Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KIMIA

ORGANIK PROTEIN

Dosen ; Dr. Kovertina rakhmi indriana, S.P.,M.P

DISUSUN OLEH

TEISYA HAGA PRATAMA

4122122110116

AGROTEKNOLOGI 22 4 A

PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

PERTANIAN UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

TANJUNGSARI

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun
1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik
yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih
mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara
biologi.
Kebutuhan protein bisa diperoleh dari 2 sumber bahan pangan yaitu protein
hewani dan protein nabati. Sumber terbaik protein hewani adalah daging dari
mamalia, unggas, dan ikan laut. Sedangkan sumber terbaik dari protein nabati

2
adalah dari kacang-kacangan. Bahkan dengan kemajuan teknologi, kini
banyak dikembangkan sumber protein baru yang dikenal dengan protein non-
konvensional seperti protein daun, protein konsentrat dan protein sel tunggal.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Tujuan Agar mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mengetahui dan


memahami pentingnya mengkonsumsi protein bagi kesehatan dan gizi
mereka.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang


merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,


lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi
translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini. protein masih mentah", hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

Sumber-sumber protein berasal dari Daging, Ikan, Telur, Susu, dan produk
sejenis Quark, Tumbuhan berbji. Suku polong-polongan dan Kentang.

4
2.2 Struktur Protein

Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu). sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

 alpha helix (a-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam


amino berbentuk seperti spiral;
 beta-sheet (p-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar
yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui
ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
 beta-turn, (-turn. "Ickukan-beta"); dan
 gamma-turn. (y-turn, "lekukan-gamma").

Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan


struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya
berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa
ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau
kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang
terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:

(1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCI) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer.

(2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman.

(3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan

(4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.

5
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular
dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari
puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan
lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada
spektrum FTIR, pita amida-l dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita
amida-1 dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga
bisa diestimasi dari spektrum inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri
dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu
domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di
dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis
masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang
membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener,
setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.

2.3 Fungsi Protein

Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya
protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap
orang dewasa sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein per kg berat tubuhnya.
Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan
atlet.atlet.

Fungsi lainnya untuk membentuk jaringan tubuh dengan kandungan asam


aminonya, Protein membentuk kehidupan manusia, protein selalu dihubungkan
dengan mahluk hidup dan upaya untuk mengetahui bagaimana kehidupan bermula
dipusatkan pada bagimana protein mulanya terbentuk.

6
Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh kita. Enzim
protein memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai
anti bodi, mereka melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-
pesan yang mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein melakukan
lebih banyak lagi, mereka memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak dan
memperhatikan tubuh kita selama masa dewasa. Mereka telah membuat kita
menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang.

Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan


nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki
jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung pada dua karakteristik
berikut:

1. Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus
dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika
komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang
penting hilang bersama feses).

2. Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis
protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat
terbentuk dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino
dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein:

1. Perkembang jaringan

Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan
kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.

2. Kualitas protein

Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola asam


aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi
protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengosumsi
protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya
untuk kebutuhan asam amino.

7
3. Digestibilitas protein

Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas


menyebabkan ikatan kimia antara gula dan asamino yang membentuk ikatan yang
tidak dapat dicerna.

Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan
interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia
dan tempat absorpsi.

4. Kandungan energi dari makanan

Jumlah yang mencukupi dari karbohidart harus tersedia untuk mencukupi


kebutuhan energi schingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan
jaringn. Karbohidarat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang
pelepasan insulin.

5. Status kesehatan Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya


katabolisme. Setelah trauma atau operasi as amino dibutuhkan untuk
pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk
melawan infeksi.

Kecukupan akan protein yang dianjurkan untuk seseorang, umumnya berbeda-


beda. Ini tergantung pada berat badan, umur, dan jenis kelamin serta banyaknya
jaringan tubuh yang masih aktif, seperti otot-otot dan kelenjar. Makin besar dan
berat orang itu, semakin banyaklah jaringan aktifnya, sehingga makin banyak pula
protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-
jaringan tersebut. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:

 Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein - Keratin)


 Yang paling buruk ada yang disebut dengan [Kwasiorkor]. penyakit
kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya,
dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh
filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.
Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
o Hipotonus

8
o gangguan pertumbuhan
o hati lemak

Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.

2.4 Klasifikasi Protein

1. Berdasarkan komposisi protein dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu:

a. Protein sederhana adalah protein yang pada hidrolisis hanya menghasilkan asam
amino.

b. Protein konjugasi adalah protein yang pada hidrolisis tidak hanya menghasilkan
asam amino.

2. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan


utama, yaitu:

1. Protein Bentuk Serabut (fibrous)

Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang
terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik
protein serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyaikekuatan mekanis yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-
unsur struktur tubuh (kolagen, elastin, keratin, dan myosin).

2. Protein Globular

Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein
ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu. Yang termasuk dalam protein globular adalah (Albumin, Globulin, Histon,
dan Protamin).

9
3. Protein Konjugasi

Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan


non asam asam amino. Yang termasuk dalam protein globular adalah
(Nukleoprotein, Lipoprotein, Fosfoprotein dan Metaloprotein)

2.5. Pencernaan Protein

Di dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses


pencernaan.Pencernaan protein dimulai di lambung.

1. Lambung merupakan suatu tempat yang pada berbagai spesies, protein mula-
mula dicerna. Langkah pertama dalam pencernaan protein terjadi, bila pakan
berhubungan dengan enzim pepsin dari getah lambung. Pepsin memecah protein
menjadi gugusan yang lebih sederhana, yaitu proteosa dan pepton. Getah pankreas
yang mengandung enzim tripsin, khimotripsin, dan karboksipeptidase dialirkan ke
duodenum. Enzim-enzim tersebut meneruskan pencernaan protein, yang dalam
lambung dimulai oleh pepsin, memecah zat-zat lebih rumit menjadi peptida dan
akhirnya kedalam asam-asam amino (Anonim, 2007). Asam klorida lambung
membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pencernaan dapat
memecah ikatan peptide. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif
yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena
makanan hanya sebentar saja tinggal di dalam lambung, pencernaan protein hanya
terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton (Almatsier,
2001). Di lambung, Hydrochloric acid (HCL) menguraikan rangkaian protein
(denaturasi protein) dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
lalu menguraikan protein menjadi polipeptida kecil dan beberapa asam amino
bebas.

2. Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh campuran enzim


protease. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan
mengandung berbagai prekursorpro te a se, sepertitr ip s in o gen.
kimotripsinogen, prokarboksipeptidase,d a n proelastase. Enzim-enzim ini

10
menghidrolisis ikatan peptide tertentu. Di usus halus, polipeptida diuraikan
menjadi asam amino dengan menggunakan enzim pankreas dan intestinal
protease:

a. Trypsin-> menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino lysine dan arginine.
b. Chymotrypsin-> menguraikan ikatan peptoda menjadi asam amino
phenylalanine, tyrosine, tryptophan, methionine, asparagine, dan histidine.

c. Carboxypeptidase> menguraikan asam amino dari ujung karboksil polipeptida.

d. Elastase dan collagenase -> menguraikan polipeptida menjadi polipeptida yang


kebih kecil dan tripeptida.

Dan enzim yang ada di permukaan sel dinding usus halus:

a. Intestinal tripeptidase-> menguraikan tripeptida menjadi dipeptida dan asam


amino.

b. Intestinal dipeptidase-> menguraikan tripeptida menjadi asam amino.

c. Intestinal aminopeptidase -> menguraikan asam amino dari ujung amino


polipeptida kecil.

Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus merangsang dikleuarkannya


enzimenterokina se yang mengubaht ripsinogen tidak aktif yang berasal dari
pancreas menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendiri
secara otokatalik. Disamping itu tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim
proteolitik lain berasal dari pancreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa
jenis kimotripsina ktif; prokarboksipeptidased a n proelastase diubah menjadi
karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim enzim pankreas ini memecah protein
dari polipeptida menjadi peptide lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan
sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-
enzim protease yang menghidrolisis ikatan peptide. hanya sedikit senyawa yang
peka terhadap aksi proteinase. Akan tetapi keadaan asam proventrikulus dan
empedal berguna untuk memecah protein sedemikian rupa sehingga sebagian
besar senyawa peptida yang peka terhadap pepsin menjadi terurai.

11
Sekali proteolisis telah dimulai oleh pepsin maka akan terjadi peningkatan
yang cepat dalam kepekaan senyawa peptida terhadap hidrolisis oleh enzim-enzim
proteolitik usus halus. Polipeptida hasil pencernaan pepsin dalam proventrikulus
dan empedal kemudian dipecah oleh tripsin, khimotripsin dan elastase di usus
halus. Aksi enzim-enzim tersebut membebaskan banyak sekali senyawa peptida
terakhir yang dicerna oleh aminopeptidase, karboksipeptidase dan peptidase
khusus lainnya yang terdapat dalam rongga atau mukosa usus kecil. Setiap enzim
harus memainkan peranannya dalam urutan hidrolisis protein. Dalam banyak hal,
hidrolisa hasil kegiatan satu enzim melengkapi substrat untuk enzim berikutnya,
jadi hambatan setiap enzim proteolitik, terutama dari enzim permulaan, pepsin
atau tripsin akan mengakibatkan penurunan yang nyata dalam pencernaan protein.

2.6 Penyerapan Protein

Di dalam usus halus protein makanan dicerna total menjadi asam - asam
amino, yang kemudian diserap melalui sel-sel epithelium dinding usus. Semua
asam amino larut di dalam air sehingga dapat berdifusi secara pasif melalui
membran sel. Ternyata bahwa kecepatan dan mudahnya asam amino menembus
membran sel melebihi hasil difusi pasif, dan untuk berbagai asam amino tidak
sama, ada yang lebih mudah dan cepat, tetapi ada yang lebih lambat
penyerapannya. Bahkan asam asam amino tersebut dapat diserap menentang suatu
gradient konsentrsi (concentration gradient), yang tidak mungkin terjadi pada
difusi pasif.

Penyerapan asam asam amino telah banyak sekali dipelajari, baik in vivo
maupun in vitro, ( metoda cincin usus. kantong intestine bagi penelitian in vitro;
intestinal loop, balance technique bagi in vivo). Penelitian penelitian tersebut
menunjukkan bahwa asam asam amino diserap secara aktif. Ada tanda tanda
bahwa masing-masing kelompok asam amino (asm amino netral, asam amino
basa dan asam amino asam), diserap secara aktif mempergunakan satu transport
carrier untuk masing-masing kelompok tersendiri-sendiri.

12
Akibat adanya kompetisi di antara sesama anggota satu kelompok, maka
penyerapan suatu asam amino murni berbeda dengan penyerapannya bila di dalam
suatu kelompok. Beberapa sifat terdapat pada suatu mekanisme penyerapan aktif:

a) Aliran zat yang diserap dapat menentang gradien konsentrasi.

b) Memerlukan energi.

c) Menunjukkan fenomena jenuh pada ketinggian konsentrasi tertentu.

d) Menunjukkan gejala persaingan antara para anggota dari satu 2

e) Dihambat oleh zat-zat penghambat oksidasi.

Pada umumnya protein dicerna dan diserap secara sempurna, sehingga di


dalam tinja praktis tak tersisa protein makanan. Memang di dalam tinja ada
protein, tetapi bukan berasal dati makanan, melainkan dari cairan pencernaan, dari
sel-sel epithel usus yang terlepas dan sebagian besar dari mikroflora usus yang
terbawa ke dalam tinja tersebut.

Pada gangguan pencernaan dan penyerapan, protein makanan dapat terbawa


ke dalam colon dan dipecah oleh mikroflora usus. Pemecahan protein oleh
mikroflora usus menimbulkan proses pembusukan (putrefaction); hasil pemecahan
protein dan asam amino di anataranya gas H2S, indol dan skatol yang berbau
busuk. Dekarboksilasi asam - asam amino menghasilkan berbagai ikatan amino
yang toksik. Kumpulan ikatan ikatan ini diberi nama ptomaine; dua anggota
ptomaine ialah putrescine dan cadaverine. Zat - zat toksik ini dapat diserap oleh
tubuh dan memeberikan keluhan - keluhan, seperti demam dan gatal-gatal.

Ada pula polypeptida atau molekul protein dengan berat molekul rendah yang
dapat menenmbus lapisan epitel usus dan masuk diserap ke dalam cairan tubuh
dan aliran darah. Polypeptida dan protein asing (bukan asli dibuat dalam
metabolisme tubuh itu sendiri) yang masuk ke dalam milieu interieur, bersifat
antigenik, merangsang alat pertahanan tubuh untuk menggerakkan upaya upaya
perlawanan, diantaranya dengan membuat badan badan anti (antibodies).
Antibody bereaksi melawan antigen, dan reaksi demikian disebut reaksi allergik,

13
menimbulkan gejala gejala alergik. Pada dasarnya gejala-gejala ini menyangkut
pembuluh darah dan otot-otot polos. Manifestasi reaksi allergik dapat berupa
kontraksi otot-otot polos pada saluran pernapasan, sehingga terjadi serangan
asmatik. Dapat pula reaksi tersebut berupa permeabilitas kapiler darah meningkat,
sehingga terjadi oedema lokal, terutama pada permukaan kulit, sehingga terjadi
urticaria (biduran). Atas dasar dasar inilah terdapat orang orang yang alergi
terhadap beberapa jenis makanan sumber protein, terutama jenis ikan laut, kerang
atau udang. Malah ada pula kasus alergi terhadap air susu.

Setelah asam asam amino diserap ke dalam jaringan dinding usus, terus
dialirkan ke dalam kapiler darah dan melalui Vena portae ke dalam hati.
Postprandial kadar asam amino di dalam darah arterial meningkat lebih tinggi
daripada di dalam darah vena. Kenaikan kadar asam amino di dalam plasma darah
ini tidak menyolok, karena asam asam amino sangat cepat ditangkap oleh sel sel
tubuh, sehingga kadarnya di dalam aliran darah tidak sampai memuncak tinggi.
Meskipun demikian dengan teknik penentuan yang cukup sensitif dapat
diperlihatkan kadar asam asam amino yang berbeda antara darah arterial dan
darah vena. Kadar protein 7% di dalam makanan sudah sanggup menyebabkan
perbedaan kadar asam amino dalam darah, sebelum dan setelah pemberian dosis.

Di dalam rongga intestine, campuran asam asam amino hasil pencernaan


protein makanan itu ditambah dengan asam - asamamino endogen sehingga
konsentrasinya menjadi 3-4 kali yang berasalo dari makanan. Penambahan ini
menyebabakan komposisi asam asam amino menjadi lebih seimbang, yang
meningkatkan penyerapan.

Dalam aliran darah, asam amino ditransport bersama albumin, tetapi ikatannya
sangat longgar, sehingga dianggap sebagai asam amino bebas. Dengan
menambahkan alkohol kepaa sampel plasma, ikatan asam amino dengan albumin
ini terputus dan terdapat asam amino bebas di dalam plasma tersebut, yang dapat
ditentukan kuantitasnya, Plasma amino acid pattern dapat ditentukan dengan
metoda khormatographi kertas atau TLC. Khromatogram yang terdapat demikian
disebut fingerprinting dari asam amino bebas di dalam plasma.

14
2.7 Metabolisme Protein

Protein dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel yang terdiri atas
selulosa, yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan kita, sehingga daya
cerna sumber protein nabati pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan
sumber protein hewani. Memasak makanan dengan memanaskannya akan
merusak dan memecahkan dinding sel tersebut, sehingga protein yang terdapat di
dalam sel menjadi terbuka dan dapat dicapai oleh cairan pencernaan saluran
gastrointestinal.

Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih tinggi
dibandingkan dengan protein nabati. Namun demikian, campuran beberapa bahan
makanan sumber protein nabati dapat menghasilkan komposisi asam amino yang
secara keseluruhannya mempunyai kualitas cukup tinggi. Bahan makanan sumber
protein hewani pada umumnya lebih mahal dibandingkan dengan sumber protein
nabati.

Campuran nasi dengan kacang kedelai atau hasil olah kedelai, memberikan
komposisi asam asam amino yang bernilai gizi tinggi, karena pengaruh saling
suplementasi. Juga bubur kacang hijau dengan ketan hitam yang banyak dijual di
warung - warung di tepi jalan di kota kota di pulau Jawa, adalah komposisi yang
baik untuk mendapatkan campuran asam - asam amino bernilai protein tinggi.
Juga mie bakso merupakan makanan rakyat yang bernilai protein tinggi, karena
protein terigu di dalam mie campur dengan protein daging atau ikan di dalam
baksonya. Kedua jenis makanan tersebut disukai rakyat dan dijual dengan harga
yang terjangkau oleh daya beli masyarakat banyak yang membutuhkannya.
Sebaiknya kedua jenis makanan rakyat itu digalakkan dan disebrkan lebih meluas
lagi ke segala bagian tanah air kita ini.

a. Penggunaan Protein Untuk Membentuk Protein atau Asam Amino Tidak


Esensial.

Bila sel membutuhkan protein tertentu, sel tersebut akan membentuknya dari asam
amino yang tersedia. Bila sel membutuhkan asam amino tidak esensial tertentu
utnuk pembentukan protein, sel akan membutanya dengan cara memecah asam

15
amino lain yang tersedia dan menggabungkan gugus aminonya dengan unit- unit
karbon-karbon fragmen yang berasal dari glukosa.

b. Penggunaan Asam Amino untuk Membentuk Ikatan-ikatan Lain

Sel juga dapat membentuk ikatan-ikatan lain dari asam amino. Misalnya, asam
aminotirosin merupakan precursor pengantar saraf neropinefrin dan epinefrin
yang mengantarkan pesan-pesan saraf ke seluruh tubuh. Tirosin juga dapat diubah
menjadi melanin yaitu pigmen tubuh, atau menjadi tiroksin, hormone yang
mnegatur laju metabolisme. Triptofan merupakan prekursor pengantar saraf
serotonin dan vitamin niasin.

c. Penggunaan Asam Amino sebagai Energi

Walaupun fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, bilamana tubuh


kekurangan zat energy fungsi protein untuk menghasilkan energy atau untuk
membentuk glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau asam lemak di dalam
tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk membentuk glukosa dan
energy. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber energy sel-sel otak dan system saraf.
Pemecahan protein tubuh guna memenuhi kebutuhan energy dan glukosa pada
akhirnya akan menyebabkan melemahnya otot-otot. Oleh karena itu, dibutuhkan
konsumsi karbohidrta dan lemak yang cukup tiap hari sehingga protein dapat
digunakan sesuai fungsi utamanya. Kelebihan asam amino dalam tubuh, setelah
terlebih dahulu melepas gugus NH2-nya melalui proses deaminasi, akan
memasuki jalur metabolisme yang sama dengan yang digunakan oleg karbohidrat
dan lipida.

d. Deaminase Asam Amino

Deaminasi atau melepasnya gugus amino (NH2) dari asam amino akan
menghasilkan sisa berupa ammonia dalam sel. Ammonia yang bersifat racun akan
masuk dalam peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah ammonia
menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke
peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum

16
diproduksi dari asam amino bebas di dalam tubuh yang tidak digunakan dan dari
pemecahan protein jaringan tubuh.

e. Penggunaan Kelebihan Protein untuk Pembentukan Lemak

Dalam keadaan berlebihan, protein akan mengalami deaminase. Nitrogen


dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan
disimpan di dalam tubuh. Dengan demikian, maka protein secara berlebihan dapat
menyebabkan kegemukan.

f. Persediaan Metabolik Asam Amino

Di dalam tubuh tidak ada persediaan besar asam amino. Kelebihan asam amino
untuk keperluan sintesis protein dan berbagai ikatan nitrogen bukan ikatan protein
akan dimetabolisme. Akan tetapi di dalam protein sel-sel ada persediaan
metabolic asam amino yang berada dalam keseimbangan dinamis yang dapat
setiap waktu digunakan. Perubahan protein secara terus-menerus pada orang
dewasa diperlukan untuk memelihara persediaan asama amino untuk memenuhi
kebutuhan segera asam amino oleh berbagai sel dan jaringan guna pembentukan
protein. Jaringan yang paling aktif dalam perubahan protein adalah protein
plasma, mukosa saluran cerna, pankreas, hati, dan ginjal. Jaringan otot dan kulit
biasanya tidak terlalu aktif.

2.8 Aplikasi

Protein Alfa

protein

Salah satu nutrisi emas yang terkandung dalam ASI dan membuat ASI
menjadi sangat special, adalah Alfa laktalbumin, atau juga biasa disebut dengan
alfa protein.

Dalam ASI terdapat 2 jenis protein, yaitu Whey dan Kasein. Whey protein
merupakan jenis protein susu yang lebih mudah dicerna karena bentuknya yang
lebih lembut. Sedangkan kasein adalah jenis protein susu yang lebih sulit dicerna,
terutama oleh bayi dan anak, karena bentuknya yang lebih padat. Tidak seperti
susu sapi yang memiliki 20% whey dan 80% kasein, ASI memiliki 60% Whey

17
dan 40% Kasein. Alfa protein merupakan jenis protein terbanyak yang terdapat
dalam whey protein ASI.

Jenis whey protein lain yang terdapat dalam susu sapi adalah beta-
laktoglobulin, yang merupakan jenis protein yang berpotensi untuk menyebabkan
alergi pada bayi dan anak-anak. Beta-laktoglobulin ini justru tidak terdapat dalam
ASI tapi banyak terdapat dalam susu sapi. Alfa protein merupakan protein utama
yang terdapat fraksi Whey dalam ASI (22% dari total protein). Alfa protein juga
merupakan sumber asam-asam amino esensial yang tidak bisa dibuat dalam tubuh
manusia. Salah satu asam amino esensial yang banyak terdapat dalam Alfa protein
adalah asam amino triptopan yang salah satu fungsinya adalah untuk mengatur
pola-pola kehidupan anak seperti pola tidur. Manfaat alfa protein antara lain:

 Meningkatkan daya cerna protein sehingga mudah diserap tubuh.


 Menurunkan risiko terjadinya intoleransi karena protein susu.
 Sumber asam amino (pembentuk protein) untuk membantu tumbuh
kembang bayi dan anak.
 Membantu meringankan kerja ginjal untuk mencerna protein.
 Sumber asam amino triptophan (asam amino esensial) yang berperan
dalam mengatur pola tidur bayi dan anak.
 Membantu meningkatkan bakteri baik dalam saluran pencernaan dan bisa
membantu mengurasi risiko terjadinya infeksi karena bakteri.

Protein Berpendar Hijau/ Green Fluorescent Protein (GPT)

Protein berpendar hijau (Green fluorescent proteins, GFP) adalah sekelompok


protein dengan struktur mirip satu sama lain yang berpendar hijau apabila
disorot/dipapar dengan cahaya biru. Protein ini pertama kali diisolasi dari ubur-
ubur Aequorea victoria yang mampu memendarkan cahaya hijau pada tahun 1962
oleh Osamu Shimomura. "Lukisan" pantai San Diego pada media biakan bakteri
yang memiliki mutasi warna GFP yang berbeda-beda, dibuat oleh staf
laboratorium Roger Tsien

Pemanfaatan GFP menjadi meluas setelah gen-gen yang bertanggung jawab


atasnya berhasil ditemukan dan kemudian digunakan secara luas dalam biologi

18
molekular sejak tahun 1990-an berkat kerja dari Martin Chalfie dalam teknik yang
dikenal sebagai reporting system ("Sistem pelaporan"). Teknik ini melibatkan
sejumlah gen dengan karakteristik khas karena menghasilkan substansi yang
mudah dilacak mata, sehingga disebut gen pelapor (reporter genes), dan
bermanfaat sebagai penunjuk secara fisik atas ekspresi suatu gen tertentu pada
organisme.

2.9. Metode penilaian kualitas protein

Lima metode yang dijelaskan di bawah ini adalah yang paling sering digunakan
untuk menilai kualitas protein.

1. Protein mudah dicernakan sudah dikoreksi Asam amino Skor


*(PDCAAS): The Skor Asam amino dengan tambahan mudah dicernakan
komponen. PDCAAS yang diterima saat ini adalah mengukur kualitas
protein karena erat determinations dilakukan untuk membandingkannya
dengan hewan. Sejumlah ahli gizi merasa metode ini perlu dipelajari lebih
lanjut perbaikan dan tambahan perubahan dapat dilihat pada masa depan.
2. Asam amino Skor (AAS)
Bahan kimia teknik dianggap cepat, konsisten, dan murah. Alat tersebut yg
harus ada asam amino yang hadir dalam protein dan membandingkannya
dengan nilai referensi protein. Itu protein adalah berdasarkan nilai yang
paling membatasi asam amino yg diperlukan. Nilai lebih besar dari 1,0
untuk kedua AAS dan PCDAAS dianggap menunjukkan bahwa protein
mengandung asam amino esensial yang melebihi kebutuhan manusia. Oleh
karena itu, pada tahun 1990 di FAO/WHO pertemuan itu diputuskan
bahwa protein memiliki nilai lebih tinggi dari 1,0 akan dibulatkan ke
bawah 1.0. Jalur ini sedang dalam perdebatan sebagai ahli merasa bahwa
pembulatan bawah berkualitas tinggi protein gagal untuk mencerminkan
kemampuan dari protein untuk melengkapi nilai gizi yang lebih rendah
protein dengan berkualitas.
3. Efisiensi Protein Ratio (PER)
Ukuran kemampuan protein untuk mendukung pertumbuhan yang
weanling tikus. Ini mewakili rasio berat untuk mendapatkan jumlah

19
protein yang dikonsumsi. Metode ini memiliki dua keprihatinan utama.
Pertama adalah perhatian yang tidak dapat diaplikasikan untuk
pertumbuhan bayi dan anak-anak sebagai asam amino pertumbuhan
persyaratan untuk bayi kurang dari orang-orang untuk tikus. Kedua, PER
langkah-langkah pertumbuhan tetapi tidak pemeliharaan sehingga Anda
mungkin menggunakan keterbatasan dalam menentukan kebutuhan protein
pada orang dewasa.
4.Biologi Nilai (BV)
Ukuran jumlah nitrogen tetap dibandingkan dengan jumlah nitrogen
diserap. The BV dan NPU metode keduanya mencerminkan ketersediaan
dan mudah dicernakan dan mereka memberikan yang akurat kajian
kebutuhan pemeliharaan. 5.Nitrogen Pemanfaatan Protein (NPU): yang
rasio nitrogen yang digunakan untuk pembentukan jaringan dibandingkan
dengan jumlah nitrogen dicerna.

2. Sumber Sumber Protein Terbaik

1. Ayam

Ayam adalah makanan yang sering kali kita nikmati. Selain enak ayam
juga mengandung protein yang sangat tinggi tersebar di berbagai
tubuhnya.
 Bagian dada, 3,5 oz -
 30 gram protein Bagian paha 10 gram
 protein - Bagian Sayap - 6 gram protein

20
 Daging ayam dimasak (4) oz) 35 gram protein (untuk ukuran rata-
rata)

2. Ikan

Ikan adalah binatang yang memiliki daging putih seperti ayam. Selain sehat untuk
tubuh ikan juga memiliki protein yang tinggi.

 Kebanyakan ikan fillet atau steak


 sekitar 22 gram protein untuk 100 gram ikan yang dimasak. -Tuna (6 oz) -
40 gram protein

3. Telur Ayam

Telur mungkin sudah cukup sering kita dengar sebagai sumber protein yang tinggi

 1 Telur besar 6 gram protein

21
4. Susu

Susu memiliki protein yang tinggi selain telur. Susu juga bagus untuk
pertumbuhan tubuh dan juga untuk kekuatan tulang dengan mengandung kalsium
yang tinggi.

 Susu, 1 cangkir - 8 gram protein


 Susu kedelai, 1 cangkir - 6-10 gram protein

5. Yogurt

Yogurt adalah semacam makanan buah2an yang diolah menjadi eskrim nikmat
seperti Sour-Sa*y dan Red M*ngg. Selain rasanya yang nikmat, yogurt juga
mengandung protein yang cukup tinggi.

 1 cangkir yogurt-8-12 gram protein

22
6. Keju

Keju banyak disukai orang dan juga terkenal untuk kalsium dan protein yang
dikandungnya.

 Cheddar - 7 atau 8 gram per 28gram protein


 Parmesan - 10 gram per 28gram protein

7. Kacang

Bermacam-macam kacang yang mengandung protein tinggi

 kacang polong, dimasak ½ cangkir - 8 gram protein


 Kacang mentega, 2 sendok makan 8 gram protein
 Almond, ¼ cangkir - 8 gram protein
 Kacang tanah, 4 cangkir - 9gram protein
 Mete, ¼ cangkir - 5 gram protein
 Biji bunga matahari, ¼ cangkir 4-6 gram protein

23
8. Tahu

Ini dia makanan favorit orang Indonesia selain tempe.

 1 ons tahu = 2,3 gram protein.

2.10 Akibat kelebihan dan kekurangan protein

• Akibat kekurangan protein.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.


Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada
anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan
secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang
dinamakan Marasmus.

1. Kwasiorkor.

Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada


tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam
bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama,bila
anak kedua sedang ditungu kelahirannya.Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambatmenyapih,
sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalanya :

- pertumbuhan terhambat.

24
- Otot-otot berkurang dan lemah. - Edema.

- Muka bulat seperti bulan (moonface)

- Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan.
Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor
gambaran klinik anak sangat berbeda.

Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema,
sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan
odema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri.
Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan
standar bagi umur yang sesuai.

Ciri-ciri:

-Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

- Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis
permukaan yang jelas.

- Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan
hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar,
meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.

- Perut anak membuncit karena pembesaran hati. - Pada pemeriksaan mikroskopik


terdapat perlemkan sel-sel hati.

2.Marasmus.

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat
diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi.

25
Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang
sukar diperbaiki. Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di
antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang
berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor.

Gejalanya :

- Lemak dibawah kulit berkurang.

- Pertumbuhan terhambat. - Otot-otot berkurang dan melemah. - Erat badan lebih


banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti: panjang, lingkar kepala
dan lingkar dada.

- Muka seperti orang tua (oldman's face).

Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan
kadar lemak serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan juga lebih
rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi
keadaan sekitarnya.

Akibat Kelebihan Protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi


proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet
protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang
beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi.

Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme
dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan
asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan
demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan
konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang
dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG)
untuk protein.

Upaya Penanggulangan.

26
Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan
upaya penanggulangan sebagai berikut:

- pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.

- Pemberian makanan tambahan (PMT)

- Pemantauan garam beryodium.

- Pemberian kapsul vit. A

- Pemberian tablet Fe.

- Pengumpulan data KADARZI.

27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang


merupakan polimer dari monomer - monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh kita. Enzim protein
memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Sebagai anti bodi,
mereka melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa pesan-pesan
yang mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein melakukan lebih
banyak lagi. mereka memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak dan
memperhatikan tubuh kita selama masa dewasa. Mereka telah membuat kita
menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang.

1. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang


merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida.

2. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan, dalam


beberapa kasus, belerang.

28
3. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat)

4. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi 3


golongan utama, yaitu:

a.Protein Bentuk Serabut (fibrous)

b. Protein Globular

c.Protein Konjugasi

5. Fungsi Protein :

 Pertumbuhan (untuk anak) dan pemeliharaan (untuk orang dewasa)


 Pembentukan ikatan-ikatan essensial tubuh • Mengatur keseimbangan air
 Memelihara netralitas tubuh
 Pembentukan antibody
 Mengangkut zat-zat gizi
 Sumber energi
6. Protein dapat kita bagi menjadi 2 kelas utama, yaitu protein kasar
(crude protein) dan protein sejati (true protein)

3.2 Saran

Kecukupan akan protein yang dianjurkan untuk seseorang, umumnya berbeda


beda. Ini tergantung pada berat badan, umur, dan jenis kelamin serta banyaknya
jaringan tubuh yang masih aktif, seperti otot-otot dan kelenjar. Makin besar dan
berat orang itu, semakin banyaklah jaringan aktifnya, sehingga makin banyak pula
protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-
jaringan tersebut.

Oleh karena itu, kita harus memperhatikan kecukupan protein dalam tubuh

kita dengan cukup mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.

29
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan
protein, agar dapat tumbuh dengan sehat.

b. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan


proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.

c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan


kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.

d. Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta menggalakkan


program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia sehat
2022

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim : https://id.scribd.com/doc/45052641/Makalah-Kimia-Organik-
II- Protein
2. Anonim https://www.academia.edu/12164238/makalah_kimia_organik_protein
3. Anonim : https://www.slideshare.net/septianraha/makalah-protein-29428696

31

Anda mungkin juga menyukai