Protein
sendiri merupakan sekelompok senyawa organic yang di dalamnya terdiri dari
sulfur, hydrogen, fosfor, nitrogen, oksigen serta asam amino. Sesuai nama lainnya
yakni protos ysng berarti utama, protein merupakan zat yang paling dibutuhkan
oleh tubuh.
Dalam ilmu gizi, protein diartikan sebagai suatu kelompok makromolekul berbentuk
senyawa asam amino yang memiliki fungsi untuk zat pendorong metabolisme dan
zat pembangun tubuh. Penemu protein adalah Jons Jakob Berzelius pada tahun
1838. Dan hingga saat ini protein merupakan molekul yang paling sering diteliti.
Sedangkan asal protein sendiri berasal dari makanan yang di konsumsi setiap hari.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kita bisa mendapatkan protein dari makananmakanan yang kita konsumsi setiap harinya sebagai sumber utamanya. Dan sumber protein
sendiri digolongkan menjadi dua golongan, yakni sumber protein nabati atau sumber protein
Pengertian Protein
Istilah protein barasal dari bahasa Yunani proteis, yang berarti pertama. Istilah itupertama kali
digunakan pada tahun 1838. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Msalnya, semua
enzim tumbuhan dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang, protein membentuk
rangka tubuh. Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi, hemoglobin dan berbagai
hormon.
Protein adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme.Protein bukan hanya sekedaar
bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat dan lemak.Tetapi juga berperan penting
dalam fungsi kehidupan.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 asam amino. Massa molekul relatifnya adalah
sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N.
beberapa protein mengandung unsur belerang (s). fosforus (p), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga
(Cu), dan iodin (I). pada akhir tahun 1800, unit protein terkecil yang berup asap -amino
berhasil didefinisikan.
Struktur Protein
Struktur protein dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu struktur primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner. Struktur primer adalah struktur linear dari rantai protein. Dalam struktur
ini tidak terjadi antaraksi, baik dengan rantai protein yang lain maupun di antara asam amino
dalam rantai protein itu sendiri.
Struktur sekunder adalah struktur dua dimensi dari protein. Pada struktur ini terjadi lipatan
(folding) beraturan, seperti heliks dan sheet, akibat adanya ikatan hidrogen di antara gugusgugus polar dari asam amino dalam rantai protein.
Struktur tersier merupakan struktur tiga dimensi sederhana dari rantai protein. Dalam struktur ini,
selain terjadi folding membentuk struktur heliks dan sheet, juga terjadi antaraksi van der
Waals dan antaraksi gugus nonpolar yang mendorong terjadi lipatan.
Struktur tertinggi dari protein adalah struktur kuarterner. Dalam struktur ini, protein membentuk
molekul kompleks, tidak terbatas hanya pada satu rantai protein, tetapi beberapa rantai protein
bergabung membentuk seperti bola.
Jadi, pada struktur kuartener molekul protein di samping memiliki ikatan hidrogen, gaya van der
Waals, dan antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antar rantai protein baik melalui
antaraksi polar, nonpolar, maupun van der Waals. Contoh dari struktur ini adalah molekul
Hemoglobin, tersusun dari empat subunit rantai protein.
Fungsi Protein
Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural sedangkan protein yang berfungsi
sebagai enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional.
Protein struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk
hidupContoh protein struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti sel
dan lipoprotein yang terdapat di dalam membran sel.Ada juga protein yang tidak bersenyawa
dengan komponen struktur tubuh,tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam sel-sel makhluk
hidup. Contoh protein seperti ini adalah protein pada sel telur ayam,burung,kura-kura dan penyu.
Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi zat yang
siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino.Asam amino-asam amino yang
dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk:
Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel lainnya
Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang masuk ke
dalam tubuh.
Penggolongan Protein
1. Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsi Biologisnya:
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai kataisator brokimia. Hamper semua
reaksi organic dapat di katalisis oleh enzim. Aktivitas enzim bergantung pada ketahanan
struktur sekunder, tersier, dan kuarter. Suatu enzim merupakan protein elips yang sisa
asam amino polarnya ada bagian luar sehingga dapat dipastikan larutan dalam cairan
tubuh.
Protein transport merupakan protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau sel
darah merah mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Protein struktur adalah protein yang berperan dalam kekuatan struktur biologi atau
perlindungan. Misalnya, kalagen (banyak terdapat pada rambut, kuku, bulu burung),
fibrion (komponen utama pada serat surat dan jarring laba-laba).
Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi.
Contohnya: ialah hormone, seperti insulin yang mengatur metabolism gula darah.
Kekurangan insulin akan menyebabkan penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormone
pertumbuhan dan hormone sex.
Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme
untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan myosin, yaitu protein
yang berperan dalam system kontraksi otot kerangka.
1. Berdasarkan Bentuknya
Berdasar bentuknya protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein serabut.
Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat (globular),
yang memiliki fungsi gerak.
Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut memiliki fungsi pelindung, contoh: Lkeratin pada rambut dan kolagen pada
urat.
1. Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan protein
terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim
ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain
Contoh:
1. Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak)
2. Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat
3. Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat
4. Ikatan Peptida
Di dalam protein, asam-asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu ikatan CN
hasil reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam amino lain.
Perhatikan reaksi kondensasi berikut.
Reaksi tersebut merupakan contoh dipeptida, yaitu molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida
dari dua asam amino. Suatu polipeptida (protein) adalah polimer yang dibentuk oleh sejumlah
besar asam amino melalui ikatan peptida membentuk rantai polimer.
Penamaan dipeptida atau tripeptida disesusaikan dengan nama asam amino yang berikatan.
Huruf akhir dari nama asam amino yang disatukan diganti dengan huruf l. Contoh, jika alanin
dan glisin menjadi dipeptida, nama dipeptidanya adalah alanilglisin.
Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit:
keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C alfa atau ). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan,
asam amino bersifatamfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat
penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Asam Amino Essensial & Non-Essensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa
diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam amino esensial.
Jenis-jenis asam amino essensial :
Leucine (Leu, L), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
Isoleucine (Ile, I), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
Valine (Val,V), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
Lycine (Lys, K)
Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan
penghubugn lainnya
Tryptophan (Trp, W)
Methionine (Met, M)
Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membantuk regenerasi jaringan baru
pada hati dan ginjal
Threonine (Thr, T)
Phenylalanine (Phe, F)
Glyicine (Gly, G)
Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat dalam
produksi energi)
Alanine (Ala, A)
Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan
jaringan lain untuk mendapatkan energi dari asam amino
Serine (Ser, S)
Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu senyawa yang melegakan pembuluh darah
untuk aliran darah dan pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan GABA
Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
Cystine (Cys, C)
Merangsang aktivitas sel darah putih dalam peranannya meningkatkan daya tahan tubuh
Salah satu komponen yang membentuk otot jantung dan jaringan penyambung
(persendian, ligamen, dan lain-lain)
Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine, glutathine, dan GABA
Tyrosine (Tyr, Y)
Glutamine (Gln, Q)
Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori
Taurine
Ornithine
https://equentinh.wordpress.com/2014/03/03/protein-struktur-proteinpenggolongan-protein-fungsi-protein-asam-amino-esensial-non-esensial/
Protein adalah senyawa organic yang banyak dijumpai kalam semua makhluk hidup. Protein
terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen dan umumnya juga mengandung sulfur. Molekulnya
berkisar antara 6000 hingga jutaan. Satu molekul protein terdiri dari rantai panjang polipeptida.
Polipeptida ini berasal dari asam. Asam amino yang salaing berikatan dengan urutan yang khas.
Ikantan teratur yang berurutan ini dinamakan struktur primer protein. Polipeptida dapat melipat
atau menggulung yang menyebabkan timbulnya struktur sekunder. Struktur tersier asam amino
berbentuk tiga dimensi dari polipeptida yang menggulung atau melipat ini. Struktur kuartener
muncul polipeptida yang terlibat. Pemanasan dengan suhu diatas 500C atau pemberian asam
basah kuat akan membuat protein kehilangan struktur tersiernya yang khas. Hal ini juga dapat
menimbulkan koagulat yang tak larut (misalnya patih telur). Proses ini dapat membuat sifat
hayatinya menjadi tidak aktif (Tanti, 2009)
Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi local dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktruk sekunder misalnya
alpha helix berupa pilihan rantai asam amino berbentuk seperti spiral Beta-sheet berupa
lembaran lembar lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melallui ikatan hydrogen atau ikatan Beta turn dan Gamma turn (Gunawan, 2010)
Ikatan asam amino ialah ikatan peptide maka struktur ikatan peptide yang urutannya diketahui
untuk mengetahui jenis jumlah dan urutan asam amino dalam protein dilakukan analisis yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri,
pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut. Pemecahan masing-masing rantai
polipeptida dan analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida (Gunawan, 2010).
Protein merupakan suatu senyawa polimer yang dibentuk dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino satu dengan yang lainnya. Sifat dari
berbagai macam protein tergantung pada jumlah asam amino yang menyusunnya, disamping itu
juga dipengaruhi oleh rantai samping dari masing-masing asam amino (Tim Dosen Biokimia,
2011).
Protein tidak larut dalam pelarut organic tetapi akan mengendap apabila kedalam larutannya
ditambahkan Na2SO4 atau NaCl juga alcohol dan aseton. Senyawa ini juga cenderung
mengalami perubahan bentuk yang dinyatakan dengan denaturasi protein. Perubahan tersebut
terjadi disebabkan karena molekul protein peka terhadap senyawa-senyawa tertentu maupun
panas sehingga konfirmasi molekul menjadi berubah (Tim Dosen Biokimia, 2011). Kandungan
protein dalam sampel dapat ditentukan dengan berbagai metode. Setiap metode memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda. Dalam hal ini kandungan protein biasanya disetarakan dengan jumlah
atom H (Tim Dosen Biokimia, 2011).
.1.Kesimpulan 1. Protein merupakan senyawa polimer yang disusun atas monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptide antara asam amino satu dengan yang
lainnya. 2. Prinsip titrasi formal adalah metode analisis cara penentuan protein dengan cara titrasi
formal untuk menghirolisis protein dalam sampel dengan menggunakan aquades di ubah menjadi
asam amino yang setara dengan banyaknya protein,memblokade gugus amino(NH2), dan asam
amino,sehingga hanya terdapat gugus karboksil yang bereaksi dengan Na OH pada penggunaan
formaldehid 45%. 3. %N yang di dapatkan masing-masing sampel adalah pada air susu 1%, air
tahu 0,27%, dan putih telur 0,189%. 7.2.Saran Agar alat-alat didalam laboratorium lebih agar
kegiatan praktikum berjalan lancar dan mendapatkan hasil pengamatan sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2010. Asam Amino. Terhubung berkala
(http://www.scribd.com/doc/ 12936574/ Asam-Amino-Non-Esensial) diakses 20 Oktober 2011
Tanti. 2009. Protein. Terhubung berkala (http://id.shvoong.com/exact sciences/ biology/1902571Protein) diakses 21 Oktober 2011
Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Tadulako, Palu
Home
Diary
Makalah
All about me
Berti Pradana
Moody girl . Cat lovers . Poltekkees Malang. be a profesional Nurse. In
relationship w/ my architect :*
Lihat profil lengkapku
Histori
2014 (145)
o
Desember (142)
ASKEP KATARAK
MAKALAH HIPERTIROID
SENAM DIABETIK
ASKEP HEMOROID
ASKEP HERNIA
ASKEP DIARE
ASKEP GASTRITIS
ASKEP HEMATOMA
ASKEP HEPATITIS
ASKEP DIARE
REAKSI TRANSFUSI
THALASEMIA
LEUKIMIA
ANEMIA
November (3)
Blogger templates
Time
Number Visitor
songs
divine-music.info
MAKALAH BIOKIMIA : PROTEIN
Diposkan oleh Berti Pradana di 17.28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel
makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein
memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya.
Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem
imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut
merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik masing-masing suatu organisme
tak terkecuali pada bakteri (Campbell et al., 2009; Lehninger et al., 2004). Protein
dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA
dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut
ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan RNA
dan ribosom (Vo-Dinh, 2005).
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N,
serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam
hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam
amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya
dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan
Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan
peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari
Protein dan Asam amino. Maka dari itu penulis menyusun makalah ini yang di
dalamnya penulis berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana
proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat
memahami secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam amino.
1.2.
Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain
sebagai berikut :
1.
di dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.1.1
Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
2.1.3
2.1.4
1.
Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.
2.
Denaturasi
Yaitu
perubahan
konformasi
serta
posisi
protein
sehingga
aktivitasnya
Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat
cair yang mengalir.
4.
Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.
5.
Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
2.1.6
1.
2.
3.
A.
C.
Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi
biologis.
kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa
2.1.7
Sumber Protein
Protein Hewani
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
B. Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong polongan, kentang, tempe, tahu, dll.
2.1.9
Klasifikasi Protein
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1.
macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh
asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai
melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang
bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :
A. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan
tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara
gugus amino dengan gugus karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan
peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat
menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).
B. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida.
Salah satu contoh struktur sekunder adalah -heliks dan -pleated. Struktur ini
memiliki segmen-segmen dalam polipeptida
pleated
Struktur -heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada
suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu
ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et
al, 2009). Pada struktur sekunder -pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen
antara daerah linear rantai polipeptida.
C. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas
pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan
antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan
konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur
sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen,
ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan
hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik
akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air,
sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi
permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009;
Lehninger et al, 2004).
Gambar 4. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550
pada bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and Dickerson, 1976).
D. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam
ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur
tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang
berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis,
hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga
dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut
dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
protein tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
2.
3.
Jenis
Enzim
Protein
struktural
Motil
Protein
(mekanik)
kontraktil
Contoh
Katalase pepsin
Kolagen, elastin, keratin
Aktin, Myosin
Protein
angkutan
(penyimpan besi)
Pengangkuta
Protein
angkutan
(oksigen)
Protein hormon
Insulin
enzim pengatur
Fosfofruktokinasa
Antibodi
Imun globulin
Penyimpanan
Pengatur
Perlindungan
Protein
penggumpal
Tanggap
toksik
Protein toksin
Trombin, fibrinogen
Toksin bisa ular, toksin bakteri (bortulisme,
difteri)
4.
Globulin Glutelin. Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer.
Gliadin (prolamin). Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%.
Gliadin/gandum, zein/jagung.
Histon. Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel.
Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air,
garam encer dan pekat (jenuh 30-50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.
Protamin. Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam
Protein Majemuk
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di antaranya
adalah sebagai berikut :
Fosfoprotein, yaitu protein yang mengandung fosfor. Misalnya kasein pada susu,
mengandung Cu.
2.2
yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu asam amino.
Asam Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional Karboksil
(-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya NH2) yang bersifat Basa.
2.2.2.
Pada keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus karboksil,
atom hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan huruf R. Gugus R
disebut juga sebagai Rantai samping yang berbeda dengan gugus amino. (Campbell
et al., 2009).
Gambar 6. Struktur umum asam amino (Lehninger et al., 2004).
2.2.3.
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Asam Amino Essential
Adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan berasal dari
makanan yang kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino
Triftofan, Valin.
Asam Amino Nonessential
Adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh.
Asam Amino yang termasuk dalam asam amino nonessential adalah : Alanin,
Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam glutamat, Glutamine, Glycine,
Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine, Hydroxyproline.
2.2.4.
1.
2.
nonessential
(transaminasi
terhadap
metabolite)
3.
Degradasi protein tubuh.
Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari
hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses
kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein
turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut :
Enzim
7-10 menit
Di dalam hati
10 hari
Di dalam plasma
10 hari
Hemoglobin
120 hari
Otot
180 hari
Kolagen
2.2.4
1000 hari
1.
2.
3.
4.
5.
Membentuk glukosa.
Membentuk badan-badan keton, dll
Menghasilkan energi.
Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :
2.
1.
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
4. Hormon dan fosfolipid.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan
sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.
2.2.5
gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis
asam amino berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran,
bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Untuk
selanjutnya, dapat dilihat nama nama dari 20 macam asam amino pada Tabel 2.
Nama
Singkatan
Alanin (alanine)
Ala
Arginin (arginine)
Arg
Asparagin (asparagine)
Asn
Asp
Sistein (cystine)
Cys
Glutamin (Glutamine)
Gln
Glu
Glisin (Glycine)
Gly
Histidin (histidine)
His
10
Isoleusin (isoleucine)
Ile
11
Leusin (leucine)
Leu
12
Lisin (Lysine)
Lys
13
Metionin (methionine)
Met
14
Fenilalanin (phenilalanine)
Phe
15
Prolin (proline)
Pro
16
Serin (Serine)
Ser
17
Treonin (Threonine)
Thr
18
Triptofan (Tryptophan)
Trp
19
Tirosin (tyrosine)
Tyr
20
Valin (valine)
Val
2.3
protein
akan
tersusun
atas
jumlah
asam
amino
yang
membentuk rangkaian sederhana dengan diikat oleh unsur kimiawi lainnya seperti
peptida. Protein-protein tersebut akan membentuk semacam gugus amina dan
gugus karboksil yang terjaring dalam darah. Jumlah peptida dalam protein sendiri
sangat beragam ada yang mencapai 10 hingga 100 asam amino. Selain itu protein
juga memiliki jenis sebagai hasil dari senyawa kimia yang berada pada tubuh kita
misalnya ada unsur glikoprotein yang banyak mengandung karbohidrat, ada pula
lipoprotein yang banyak mengandung lipid. Jika asam amino dalam metabolisme
protein sudah lengkap terangkai maka akan memiliki fungsi tersendiri. Seperti
membangun sel-sel yang rusak akibat kondisi tubuh yang tidak stabil, membentuk
zat-zat pengatur yaitu enzim dan hormon serta membentuk zat inti untuk energi
yang setara dengan 4,1 kalori.
2.3.2
makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar
yang membutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
Metabolisme protein adalah metabolisme yang berasal dari asam amino yang
sumbernya dari asam itu sendiri. Dalam total keseluruhan asam amino yang
dihasilkan ada sekitar 85% yang berfungsi sebagai sintesis pada protein. Asam
amino yang bertujuan sebagai metabolisme tersebut dapat kita jumpai pada protein
yang kita makan setiap harinya. Protein tersebut berproses sebagai hasil dari
degradasi protein di dalam tubuh. Proses semacam ini biasanya akan bersifat
kontinyu atau berlanjut secara berkala. Asam amino pada protein itu sendiri terbagi
atas dua unsur yaitu asam amino essensial dan asam amino non essensial. Dalam
hal ini sumber protein yang berupa asam amino tersebut akan mengalami transport
protein seperti protein akan berproses di usus halus yang nantinya akan masuk
pada aliran darah kita. Ketika asam amino telah bercampur dalam darah maka
asam tadi akan tersebar luas hingga keseluruh sel namun asam amino itu tentunya
tidak akan terbuang sia-sia melainkan akan disimpan dalam sel-sel darah yang
dibantu dengan enzim.
2.3.3
di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian
besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan
jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein Perubahan kimia dalam
proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan
yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino.
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus, dan dikatabolisme
menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam
darah dibawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam
amino tersebut ada yang disimpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh
darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra
sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian
keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah
masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh
(asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai
cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini
diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari
dalam tubuh maka protein dirombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino
ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan
sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semua protein,
enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg
keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada
masa penyembuhan, masa pertumbuhan, dan masa hamil. Keseimbangan nitrogen
yang negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu
kelaparan dan sakit. Keseimbangan nitrogen yang setimbang terdapat pada orang
dewasa normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang
digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut
terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan
asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam
hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah
kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi
dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber yaitu:
Absorbsi melalui dinding usus.
Hasil katabolisme protein dalam sel.
Hasil anabolisme asam amino dalam sel.
2.3.4
protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan
melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein
baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus
meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau
disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein menjadi asam amino terjadi di
hati dengan proses deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam
bentuk urea. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam
keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein zat
yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Pemecahan protein dalam tubuh yaitu
sebagai berikut :
1.
2.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak
sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus
diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati
ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan
menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus
urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk
mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein
setiap hari. Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam aminonya, jika ada
asam amino yang terserap melalui proses pencernaan dan penyerapan namun
asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu kelebihan
protein (asam amino) yang berlebih tidak akan memberikan manfaat
konsumsi
apapun.
Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi sintesis
Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis protein
baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang
akan digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti
N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Adapun enzim yang
berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease intrasel
berperan
asam
amino
karboksipeptidase.
adalah
enzim
endopeptidase,
aminopeptidase
dan
2.3.5
2.3.6
asam
amino,
mineral,
dan
faktor
lipotropik
yang
mengakibatkan
pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, dan pembentukkan zat anti dan
serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi,
perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara
langsung tapi kelebihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan kerja
insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.
1.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk
dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen protein. Proses
metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus
halus dalam bentuk asam amino masuk darah. Dalam darah asam amino disebar
keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam
amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi;
proses
pembuangan
gugus
amino
dari
asam
amino
dalam
bentuk
urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau
keadaan asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara
pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk
banyak maka asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang
ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi
dan protein, diabetes mellitus dan diabetes insipidus.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/12/31/perubahan-padametabolisme-protein-515152.html
http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/
http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/
http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuhmanusia.html
http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html
http://kimia.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Protein-A-biokimia.pdf (bahan
gambar pdf)