Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


“PEMERIKSAAN FISIKA URIN”

OLEH:

NAMA : BINTANG MAHARANI AL-


QADRI
STAMBUK : 15020220156
KELAS : C7
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
MAKASSAR
2023
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal adalah organ yang mempunyai peranan penting dalam tubuh
organ ini berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun
tubuh dalam bentuk urin / air seni. Selain itu, ginjal juga berperanan
dalam mempertahankan keseimbangan air, garam dan elektrolit, tidak
kalah pentingnya ginjal merupakan kelenjar endokrin yang sedikitnya
mengeluarkan tiga hormon. Ginjal merupakan organ tubuh yang rentan
terhadap pengaruh zat zat kimia, karena organ ini menerima 25-30 %
sirkulasi darah untuk dibersihkan, sehingga sebagai organ filtrasi
kemungkinan terjadinya perubahan patologik sangat tinggi. Ginjal
merupakan organ kedua setelah hepar, yang paling sering menjadi
sasaran perusakan oleh zat – zat kimia, hal ini disebabkan banyak zat
kimia yang diekskresikan melalui urine.
Salah satu hasil ekskresi dari sistem ekskresi (ginjal) yaitu urine.
Urine terbentuk melalui 3 tahap, yaitu: proses filtrasi, re-absorpsi dan
augmentasi. Pada tahap filtrasi yang terjadi di glomerulus akan
menghasilkan urin primer, glukosa, asam amino, garam, air,urea, asam
urat, dan ion. Lalu terjadi penyerapan kembali pada tahap reabsorpsi
dan menghasilkan urine sekunder. Kemudian pada tahap yang terakhir
terjadi penambahan zat sisa seperti urea, asam urat, sisa obat, H+,
NH4+. Proses ketiga ini terjadi di Tubulus Kontortus Distal sampai
Tubulus Kolektivus dan menghasilkan urine yang sebenarnya yang
kemudian akan menuju pelvis (rongga) lalu ke ureter, vesika urinaria
(kantong urin), dan jika kantong urine sudah penuh, maka akan
dikeluarkan melalui uretra. Urine yang dihasilkan oleh setiap orang
berbeda – beda. Banyak sedikitnya urine yang dikeluarkan tiap harinya
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, zat – zat deuretik seperti

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
kopi, teh, alkohol, kemudian dipengaruhi juga oleh suhu, volume
larutan dalam darah dan emosi seseorang. Urine memiliki sifat kimia
dan fisik yang diantaranya ialah: 1. Jumlah rata-rata 1-2 liter/hari
tergantung banyaknya cairan yang dimasukkan kedalam tubuh, 2.
Berwarna kuning atau oranye pucat tanpa endapan, 3. Mempunyai bau
yang menyengat dan 4. Reaksi sedikit asam terhadap lakmus dengan
Ph rata-rata 6. Sedangkan komposisi urine adalah 96% air, natrium,
pigmen empedu, 1,5 % garam, kalium, toksin, 2,5% urea, magnesium,
urea, sulfat, asam urat, amonia dan hormon. Kandungan urea dalam
urine dipengaruhi oleh suhu dan nilai Ph. Urea merupakan produk
akhir dari metabolisme protein yang berbentuk padat, larut dalam air
dan tidak berwarna.
Warna Urine, Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih
sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom
dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urin; urin
encer hampir tidak berwarna, urin pekat berwarna kuning tua atau
sawo matang. Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat
mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin
(hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh.
Bau Urine, urine baru pada umumnya tidak berbau keras.
Baunya disebut pesing, disebabkan karena adanya asam-asam yang
mudah menguap. Bau urine dapat dipengaruhi oleh makanan/
minuman yanga dikonsumsi. Apabila urine dibiarkan lama, maka akan
timbul bau amonia, sebagai hasil pemecahan ureum. Aceton
memberikan bau manis dan adanya kuman akan memberikan bau
busuk pada urine.
Volume Urine, pada orang dewasa, normal produksi urine sekitar
1,5 L dalam 24 jam. Jumlah ini bervariasi tergantung pada: luas
permukaan tubuh, konsumsi cairan, dan kelembaban udara/
penguapan.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
Urin sering dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna
lagi. Padahal urin atau air seni sangat berguna dalam pemeriksaan
medis. Urin atau air seni merupakan salah satu cairan fisiologis yang
sering digunakan untuk pemeriksaan (pemeriksaan visual,
pemeriksaan mikroskopis dan menggunakan kertas kimia) dan menjadi
salah satu parameter kesehatan pasien yang diperiksa.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun Maksud dari percobaan praktikum ini yaitu mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan fisik urin, zat organik dalam urin,
menganalisis dan menginterpretasikan data klinis pemeriksaan fisika
spesimen urin dan zat organik dalam spesimen urin.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:
1.Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisika urin meliputi
pengujian warna, bau, pH, bobot jenis, dan sedimen urin
(mikroskopik)
2.Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan zat organik dalam urin
meliputi pengujian glukosa dan protein
3.Mahasiswa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data
klinis pemeriksaan fisika spesimen urin
4.Mahasiswa mampu menganalisis dan menginterpretasikan data
klinis pemeriksaann zat organik dalam spesimen urin

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Urine adalah salah satu zat ekskretant yang diekskresikan oleh
ginjal. Urine juga sering disebut dengan air kencing atau air seni.
Nama urine itu sendiri dikatakan seperti itu karena kandungan utama
dari urine adalah urea. Selain urea, urine juga mengandung air, zat
warna empedu, dan garam-garaman. Normal tidaknya urine seseorang
tergantung dari kandungan di dalam urine itu sendiri. Karena itu urine
dapat dijadikan sebagai indicator kondisi tubuh seseorang, seperti
dalam mendeteksi apakah seseorang menderita dehidrasi ataupun
untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus (Sabir et al., 2021: 121).
Umumnya seseorang memproduksi urine dari 1 hingga 2 liter per
harinya. Namun ada keadaan polyuria dimana seseorang
memproduksi urine hingga lebih dari 2,5 liter per hari. Ada juga
keadaan penyakit oliguria yakni penderitanya hanya mampu
mmproduksi urine sampai 400 mL saja. Selain itu penderita anoria
ginjalnya hanya bisa memproduksi urine kurang dari 100 mL (Sabir et
al., 2021: 121).
Fungsi utama urine adalah untuk melarutkan zat-zat sisa
metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh, sehingga
masyarakat umum mengatakan urine itu adalah zat yang kotor, hal itu
mungkin apabila urine yang dihasilkan berasal dari ginjal dan saluran
kencing yang terinfeksi serta mengandung bakteri. Secara medis,
apabila urine yang diproduksi berasal dari ginjal yang sehat dan
saluran kencing yang terinfeksi, maka urine dikatakan cukup steril
(Sabir et al., 2021: 121).
Urinalisis berasal dari Bahasa Inggris urinalysis yang merupakan
gabungan dari kata urine dan analysis. Kamus Besar Bahasa
Indonesia mengartikan urinalisis sebagai “pemeriksaan kimiawi dan
dengan mikroskopis terhadap air kencing”. Urinalisis adalah

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia, dan mikroskopik
(Anggraini et al., 2022: 88).
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap
urine. Sampai saat ini, urie diperiksa secara manual terhadap berbagai
kandungannya, tetapi saat digunakan berbagai strip reagen untuk
melakukan skrining kimia dengan cepat (Malik et al., 2022: 102).
Tujuan urinalisis secara umum adalah untuk mendeteksi kelainan
ginjal, saluran kemih, serta untuk mendeteksi kelainan-kelainan di
berbagai organ tubuh lain seperti hati, saluran empedu, pancreas, dan
lain-lain. Pemeriksaan ini juga berguna untuk membantu penegakan
diagnosis, untuk penapisan penyakit asimptomatik, kongential, atau
yang diturunkan untuk membantu perkembangan penyakit, dan untuk
memantau efektifitas pengobatan atau komplikasi (Anggraini et al.,
2022: 88).
Jenis sampel urine yang umum dimintakan untuk diperiksa di
laboratorium adalah urine pagi hari, urine sewaktu dan urine tamping.
Urine pagi hari adalah urine yang dikeluarkan pertama kali setelah
bangun tidur, sedangkan urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan
sewaktu-waktu atau tidak ditentukan waktunya dan urine tamping
adalah urine yang ditampung selama jangka waktu tertentu misalnya
24 jam. Urine pagi hari dan sewaktu biasanya untuk uji skrining rutin,
sedangkan urine tamping 24 jam biasanya untuk uji klirens (Marbun et
al., 2023: 40).
Pemeriksaan makroskopis urine meliputi volume urine, bau, buih,
warna, kejernihan, pH, dan berat jenis (Malik et al., 2022: 102).
Volume urine, banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam
24 jam. Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal: 1200-1500
mL/24 jam. Volume urine masing-masing orang bervariasi tergantung
pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan
udara/penguapan (Malik et al., 2022: 103).

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar
dieresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal
berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan
oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrome dan urobilin.
Jika didapat warna abnormal disebabkan warna oleh zat warna yang
dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah
besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil
metabolisme abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis
makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin
berubah setelah dibiarkan (Marbun et al., 2023: 44).
Berat jenis pada orang normal antara 1,003 – 1,030. Berat jenis
urine berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin
rendah juga berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urine makin
tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis berhubungan dengan faal fungsi
ginjal. Urine sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih
menunjukkan bahwa fungsi ginjal baik (Natsir, 2023: 13).
Untuk menilai bau urine dipakai urine segar, yang perlu
diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urine normal disebabkan
oleh asam organic yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat
disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti
mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak
disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada
urine yang dibiarkan tanpa pengawet (Natsir, 2023: 13).
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangan
jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan
oleh adanya pigmen empedu (bilirubne) dalam urine (Malik et al.,
2022: 103).
Pemeriksaan kimia urine berdasarkan reaksi biokimia yang juga
disebut cara kimia kering atau tes carik celup banyak digunakan di
laboratorium klinik. Bertujuan untuk menunjang diagnosi kelainan di

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
luar ginjal seperti kelainan metabolisme karbohidrat, fungsi hati,
gangguan keseimbangan asam basa, kelainan ginjal, dan saluran
kemih seperti infeksi tractus urinarius (Malik et al., 2022: 104)
Pemeriksaan mikroskopis urine meliputi pemeriksaan sedimen
urine. Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine adalah untuk
mengidentifikasi jenis sedimen yang dipakai untuk mendeteksi
kelainan ginjal dan saluran kemih (Malik et al., 2022: 105).
2.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM, 2020: 537)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol, etil alcohol
Rumus Molekul : C2H6O
Berat Molekul : 46,07 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna; bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih
pada suhu 78°, mudah terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
2. Aquadest (Ditjen POM, 2020: 69-70)
Nama Resmi : PURIFIED WATER
Nama Lain : Air Murni
Berat Molekul : 18,02 gram/mol
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Tidak larut dalam minyak.
Penyimpanan : Jika dikemas gunakan kemasan wadah non
reaktif.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2.3 Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan Warna Urine
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Kemudian dipipet kurang lebih 5 mL urine kedalam tabung
reaksi
3) Kemudian amati warna urine dalam posisi serong pada cahaya
tembus.
2. Pemeriksaan Bau Urine
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Kemudian dipipet kurang lebih 5 mL urine kedalam tabung
reaksi
3) Selanjutnya bau urine dicium dengan mengkibas-kibaskan
telapak tangan diatas tabung reaksi wadah yang berisi sampel
urine sampai tercium bau dari urine tersebut
3. Pemeriksaan pH Urine
1) Alat dan bahan yang disiapkan dan dipipet urine kedalam plat
tetes lalu dicelupkan kertas lakmus/pH pada urine
2) Lalu amati nilai pH dan dicatat
4. Pemeriksaan Bobot Jenis (BJ) Urine
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Kemudian ditimbang piknometer kosong
3) Selanjutnya dipipet urine kedalam piknometer hingga mencapai
mulut piknometer
4) Setelah itu ditimbang berat piknometer + urine dan catat
masing-masing bobotnya
5. Pemersiksaan Sedimen Urine (Mikroskopik)

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Lalu masukkan 10 mL urine kedalam tabung dan diputar selama
5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm
3) Setelah disentrifuge supernatanya dibuang dan diambil
endapannya (sedimen urine), lalu diambil 1-2 tetes dengan pipet
tetes ke objek glass dan ditutup dengan dek glass
4) Selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran
10x dilanjutkan pembesaran 40x
5) Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat silinder, kristal,
epitel dan elem lain
6) Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit dan
leukosit

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu tabung
reaksi, pipet tetes,piknometer, timbangan analitik, sentrifuge, tabung
sentrifuge, objek, deg glass, mikroskop, gegep tabung, kertas lakmus
dan lampu spiritus.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu urine pagi
dan urine sewaktu
3.3 Cara Kerja
1. Pemeriksaan Warna Urine
Alat dan bahan disiapkan, lalu di pipet kurang lebih 5 mL
urine kedalam tabung reaksi dan amati warna urine dalam posisi
serong pada cahaya tembus. Hasil pengamatan warna nyatakan
dengan: tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua,
kemerahan, merah coklat, kuning merah, biru kehijauan, hitam,
kuning kecoklatan, dan berbusa.
2. Pemeriksaan Bau Urine
Alat dan bahan yang disiapkan dan dipipet kurang lebih 5 mL
urine kedalam tabung reaksi. Selanjutnya bau urine dicium dengan
mengkibas-kibaskan telapak tangan diatas tabung reaksi wadah
yang berisi sampel urine sampai tercium bau dari urine tersebut.
Hasil pengamatan bau dinyatakan dengan bau makanan, bau obat-
obatan, bau amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk.
3. Pemeriksaan pH Urine
Alat dan bahan yang disiapkan dan dipipet urine kedalam
plat tetes lalu dicelupkan kertas lakmus/pH pada urine. Lalu amati
nilai pH dan dicatat.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
4. Pemeriksaan Bobot Jenis (BJ) Urine
Alat dan bahan yang sudah disiapkan dan ditimbang
piknometer kosong. Selanjutnya dipipet urine kedalam piknometer
hingga mencapai mulut piknometer. Setelah itu ditimbang berat
piknometer + urine dan catat masing-masing bobotnya.
5. Pemeriksaan Sedimen Urine (Mikroskopik)
Alat dan bahan disiapkan lalu dimasukkan 10 mL urine
kedalam tabung dan diputar selama 5 menit dengan kecepatan
1500-2000 rpm. Setelah disentrifuge supernatanya dibuang dan
diambil endapannya (sedimen urine), lalu diambil 1-2 tetes dengan
pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan dek glass.
Selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x
dilanjutkan pembesaran 40x. Menggunakan lensa objektif 10x
untuk melihat silinder, kristal, epitel dan elem lain. Menggunakan
lensa objektif 40x untuk melihat eritrosit dan leukosit.

1.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pengumpulan data dan informasi
1. Pemeriksaan warna, bau dan pH urin
N Penilaian Hasil
o
1 Warna normal urin Berwarna kuning muda sampai
kuning tua.
Hasil warna urin Urin pagi = Kuning kecokelatan
Urin sewaktu = Kuning muda
2 Bau urin normal Berbau khas urin, namun pada
keadaan tertentu makanan yang
dikonsumsi dapat merubah bau urin.
Hasil bau urin Urin pagi = Bau amonia
Urin sewaktu = Bau amonia
3 pH urin normal pH 4,8-7,4 dibawah pH 7,0 asam
(acid) sedangkan diatas pH 7,0 basa
(alkali).
Hasil pH urin Urin pagi = pH 6
Urin sewaktu = pH 7
4 Kesimpulan
a. Warna urin Memenuhi persyaratan
b. Bau urin Memenuhi persyaratan
c. pH urin Memenuhi persyaratan
2. Pemeriksaan sedimen urin
N Penilaian Hasil
o
1 Eritrosit Ada/ tidak ada
2 Leukosit Ada/tidak ada
3 Kristal asam urat Ada/tidak ada

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

4 Gambar eritrosit = jika ada

5 Gambar leukosit = jika ada

6 Gambar kristal asam urat =


jika ada

3. Pemeriksaan bobot jenis urin


No Penilaian Hasil
1 Volume Urin pagi = 50 mL
piknometer Urin sewaktu = 50 mL
2 Berat piknometer Urin pagi = 32, 19 gram
kosong Urin sewaktu = 32, 58 gram
3 Berat piknometer + Urin pagi = 82, 83 gram
urin Urin sewaktu = 81,78 gram
4 Berat urin Urin pagi = 50, 64 gram
Urin sewaktu = 49,2 gram
5 Rumus
perhitungan BJ BJ =
urin ( Berat pikono+urin )−Berat pikno kosong
Volume urin
6 Hasil BJ urin Urin pagi :
82 ,83−32 ,19
BJ = = 1,012 g/mL
50
Urin sewaktu:
81 ,78 – 32, 58
BJ = = 0, 984 g/mL
50

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

7 Nilai normal BJ 1,015 - 1,025


urin
8 Kesimpulan Urin pagi = Tidak memenuhi
persyaratan
Urin sewaktu = Tidak memenuhi
persyaratan
4.2 Pembahasan
Pemeriksaan bau urin digunakan bahan yaitu urin pagi dan urin
sewaktu dan dilakukan dengan cara memipipet kurang lebih 5 mL urin
ke dalam tabung reaksi, kemudian dicium bau urin dengan cara
mengkibas-kibaskan telapak tangan di atas tabung reaksi wadah yang
berisi sampel urin sampai tercium bau dari urin. Hasil yang diperoleh
dari pengujian ini yaitu untuk urin pagi dan urun sewaktu berbau
busuk/amoniak, Menurut literatur, bau normal dari urin yaitu bau yang
khas pada keadaan tertentu atau pada saat mengonsumsi makanan
tertentu dapat mengubah bau urin, sehingga warna urin yang
dihasilkan untuk urin pagi dan urin sewaktu memenuhi persyaratan.
Pada pemeriksaan pH urin, dipipet urin kedalam plat tetes
secukupnya kemudian dicelupkan kertas lakmus lalu diamati
perubahan warnanya, Maka hasil yang di dapatkan pada urine pagi
dan sewaktu adalah pH 6 (asam). Dimana pH urin normal adalah 4,8-
7,4. pH dibawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH diatas 7,0 disebut
basa (alkali). Pada pengujian ini digunakan bahan yaitu urin pagi dan
urin sewaktu. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara memipipet
urin ke dalam plat tetes lalu dicelupkan kertas pH pada urin dan
diamati perubahan warna pada kertas pH. Hasil yang diperoleh adalah
untuk pH pada urin pagi yaitu 6, sedangkan pH pada urin sewaktu
yaitu 7. Menurut literatur, pH urin normal yaitu 4,8-7,4 artinya pH pada
urin pagi dan urin sewaktu yang diamati memenuhi persyaratan.
Pada pemeriksaan sedimen urin disentrifuge selama 5 menit
dengan kecepatan 1500-2000 rpm, kemudian supernatannya dibuang

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
dan endapannya diambil. Setelah itu amati dibawah mikroskop.
Tujuannya agar kita dapat mengamati komponen-komponen yang
terdapat dalam urin seperti kristal, asam urat, leukosit, eritrosit, dan
lain-lain. Pemeriksaan mikroskopik urin adalah pemeriksaan untuk
melihat material-material organik dan anorganik di dalam sedimen.
Pada percobaan ini hasilnya terlihat tidak ada eritrosit, leukosit, kristal
dan asam urat yang artinya urin tersebut normal.
Pemeriksaan bobot jenis urin menggunakan piknometer, pertama
ditimbang berat piknometer kosong dan diapatkan hasil pada urin pagi
yaitu 32,19 dan urin sewaktu 32,58 gram setelah itu sampel urin
dimasukkan ke dalam piknometer lalu di timbang beratnya dan
dapatkan beratnya pada urin pagi yaitu 82,83 gram dan urin sewaktu
81,78 gram, setelah itu dilakukan perhitungan kemudian didapatkan
bahwa bobot jenis dari sampel urin adalah pada urin pagi yaitu 1,012
g/mol, sedangkan pada urin sewaktu 0,984 g/ml Angka yang
didapatkan termasuk angka dibawah bobot jenis yang tidak normal
dimana bobot jenis normal sendiri yaitu kisaran 1,015 g/ml - 1,025 g/ml
yang menandakan bahwa angka tersebut tidak memenuhi persyaratan
untuk bobot jenis urin normal.
Berdasarkan literatur Berat jenis urin memberi informasi tentang
kemampuan ginjal dalam mengkonsentrasikan urin. Nilai normal berat
jenis urin pagi berkisar antara 1.006-1.022. Nilai normal berat jenis urin
urin sewaktu 1.003-1.030. Komponen yang dapat mempengaruhi berat
jenis urin antara lain molekul berukuran besar seperti protein dan
glukosa.
Adapun factor kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan kali ini
yaitu probandus kurang tepat dalam pengambilan sampel urin.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil pada praktikum kali ini yaitu urin
merupakan salah satu zat eksresan yang dieksresikan oleh ginjal yang
kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi.
Normalnya urin berwarna kuning muda sampai kuninng tua, pada
pemeriksaan warna urin hasil pengamatan warna yaitu kuning muda.
Dimana sampel yang dianalisis memenuhi persyaratan. Kemudian
pada pemeriksaan bau urin hasil pengamatan yang di dapatkan yaitu
bau, urin normal yang segar memiliki bau yang khas. Jadi pada
pemeriksaan bau urin memenuhi persyaratan. pH urin normal yaitu
4,8-7,4, dan pada pemeriksaan pH urin hasil yang didapatkan yaitu pH
6 dan 7. Jadi pada pemeriksaan pH urin memenuhi pesyaratan karena
mencapai antara 4,8-7,4.
Untuk piknometer hasil BJ urin yang didapatkan yaitu 1,012 g/mL
gram/mol dan 0, 984 g/mL, adapun nilai normal BJ urin adalah 1,015-
1,025, jadi BJ urin piknometer tidak memenuhi persyaratan karena
tidak mencapai nilai normal.
5.2 Saran
Adapun saran untun praktikum kali ini yaitu praktikan harus lebih
memahami melaksanakan praktikum dan mampu mengetahui dan
memahami proses-proses pengiujian percobaan pada saat praktikum
berlangsung dan tetap selalu menjaga kebersihan karena sampel yang
digunakan adalah urin.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D.D. et al. (2022) Asuhan Kebidanan Pada Pranikah. Edited by


N. Sulung and R.M. Sahara. Padang: PT Global Eksekutif
Teknologi.
Malik, M.Z. et al. (2022) Keperawatan Medikal bedah II (Pemenuhan
Kebutuhan Klien Dewasa Dengan Gangguan Kebutuhan Sistem
Endokrin, Pencernaan Dan Perkemihan). Makassar: Rizmedia
Pustaka Indonesia.
Marbun, M. et al. (2023) Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Dan
Prakonsepsi. Edited by N. Sulung and I. Melisa. Padang: PT Global
Eksekutif Teknologi.
Natsir, R.M. (2023) Buku Ajar Kimia Klinik 1. Edited by M.T.A.N. Hardiana.
Yogyakarta: Selat Media Patners.
Sabir, M. et al. (2021) Probelmatika Isu-Isu Hukum Islam Kontemporer Di
Indonesia. Sulawesi Selatan: Kaffah Learning Center.

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

SKEMA KERJA

1. Pemeriksaan Warna Urine

Alat dan bahan disiapkan, lalu pipet kurang


lebih 5 mL urine kedalam tabung reaksi dan
amati warna urine dalam posisi serong pada
cahaya tembus

Hasil pengamatan warna nyatakan dengan:


tidak berwarna, kuning, kuning muda, kuning
tua, kemerahan, merah coklat, kuning merah,
biru kehijauan, hitam, kuning kecoklatan, dan
berbusa

2. Pemeriksaan Bau Urine

Alat dan bahan yang disiapkan dan dipipet


kurang lebih 5 mL urine kedalam tabung reaksi

Selanjutnya bau urine dicium dengan


mengkibas-kibaskan telapak tangan diatas
tabung reaksi wadah yang berisi sampel urine
sampai tercium bau dari urine tersebut

Hasil pengamatan bau dinyatakan dengan bau


makanan, bau obat-obatan, bau amoniak, bau
ketonuria, atau bau busuk

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

3. Pemeriksaan pH Urine

Alat dan bahan yang disiapkan dan dipipet urine


kedalam plat tetes lalu dicelupkan kertas
lakmus/pH pada urine

Lalu amati nilai pH dan dicatat

4. Pemeriksaan Bobot Jenis (BJ) Urine

Alat dan bahan yang sudah disiapkan dan


ditimbang piknometer kosong

Selanjutnya dipipet urine kedalam piknometer


hingga mencapai mulut piknometer

Setelah itu ditimbang berat piknometer + urine


dan catat masing-masing bobotnya

5. Pemeriksaan Sedimen Urine (Mikroskopik)

Alat dan bahan disiapkan lalu dimasukkan 10


mL urine kedalam tabung dan diputar selama 5
menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN

Setelah disentrifuge supernatanya dibuang


dan diambil endapannya (sedimen urine), lalu
diambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek
glass dan ditutup dengan dek glass

Selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan


pembesaran 10x dilanjutkan pembesaran 40x

Menggunakan lensa objektif 10x untuk melihat


silinder, kristal, epitel dan elem lain.
Menggunakan lensa objektif 40x untuk melihat
eritrosit dan leukosit

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
LAMPIRAN

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
DOKUMENTASI

a. Pemeriksaan warna urin

b. Pemeriksaan pH urin

c. Pemeriksaan bobot jenis urin

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156
PEMERIKSAAN FISIKA URIN
d. Pemeriksaan sendimen pada urin

Urin pagi (Eretrosit) Urin pagi (Kristal)

Urin sewaktu (Kristal) Urin


sewaktu (Eritrosit)

BINTANG MAHARANI AL-QADRI FARADIBA ZULHIJJA, S.Farm


15020220156

Anda mungkin juga menyukai