Protein adalah adalah kelompok biomolekul dan makromolekul yang terbentuk dari satu atau
lebih rantai panjang asam amino atau zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi
sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh/
Fungsi Protein
Protein sangat besar peranannya dalam proses metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan
sel-sel baru untuk menggantikan sel yang rusak. Selain itu, fungsi protein lainnya adalah:
Sifat Protein
1. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau
basa.
3. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya,
protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
4. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai
struktur primernya.
Jenis-Jenis Protein
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto, 2009):
Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan
yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Contoh daging
sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan lain-lain.
Protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh
jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan lainnya yang mengandung
protein tinggi.
Protein fibriler (skleroprotein), yaitu protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut
dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Contohnya
kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin
Protein globuler atau steroprotein, yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah
terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan
Di rongga mulut, proses pencernaan protein melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal ini berfungsi
untuk memperkecil ukuran makanan sedangkan ludah berguna dalam mempermudah lewatnya makanan
yang dikunyah untuk melewati kerongkongan. Baik di rongga mulut, maupun dalam kerongkongan,
protein secara khusus belum mengalami proses pencernaan yang sebenarnya.
2. Lambung
Di lambung, protein yang tertampung akan bereaksi dengan enzim pepsin yang berasal dari getah
lambung. Enzim pepsin sendiri hanya akan terbentuk jika asam lambung (HCl) menemukan protein dan
melakukan penguraian rangkaiannya. Penguraian rangkaian protein dalam lambung secara biokimia akan
menstimulasi pepsin pasif menjadi pepsin aktif.
Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan proteosa.
Kedua gugus ini merupakan polipeptida pendek yang masih belum dapat diabsorpsi oleh jonjot usus.
3. Usus Halus
Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi enzim pepsin dan protein kemudian akan bercampur
dengan enzim protease (erepsin) di dalam usus halus. Protease berasal dari pankreas yang disalurkan ke
usus halus melalui dinding membran. Protease mengandung beberapa prekursor yang antara lain
prokarboksipeptidase, kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan collagenase. Masing-masing
prekursor protease ini akan menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino yang berbeda-beda.
Setelah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat pada dinding
usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein
untuk dikirimkan melalui aliran darah ke seluruh sel-sel di tubuh kita.
Jika asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein memiliki jumlah yang berlebih, asam
amino tersebut kemudian akan dirombak menjadi senyawa-senyawa seperti amoniak (NH3) dan amonium
(NH4OH). Pada tahap selanjutnya, semua senyawa ini kemudian dibuang melalui saluran kencing atau
bersama dengan feses.