Anda di halaman 1dari 38

Fungsi protein yang paling utama adalah untuk zat pembangun tubuh.

Protein
sendiri merupakan sekelompok senyawa organic yang di dalamnya terdiri dari
sulfur, hydrogen, fosfor, nitrogen, oksigen serta asam amino. Sesuai nama lainnya
yakni protos ysng berarti utama, protein merupakan zat yang paling dibutuhkan
oleh tubuh.
Dalam ilmu gizi, protein diartikan sebagai suatu kelompok makromolekul berbentuk
senyawa asam amino yang memiliki fungsi untuk zat pendorong metabolisme dan
zat pembangun tubuh. Penemu protein adalah Jons Jakob Berzelius pada tahun
1838. Dan hingga saat ini protein merupakan molekul yang paling sering diteliti.
Sedangkan asal protein sendiri berasal dari makanan yang di konsumsi setiap hari.

Fungsi Protein untuk Tubuh


Fungsi protein sebagai enzim. Peranan protein dalam mempercepat reaksi biologis.
Fungsi protein yang terdapat pada hemoglobin yang memiliki peran dalam pembentukan sel
darah merah, dapat mengangkut oksigen pada eritrosit. Sedangkan protein yang terdapat pada
mioglobin akan mengangkut oksigen pada otot.
4.1 kalori dapat dihasilkan oleh 1 gram protein. Hal ini menunjukkan bahwa protein merupakan
sumber energy yang baik untuk mendukung tubuh dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Dan
bagi yang sedang melakukan diet sehat, akan sangat baik dengan banyak mengonsumsi makanan
yang tinggi protein. Karena bila karbohidrat bersifat gula lain halnya dengan protein yang justru
rendah gula.
Fungsi protein sebagai pembentuk antibody.
Fungsi protein sebagai penyembuh luka dan meregenerasi sel terutama kulit.
Fungsi protein sebagai penyeimbang asam basa dengan cairan tubuh, dengan cara menjaga
stabititas ph cairan yang ada di dalam tubuh itu sendiri.
Fungsi protein sebagai pengatur metabolisme tubuh.
Fungsi protein sebagai penghancur dan penetral zat-zat asing yang terdapat di dalam tubuh.
Fungsi protein sebagai pembentuk otot, sehingga akan mendukung pertumbuhan pada anakanak serta remaja.
Sumber Protein Hewani dan Nabati

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kita bisa mendapatkan protein dari makananmakanan yang kita konsumsi setiap harinya sebagai sumber utamanya. Dan sumber protein
sendiri digolongkan menjadi dua golongan, yakni sumber protein nabati atau sumber protein

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, atau kacang-kacangan.


Sedangkan golongan kedua adalah sumber protein hewani atau summber protein yang berasal
dari hewan. Berikut penjabarannya:
Sumber protein nabati
o Kacang almond
o Buah apel
o Buah manggis
o Buah jeruk
o Buah pisang
o Blueberry
o Buncis
o Buah jambu biji
o Buah alpukat
o Asparagus
o Kembang kol
o Brokoli
o Buah kurma
o Jagung manis
o Kecambah
o Jamur
Sumber protein hewani
o Daging berwarna merah
o Daging ayam tanpa kulit
o Telur
o Susu dan olahannya
o Ikan laut
o Kepiting
o Belalang
o Tahu
o Tempe
o Ikan lele
o Cumi
o Lobster

Pengertian Protein

Istilah protein barasal dari bahasa Yunani proteis, yang berarti pertama. Istilah itupertama kali
digunakan pada tahun 1838. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Msalnya, semua
enzim tumbuhan dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang, protein membentuk
rangka tubuh. Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan berbagai
hormon.
Protein adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar
bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga berperan penting
dalam fungsi kehidupan.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 asam amino. Massa molekul relatifnya adalah
sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N.
beberapa protein mengandung unsur belerang (s). fosforus (p), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga
(Cu), dan iodin (I). pada akhir tahun 1800, unit protein terkecil yang berup asap -amino
berhasil didefinisikan.
Struktur Protein
Struktur protein dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu struktur primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner. Struktur primer adalah struktur linear dari rantai protein. Dalam struktur
ini tidak terjadi antaraksi, baik dengan rantai protein yang lain maupun di antara asam amino
dalam rantai protein itu sendiri.
Struktur sekunder adalah struktur dua dimensi dari protein. Pada struktur ini terjadi lipatan
(folding) beraturan, seperti heliks dan sheet, akibat adanya ikatan hidrogen di antara gugusgugus polar dari asam amino dalam rantai protein.
Struktur tersier merupakan struktur tiga dimensi sederhana dari rantai protein. Dalam struktur ini,
selain terjadi folding membentuk struktur heliks dan sheet, juga terjadi antaraksi van der
Waals dan antaraksi gugus nonpolar yang mendorong terjadi lipatan.
Struktur tertinggi dari protein adalah struktur kuarterner. Dalam struktur ini, protein membentuk
molekul kompleks, tidak terbatas hanya pada satu rantai protein, tetapi beberapa rantai protein
bergabung membentuk seperti bola.
Jadi, pada struktur kuartener molekul protein di samping memiliki ikatan hidrogen, gaya van der
Waals, dan antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antar rantai protein baik melalui
antaraksi polar, nonpolar, maupun van der Waals. Contoh dari struktur ini adalah molekul
Hemoglobin, tersusun dari empat subunit rantai protein.
Fungsi Protein
Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural sedangkan protein yang berfungsi
sebagai enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional.

Protein struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk
hidupContoh protein struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti sel
dan lipoprotein yang terdapat di dalam membran sel.Ada juga protein yang tidak bersenyawa
dengan komponen struktur tubuh,tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam sel-sel makhluk
hidup. Contoh protein seperti ini adalah protein pada sel telur ayam,burung,kura-kura dan penyu.
Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi zat yang
siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino.Asam amino-asam amino yang
dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk:

Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel lainnya

Perbaikan,pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel,jaringan dan organ tubuh

Sebagai sumber energi,setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.

Mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein


mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan)

Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.Sebagai senyawa


penahan/bufer,protein berperan besar dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.Sebagai
zat larut dalam cairan tubuh,protein membantu dalam pemeliharaan tekanan osmotik di
dalam sekat-sekat rongga tubuh.

Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang masuk ke
dalam tubuh.

Penggolongan Protein
1. Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsi Biologisnya:

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai kataisator brokimia. Hamper semua
reaksi organic dapat di katalisis oleh enzim. Aktivitas enzim bergantung pada ketahanan
struktur sekunder, tersier, dan kuarter. Suatu enzim merupakan protein elips yang sisa
asam amino polarnya ada bagian luar sehingga dapat dipastikan larutan dalam cairan
tubuh.

Protein transport merupakan protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau sel
darah merah mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Protein natrium (penyimpan) adalah proteinyang berfungsi mengubah energi kimia


menjadi energy gerak. Misalnya, aktin dan myosin yang berperan dalam system kontraksi
otot rangka.

Protein struktur adalah protein yang berperan dalam kekuatan struktur biologi atau
perlindungan. Misalnya, kalagen (banyak terdapat pada rambut, kuku, bulu burung),
fibrion (komponen utama pada serat surat dan jarring laba-laba).

Protein pertahanan (antibody) adalah protein yang melindungi organisme terhadap


serangan organisme lain (penyakit). Misalnya, imunoglobin atau anti bodi dapat
menetralkan protein asing ilepaskan oleh bakteri dan virus.

Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi.
Contohnya: ialah hormone, seperti insulin yang mengatur metabolism gula darah.
Kekurangan insulin akan menyebabkan penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormone
pertumbuhan dan hormone sex.

Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme
untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan myosin, yaitu protein
yang berperan dalam system kontraksi otot kerangka.

1. Berdasarkan Bentuknya
Berdasar bentuknya protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein serabut.
Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat (globular),
yang memiliki fungsi gerak.
Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: Lkeratin pada rambut dan kolagen pada
urat.
1. Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan protein
terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim
ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain
Contoh:
1. Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak)
2. Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat
3. Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat
4. Ikatan Peptida

Di dalam protein, asam-asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu ikatan CN
hasil reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam amino lain.
Perhatikan reaksi kondensasi berikut.
Reaksi tersebut merupakan contoh dipeptida, yaitu molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida
dari dua asam amino. Suatu polipeptida (protein) adalah polimer yang dibentuk oleh sejumlah
besar asam amino melalui ikatan peptida membentuk rantai polimer.
Penamaan dipeptida atau tripeptida disesusaikan dengan nama asam amino yang berikatan.
Huruf akhir dari nama asam amino yang disatukan diganti dengan huruf l. Contoh, jika alanin
dan glisin menjadi dipeptida, nama dipeptidanya adalah alanilglisin.
Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit:
keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C alfa atau ). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan,
asam amino bersifatamfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Asam Amino Essensial & Non-Essensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa
diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial.
Jenis-jenis asam amino essensial :
Leucine (Leu, L), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)

Membantu mencegah penyusutan otot

Membantu pemulihan pada kulit dan tulang

Isoleucine (Ile, I), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)

Membantu mencegah penyusutan otot

Membantu dalam pembentukan sel darah merah

Valine (Val,V), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)

Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot

Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, phenylalanine, tyrosine) ke


otak

Lycine (Lys, K)

Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan
penghubugn lainnya

Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine

Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh lainnya


(cartilage dan persendian)

Tryptophan (Trp, W)

Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)

Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

Methionine (Met, M)

Prekusor dari cysteine dan creatine

Menurunkan kadar kolestrol darah

Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membantuk regenerasi jaringan baru
pada hati dan ginjal

Threonine (Thr, T)

Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi

Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati

Komponen penting dari kolagen

Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian

Phenylalanine (Phe, F)

Prekursor untuk tyrosine

Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental

Digunakan dalam terapi depresi

Membantuk menekan nafsu makan

Jenis-jenis asam amino non-essensial :


Aspartic Acid (Asp, D)

Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy

Membangun daya tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibodi

Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan

Glyicine (Gly, G)

Membantu tubuh membentuk asam amino lain

Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat dalam
produksi energi)

Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen

Berpotensi menghambat keinginan akan gula

Alanine (Ala, A)

Membantu tubuh mengembangkan daya tahan

Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan
jaringan lain untuk mendapatkan energi dari asam amino

Serine (Ser, S)

Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel

Membantuk dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf

Jenis-jenis asam amino essensial bersyarat :

Arginine (Arg, R), (asam amino essensial untuk anak-anak)

Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan

Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu senyawa yang melegakan pembuluh darah
untuk aliran darah dan pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan GABA

Bersama glycine dan methionine membentuk creatine

Histidine (His, H), (asam amino essensial pada beberapa individu)

Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam tubuh

Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih

Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi

Cystine (Cys, C)

Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap rokok

Merangsang aktivitas sel darah putih dalam peranannya meningkatkan daya tahan tubuh

Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline menetralkan radikal bebas

Salah satu komponen yang membentuk otot jantung dan jaringan penyambung
(persendian, ligamen, dan lain-lain)

Siap diubah menjadi energi

Salah satu elemen besar dari kolagen

Glutamic Acid (Glu, E), (Asam Glutamic)

Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine, glutathine, dan GABA

Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme asam amino lain

Tyrosine (Tyr, Y)

Pemicu hormon dopamine, epinephrine, norepinephrine, melanin (pigmen kulit), hormon


thyroid

Meningkatkan mood dan fokus mental

Glutamine (Gln, Q)

Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot manusia

Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi hormon pertumbuhan

Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh

Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori

Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan pencernaan

Mengingkatkan volume sel otot

Taurine

Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak

Membantu dalam meningkatkan volume sel otot

Ornithine

Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon pertumbuhan

Membantu dalam penyembuhan dari penyakit

Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati

https://equentinh.wordpress.com/2014/03/03/protein-struktur-proteinpenggolongan-protein-fungsi-protein-asam-amino-esensial-non-esensial/

Protein adalah senyawa organic yang banyak dijumpai kalam semua makhluk hidup. Protein
terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen dan umumnya juga mengandung sulfur. Molekulnya
berkisar antara 6000 hingga jutaan. Satu molekul protein terdiri dari rantai panjang polipeptida.
Polipeptida ini berasal dari asam. Asam amino yang salaing berikatan dengan urutan yang khas.
Ikantan teratur yang berurutan ini dinamakan struktur primer protein. Polipeptida dapat melipat
atau menggulung yang menyebabkan timbulnya struktur sekunder. Struktur tersier asam amino
berbentuk tiga dimensi dari polipeptida yang menggulung atau melipat ini. Struktur kuartener
muncul polipeptida yang terlibat. Pemanasan dengan suhu diatas 500C atau pemberian asam
basah kuat akan membuat protein kehilangan struktur tersiernya yang khas. Hal ini juga dapat
menimbulkan koagulat yang tak larut (misalnya patih telur). Proses ini dapat membuat sifat
hayatinya menjadi tidak aktif (Tanti, 2009)
Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi local dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktruk sekunder misalnya
alpha helix berupa pilihan rantai asam amino berbentuk seperti spiral Beta-sheet berupa

lembaran lembar lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melallui ikatan hydrogen atau ikatan Beta turn dan Gamma turn (Gunawan, 2010)
Ikatan asam amino ialah ikatan peptide maka struktur ikatan peptide yang urutannya diketahui
untuk mengetahui jenis jumlah dan urutan asam amino dalam protein dilakukan analisis yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri,
pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut. Pemecahan masing-masing rantai
polipeptida dan analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida (Gunawan, 2010).
Protein merupakan suatu senyawa polimer yang dibentuk dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino satu dengan yang lainnya. Sifat dari
berbagai macam protein tergantung pada jumlah asam amino yang menyusunnya, disamping itu
juga dipengaruhi oleh rantai samping dari masing-masing asam amino (Tim Dosen Biokimia,
2011).
Protein tidak larut dalam pelarut organic tetapi akan mengendap apabila kedalam larutannya
ditambahkan Na2SO4 atau NaCl juga alcohol dan aseton. Senyawa ini juga cenderung
mengalami perubahan bentuk yang dinyatakan dengan denaturasi protein. Perubahan tersebut
terjadi disebabkan karena molekul protein peka terhadap senyawa-senyawa tertentu maupun
panas sehingga konfirmasi molekul menjadi berubah (Tim Dosen Biokimia, 2011). Kandungan
protein dalam sampel dapat ditentukan dengan berbagai metode. Setiap metode memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda. Dalam hal ini kandungan protein biasanya disetarakan dengan jumlah
atom H (Tim Dosen Biokimia, 2011).
.1.Kesimpulan 1. Protein merupakan senyawa polimer yang disusun atas monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptide antara asam amino satu dengan yang
lainnya. 2. Prinsip titrasi formal adalah metode analisis cara penentuan protein dengan cara titrasi
formal untuk menghirolisis protein dalam sampel dengan menggunakan aquades di ubah menjadi
asam amino yang setara dengan banyaknya protein,memblokade gugus amino(NH2), dan asam
amino,sehingga hanya terdapat gugus karboksil yang bereaksi dengan Na OH pada penggunaan
formaldehid 45%. 3. %N yang di dapatkan masing-masing sampel adalah pada air susu 1%, air
tahu 0,27%, dan putih telur 0,189%. 7.2.Saran Agar alat-alat didalam laboratorium lebih agar
kegiatan praktikum berjalan lancar dan mendapatkan hasil pengamatan sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2010. Asam Amino. Terhubung berkala
(http://www.scribd.com/doc/ 12936574/ Asam-Amino-Non-Esensial) diakses 20 Oktober 2011
Tanti. 2009. Protein. Terhubung berkala (http://id.shvoong.com/exact sciences/ biology/1902571Protein) diakses 21 Oktober 2011
Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Tadulako, Palu

SHARE D' MOMENT


I just wanna "FEEL THIS MOMENT"

Home

Diary

Makalah

All about me

Berti Pradana
Moody girl . Cat lovers . Poltekkees Malang. be a profesional Nurse. In
relationship w/ my architect :*
Lihat profil lengkapku
Histori

2014 (145)
o

Desember (142)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN I...

STRATEGI PELAKSANAAN HDR /HARGA DIRI RENDAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAN KELUARGA DALAM


MENCE...

PEDOMAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN JIWA

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

Laporan Pendahuluan RETARDASI MENTAL BERAT

LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI-MANIA

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI PENDENGARAN

LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU BUNUH DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEPRIBADIAN ASTHENIK

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SADISME

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN BIPOLAR

LAPORAN PENDAHULUAN SKOZOFRENI SIMPLEKS

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KECEMASAN

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEPRIBADIAN AFEKTIF

LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI

LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

LAPORAN PENDAHULUAN DEMENTIA PARALITIKA

LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA ALZHEIMER

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN WAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN SKRIZOFRENIA PARANOID

LAPORAN PENDAHULUAN DELIRIUM

LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA

LAPORAN PENDAHULUAN FETISHISME

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL RINGAN

LAPORAN PENDAHULUAN NEUROSA KECEMASAN

LAPORAN PENDAHULUAN NEUROSA DEPRESIF

LAPORAN PENDAHULUAN NEUROSA HIPOKONDRIK

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN PARANOIA

LAPORAN PENDAHULUAN KEPRIBADIAN PASIF AGRESIF

LAPORAN PENDAHULUAN HOMOSEXUALITAS

LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI

LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA PRESENILIS

LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA SENILIS

LAPORAN PENDAHULUAN EPILEPSI

LAPORAN PENDAHULUAN PSIKOSA MANIK DEPRESIF SEMI DE...

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA RESIDUAL

Laporan Pendahuluan Skizofrenia Katatonik

LAPORAN PENDAHULUAN PARANOID SKIZOFRENIA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN JIWA PENYIMPANGAN


SEX...

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA HIBEFRENIK

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ALERGI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KANKER OVARIUM

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CA MAMMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOLA HIDATIDOSA (HAM...

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PREEKLAMPSIA BERAT (...

SAP PRETERM PREMATURE RUPTURE of MEMBRANE (PPROM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) STRUMA

Modul Komponen SIMPUS

MAKALAH MANAJEMEN PENANGGULANGAN PASCA BENCANA

Makalah perkembangan sistem informasi kesehatan di...

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT TRIAGE

MAKALAH SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

RENCANA STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT WISAT...

ASKEP KATARAK

DIALOG IN THE HOSPITAL ABOUT NURSING ACTIONS

PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH (MENGGOSOK GIGI DAN M...

SATUAN ACARA PENYULUHAN SEKS EDUCATION UNTUK REMA...

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER

MAKALAH HIPERTIROID

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.I PADA Tn.I DENGAN...

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn .A PADA Ny. S DENG...

SENAM DIABETIK

IMOBILITAS DAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA LANSIA

Tehnik Latihan Kandung Kemih untuk Lansia

SOP Vital Sign

NURSING CARE PLANNING ABOUT DIARRHEA

PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH (MENGGOSOK GIGI DAN M...

ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MYOCARD

SOP PENGUKURAN CVC

ASKEP HEMOROID

Asuhan Keperawatan Pada Klien Apendisitis

ASKEP HERNIA

ASKEP DIARE

ASKEP GASTRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN ILEUS

ASKEP TRAUMA ABDOMEN

ASKEP HEMATOMA

ASKEP HEPATITIS

ASKEP DIARE

TOOL EVALUASI PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

SOP Mantoux Test

SCORE DOWN RDS

REAKSI TRANSFUSI

Perawatan Pre dan Post Kemoterapi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ANAK DAN REMAJA

THALASEMIA

LEUKIMIA

ANEMIA

MAKALAH MENINGITIS PADA ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


PEMB...

ASKEP ANAK KEJANG

November (3)

Blogger templates
Time

Number Visitor

site meter statistics

songs

divine-music.info
MAKALAH BIOKIMIA : PROTEIN
Diposkan oleh Berti Pradana di 17.28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel

makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein
memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya.
Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem
imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut
merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik masing-masing suatu organisme
tak terkecuali pada bakteri (Campbell et al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein
dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA
dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut
ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan RNA
dan ribosom (Vo-Dinh, 2005).
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N,
serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam
hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam
amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya

dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan
Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan
peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari
Protein dan Asam amino. Maka dari itu penulis menyusun makalah ini yang di
dalamnya penulis berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana
proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat
memahami secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam amino.
1.2.

Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain

sebagai berikut :
1.

Untuk menjelaskan pengertian, sejarah penemuan, struktur molekul, sifat,

fungsi, sumber, dan klasifikasi dari Protein dan Asam amino.


2.

Untuk menjelaskan bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino

di dalam tubuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kajian tentang Protein

2.1.1

Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu


sama lain dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau
subunit enzim.
2.1.2

Sejarah Penemuan Protein


Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein berasal
dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti yang paling utama.

2.1.3

Struktur Molekul Protein


Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen
(N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P).

2.1.4

Ciri Ciri Protein


Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena
urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang
mengarahkan biosintesis protein.
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot
molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali
mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi,
perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page,
D.S. 1997)
2.1.5

Sifat Sifat Protein


Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :

1.

Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.

2.

Denaturasi

Yaitu

perubahan

konformasi

serta

posisi

protein

sehingga

aktivitasnya

berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh


hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3.

Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat
cair yang mengalir.

4.

Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.

5.

Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :

2.1.6

1.

Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.

2.

Jumlah tiap macam asam amino itu.

3.

Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama, 1991).


Fungsi dan Manfaat Protein
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra

fungsi protein di dalam tubuh yaitu :

A.

Protein sebagai Zat Pembangun


Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu merupakan bahan
pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana proses pembentukan jaringan
baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara lain:

1. Pada masa pertumbuhan


Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam masa ini
proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran.
2. Dalam masa hamil
Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan jaringanjaringan
baru dari janin yang sedang dikandungnya. Pembentukan jaringan baru pada waktu
hamil terjadi lebih cepat di pertengahan kehamilan.
3. Penggantian jaringanjaringan yang rusak dan dirombak
Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun terlihat
orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.
4. Waktu latihanlatihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan baru,
terutama jaringan otot.
B.

Protein sebagai Zat Pengatur


Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena protein ikut pula
mengatur berbagai proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagai bahan pembentuk zatzat yang mengatur berbagai proses tubuh.

C.

Protein sebagai Pemberi Tenaga


Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur
karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi
pula. Dalam keadaan tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk
menyediakan energi sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan
dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein
lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan
jaringan.
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut
adalah sebagai berikut:

Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi

biologis.

Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam

hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang terkandung


dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam otot.
Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut

kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa

digunakan dalam bentuk antibodi.


Sebagai media perambatan impuls syaraf.
Sebagai Pengendalian pertumbuhan.

2.1.7

Jenis Jenis Protein


Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan
ikatan tisu.
Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan
penyakit.

Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.

Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.

Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.

Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.

Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.

Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.


2.1.8

Sumber Protein

Pengelompokan Protein dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :


A.

Protein Hewani
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
B. Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong polongan, kentang, tempe, tahu, dll.

2.1.9

Klasifikasi Protein
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1.

Berdasarkan Struktur Molekulnya


Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai

macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh
asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai
melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang
bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :
A. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan
tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara
gugus amino dengan gugus karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan
peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat
menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).

Gambar 1. Struktur primer dari protein (Campbell et al., 2009).

B. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida.
Salah satu contoh struktur sekunder adalah -heliks dan -pleated. Struktur ini
memiliki segmen-segmen dalam polipeptida

yang terlilit atau terlipat secara

berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).


Gambar 2. Struktur sekunder -heliks

Gambar 3. Struktur sekunder -

pleated
Struktur -heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada
suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu

ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et
al, 2009). Pada struktur sekunder -pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen
antara daerah linear rantai polipeptida.
C. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas
pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan
antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan
konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur
sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen,
ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan
hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik
akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air,
sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi
permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009;
Lehninger et al, 2004).
Gambar 4. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550
pada bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and Dickerson, 1976).

D. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam
ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur
tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang
berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis,
hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga
dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut
dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
protein tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).

Gambar 5. Struktur kuartener

2.

Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik


A. Protein globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini
larut dalam air, asam, basa, dan etanol.
B. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun
memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin
pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam
air, asam, basa, maupun etanol.

3.

Berdasarkan Fungsi Biologi


Tabel 1. Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :
Fungsi
Katalitik
Struktural

Jenis
Enzim
Protein
struktural

Motil

Protein

(mekanik)

kontraktil

Contoh
Katalase pepsin
Kolagen, elastin, keratin

Aktin, Myosin

Protein

Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin

angkutan

(penyimpan besi)

Pengangkuta

Protein

Albumin serum (asam lemak) hemoglobin

angkutan

(oksigen)

Protein hormon

Insulin

enzim pengatur

Fosfofruktokinasa

Antibodi

Imun globulin

Penyimpanan

Pengatur
Perlindungan

Protein
penggumpal
Tanggap
toksik

Protein toksin

Trombin, fibrinogen
Toksin bisa ular, toksin bakteri (bortulisme,
difteri)

4.

Berdasarkan Daya Larutnya

Albumin. Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya

albumin telur dan albumin serum.

Globulin Glutelin. Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer.

Glutenin (gandum), orizenin (padi).

Gliadin (prolamin). Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%.

Gliadin/gandum, zein/jagung.

Histon. Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel.

Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air,
garam encer dan pekat (jenuh 30-50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.

Protamin. Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam

nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.


5.

Protein Majemuk
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di antaranya
adalah sebagai berikut :

Fosfoprotein, yaitu protein yang mengandung fosfor. Misalnya kasein pada susu,

dan vitelin pada kuning telur.

Kromoprotein yaitu protein berpigmen. Misalnya asam askorbat oksidase

mengandung Cu.

Protein Koenzim. Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.

Lipoprotein, yaitu protein yang mengandung asam lemak, lesitin.

Metaloprotein, yaitu protein yang mengandung unsur-unsur anorganik (Fe, Co,

Mn, Zn, Cu, Mg dsb).

Glikoprotein, yaitu protein yang mengandung gugus prostetik karbohidrat.

Misalnya musin (pada air liur), oskomukoid (pada tulang).

Nukleoprotein yaitu antara protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan

valensi sekunder). Misalnya pada jasad renik.

2.2

Kajian tentang Asam Amino


2.2.1.

Pengertian Asam Amino


Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer

yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu asam amino.
Asam Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional Karboksil
(-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya NH2) yang bersifat Basa.

2.2.2.

Struktur Molekul Asam Amino


Secara umum mempunyai struktur satu atom C yang mengikat empat gugus.

Pada keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus karboksil,
atom hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan huruf R. Gugus R
disebut juga sebagai Rantai samping yang berbeda dengan gugus amino. (Campbell
et al., 2009).
Gambar 6. Struktur umum asam amino (Lehninger et al., 2004).

2.2.3.

Jenis Asam Amino

Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Asam Amino Essential
Adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan berasal dari
makanan yang kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino

essential adalah : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,

Triftofan, Valin.
Asam Amino Nonessential
Adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh.
Asam Amino yang termasuk dalam asam amino nonessential adalah : Alanin,
Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam glutamat, Glutamine, Glycine,
Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine, Hydroxyproline.
2.2.4.

1.
2.

Sumber Asam Amino

Asam amino dapat diperoleh dari :


Protein dalam makanan
Proses synthesa asam amino

nonessential

(transaminasi

terhadap

metabolite)
3.
Degradasi protein tubuh.
Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari
hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses
kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein
turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut :

Tabel 2. Contoh protein turnover :


Protein

Turnover rate (waktu paruh)

Enzim

7-10 menit

Di dalam hati

10 hari

Di dalam plasma

10 hari

Hemoglobin

120 hari

Otot

180 hari

Kolagen

2.2.4

1000 hari

Fungsi Asam Amino

1.

Membentuk protein yang dibutuhkan.

2.
3.
4.
5.

Membentuk glukosa.
Membentuk badan-badan keton, dll
Menghasilkan energi.
Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :

2.

1.
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
4. Hormon dan fosfolipid.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan
sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.

2.2.5

Macam Macam Asam Amino


Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis

gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis
asam amino berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran,
bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Untuk
selanjutnya, dapat dilihat nama nama dari 20 macam asam amino pada Tabel 2.

Tabel 2. Nama-nama asam amino


No

Nama

Singkatan

Alanin (alanine)

Ala

Arginin (arginine)

Arg

Asparagin (asparagine)

Asn

Asam aspartat (aspartic acid)

Asp

Sistein (cystine)

Cys

Glutamin (Glutamine)

Gln

Asam glutamat (glutamic acid)

Glu

Glisin (Glycine)

Gly

Histidin (histidine)

His

10

Isoleusin (isoleucine)

Ile

11

Leusin (leucine)

Leu

12

Lisin (Lysine)

Lys

13

Metionin (methionine)

Met

14

Fenilalanin (phenilalanine)

Phe

15

Prolin (proline)

Pro

16

Serin (Serine)

Ser

17

Treonin (Threonine)

Thr

18

Triptofan (Tryptophan)

Trp

19

Tirosin (tyrosine)

Tyr

20

Valin (valine)

Val

2.3

Kajian tentang Metabolisme Protein dan Asam Amino


2.3.1

Pembentukan Protein Atau Asam Amino


Metabolisme

protein

akan

tersusun

atas

jumlah

asam

amino

yang

membentuk rangkaian sederhana dengan diikat oleh unsur kimiawi lainnya seperti
peptida. Protein-protein tersebut akan membentuk semacam gugus amina dan
gugus karboksil yang terjaring dalam darah. Jumlah peptida dalam protein sendiri
sangat beragam ada yang mencapai 10 hingga 100 asam amino. Selain itu protein
juga memiliki jenis sebagai hasil dari senyawa kimia yang berada pada tubuh kita
misalnya ada unsur glikoprotein yang banyak mengandung karbohidrat, ada pula
lipoprotein yang banyak mengandung lipid. Jika asam amino dalam metabolisme
protein sudah lengkap terangkai maka akan memiliki fungsi tersendiri. Seperti
membangun sel-sel yang rusak akibat kondisi tubuh yang tidak stabil, membentuk
zat-zat pengatur yaitu enzim dan hormon serta membentuk zat inti untuk energi
yang setara dengan 4,1 kalori.
2.3.2

Pengertian Metabolisme Protein


Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh

makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar
yang membutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
Metabolisme protein adalah metabolisme yang berasal dari asam amino yang
sumbernya dari asam itu sendiri. Dalam total keseluruhan asam amino yang
dihasilkan ada sekitar 85% yang berfungsi sebagai sintesis pada protein. Asam
amino yang bertujuan sebagai metabolisme tersebut dapat kita jumpai pada protein
yang kita makan setiap harinya. Protein tersebut berproses sebagai hasil dari
degradasi protein di dalam tubuh. Proses semacam ini biasanya akan bersifat
kontinyu atau berlanjut secara berkala. Asam amino pada protein itu sendiri terbagi
atas dua unsur yaitu asam amino essensial dan asam amino non essensial. Dalam
hal ini sumber protein yang berupa asam amino tersebut akan mengalami transport
protein seperti protein akan berproses di usus halus yang nantinya akan masuk
pada aliran darah kita. Ketika asam amino telah bercampur dalam darah maka

asam tadi akan tersebar luas hingga keseluruh sel namun asam amino itu tentunya
tidak akan terbuang sia-sia melainkan akan disimpan dalam sel-sel darah yang
dibantu dengan enzim.
2.3.3

Proses Metabolisme Protein dan Asam amino


Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai

di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian
besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan
jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein Perubahan kimia dalam
proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan
yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino.
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus, dan dikatabolisme
menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam
darah dibawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam
amino tersebut ada yang disimpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh
darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra
sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian
keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah
masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh
(asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai
cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini
diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari
dalam tubuh maka protein dirombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino
ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan
sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semua protein,
enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg
keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada
masa penyembuhan, masa pertumbuhan, dan masa hamil. Keseimbangan nitrogen

yang negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu
kelaparan dan sakit. Keseimbangan nitrogen yang setimbang terdapat pada orang
dewasa normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang
digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut
terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan
asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam
hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah
kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi
dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber yaitu:
Absorbsi melalui dinding usus.
Hasil katabolisme protein dalam sel.
Hasil anabolisme asam amino dalam sel.

2.3.4

Penguraian Protein dalam Tubuh


Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total

protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan
melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein
baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus
meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau
disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein menjadi asam amino terjadi di
hati dengan proses deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam
bentuk urea. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam
keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein zat
yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Pemecahan protein dalam tubuh yaitu
sebagai berikut :
1.

Transaminasi : alanin + alfa-ketoglutarat piruvat + glutamat

2.

Deaminasi : asam amino + NAD+ asam keto + NH3.

Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak
sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus
diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati
ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan
menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus
urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk
mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein
setiap hari. Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam aminonya, jika ada
asam amino yang terserap melalui proses pencernaan dan penyerapan namun
asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu kelebihan
protein (asam amino) yang berlebih tidak akan memberikan manfaat

konsumsi
apapun.

Dalam tubuh protein mengalami perubahan tertentu dengan kecepatan yang


berbeda untuk tiap protein karena untuk tiap protein memiliki panjang dan urutan
asam amino yang berbeda. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein
yaitu :
1.
2.

Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi sintesis

protein baru, tanpa ada sel mati.


3.

Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis protein

baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang
akan digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti
N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Adapun enzim yang
berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease intrasel

berperan

dalam menghidrolisis ikatan peptida internal protein sehingga terjadi pelepasan


peptida yang kemudian akan diuraikan menjadi asam amino bebas oleh enzim
peptidase. Enzim-enzim lain yang bertugas menguraikan asam amino menjadi unitunit

asam

amino

karboksipeptidase.

adalah

enzim

endopeptidase,

aminopeptidase

dan

2.3.5

Asam Amino dalam Darah


Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara

pembentukan asam amino dan pengunaannya. Pada proses pencernaan makanan,


protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim
yang bersangkutan. Enzim-enzim tersebut adalah pepsin, tripsin, kimotripsin,
karboksi peptidase, amino peptidase, dipeptidase, dan tripeptidase. Dalam keadaan
puasa (asam amino) dalam darah biasanya sekitar 3,5 5 mg / 100 ml darah. Dan
akan meningkat segera setelah buka puasa sekitar 5-10 mg/ 100 ml darah.
Kemudian turun kembali setelah 4-6 jam. Jumlah (asam amino) dalam jaringan kirakira 5-10 kali lebih besar daripada dalam darah.

2.3.6

Kelainan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat
-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Namun
tidak selamanya asam amino dalam protein tersebut mengalami kelancaran dalam
sistem kerjanya. Metabolisme asam amino bisa saja terganggu oleh beberapa hal
seperti kreatin dan kreatinin yang mengalami posforilasi. Yang pada nantinya
kreatin dalam urin terpecah atas posfokreatin. Dalam kasus yang normal hal ini bisa
saja terjadi pada anak-anak, wanita hamil dan ibu melahirkan. Namun hal ini tidak
dominan pada kaum pria, jika tidak dalam kondisi kelelahan berat. Efek yang
dihasilkan misalnya merasa kelaparan yang sangat dan kelelahan setelah energi
terkuras. Selain itu bisa menimbulkan asam urat, asam urat terdiri dari beberapa
unsur senyawa yaitu nukleat. Asam ini akan terus difungsikan hingga menuju hati
secara berlebih. Sehingga proses yang berlebihan tidak mampu memaksimalkan
metabolisme protein. Kekurangan asam amino akan berakibat pada penurunan
energi tubuh dan berdampak pada kelelahan, keadaan tersebut sangat jelas karena
85% protein tersusun atas asam amino. sedangkan manfaat protein bagi tubuh kita
sangatlah banyak. Diantara manfaat protein tersebut adalah memberi tenaga
(protein sparing efek), membentuk sel darah, pengaturan enzim, hormon, dan
vitamin.

Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat


dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit
akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit
yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai
dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat
terjadi karena protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi. Jika
dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang mengandung energi
maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti
protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena
kekurangan energi dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi
Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga
dapat menyerang orang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan
dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada umumnya
penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti
minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein
atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka
akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan kekurangan
protein (Kwashiorkor).
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang kekurangan
kalori,

asam

amino,

mineral,

dan

faktor

lipotropik

yang

mengakibatkan

pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, dan pembentukkan zat anti dan
serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi,
perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara
langsung tapi kelebihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan kerja
insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.

1.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk
dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen protein. Proses
metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus
halus dalam bentuk asam amino masuk darah. Dalam darah asam amino disebar
keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam
amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi;
proses

pembuangan

gugus

amino

dari

asam

amino

dalam

bentuk

urea.

Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau
keadaan asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk
banyak maka asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang
ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi
dan protein, diabetes mellitus dan diabetes insipidus.

DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/12/31/perubahan-padametabolisme-protein-515152.html
http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/
http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/
http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuhmanusia.html

http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html

Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-biokimiaprotein.html#ixzz415cdy2ex

http://kimia.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Protein-A-biokimia.pdf (bahan
gambar pdf)

Anda mungkin juga menyukai