PERCOBAAN 2
SISTEM EKSRESI URINARI
I. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pentingnya sistem eksresi urinari dalam menjaga homeostasis
tubuh.
2. Mengenal beberapa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan
analisa secara sederhana adanya kelainan-kelainan dalam tubuh
berdasarkan pemeriksaan sampel urin.
II. Teori Dasar
A. Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Ekresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun ada
juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori.
Urin disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Murray dan Robert, 2003).
1. Anatomi dan Fisiologi Saluran Kemih
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa
zat cair ataupun zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urine (ginjal), keringat
(kulit), empedu (hati), dan CO₂ (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari
dalam tubuh jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan mengganggu proses yang
ada di dalam tubuh bahkan meracuni tubuh (Waluyo, 2007: 23).
Dalam ekskresi urin terdiri dari susunan system urinaria sebagai berikut :
1. Ginjal (Kidney): Mengatur tekanan darah, menjaga keseimbangan asam-
basa tubuh, mengatur elektrolit, menyaring darah, mengalihkan limbah
menuju kandung kemih, memproduksi hormon, dan penyerapan kembali
asam amino, glukosa dan air.
2. Ureter: Menghantarkan urine dari ginjal ke kandung kemih.
3. Kandung Kemih (Baldder): Tempat penyimpanan urin sebelum
diekskresikan oleh ginjal.
4. Uretra: Mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.
Pada laki-laki, membawa cairan semen dan urin, tetapi tidak dalam waktu
bersamaan. Pada perempuan, saluran ini membuka keluar tubuh melalui
orifisium uretra eksternal yang terletak pada vestibulum dan mulut vagina.
Ginjal selain mengatur volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam batas
normal juga berfungsi untuk:
Kandung kemih adalah kantong yang terbentuk dari otot tempat urin
mengalir dari ureter. Saat kandung kemih kosong atau terisi setengahnya kandung
kemih tersebut terletak di dalam pelvis, saat kandung kemih terisi lebih dari
setengahnya kandung kemih tersebut menekan dan timbul keatas abdomen diatas
pubis (Gibson, 1995). Leher kandung kemih merupakan bagian organ yang paling
tetap. Kandung kemih dapat menahan lebih dari 500 ml urin, tetapi akan timbul
nyeri. Keinginan untuk mengosongkan kandung kemih pada kondisi normal akan
terasa ketika organ ini berisi 250 sampai 300 ml urin (Watson, 1997). Kandung
kemih dikendalikan oleh saraf pelvis, dan serabut simpatis. Mempunyai tiga muara
yaitu dua muara ureter dan satu muara uretra. Kandung kemih mempunyai 2
fungsi,yaitu :
V. Data Pengamatan
A. Pengamatan Mikroskopik Urin
B. Uji Karakteristik Urin
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Murray, K. R. (2003). Biokimia Harper edisi 22. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Evelyn, C. Pearce. (1995). Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Watson, R. (1997). Anatomi Dan Fisilogi Untuk Perawat, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Gibson, J. (1995). Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Jilid II. Jakarta: EGC.
Gunarso, W. (1979). Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.