0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan42 halaman
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram positif yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir fermentasi karbohidrat. Bakteri ini bervariasi secara ekologis dan dapat mendominasi berbagai makanan atau habitat. Isolasi dan karakterisasi diperlukan untuk mengidentifikasi genera bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram positif yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir fermentasi karbohidrat. Bakteri ini bervariasi secara ekologis dan dapat mendominasi berbagai makanan atau habitat. Isolasi dan karakterisasi diperlukan untuk mengidentifikasi genera bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram positif yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir fermentasi karbohidrat. Bakteri ini bervariasi secara ekologis dan dapat mendominasi berbagai makanan atau habitat. Isolasi dan karakterisasi diperlukan untuk mengidentifikasi genera bakteri asam laktat.
satu bakteri yang tergolong bakteri asam laktat. SEBAGAI SALAH SATU KANDIDAT PROBIOTIK Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah kelompok bakteri Gram-positif yang tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat.[ • Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus 1]
bakteri yang termasuk BAL.
• Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella.[1] • Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya.[2] • Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia. • Karakteristik • Sebagian besar BAL dapat tumbuh sama baiknya di lingkungan yang memiliki dan tidak memiliki O2 (tidak sensitif terhadap O2), sehingga termasuk anaerob aerotoleran.[3] • Bakteri yang tergolong dalam BAL memiliki beberapa karakteristik tertentu meliputi: tidak memiliki porfirin dan sitokrom, katalase negatif, tidak melakukan fosforilasi transpor elektron, dan hanya mendapatkan energi dari fosforilasi substrat.[3][1] • Hampir semua BAL hanya memperoleh energi dari metabolisme gula sehingga habitat pertumbuhannya hanya terbatas pada lingkungan yang menyediakan cukup gula atau bisa disebut dengan lingkungan yang kaya nutrisi.[3] Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) juga terbatas dan kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, vitamin, purin, dan pirimidin.[3] • Berdasarkan studi genetika, beberapa sifat BAL yang berhubungan dengan fermentasi cenderung disandikan oleh gen-gen di [plasmid] (DNA ekstrakromosomal).[4] • Sifat-sifat yang dimaksud meliputi produksi proteinase, metabolisme karbohidrat, transpor sitrat, produksi eksopolisakarida, produksi bakteriosin, dan resistensi terhadap bakteriofag.[4] • DNA plasmid dapat ditransfer antarbakteri dengan beberapa mekanisme, seperti konjugasi yang umum terjadi pada Lactococcus sehingga sifat-sifat tersebut dapat menyebar.[4] Contoh-contoh produk pangan menggunakan BAL
Keju Kefir (susu fermentasi)
Mentega Kumiss (hasil fermentasi susu kuda) Yogurt Sauerkraut (hasil fermentasi kubis dengan BAL yang berasal dari Jerman)
Kimchi Tarhana (makanan kering hasil fermentasi
gandum atau padi-padian dengan susu fermentasi)
Krim Asam Fermentasi buah dan daun, seperti mangga,
daun mustar (buah sawi), daun pechay[ Contoh-contoh produk pangan menggunakan BAL
Bir Sorgum Silase
Kecap Sosis Sosis Acar Wine Dll. • Diagaram homofermentatif Diagram heterofermentatif • Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua jenis, yaitu homofermentatif (sebagian besar hasil akhir merupakan asam laktat) dan heterofermentatif (hasil akhir berupa asam laktat, asam asetat, etanol dan CO2).[2] • Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (asam laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+.[6] • Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur metabolisme glikolisis. • Pada heterofermentatif, tidak ada aldolase dan heksosa isomerase tetapi menggunakan enzim fosfoketolase dan menghasilkan CO2.[5] • Metabolisme heterofermentatif dengan menggunakan heksosa (golongan karbohidrat yang terdiri dari 6 atom karbon) akan melalui jalur heksosa monofosfat atau pentosa fosfat.[5] • Sedangkan homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan CO2.[5] • Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas. • Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri homofermentatif adalah Streptococcus, Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus, dan Lactobacillus; sedangkan contoh bakteri heterofermentatif adalah Leuconostoc dan Lactobacillus.[3] Manfaat • Sebagian BAL berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti ( pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah.[7] • Sebagian keuntungan tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan makanan, sedangkan sebagian lainnya hasil dari pertumbuhan beberapa BAL di dalam saluran usus saat mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri.[7] • Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. • Salah satu contoh bakteriosin yang dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp.. • Nisin dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Listeria.[4] • Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih terjamin.[4] • Selain bakteriosin, senyawa antimikroba (penghambat bakteri lain) yang dapat diproduksi oleh BAL adalah hidrogen peroksida, asam lemah, reuterin, dan diasetil.[8] Senyawa-senyawa tersebut juga berfungsi utk memperlama masa simpan dan meningkatkan keamanan produk pangan. • BAL menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) untuk melindungi selnya terhadap keracunan oksigen.[8] • Namun, H2O2 dapat bereaksi dengan senyawa lain (contohnya tiosianat endogen dlm susu mentah) hingga hasilkan senyawa hambat “mo” lain.[8] • Namun, H2O2 dapat bereaksi dengan senyawa lain (contohnya tiosianat endogen dalam susu mentah) hingga menghasilkan senyawa penghambat mikroorganisme lain.[8] • Mekanisme ini disebut sebagai sistem antimikroba laktoperoksidase.[8] • Asam laktat dan asam lemah lain yang dihasilkan BAL dapat memberikan efek bakterisidal untuk bakteri lain karena pH lingkungan dapat turun menjadi 3-4,5.[9] • Pada pH tersebut, BAL tetap dapat hidup sedangkan bakteri lain, termasuk bakteri pembusuk makanan yang merugikan akan mati.[9] • Reuterin adalah senyawa antimikrobial efektif untuk melawan berbagai jenis bakteri (bersifat spektrum luas), yang diproduksi oleh Lactobacillus reuteri selama pertumbuhan anaerobik terjadi dengan keberadaan gliserol.[8] • Diaseteil adalah senyawa yang menentukan rasa dan aroma mentega, serta aktif melawan bakteri gram negatif, khamir, kapang.[8] • Sebagian BAL dapat mengurangi jumlah bakteri patogen secara efektif pada hewan ternak, contohnya bakteri jahat E. coli O157 dan Salmonella.[8] • Di samping itu, BAL juga dikonsumsi manusia dan hewan sebagai bakteri probiotik, yaitu bakteri bakteri yang dimakan untuk meningkatkan kesehatan atau nutrisi tubuh.[8] • Beberapa spesies BAL merupakan probiotik yang baik karena dapat bertahan melewati pH lambung yang rendah dan menempel atau melakukan kolonisasi usus.[8] • Akibatnya, bakteri jahat di usus akan berkurang karena kalah bersaing dengan BAL.[8] Referensi 1. ^ a b c (Inggris)Seppo Salminen, Atte von Wright, Arthur Ouwehand (2004). Lactic Acid Bacteria: Microbiological and Functional Aspects, Fourth Edition. CRC Press. ISBN 978-0-8247-5332-0.Page.1 2. ^ a b Hasrul Satria Nur (Januari 2005). "Pembentukan Asam Organik Oleh Isolat Bakteri Asam Laktat Pada Media Ekstrak Daging Buah Durian (Durio z ibethinus Murr.)" (PDF). Bioscientiae 2 (1): 15–24. 3. ^ a b c d e (Inggris)Madigan MT, Martinko JM (2006). Brock: Biology of Microorganism. Pearson Education International. ISBN 0-13-196893-9.Page.375-377 4. ^ a b c d e f Pieter Walstra, Jan T. M. Wouters, Tom J. Geurts (2005). Dairy Science and Technology, Second Edition. CRC Press. ISBN 978-0-8247-2763-5. 5. ^ a b c d (Inggris)Priscilla C. Sanchez (2009). Philippine Fermented Food: Principles and Technology. University of Hawaii Press. ISBN 978-971-542-554-4.Page.219-220 6. ^ (Inggris)Phillip E. Pack (2007). CliffsAP Biology. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-470-09764-9.Page.50 7. ^ a b Gilliland SE. (September 1990). "Health and nutritional benefits from lactic acid bacteria.". FEMS Microbiol Rev. 7 (1-2): 175–88. 8. ^ a b c d e f g h i j Steve Taylor (2004). Advances in Food and Nutrition Research, Vol. 50. Academic Press. ISBN 978-0-12- 016450-9. 9. ^ a b Iis Rostini (2007). "Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Plantarum) Terhadap Masa Simpan Filet Nila Merah Pada Suhu Rendah" (PDF). BAL KELOMPOK GRAM POSITIF • Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau batang, memproduksi asam laktat sebagai produk akhir selama fermentasi karbohidrat, katalase negatif, mikroaerotoleran dan asidotoleran (Axelsson, 1998). • Secara ekologis kelompok bakteri ini sangat bervariasi dan anggota spesiesnya dapat mendominasi bermacam-macam makanan, minuman atau habitat yang lain seperti tanaman, jerami, rongga mulut dan perut hewan. • Mengisolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya (alam) dan menumbuhkannya sebagai biakan dalam medium buatan. • Kemudian karakterisasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk menentukan suatu nama atau jenis spesies yang sudah diidentifikasi dengan berbagai macam uji dan pengamatan. • Identifikasi genera bakteri asam laktat memerlukan karakter-karakter utama dari bakteri yaitu morfologi sel (bentuk sel dan susunan sel), uji biokimia, dan, tipe fermentasi. • Uji morfologi dan uji tipe fermentasi sudah dapat dilakukan identifikasi ke tingkat genera bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang memiliki gram positif, katalase negatif, berbentuk batang dan tidak menghasilkan gas tergolong ke dalam bakteri asam laktat genera Lactobacillus homofermentatif. • 1. Genus Lactobacillus • Genus ini ada dua macam, yaitu Lactobacillus homofermentatif dan Lactobacillus heterofermentatif. • Dari hasil identifikasi dan karakterisasi yang telah dilakukan, ciri-cirinya adalah katalase negatif, Gram positif, bentu sel basil, heterofermentatif dan homofermentatif, non motil, warna koloni putih susu, tepi koloni entire, struktur dalam opaque, warna pigmen jernih dan sifat sel fakultatif anaerob. • Bakteri Lactobacillus ini termasuk Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi. • Lactobacillus ada yang homofermentatif dan heterofermentatif. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire, buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif dan saccharoclastic. • Sedikit dari separoh produk akhir karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan oksidase positif. • Tumbuh optimum pada suhu 30-40 oC. • Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayur-sayuran. • Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia serta tidak bersifat patogen. 2. Genus Staphylococcus Isolat yang tergolong pada genus Staphylococcusadalah isolat berkode 104C SP. Adapaun ciri atau sifat yang dimiliki bakteri asam laktat ini dari proses identifikasi serta karakterisasi adalah katalase negatif, Gram positif, bentuk sel cocus atau bulat, homofermentatif, non motil, produksi gas negatif (tidak ada), warna koloni putih susu, tepi koloni entire, struktur dalam opaque, warna pigmen jernih, dan sifat sel adalah fakultatif anaerob. • Bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kemoorganotrofik, dengan dua pernapasan danmetabolisme fermentatif. Koloni biasanya buram, bisa putih atau krem dan kadangkadang kuning keorangeorangean. • Bakteri ini katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim. • Biasanya tumbuh dengan 10% NaCl. • Sebagian besar terdapat pada kulit dan mukosa membran dari vertebrata berdarah panas. Akan tetapi sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan. 3. Genus Leuconostoc •Isolat yang tergolong dalam genus Leuconostoc adalah isolat dengan kode105B SP . •Ciri dan sifat bakteri asam laktat ini dari identifikasi adalah katalase negatif, gram staining positif (+), bentuk sel coccus atau bulat, heterofermentatif, non motil, produksi gas negatif, warna koloni putih susu, tepi koloni entire, struktur dalam opaque, warna pigmen jernih, dan sifat selnya adalah fakultatif anaerob. Genus leuconostoc berbentuk bulat atau coccus berpasangan, menggerombol/ berantai, katalase negatif, gram positif, heterofermentatif, non motil, tidak menghasilkan spora, anaerob fakultatif, koloni kecil, pada kultur tegak pertumbuhan terjadi sepanjang tusukan dan sedikit pada permukaan, suhu optimum 20 sampai 30oC, non proteolitik, tahan terhadap konsentrasi garam tinggi, memulai fermentasi secara cepat sehingga menghambat bakteri lain yang tidak diinginkan yang tumbuh selama fermentasi.
4. Genus Eubacterium Bakteri asam laktat genus Eubacterium ini juga ditemukan dalam feses ayam broiler dengan ciri dan sifat katalase negatif, Gram positif (+), bentuk sel basil atau batang, heterofermentatif, motil, memproduksi gas dalam pertumbuhannya, warna koloni putih susu, tepi koloni entire, struktur dalam opaque, warna pigmen jernih, dan sifat selnya adalah fakultatif anaerob. Bakteri Eubacterium biasanya bersel batang, Gram + dan ukuran tidak menentu, beragam sekali antara spesies (0,2- 2,0 x 0,3-10 µm) dan bukan bentuk filamen. • Spesies berubah bentuk dari bulat ke bentuk batang yang panjang. • Sel biasanya tidak menentu, sering gembung atau ujungnya lonjong dan kadang-kadang membengkok. • Mereka biasanya tersusun satu-satu, berpasangan atau dalam rantai, Gram + dalam kultur muda, motilitas berubah-ubah (tidak tetap), tidak ada spora, anaerob sempurna, membutuhkan teknik anaerobik untuk pertumbuhan dan membutuhkan media yang kaya akan nutrisi, koloni biasanya agak cembung atau flat, kemoorganotrofik, metabolisme fermentatatif; beberapa memecahkan karbohidrat. • Produk dari metabolisme adalah glukosa atau pepton. • Biasanya campuran dari asam masuk dalam jumlah besar dari butirat, asetik atau formik dengan kelihatan gas H2, indole dan katalase negatif, dan oksidase positif. • Mungkin menghasilkan nitrat dan gelatin mungkin cair. Terdapat dalam rongga perut dari hewan, feses, produk tumbuhan, hewan, dan tanah. Beberapa spesies sering patogen pada vertebrata. Beberapa keunggulan yang dimiliki BAL yaitu: 1) BAL mampu menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat memberikan rasa dan aroma spesifik pada makanan fermentasi (Rahayu, 2001), 2) BAL mampu meningkatkan nilai cerna pada makanan fermentasi karena dapat melakukan pemotongan pada bahan makanan yang sulit dicerna sehingga dapat langsung diserap oleh tubuh, misalnya protein diubah menjadi asam- asam amino (Guerra et al., 2006), • 3) BAL menghasilkan senyawa antimikroba yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan pembusuk pada bahan makanan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk tersebut. Senyawa-senyawa antimikroba yang dihasilkan BAL antara lain: asam laktat, hidrogen peroksida, CO2, dan bakteriosin (Holzapfel et al., 1995). • Produk utamanya yaitu asam laktat yang dapat terakumulasi pada lingkungan di sekitarnya sehingga pH dapat menurun hingga pH 4,0-4,8. Hal ini menyebabkan mikroba patogen dan pembusuk yang umumnya hidup pada pH 6,0-8,0 tidak dapat tumbuh. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan BAL. a. Lama Fermentasi • Mikroorganisme diinokulasi pada media, pertumbuhan yang terlihat mula-mula adalah suatu pembesaran ukuran, volume dan berat sel. Ketika ukurannya telah mencapai kira- kira dua kali dari besar sel normal, sel tersebut membelah dan menghasilkan dua sel. Sel-sel tersebut kemudian tumbuh dan membelah diri menghasilkan empat sel. • Selama kondisi memungkinkan, pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung terus sampai sejumlah besar populasi sel terbentuk. • Waktu antara masing-masing pembelahan sel berbeda- beda tergantung dari spesies dan kondisi lingkungannya, tetapi untuk kebanyakan bakteri waktu ini berkisar antara 10 – 60 menit. • Tipe pertumbuhan yang cepat ini disebut pertumbuhan logaritmis atau eksponensial karena bila log jumlah sel digambarkan terhadap waktu dalam grafik akan menunjukkan garis lurus. Isolat yang tergolong pada genus Staphylococcus adalah isolat berkode 104C SP. •Adapaun ciri atau sifat yang dimiliki bakteri asam laktat ini dari proses identifikasi serta karakterisasi adalah katalase negatif, Gram positif, bentuk sel coccus atau bulat, homofermentatif, non motil, produksi gas negatif (tidak ada), warna koloni putih susu, tepi koloni entire, struktur dalam opaque, warna pigmen jernih, dan sifat sel adalah fakultatif anaerob. b. pH (keasaman) •Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen cukup jumlahnya dan bakteri dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. •Pada keadaan ini mikroba proteolitik dan lipolitik dapat berkembang biak. c. Suhu •Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, minimal dan optimal yaitu suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat. •Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu pertumbuhan yang diperlukannya yaitu •golongan psikrofil, tumbuh pada suhu dingin dengan suhu optimal 10 –20˚C, •golongan mesofil tumbuh pada suhu sedang dengan suhu optimal 20 – 45˚C dan •golongan termofil tumbuh pada suhu tinggi dengan suhu optimal 50 – 60˚C. • Bakteri bervariasi dalam hal suhu optimum untuk pertumbuhan dan pembentukan asam. • Kebanyakan bakteri dalam kultur laktat mempunyai suhu optimum 30˚C, tetapi beberapa kultur dapat membentuk asam dengan kecepatan yang sama pada suhu 37˚C maupun 30˚C. d. Oksigen •Tersedianya oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. •Bakteri diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu aerob obligat (tumbuh jika persediaan oksigen banyak), aerob fakultatif (tumbuh jika oksigen cukup, juga dapat tumbuh secara anaerob), anaerob obligat (tumbuh jika tidak ada oksigen) dan anaerob fakultatif (tumbuh jika tidak ada oksigen juga dapat tumbuh secara aerob). DAFTAR PUSTAKA Axelsson,L. T. 1998. Lactic Acid Bacteria Classification and Physicly. Dalam: Lactic Acid
Bacteria.Seppo Salminen and Atte Vin Wright (Eds).Marcel Dekker Inc.New York.
Guerra, N.P., Bernardez, P.F., Mendez., J.,
Cachaldora, P., Castro, L.P., 2006, Production of Four Potentially Probiotic Lactic Acid Bacteria and Their Evaluation as Feed Additives for Weaned Piglets, Animal Feed Science and Technology, 134: 89-107.
Holzafel, W.H., Haberer, P., Geisen, R., Bjorkroth, J., and Schillinger, 2001, Taxonomy and Important Features of Probiotic Microorganism in food and Nutrition, The American Journal of Clinical Nutrition.
Rahayu, E., dan Purwandhani, S., 2007, Isolasi dan Seleksi Lactobacillus yang Berpotensi Sebagai Agensia Probiotik, Agritech Vol 23, ISSN 0216-0455.