DISUSUN OLEH :
ERIKA (1902041017)
T.A 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang dibentuk
dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus, reabsorbsi dan sekresi
oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus dan disertai sejumlah air
yang dikeluarkan oleh tubuh (Hardjono dan Mangarengi, 2011). Urine dapat digunakan
untuk menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan atau
analisis urine sering disebut dengan istilah urinalisis (Mengko, 2013). Urinalisis
dilakukan dengan tiga macam cara yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan kimia urine dan
pemeriksaan mikroskopis urine (Mengko, 2013).
Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah,maka rumusan
makalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Urine merupakan hasil penyaringan darah oleh ginjal yang dikeluarkan tubuh melalui
saluran kemih, yaitu salah satu bagian dari sistem urinaria. Urine dikeluarkan untuk membuang
sisa-sisa metabolisme, misalnya urea dan racun dari dalam tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan
warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita mengetahui
hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses
penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.
Kandungan Urin
Kandungan urin dalam kondisi normal, didalam urin yang normal biasanya mengandung zat-zat
berikut ini yaitu:
1. Kuning jernih, urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh kita Urin ini
tidak berbau, hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas
2. Kuning tua atau pekat, warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan.
Namun bila terjadi terus, segera periksakan ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit
liver.
3. Kemerahan, kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun
bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4. Oranye, mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria, Pyridium, antibiotik yang biasa
digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna
urin menjadio
5. Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada
penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang
mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
Fungsi Urin
Urin memiliki fungsi yakni untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi yang sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Yang sehingga bisa dikatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Pada urin ini dapat juga menjadi penunjuk dehidrasi, orang yang tidak menderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Fungsi utama urin adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Proses Permbentukan Urine Proses pembentukan urine meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan
augmentasi.
Proses filtrasi terjadi dalam badan malphigi, yaitu pada gomelorus dan kapsula Bowman.
Zat-zat seperti air, garam, gula dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glamerulus di
saring oleh kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebul fitrat glomerulus / urine primer. Proses
filtrasi ini terjadi karena tekanan darah akibat pengembangan dan pengerutan artiriole aferen
yang menuju dan meninggalkan glumerulus.
Urine primer yang terbentuk masih banyak mengandung zat yang berguna bagi tubuh. Di
dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna direabrorpsi oleh darah dari pembuluh yang
menglilingi tubulus. Sebaliknya darah melepaskan zat sampah yang diangkut menuju
tubulus.Zat-zat yang duserap kembali meliputi : Air, gukosa, asam amino, ion-ion
Na2+,sedangkan urea hanya diserap sebagian.Hasil reabsorsi berupa urine sekunder / Filtrasi
tubulus yang didalamnya mengandung garam, air, urea, dan pigmen empedu. Pigmen empedu ini
berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
Augmentasi
Urine sekunder yang terbentuk pada proses reabsorpsiakan masuk ke dalam tubulus
kolektivus. Pada tubulus ini, pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna dan
menyerap kelebihan air. Pada fase ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga
terbentuk urine yang sesungguhnya. Dari tubulus kolektivus selanjutnya urine sesungguhnya ini
dibawa ke peluis rendis kemudian mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya urine, antara lain:
zat-zat Dioritika. Kopi, teh, dan alkohol merupan merupakan zat diurit yang mampu
menghambat reabsorpsi Na+ sehingga konsentrasi Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis..postenor meningkat dan reabsorpsi air terhambat dan volume urine
meningkat. Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes Insipidus. Jumlah cairan
yang diminum (Balans cairan). Jika kita tidak minum sehari, konsentrasi darah menjadi rendah.
Ini akan merangsang hormon ADH yang dapat meningkatkan reabsorpsi air ginjal sehingga
volume urine menurun. Suhu,Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan respirasi,
cepatnya respirasi menyebabkan volume urine menurun.
Volume
Urin rata-rata : 1-1,5 liter setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.
Warna
Kuning bening oleh adanya urokhrom. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis
bahan /obat yang dimakan. banyak carotein, warna kuning banyak melanin, warna coklat
kehitam-hitaman. banyak darah, warna merah tua ( hematuria ) banyak nanah, warna keruh
( piuria ) adanya protein, warna keruh ( proteinuri ).
Bau
Urin baru, bau khas sebab adanya asam-asam yg mudah menguap Urin lama, bau tajam sebab
adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine Bau busuk, adanya nanah dan kuman-kuman
Bau manis, adanya asetan
pH Urin
Kurang lebih ph = 6 atau sekitar 4,8-7,5 Px dgn kertas lakmus (reaksi) : Urin asam, warna merah
Urin basa, warna biru.
Penyakit-penyakit yang terjadi pada system urine:
3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada kandung dan saluran kemih
mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mengendalikan proses buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat batuk atau bersin.
Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, namun tidak menutup kemungkinan orang yang
lebih muda juga mengalaminya.
4. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri di
saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk lebih sering buang
air kecil.
5. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal
yang berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom nefrotik dapat
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa, kelelahan, tidak nafsu makan,
serta pembengkakan di kaki, wajah, dan berbagai bagian tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.
6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh
atau kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak
segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Inkontinesia urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga pengidap
bisa mengeluarkan urine tanpa disadari. Bukan hanya memalukan, tetapi inkontinensia urine juga
merupakan tanda kondisi kesehatan tertentu.
8. Cystitis
Cystitis merupakan inflamasi atau peradangan pada kandung kemih yang penyebab utamanya adalah
bakteri. Cystitis merupakan jenis infeksi saluran kemih yang paling umum terjadi terutama pada wanita.
Kangker kandung kemih biasanya dicurigai setelah adanya gejala air seni yang berdarah atau
hematuria. Merokok dan paparan terhadap bahan kimia merupakan penyebab tersering dari
kangker kandung kemih.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Batu di dalam saluran kemih (Urinary calculi) adalah massa keras seperti batu yangterbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi.
2. yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik.
3. Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,asam urat,
magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentangkomposisi batu yang
ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinantimbulnya batu residif.
4. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsiginjal dan untuk
mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.
5. Terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung kemih bisamenyebabkan
nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter,pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).Asuhan Keperawatan pada
pasien batu ginjal dimulai dari pengkajian sampai tahapevaluasi.
B. SARAN
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upayamencegah timbulnya
kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10
tahun. Prinsip pencegahan didasarkan padakandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara
umum, tindakan pencegahanyang perlu dilakukan adalah:
-Medikamentosa
-Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkansuasana
urine menjadi lebih asam.
-Rendah oksalat
-Rendah purin