Anda di halaman 1dari 10

SISTEM URINE

DOSEN PENGAMPU : DILLA FITRIA S.Ked , M.Kes

DISUSUN OLEH :

AYU WIDAHYANTI (1902041007)

ERIKA (1902041017)

FALIA NABILA FARADITA (1902041022)

INTAN WAHYUNI AK (1902041032)

RIZKA PUTRI DERMAWAN BR KABAN 1902041068)

TASYA ANISA BATUBARA (1902041082)

PEROGRAM STUDI SI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

T.A 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang dibentuk
dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus, reabsorbsi dan sekresi
oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus dan disertai sejumlah air
yang dikeluarkan oleh tubuh (Hardjono dan Mangarengi, 2011). Urine dapat digunakan
untuk menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan atau
analisis urine sering disebut dengan istilah urinalisis (Mengko, 2013). Urinalisis
dilakukan dengan tiga macam cara yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan kimia urine dan
pemeriksaan mikroskopis urine (Mengko, 2013).

Urinalisis merupakan pemeriksaan uji saring yang sering diminta untuk


mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh.
Urinalisis merupakan pemeriksaan medis yang digunakan di laboratorium klinik dan
biasanya berupa pengamatan mikroskopik sedimen urine. Sedimen urine adalah unsur
yang tidak larut di dalam urine yang berasal dari darah, ginjal dan saluran kemih. Unsur-
unsur dalam sedimen urine dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik (berasal dari
suatu organ atau jaringan seperti sel epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,

1.2 Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah,maka rumusan
makalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Apa itu urine?

2.Bagaimana ciri-ciri urine normal?

3.Masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada system urine?

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

Urine merupakan hasil penyaringan darah oleh ginjal yang dikeluarkan tubuh melalui
saluran kemih, yaitu salah satu bagian dari sistem urinaria. Urine dikeluarkan untuk membuang
sisa-sisa metabolisme, misalnya urea dan racun dari dalam tubuh.

Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan
warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita mengetahui
hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses
penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.

Kandungan Urin
Kandungan urin dalam kondisi normal, didalam urin yang normal biasanya mengandung zat-zat
berikut ini yaitu:

 Air, urea dan amonia


 Garam mineral, terutama Nacl
 Pigmen empedu yang menghasilkan warna kuning di urin
 Zat-zat yang kelebihan di darah, seperti; vitamin, obat-obatan dan hormone

Pandangan Awal Mengenai Warna Urine

1. Kuning jernih, urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh kita Urin ini
tidak berbau, hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas
2. Kuning tua atau pekat, warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan.
Namun bila terjadi terus, segera periksakan ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit
liver.
3. Kemerahan, kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun
bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4. Oranye, mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria, Pyridium, antibiotik yang biasa
digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna
urin menjadio
5. Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada
penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang
mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
Fungsi Urin
Urin memiliki fungsi yakni untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi yang sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Yang sehingga bisa dikatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.

Pada urin ini dapat juga menjadi penunjuk dehidrasi, orang yang tidak menderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Fungsi utama urin adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.

Proses Permbentukan Urine Proses pembentukan urine meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan
augmentasi.

Proses Penyaringan (Filtrasi)

Proses filtrasi terjadi dalam badan malphigi, yaitu pada gomelorus dan kapsula Bowman.
Zat-zat seperti air, garam, gula dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glamerulus di
saring oleh kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebul fitrat glomerulus / urine primer. Proses
filtrasi ini terjadi karena tekanan darah akibat pengembangan dan pengerutan artiriole aferen
yang menuju dan meninggalkan glumerulus.

Proses Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)

Urine primer yang terbentuk masih banyak mengandung zat yang berguna bagi tubuh. Di
dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna direabrorpsi oleh darah dari pembuluh yang
menglilingi tubulus. Sebaliknya darah melepaskan zat sampah yang diangkut menuju
tubulus.Zat-zat yang duserap kembali meliputi : Air, gukosa, asam amino, ion-ion
Na2+,sedangkan urea hanya diserap sebagian.Hasil reabsorsi berupa urine sekunder / Filtrasi
tubulus yang didalamnya mengandung garam, air, urea, dan pigmen empedu. Pigmen empedu ini
berfungsi memberi warna dan bau pada urine.

Augmentasi

Urine sekunder yang terbentuk pada proses reabsorpsiakan masuk ke dalam tubulus
kolektivus. Pada tubulus ini, pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna dan
menyerap kelebihan air. Pada fase ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga
terbentuk urine yang sesungguhnya. Dari tubulus kolektivus selanjutnya urine sesungguhnya ini
dibawa ke peluis rendis kemudian mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya urine, antara lain:

zat-zat Dioritika. Kopi, teh, dan alkohol merupan merupakan zat diurit yang mampu
menghambat reabsorpsi Na+ sehingga konsentrasi Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis..postenor meningkat dan reabsorpsi air terhambat dan volume urine
meningkat. Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes Insipidus. Jumlah cairan
yang diminum (Balans cairan). Jika kita tidak minum sehari, konsentrasi darah menjadi rendah.
Ini akan merangsang hormon ADH yang dapat meningkatkan reabsorpsi air ginjal sehingga
volume urine menurun. Suhu,Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan respirasi,
cepatnya respirasi menyebabkan volume urine menurun.

Ciri ciri urin normal

Volume

Urin rata-rata : 1-1,5 liter setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.

Warna

Kuning bening oleh adanya urokhrom. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis
bahan /obat yang dimakan. banyak carotein, warna kuning banyak melanin, warna coklat
kehitam-hitaman. banyak darah, warna merah tua ( hematuria ) banyak nanah, warna keruh
( piuria ) adanya protein, warna keruh ( proteinuri ).

Bau

Urin baru, bau khas sebab adanya asam-asam yg mudah menguap Urin lama, bau tajam sebab
adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine Bau busuk, adanya nanah dan kuman-kuman
Bau manis, adanya asetan

Berat Jenis Urin

Normal : 1,002-1,045, rata-rata 1,008

pH Urin

Kurang lebih ph = 6 atau sekitar 4,8-7,5 Px dgn kertas lakmus (reaksi) : Urin asam, warna merah
Urin basa, warna biru.
Penyakit-penyakit yang terjadi pada system urine:

1. Infeksi saluran kemih


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana pun dari sistem urinaria,
mulai dari ginjal hingga saluran kemih. Wanita berisiko lebih besar terkena ISK dibandingkan
pria. Hal ini dikarenakan jarak antara lubang saluran kemih dan anus pada wanita lebih dekat.

2. Batu saluran kemih


Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu di sistem urinaria,
seperti batu ginjal,batu ureter, atau batu kandung kemih. Ukuran batu umumnya bervariasi.
Semakin besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula risiko batu tersebut menyumbat
aliran urine dan menimbulkan penyakit.

3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada kandung dan saluran kemih
mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mengendalikan proses buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat batuk atau bersin.
Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, namun tidak menutup kemungkinan orang yang
lebih muda juga mengalaminya.

4. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri di
saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk lebih sering buang
air kecil.

5. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal
yang berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom nefrotik dapat
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa, kelelahan, tidak nafsu makan,
serta pembengkakan di kaki, wajah, dan berbagai bagian tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.

6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal. Kondisi ini dapat
menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh
atau kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak
segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.

7. Inkontinesia urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga pengidap
bisa mengeluarkan urine tanpa disadari. Bukan hanya memalukan, tetapi inkontinensia urine juga
merupakan tanda kondisi kesehatan tertentu.

8. Cystitis

Cystitis merupakan inflamasi atau peradangan pada kandung kemih yang penyebab utamanya adalah
bakteri. Cystitis merupakan jenis infeksi saluran kemih yang paling umum terjadi terutama pada wanita.

9. kangker kandung kemih

Kangker kandung kemih biasanya dicurigai setelah adanya gejala air seni yang berdarah atau
hematuria. Merokok dan paparan terhadap bahan kimia merupakan penyebab tersering dari
kangker kandung kemih.

10. Gagal ginjal


Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan membuang cairan serta zat
limbah tubuh.
Kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari
efek samping obat-obatan, cedera berat pada ginjal, dehidrasi, hingga penyakit tertentu, seperti
hipertensi dan diabetes menahun yang tidak ditangani dengan baik.
Ketika mengalami gagal ginjal, seseorang akan mengalami beberapa gejala seperti berkurangnya
jumlah urine, tidak buang air kecil sama sekali selama berhari-hari, pembengkakan di kaki, sesak
napas, lemas, hingga pucat.
Jika Anda mengalami masalah pada sistem urinaria, terlebih jika disertai keluhan seperti demam,
nyeri pinggang atau punggung yang sangat berat, nyeri saat berkemih, dan terdapat darah atau
nanah pada urine, segera konsultasikan ke dokter urologi untuk mendapatkan penanganan yang
tepat.
Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah kerusakan sistem urinaria, sehingga
kondisi tersebut dapat diobati dengan baik. Hal ini penting dilakukan guna mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut akibat kerusakan berat pada sistem urinaria berat.urine, dari ginjal, ureter
(saluran kemih membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih, serta uretra
(saluran kemih yang membawa urine ke luar tubuh).
Batu ginjal terbentuk dari limbah dalam darah yang membentuk kristal dan menumpuk di ginjal.
Contoh zat kimia yang dapat membentuk batu ginjal adalah kalsium dan asam oksalat. Seiring
waktu, materi tersebut semakin keras dan menyerupai bentuk batu.
Penyebab Batu Ginjal
Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti kurang minum air putih, berat badan
berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ pencernaan. Endapan batu di dalam ginjal
bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan
jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan
batu sistin.
Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada dalam ginjal, Perpindahan batu ginjal,
terutama yang berukuran besar, akan mengalami kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus
hingga kandung kemih, lalu dikeluarkan melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi
saluran kemih. Batu ginjal yang terdiagnosis dan tertangani sejak awal, tidak menimbulkan
kerusakan permanen pada fungsi ginjal.
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal dialami oleh orang-orang yang berusia 30-60 tahun.
Diperkirakan 10 persen wanita dan 15 persen pria pernah mengalami kondisi ini selama hidup
mereka.
Gejala Batu Ginjal
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah berukuran besar. Gejala itu
meliputi:
-Sering buang air kecil.
-Sakit saat buang air kecil.
-Jumlah urine yang keluar sedikit atau urine tidak keluar sama sekali.
Pengobatan Batu Ginjal
Pengobatan batu ginjal atau kencing batu akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Pengobatan
itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
-Pemberian obat-obatan.
-Prosedur untuk memecah batu ginjal (ureteroskopi).
-Bedah terbuka.
Untuk mencegah penyakit ini, minum banyak air putih dan minta saran dokter mengenai pola
makan yang tepat.
Komplikasi Batu Ginjal
Pengobatan untuk batu ginjal sendiri, terutama batu ginjal yang berukuran besar, berisiko
menimbulkan komplikasi, antara lain:
-Cedera pada ureter.
-Perdarahan di dalam tubuh.
-Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau bakteremia.
-Pembengkakan pada ginjal atau hidronefrosis.
BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:

1. Batu di dalam saluran kemih (Urinary calculi) adalah massa keras seperti batu yangterbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi.
2. yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik.

3. Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,asam urat,
magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentangkomposisi batu yang
ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinantimbulnya batu residif.

4. Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsiginjal dan untuk
mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.

5. Terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung kemih bisamenyebabkan
nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter,pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).Asuhan Keperawatan pada
pasien batu ginjal dimulai dari pengkajian sampai tahapevaluasi.

B. SARAN

Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upayamencegah timbulnya
kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10
tahun. Prinsip pencegahan didasarkan padakandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara
umum, tindakan pencegahanyang perlu dilakukan adalah:

 -Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine

 -Diet rendah zat/komponen pembentuk batu

 -Aktivitas harian yang cukup

 -Medikamentosa

 -Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:

 -Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkansuasana
urine menjadi lebih asam.

 -Rendah oksalat

 -Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria

 -Rendah purin

 -Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif tipe II

Anda mungkin juga menyukai