Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No.

5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN RUMPUT GAJAH DWARF


(Pennisetum purpureum cv. Mott) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK HASIL
FERMENTASI EM4

Rahman D. Lasamadi *), S. S. Malalantang**), Rustandi **) dan S. D. Anis **)


Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115.
e-mail: rahman_cool6@yahoo.co.id

ABSTRAK1 tidak nyata dengan P3 (P>0.05).


Berdasarkan hasil pembahasan dapat
Ketersediaan hijauan pakan yang tidak disimpulkan bahwa perlakuan P2 (20%)
memadai baik kuantitas maupun per 10 Kg tanah atau setara dengan
kualitasnya menjadi salah satu kendala pemupukan sebanyak (20 ton per ha)
dalam pengembangan usaha peternakan pupuk organik hasil fermentasi EM4
khususnya ternak ruminansia. Tujuan memberikan hasil yang optimal terhadap
penelitian ini untuk mengamati dan semua parameter yang diamati.
mempelajari serta untuk mengetahui
Kata Kunci: Pertumbuhan, Perkem-
sejauh mana pengaruh pupuk organik
bangan, Rumput Gajah Dwarf,
hasil fermentasi EM4 terhadap
Pupuk Organik, EM4.
pertumbuhan dan perkembangan rumput
Gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv. ABSTRACT
Mott). Penelitian dilaksanakan di Fakultas GROWTH AND DEVELOPMENT OF
Peternakan Universitas Sam Ratulangi DWARF ELEPHANT GRASS
Manado pada tanggal 14 Juli sampai 5 (PENNISETUM PURPUREUM CV.
Oktober 2012 yang tahap pelaksanaannya MOTT) THAT WERE GIVEN EM4
dimulai dari pembuatan pupuk organik, FERMENTED ORGANIC FERTILIZER.
penanaman bibit tanaman rumput gajah The availability of forage crops that is
dwarf dan sampai dengan pengambilan inadequate either quantity or quality
data pengamatan. Rancangan penelitian becoming one of the constraints for the
yang digunakan adalah Rancangan Acak development of livestock especially
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ruminants. The purpose of this research is
ulangan yang terdiri dari P0 (0%/10 kg to observe, to learn, and to find out how
tanah), P1 (10%/10 kg tanah), P2 (20%/10 far the influence of the EM4 Fermenting
kg tanah), P3 (30%/10 kg tanah). Variabel Organic Fertilizer for growth and
yang diamati meliputi tinggi tanaman, development of dwarf elephant grass
lingkar batang, panjang daun, lebar daun (Pennisetum purpureum CV. Mott). The
dan jumlah anakan. Pengambilan data research was conducted at Faculty of
dilakukan pada minggu pertama setelah Animal Science, Sam Ratulangi
pemotongan seragam sampai pada University Manado on July 14th until
minggu ke-6 (enam). Hasil analisis October 5th 2012 which the actuating
keragaman menunjukkan bahwa process started from manufacturing
perlakuan memberikan pengaruh yang organic fertilizer, planting dwarf elephant
sangat nyata (P<0,01) terhadap parameter grass seedlings up to retrieving
yang diamati. Hasil uji BNJ observation data. Method of research
menunjukkan P0 berbeda nyata dengan P2 design was Complete Random Design
dan P3 (P<0.05) akan tetapi P2 berbeda (CRD) with 4 treatments and 5 replicates
from P0 (0%/10kg land), P1 (10%/10kg
*
Alumni Fakultas Peternakan land), P2 (20%/10 kg soil), P3 (30%/10 kg
**
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak soil). Observed variables include higher

158
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

plants, stem circumference, leaf length, dwarf merupakan salah satu rumput
leaf width and number of chicks. Data unggul yang berasal dari Philipina
retrieval was performed in the first week dimana rumput ini mempunyai
after uniform cutting until the sixth week. produksi yang cukup tinggi. Selain
Diversity analysis results showed that the itu menghasilkan banyak anakan,
treatment gave a significant influence (P <
mempunyai akar kuat, batang yang
0.01) to the observed parameters. BNJ test
results showed that P0 has a real tidak keras dan mempunyai ruas-
difference with P2 and P3 (P < 0.05) but P2 ruas daun yang banyak serta struktur
has an unreal difference with P3 (P > daun yang muda sehingga sangat
0.05). Based on the results of the disukai oleh ternak.
discussion can be concluded that the Pemenuhan kebutuhan akan
treatment of P2 (20%)/10 Kg soil as hijauan pakan perlu dilakukan
fertilizer or equivalent (20 ton/ha) of dengan cara penanaman. Ayu (2011)
organic fertilizer fermented EM4 provide mengatakan jika tanah tidak subur,
optimal results for all parameters were tumbuhan tidak dapat memenuhi
observed. kebutuhan nutrisinya. Penanaman
Keywords: Growth, Development, Dwarf hijauan pakan pada lahan yang
Elephant Grass, Organic subur, menghasilkan produktivitas
Fertilizer, EM4. hijauan pakan yang lebih baik
PENDAHULUAN dibandingkan pada lahan kritis atau
kurang subur (Rica, 2012).
Hijauan pakan merupakan salah Keberhasilan pertumbuhan hijauan
satu faktor penentu dalam pakan membutuhkan dukungan
pengembangan usaha peternakan lingkungan fisik dari tanah dan
khususnya untuk ternak ruminansia. iklim yang ideal (Sumarsono dkk.,
Ketersediaan hijauan pakan yang 2005). Tanah yang subur sangat
tidak memadai baik kuantitas diperlukan bagi kelangsungan
maupun kualitasnya, menjadi salah pertumbuhan dan perkembangan
satu kendala dalam pengembangan beraneka hijauan pakan yang
usaha peternakan. Sehingga perlu merupakan sumber utama pakan
adanya upaya untuk menyediakan ruminansia. Salah satu cara yang
hijauan pakan yang cukup baik dan dapat dilakukan untuk mendapatkan
bisa terjamin kontinuitasnya. Salah pertumbuhan dan perkembangan
satu upaya yang harus dilakukan tanaman hijauan pakan yang baik
adalah memelihara, meningkatkan adalah dengan melakukan
produksi, serta pertumbuhan dan pemupukan.
perkembangan hijauan pakan. Salah Tingkat kesuburan tanah di
satu Hijauan pakan yang sangat setiap daerah di Indonesia beraneka
potensial dan sering diberikan pada ragam, ada yang subur dan ada yang
ternak ruminansia adalah Rumput tidak subur. Perbedaan keadaan
Gajah (Pennisetum purpureum). tanah ini disebabkan oleh terjadinya
Dari sekian banyak jenis Rumput perlakuan yang berbeda terhadap
Gajah yang ada di Indonesia yang tanah-tanah di setiap daerah.
belum banyak dikenal adalah Degradasi lahan atau penurunan
rumput gajah dwarf (Pennisetum kesuburan tanah dapat terjadi akibat
purpureum cv. Mott). Rumput Gajah

159
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

pemberian pupuk pada lahan secara Juli – 05 Oktober 2012 yang tahap
tidak benar. Sehubungan dengan hal pelaksanaanya dimulai dari pembuatan
tersebut, alternatif lain yang dapat pupuk Organik, penanaman bibit
dilakukan adalah praktek pertanian tanaman rumput Gajah dwarf dan
akrab lingkungan atau pertanian sampai dengan pengambilan data
berwawasan lingkungan, dengan pengamatan.
menitikberatkan pada penggunaan Alat yang digunakan dalam
pupuk organik yang dapat penelitian ini adalah thermometer, pH
memperbaiki, meningkatkan serta meter, timbangan, karung, plastik,
mempertahankan produktivitas pisau, gunting, meteran, gayung,
lahan secara berkelanjutan. ember, sekop, cangkul, polibag ukuran
Pada tahun 1980-an, Teruo Higa 15 kg , ember, kamera dan alat tulis
dari University of The Ryukus, menulis. Bahan yang digunakan dalam
Okinawa, Jepang telah mengadakan penelitian ini adalah tanah, feses
penelitian terhadap sekelompok ternak ayam, EM4, air sumur, serbuk
mikroorganisme yang efektif dapat gergaji, dedak jagung, gula, bibit
bermanfaat dalam memperbaiki tanaman rumput gajah dwarf
kondisi tanah, menekan (Pennisetum purpureum cv. Mott),
pertumbuhan mikroba yang dapat perlengkapan rumah kaca seperti kayu
menimbulkan penyakit dan lata, paku dan plastik UV.
memperbaiki efisiensi penggunaan Penelitian ini menggunakan
bahan organik oleh tanaman. Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Kelompok mikroorganisme tersebut menurut petunjuk Steel dan Torrie
disebut dengan “Effective (1991) dengan 4 perlakuan dan 5
Microorganisms” (EM) (Wididana ulangan yang diterapkan sebagai
dan Muntoyah, 2010). EM dimensi berikut :
terbaru yang telah berkembang dan
umum digunakan oleh masyarakat Perlakuan yang dilakukan pada
sebagai teknologi fermentasi percobaan pengamatan pertumbuhan
sekarang ini adalah EM4 (Effective dan perkembangan rumput gajah
microorganisms -4 ). Berdasarkan dwarf (Pennisetum purpureum cv.
latar belakang di atas maka telah Mott) yang diberi pupuk organik hasil
dilakukan penelitian untuk fermentasi EM4, yaitu :
mempelajari dan mengetahui sejauh 1. P0 = (0%) / 10 Kg tanah, (tanpa
mana pengaruh pupuk organik hasil pupuk)
fermentasi EM4 terhadap 2. P1 = (10%) / 10 Kg tanah, setara
pertumbuhan dan perkembangan dengan (10 ton/ha)
rumput Gajah dwarf (Pennisetum 3. P2 = (20%) / 10 Kg tanah, setara
purpureum cv. Mott). dengan (20 ton/ha)
4. P3 = (30%) / 10 Kg tanah, setara
MATERI DAN METODE dengan (30 ton/ha)
PENELITIAN Dari perlakuan pupuk tersebut
akan dilakukan pengulangan sebanyak
Penelitian dilaksanakan di 5x, sehingga diperoleh perlakuan dan
Fakultas Peternakan Universitas Sam ulangan 4 x 5 = 20 satuan percobaan
Ratulangi Manado pada tanggal 14

160
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

Tata laksana penelitian: kemudian dilanjutkan pengujiannya


dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
Adapun pelaksanaan penelitian
dilakukan sesuai prosedur yang telah
dibuat yaitu dimulai dari Penyiapan HASIL DAN PEMBAHASAN
pupuk organik, penyiapan lahan
dengan membuat terlebih dahulu Analisa Tanah dan Pupuk Organik
rumah kaca, melakukan penanaman Hasil Fermentasi EM4
Sebelum lanjut pada
yang dilanjutkan dengan pemeliharaan
pembahasan hasil dari masing-masing
sekaligus pengamatan sampai umur
variabel yang diamati dapat kita lihat
panen 42 hari (6 minggu) dengan
terlebih dahulu hasil analisis kimia
mengukur beberapa variabel yang
yang meliputi kandungan unsur hara
menjadi parameter pengamatan yaitu,
N, P, K dan C-oganik pada tanah dan
pengukuran tinggi tanaman (cm),
pupuk organik hasil fermentasi EM4
lingkar batang (cm), lebar daun (cm),
yang berasal dari kotoran ternak
panjang daun(cm), dan jumlah anakan.
ayam dapat dilihat pada Tabel 1 di
Data yang diperoleh dari
bawah ini.
pengukuran semua variabel yang
diamati dianalisis keragamannya,

Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Tanah dan Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4.

Perlakuan
Variabel yang diamati
SPnR SPRns SPRps
Protein Kasar (%) 1.92a 2.67b 2.22c
Serat Kasar (%) 37.33a 13.02b 13.24c
Gross Energy
302.33a 375.62b 373.08c
(KKal/Kg)
Sumber : Balai Penelitian Kelapa Mapanget. 2012.
Keterangan :
N (Nitrogen) : P (Fosfor) :
< 0.10 Sangat rendah < 15 Sangat rendah
0.10 – 0.20 Rendah 15 – 20 Rendah
0.21 – 0.50 Sedang 21 – 40 Sedang
0.51 – 0.75 Tinggi 41 – 60 Tinggi
> 0.75 Sangat tinggi > 60 Sangat tinggi
K (Kalium) : C- Organik :
< 0.1 Sangat rendah <1.0 Sangat rendah
0.1 – 0.3 Rendah 1.0 – 2.0 Rendah
0.4 – 0.5 Sedang 2.01 – 3.0 Sedang
0.6 – 1.0 Tinggi 3.0 – 5.0 Tinggi
> 1.0 Sangat tinggi > 5.0 Sangat tinggi

Data hasil analisis kimia pada kandungan N dalam katagori rendah, P


Tabel 1 memperlihatkan bahwa dalam kategori sangat tinggi, K dalam
kriteria kandungan unsur hara pada kategori sangat rendah dan kandungan
tanah berdasarkan keterangan C-organik dalam kategori tinggi.
Anonimous (2005) dikatakan Berdasarkan hasil analisis kimia

161
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

tersebut menunjukkan bahwa tanaman tertinggi terdapat pada


kesuburan tanah masih perlu perlakuan P2 (125.4 cm) yang diikuti
ditingkatkan guna memperbaiki dengan P3 (117.2 cm) selanjutnya P1
pertumbuhan tanaman dengan cara (114.2 cm) dan P0 (108.2 cm). Berarti
penambahan pupuk organik hasil dapat dikatakan bahwa pemberian
fermentasi EM4. Hasil analisis kimia pupuk memiliki batas tingkat optimal,
menunjukkan unsur hara pada pupuk yang mana dalam penelitian ini
dikatakan kandungan N dalam perlakuan P2 menunjukkan tingkat
katagori sangat tinggi , P dalam penggunaan batas optimal dalam
kategori rendah, K dalam kategori pemberian pupuk karena pada
sangat tinggi dan kandungan C- perlakuan P3 untuk pertumbuhan
organik dalam kategori sangat tinggi. tinggi tanaman mengalami penurunan.
Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian Pertambahan tinggi tanaman juga
pupuk organik hasil fermentasi EM4 menunjukkan jelas adanya pengaruh
pada tanah diharapkan dapat dari peran kandungan unsur hara N, P,
meningkatkan kandungan unsur hara K dan hara mikro yang terkandung
dalam tanah sehingga akan dapat lebih dalam pupuk organik hasil fermentasi
meningkatkan pertumbuhan dan EM4. Hal ini sejalan dengan pendapat
perkembangan tanaman khususnya Setiawan (2005) yang menyatakan
hijauan pakan rumput gajah dwarf bahwa unsur nitrogen (N) berfungsi
(Pennisetum pupureum cv. Mott). untuk merangsang pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan, terutama
Pengaruh Perlakuan terhadap batang tanaman. Unsur phospor (P)
Tinggi Tanaman, Lingkar Batang, bagi tanaman lebih banyak berfungsi
Panjang Daun, Lebar Daun, dan untuk merangsang pertumbuhan akar,
Jumlah Anakan Rumput Gajah khususnya akar tanaman muda. Unsur
Dwarf. kalium (K) Pengaruh perlakuan
berperan pupuk organik hasil
dalam
Tinggi Tanaman membentuk protein dan karbohidrat
Data pengamatan terhadap bagi tanaman.
tinggi tanaman rumput Gajah dwarf
pada Tabel 2, menunjukkan rataan Lingkar Batang
tinggi tanaman pada P0 (108.2 cm), P1 Data pengamatan terhadap
(114.2 cm), P2 (125.4 cm) dan P3 lingkar batang tanaman rumput Gajah
(117.2 cm). Hasil analisis keragaman dwarf pada Tabel 2, menunjukkan
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk rataan lingkar batang tanaman pada P0
organik hasil fermentasi EM4 (3.62 cm), P1 (4.22 cm), P2 (4.48 cm)
memberikan pengaruh yang sangat dan P3 (4.72 cm). Hasil analisis
nyata (P<0.01) terhadap tinggi keragaman menunjukkan perlakuan
tanaman. Hasil uji BNJ menunjukkan pupuk organik hasil fermentasi EM4
perlakuan P0, P1 dan P3 berbeda tidak memberikan pengaruh yang sangat
nyata (P>0.05) begitu juga P1, P2, nyata (P < 0.01) terhadap lingkar
dan P3 berbeda tidak nyata (P> 0.05) batang. Hasil uji BNJ menunjukkan
akan tetapi P0 berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan P1 berbeda tidak
P2 (P<0.05). Dari hasil penelitian nyata (P > 0.05) begitu juga P1, P2
dapat dilihat bahwa rataan tinggi dan P3 berbeda tidak nyata ( P> 0.05),

162
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

akan tetapi P0 menunjukkan berbeda lingkar batang tanaman. Berdasarkan


nyata dengan P2 dan P3 (P < 0.05). pengamatan menunjukkan jelas
Dari hasil ini dapat dilihat bahwa adanya pengaruh dari peran
masing-masing perlakuan memberikan kandungan unsur hara N, P, K dan
pengaruh yang berbeda pada lingkar hara mikro yang terkandung dalam
batang tanaman rumput gajah dwarf. pupuk organik hasil fermentasi EM4
Dapat dilihat perbedaan ukuran rataan terhadap lingkar batang tanaman
lingkar batang secara berurutan dari rumput Gajah dwarf. Hal ini sejalan
yang terendah terdapat pada perlakuan dengan pendapat Nurhayati, dkk
P0 dan diikuti dengan perlakuan P1, (1986) menyatakan bahwa kandungan
selanjutnya P2 dan yang tertinggi P3. unsur N, P, K dan hara mikro berperan
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dalam pembentukan batang dan daun
perbedaan penggunaan level pupuk di tanaman.
dalam tanah terhadap pertumbuhan

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman, Lingkar Batang, Panjang Daun, Lebar Daun, dan
Jumlah Anakan Rumput Gajah Dwarf.

Perlakuan Pupuk
Parameter Pengamatan
P0 P1 P2 P3
Tinggi Tanaman (cm) 108.2a 114.2ab 125.4b 117.2ab
Lingkar Batang (cm) 3.62a 4.22ab 4.48b 4.72b
Panjang Daun (cm) 50.2a 52.6 ab
57.2bc 61.4c
Lebar Daun (cm) 2.62a 2.84b 3.14c 3.24c
Jumlah Anakan 21.4a 23.2 a
25.4ab 29.8b
Keterangan : Nilai pada baris yang sama dengan superscript berbeda menunjukkan berbeda nyata
(P< 0.05).

Panjang Daun dengan P3 (P<0.05). Berdasarkan


Data pengamatan terhadap pengamatan menunjukkan bahwa
panjang daun tanaman rumput Gajah terlihat perbedaan ukuran panjang
dwarf pada Tabel 2, menunjukkan daun pada masing-masing perlakuan.
ukuran rataan panjang daun tanaman Hal ini dapat dilihat pada perbedaan
pada P0 (50.2 cm), P1 (52.6 cm), P2 rataan panjang daun secara berurutan
(57.2 cm) dan P3 (61.4 cm). Hasil dari yang terendah terdapat pada
analisis keragaman menunjukkan perlakuan P0 dan diikuti dengan
perlakuan pupuk organik hasil perlakuan P1, selanjunya P2 dan yang
fermentasi EM4 memberikan pengaruh tertinggi P3. Perbedaan ukuran rataan
yang sangat nyata (P < 0.01) terhadap panjang daun ini terjadi karena adanya
panjang daun. Hasil uji BNJ perlakuan level pupuk yang berbeda
menunjukkan perlakuan P0 dan P1 pada setiap perlakuan, sehingga jelas
berbeda tidak nyata (P > 0.05) begitu berbeda kandungan unsur haranya
juga P1 dan P2 dan P2 dan P3 juga yang terdapat dalam tanah. Aryanto
menunjukkan berbeda tidak nyata ( P> dan Polakitan (2009), mengatakan
0.05) akan tetapi P0 menunjukkan bahwa besarnya persentasi
berbeda nyata dengan P2 dan P3 (P < pertumbuhan sangat tergantung pada
0.05) begitu juga P1 berbeda nyata ketersediaan unsur hara di dalam tanah

163
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

khususnya nitrogen dan bahan organik penghasil daun dengan jumlah yang
juga berpengaruh langsung terhadap lebih banyak.
fisiologi tanaman seperti Jumlah Anakan
meningkatkan respirasi untuk Data pengamatan terhadap
merangsang serapan unsur hara Jumlah anakan tanaman rumput Gajah
sehingga meningkatkan pertumbuhan dwarf pada Tabel 2, masing- masing
dan produksi tanaman tersebut. Hal ini perlakuan menunjukkan rataan jumlah
sejalan dengan Ayu (2008) yang anakan tanaman pada P0 (21.4 cm), P1
menyatakan bahwa pupuk organik (23.2 cm), P2 (25.4 cm) dan P3 (29.8
dapat merangsang Pertumbuhan akar, cm). Hasil analisis keragaman
batang dan daun pada tanaman. menunjukkan perlakuan pupuk
organik hasil fermentasi EM4
Lebar Daun
memberikan pengaruh yang sangat
Data pengamatan terhadap lebar
nyata (P<0.01) terhadap jumlah
daun tanaman rumput Gajah dwarf
anakan. Hasil uji menunjukkan
pada Tabel 2, menunjukkan ukuran
perlakuan P0, P1, dan P2 berbeda tidak
rataan lebar daun tanaman pada P0
nyata (P>0.05) begitu juga P2 dan P3
(2.62 cm), P1 (2.84 cm), P2 (3.14 cm)
menunjukkan berbeda tidak nyata
dan P3 (3.24 cm). Hasil analisis
(P>0.05) akan tetapi P0 dan P1 berbeda
keragaman menunjukkan perlakuan
nyata dengan P3 (P<0.05). Unsur hara
pupuk organik hasil fermentasi EM4
Nitrogen yang dikandung dalam
memberikan pengaruh yang sangat
pupuk organik sangat besar
nyata (P < 0.01) terhadap lebar daun.
kegunaannya bagi tanaman untuk
Hasil uji BNJ menunjukkan perlakuan
pertumbuhan dan perkembangan,
P0, P1, dan P2 berbeda nyata (P< 0.05)
antara lain; membuat daun tanaman
akan tetapi P2 menunjukkan berbeda
lebih hijau segar dan banyak
tidak nyata dengan P3 (P>0.05). Dari
mengandung butir hijau daun
hasil ini menunjukkan adanya
(cholorophyl) yang mempunyai
pengaruh perebedaan unsur hara pada
peranan sangat penting dalam proses
setiap level pupuk yang diberikan
fotosintesis, mempercepat
terutama kandungan unsur hara
pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah
Nitrogen, dimana unsur hara Nitrogen
anakan, cabang dan lain-lain) serta
yang dikandung di dalam pupuk
menambah kandungan protein
organik hasil fermentasi EM4 sangat
tanaman, Hal ini sejalan dengan
besar kegunaannya bagi tanaman
Hardjowigeno (1995) menyatakan
untuk pertumbuhan dan
bahwa pemberian pupuk organik pada
perkembangan. Hal ini sejalan dengan
kondisi lahan yang kritis/miskin unsur
Mul dan Kartasapoetra (1988) yang
hara sangat baik karena penambahan
menyatakan Nitrogen dapat
pupuk organik dalam tanah akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman
memperbaiki struktur pada tanah
dengan daun tanaman yang lebar serta
tersebut lebih remah dan
warna yang lebih hijau, meningkatkan
meningkatkan jumlah pori-pori tanah
kadar protein dalam tanaman, serta
sehingga memudahkan tunas-tunas
meningkatkan kualitas tanaman
baru tumbuh menembus permukaan
tanah.

164
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

KESIMPULAN
Ayu. R. 2011. Cara membuat pupuk
Berdasarkan hasil penelitian
organik, untuk Tanaman Buah
rekayasa sekam padi dengan “Effective
dan Bunga yang Ramah
Microorganisms” (EM4), terjadi
Lingkungan. Jakarta : Pustaka
pengayaan nilai nutrisi yang ditandai
Mina.
dengan meningkatnya kadar protein
dan energi serta turunnya kadar serat
Flores. J.A., J.E. Moore, and L.E.
kasar terutama pada sekam padi
Sollesberg. 2005. Determinants of
rekayasa EM + 2500 ml air (SPRns).
forage quality in Pensacola
bahiagrass and Mott elephant
SARAN
grass. Journal of Animal Science,
1. Perlu penelitian lebih lanjut Dep Of Animal Science, Univ Of
terhadap pengaruh penggunaan Florida, Vo. 71. 1606-1614.
sekam padi yang direkayasa
melalui bioteknologi “EM” sebagai Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah.
bahan pakan organik alternatif pada Akademi Pressindo, Jakarta.
ternak.
Mul, M. S. dan Kartasapoetra. A. G.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
1988. Pupuk dan Cara
lanjut terhadap pelarut cuka saguer
Pemupukan. Edisi ke-1. PT Bina
ketika di campurkan ke substrat
Aksara, Jakarta.
agar di dapat waktu yang tepat
sehingga fermentasi dapat Nurhayati, H., M. Y. Nyakpa., A. M.
berlangsung lebih ideal. Lubis., S. G. Nugroho. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Rica, M. S. 2012. Produksi dan nilai
Anonimous. 2005. Analisis kimia nutrisi rumput gajah (pennisetum
tanah, tanaman, air, dan pupuk. purpureum) cv. Taiwan yang
Balai Penelitian Tanah. Badan diberi dosis pupuk n, p, k berbeda
Penelitian dan Pengembangan dan cma pada lahan kritis
Pertanian. Departemen Pertanian. tambang batu bara. Artikel,
Hal. 134-136. Program Studi Ilmu Peternakan
Pascasarjana Universitas Andalas
______. 2012. Analisa kimia tanah Padang.
dan pupuk organik hasil
fermentasi EM4. Balai Penelitian Setiawan IS. 2005. Memanfaatkan
Kelapa Mapanget. Manado Kotoran Ternak. Jakarta: Penebar
Aryanto dan D. Polakitan. 2009. Uji Swadaya.
produksi rumput dwarf (
Pennisetum purpureum CV. Steel, R. C. dan Torrie J. H. 1995.
Dwarf). Jurnal Ilmiah, Balai Prinsip dan Prosedur Statistika.
Pengkajian Teknologi Pertanian Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sulawesi Utara, JL. Kampus
Pertanian Kalasey.

165
Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 : 158–171 (Januari 2013) ISSN 0852-2626

Sumarsono, S. Anwar dan S.


Budianto. 2005. Aplikasi pupuk
organik ternak pada tanah salin
untuk pengembangan tanaman
rumput pakan poliploid. Laporan
penelitian, Universitas
Diponegoro Semarang.

Wididana. G.N dan Muntoyah. 2010.


Teknologi EM-4, dimensi baru
dalam pertanian modern.
http://id.shvoong.com/exact-
sciences/agronomy-
agriculture/1965528-teknologi-
em-dimensi-baru-
dalam/.[6februari 2012].
Wijaya. K. A. 2008. Nutrisi
Tanaman, Sebagai Penentu
Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman. Jakarta:
Prestasi Pustaka.

166

Anda mungkin juga menyukai