroto, 2001).
BAB 3
METODE KERJA
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.Data hasil pemeriksaan fisik dan zat organik dalam urin
Urin Pemeriksaa
n urin
Bj Warna Bau pH Sedimen Glukosa
(g/ml)
Puasa 0,871 Kuning Amoniak 7 E (-) L (-) Biru
muda tidak Au (-)
menyengat
Tidak 0,933 Kuning Bau amoniak 6 E (-) L (-) Biru
puasa muda Au (-) kehijauan
a. Urine puasa
4.2 Pembahasan
Pemeriksaan urin merupakan periksaan penyaring yang dipakai
untuk mengetahui adanya kelainan dalam saluran kemih seperti ginjal
dengan salurannya, kelainan yang terjadi diluar ginjal, untuk
mendeteksi adanya metabolit obat. Pemeriksaan urin itu sendiri
meliputi pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan bobot jenis, warna,
bau, pH dan sedimen dan pemeriksaan zat organik berubah
pemeriksaan glukosa dalam urin.
Urine merupakan cairan yang diekskesi oleh ginjal disimpan dalam
kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra.
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang
mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan urin serta
dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan
mengencerkan urin. BJ urine yang rendah persisten menunjukkan
gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Untuk mengukur berat jenis urine
dapat menggunakan urometer dan refraktometer. Pada praktikum
berat jenis yang dihasilkan pada sampel urine puasa 0,871 g/mL dan
bobot jenis yang dihasilkan pada urine tidak puasa adalah 0,993 g/mL
dimana hasilnya rendah nilai bobot jenis normal urine 1,003-1,030,
maka sampel urin antara urin puasa dan tidak puasa dimana hasilnya
memenuhi syarat sesuai literatur dimana bobot jenis urin diatas
memenuhi syarat apabila< 1,015.
Selanjutnya untuk pH urine,dari hasil praktikum didapatkan pH
urin puasa dan tidak puasa yaitu pada pH 7 dan pH 6 dan dikatakan
normal karena ph urin normal berkisar antara 4,8-7,5 (sekitar 6,0).
Pembacaan pH hendaknya segera dilakukan (urine dalam kondisi
segar), karena urine yang lama cenderung menjadi alkalis (karena
perubahan ureum menjadi amonia dan hasil yang didapatkan masih
memenuhi syarat normal.
Kemudian pemeriksaan warna Urin, disiapkan alat dan bahan,
masing-masing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang
berbeda dan diamati warna urin dengan sikap serong pada tembus
cahaya. Tujuan dari pemeriksaan warna urin yaitu untuk menentukan
warna yang ada pada urine. Warna dari urine menunjukan keadaan
normal atau tidaknya urine. Dimana pada urine puasa dihasilkan warna
kuning muda dan pada urine yang tidak puasa dihasilkan warna kuning
muda dan hasilnya masih memenuhi syarat dimana warna normal dari
urine adalah warna pucak, agak kekuningan sampai coklat.
Pada pemeriksaan bau , disiapkan alat dan bahan, masing-
masing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang berbeda
kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin. Tujuan dari
pemeriksaan bau urine adalah untuk mengetahui bau dari urine
dimana terdiri dari bau amoniak, keton uria dan bau busuk. Dan hasil
yang didapatkan adalah tercium pada urin adalah berbau makanan
dan berbau amonia.
Dan pada pemeriksaan sedimen dilakukan dengan mengambil
endapan spesimen urin 98 mL) yang telah disentrifuge 6000 rpm
selama 10 menit, kemudian diamati di mikroskop dan dapat dilihat
kandungan urin berupa leukosit, eritrosit, asam urat. Dimana hasil
yang didapatkan pada urine puasa tidak mengandung eritrosit, leukosit
dan asam urat dan pada urine tidak puasa juga tidak mengandung
eritrosit, leukosit dan asam urat.
Selanjutnya pada pemeriksaan zat organik dimana pemeriksaan
glukosa dengan menggunakan larutan benefict sebanyak 5 ml
kemudian ditambahkan 8 tetes urine dan dipanaskan pada api selama
2 menit dan diperhatikan perubahan warnanya dimana pada urine
puasa hasilnya berwarna biru dimana menunjukkan negatif (-) dan
pada urine yang tidak puasa menghasilkan warna biru kehijauan itu
menunjukkan hasilnya negati (-).
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah Berdasarkan
percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Pada probandus tidak puasa memiliki warna urine kuning muda,
berbau amoniak, memilki pH 6, berat jenis 0, 993 g/Ml dengan
glukosa urin negative (normal).
b. pada probandus puasa memiliki warna urine kuning muda, berbau
amoniak tidak menyengat, memilki pH 7, dengan berat jenis 0.871
g/mL, glukosa urin negative (normal).
5.2 Saran
Diharapkan agar praktikum selanjutnya harus dapat bekerjasama
dan bekerja secara hati-hati agar tidak dapat mempengaruhi hasil
yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
1. Pemeriksaan Bobot jenis urin
Pipet ± 5 mL urin
4. Pemeriksaan pH urin
LAMPIRAN GAMBAR
a. Pemeriksaan bau
d. pemeriksaan glukosa