Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENERAPAN HACCP

PENGENDALIAN MUTU PRODUK SUSU UHT (Ultra High Temperature)

Disusun oleh: Kelompok 3


Viko Nurluthfiyadi N. NIM. 141710301008
Nadia Putri Irkhana NIM. 141710301011
Andri Wardani NIM. 141710301026
Wahyu Ramdhan W. NIM. 141710301036
Erin Nur Putriani NIM. 141710301038

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS


TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
2016
RENCANA KERJA JAMINAN MUTU HACCP

Nama Perseroan : PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

Alamat : Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang-40552,


Kabupaten Bandung Barat

Divalidasi Oleh : Kelompok 3

Tanggal : 28 Oktober 2016


PROFIL PERUSAHAAN

Dalam menghadapi persaingan global serta persaingan pasar yang semakin


ketat, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk memiliki visi dan
misi sebagai berikut:
Visi
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan
terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen,
serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja
perusahaan.
Misi
Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk
senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada para
pemegang saham.
1. Pengertian HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem
control dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas
identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi.
HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan
untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive)
yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang
aman bagi konsumen.

2. Penerapan HACCP pada Industri Susu UHT


Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang
tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar
penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar
industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good Manufacturing Practices (GMP)
dan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP). Tujuan dari penerapan
HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya
sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan
konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku
dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh
karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain
karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat
berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya
saing kompetitif. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri
pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan
pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen
sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi pengendalian,
mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif kepada
pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi limbah dan
kerusakan produk atau waste.
Tahap 1. Pembentukan Tim HACCP
Tim HACCP merupakan suatu tim yang terdiri dari perorangan (dari
berbagai disiplin ilmu) yang mengembangkan, mengimplementasikan dan
memelihara/ mempertahankan system HACCP. Pendokumentasian dan penerapan
system HACCP membutuhkan suatu tim yang baik. Tim ini membutuhkan
pengetahuan dan keahlian tentang seluruh alur proses produksi, dimulai dari
bahan baku, proses produksi itu sendiri, bahaya yang mungkin timbul, dan produk
akhir yang dihasilkan sampai pada pendistribusiannya. Tim HACCP di PT. Susu
UHT terdiri dari 5 personil dengan berbagai keahlian yang diharapkan dapat
melaksanakan suatu analisis HACCP dengan baik. Keahlian yang dimiliki tim
HACCP di PT. Susu UHT meliputi tentang teknologi pangan, mikrobiologi,
chemist, proses produksi, engineering, pengolahan limbah, penggudangan dan
sumber daya manusia. Tim HACCP ini harus menentukan ruang lingkup dari
rencana HACCP yang mencakup definisi produk pada awal dan akhir proses serta
alas an mengapa HACCP perlu diterapkan di PT. Susu UHT.

No. Nama Jabatan Latar Belakang Pendidikan

Staff Quality Teknologi Industri


1. Viko Nurluthfiyadi N.
Control Pertanian

Personil Bagian Teknologi Industri


2. Erin Nur Putriani
Produksi Pertanian

Nadia Putri Irkhana


Personil Bagian Teknologi Industri
3. dan Wahyu Ramdhan
Teknis Pertanian
W.

Ahli Teknologi Industri


4. Andri Wardani
Mikrobiologi Pertanian
Tahap 2. Deskripsi Produk

Gambar 1. Produk Susu UHT UltraMilk

Parameter Deskripsi Keterangan


Nama Produk Ultra Milk Full Cream
Susu sapi segar, susu skim bubuk, penstabil nabati,
Komposisi
garam
Berbentuk balok,dimensi per pack (in cm) (L x W x
Karakteristik Produk
H) 5,5 x 3,2 x 13,3
Teknologi Pengolahan UHT
Pengemasan Primer Tetra Pak
Kondisi Penyimpanan Lemari es atau jauhkan dari sinar matahari
Umur Simpan 2 tahun
Cara penjualan langsung dan melalui pasar-pasar
Metode Distribusi
modern

Tahap 3. Identifikasi Tujuan Penggunaan


Susu cair UHT merupakan sumber kalsium berperan dalam pembentukan
dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi. Selain itu juga mengandung
vitamin A, D3, B1, B2 dan B12. Produk yang diproduksi merupakan produk yang
ditujukan untuk kelompok konsumen umum, yaitu anak-anak, remaja dan dewasa.
a. Cara penyajian: kocok dahulu sebelum diminum.
b. Kelompok konsumen yang mengkonsumsi: Susu UHT tidak cocok untuk bayi
usia 0-12 bulan.
c. Produk dapat langsung diminum.

Tahap 4. Diagram Alir Produk Susu UHT

Peternak Sapi Susu


(susu sapi segar)

Pengujian Susu Pemerahan Sapi

Kebersihan Peralatan Sanitasi Pemerah

Penyetoran susu ke Koperasi

Transportasi menuju Pabrik

Penampungan Pabrik

Pengujian Susu Proses Separasi

Kebersihan Peralatan Mixing

Pasteurisasi

Homogenisasi 1

Homogenisasi 2

Main Heating (UHT)

Pendinginan

Packing

Tahap 5. Verifikasi Diagram Alir Di Tempat


Prosedur verifikasi yang dilakukan dapat mencakup peninjauan terhadap
sistem HACCP dan catatannya, peninjauan terhadap penyimpangan dan
pengaturan produk, konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, serta
melakukan pemeriksaan (audit) metode, prosedur, dan uji. Setelah itu, prosedur
verifikasi dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan
menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan validasi sistem untuk
memastikan sistem sudah memenuhi semua persyaratan Codex dan
memperbaharui sistem apabila terdapat perubahan di tahap proses atau bahan
yang digunakan dalam proses produksi.

Tabel 1. Standar Mutu Susu UHT


No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Warna - khas, normal sesuai label
2. Bau - khas, normal sesuai label
3. Rasa - khas, normal sesuai label
4. Protein (N x 7) % b/b min 2,7
5. Lemak % b/b min 3,0
Bahan kering tanpa
6. % b/b min 8,0
lemak
7. Total padatan - tidak dipersyaratkan
8. Pewarna tambahan - tidak dipersyaratkan
9. Cemaran logam - -
10. Timbal (Pb) mg/kg maks 0,3
11. Tembaga (Cu) mg/kg 20
12. Seng (Zn) mg/kg 40
13. Timah (Sn) mg/kg 40
14. Raksa (Hg) mg/kg 0,03
15. Cemaran Arsen mg/kg 0,10
16. Cemaran Mikroba - -
17. Angka Lempeng Total koloni/g 0
Sumber: SNI 01-3950-1998
Tahap 6. Analisis Bahaya
Tabel 2. Hasil Analisis Bahaya Produksi Susu UHT Ultra Milk Full Cream

Input/Tahapan Identifikasi Justifikasi Signifikasi Bahaya


No Tindakan Pencegahan
Proses Bahaya Penyebab Bahaya Peluang Keparahan Signifikansi
B: Mikroba Menjaga kebersihan
patogen kotoran Kandang sapi H M N kandang dan
1. Peternakan sapi susu sapi lingkungan sekitar
K: Detergen Mengurangi kadar
Detergen/surfaktan M H N
pembersih surfaktan
Mencuci bersih,
B: Mikroba Terbawa dari
M L TN menggunakan
patogen pemerah
antiseptik
2. Pemerahan sapi K: Mengandung Sarung tangan Menggunakan
H M N
silicon karet antiseptik
F: Tangan pekerja Penggunaan sekali
Silikon H M N
pakai
B: Mikroba Terbawa dari
M M TN Dilakukan secara teliti
pathogen peternak
K: logam berat,
3. Pengujian susu senyawa kimia Tempat
M M TN Sterilisasi wadah
lainnya, kadar penampungan susu
toksin
F: Serangga, Lingkungan
M M TN Menggunakan tutup
benda asing laboratorium
B: Mikroba Terbawa dari
M M TN Sterilisasi wadah
4. Penyetoran susu pathogen peternak
segar ke Koperasi K: logam berat, Tempat Pemberian antiseptik
M M TN
bahan tambahan penampungan susu dan menggunakan
kimia lainnya wadah yang aman
F: Guncangan
Pada saat naik Mengendarai truck
pada saat M H N
truck dengan hati-hati
transportasi
B: Mikroba Wadah
M M TN Sterilisasi wadah
pathogen penampungan susu
K: logam berat,
Terbawa dari
5. Penampungan pabrik tercemar bahan M M TN Pengecekan peralatan
suplayer
kimia
F: Serangga, Lingkungan sekitar Sanitasi lingkungan
L L TN
benda asing pabrik pabrik
B: Mikroba Terbawa dari
M M TN Dilakukan secara teliti
pathogen suplayer
K: logam berat,
senyawa kimia Tempat
6. Pengujian susu M M TN Sanitasi wadah
lainnya, kadar penampungan susu
toksin
F: Serangga, Lingkungan sekitar Sanitasi lingkungan
L L TN
benda asing pabrik pabrik
B: Bakteri Separator kotor H M N Sanitasi peralatan
7. Proses separasi K: logam berat Kontaminasi logam L M TN Perawatan alat
Selama proses
F: Pemanasan H M N Kontrol suhu
pemanasan
B: Bakteri
Mixer kotor L M TN Sanitasi SOP
berspora
8. Mixing K: Penambahan
stabilizer secara Stabilizer H M N Sesuai takaran
berlebihan
F: Mixer Kontaminasi logam L M TN Perawatan alat
B: Enzim lipase Susu H M N Dipasteurisasi
9. Pasteuriasi Selama proses
F: Pemanasan H M N SOP suhu
pemanasan
Selama proses
10. Homogenisasi I F: Tekanan M M TN SOP tekanan
homogenisasi
Selama proses
F: Pemanasan H M N SOP suhu
pemanasan
Selama proses
F: Pendinginan L L TN SOP suhu
pendinginan
Selama proses
11. Homogenisasi II F: Tekanan M M TN SOP tekanan
homogenisasi
Selama proses
F: Pemanasan H M N SOP suhu
pemanasan
Selama proses
12. UHT (Main Heating) F: Pemanasan H M N SOP suhu
UHT
B: Mikroba air Penutupan saluran air
Alat kondensasi H M N
kondensasi kondensasi
13. Pendinginan
Selama proses
F: Pendinginan L L TN SOP suhu
pendinginan
Selama proses Pengepresan bahan
K: H2O2 H M N
packaging pengemas
14. Packaging
Dilakukan secara hati-
B: Mikroba Proses sealing H M N
hati
Tahap 7. Penetapan Titik Kendali Kritis (CCP)
Titik kendali kritis (CCP) merupakan langkah dimana control terhadap
suatu langkah atau step dapat dilaksanakan, yang penting untuk mencegah atau
menghilangkan bahaya (hazard) pada produk pangan atau mengurangi bahaya
tersebut sampai pada tingkat yang aman. Sebuah CCP dapat digunakan untuk
mengendalikan lebih dari satu bahaya dan sebaliknya terdapat satu bahaya yang
hanya dapat dikendalikan oleh lebih dari satu CCP. Sedangkan untuk yang tidak
diidentifikasi sebagai titik kendali kritis (N-CCP) dinyatakan sebagai point of
attention (POA). POA adalah resiko pada keamanan pangan yang terkontrol
melalui suatu pengukuran yang merupakan bagaian dari prosedurprosedur dan
rencana-rencana seperti untuk pembelian, pembersihan, pemeliharaan, pencucian,
desinfeksi, dan lain-lain. Penentuan titik kendali kritis untuk bahan baku dan
bahan kemasan serta proses produksi susu UHT menggunakan pohon pertanyaan.
Input/Tahap CCP/Bukan
Bahaya P1 P2 P3 P4
Proses CCP
B: Mikroba patogen
Peternakan Y Y CCP
kotoran sapi
sapi susu
K: Detergen pembersih Y Y CCP
Pemerahan K: Mengandung silikon Y Y CCP
sapi F: Tangan pekerja Y N N Bukan CCP
Penyetoran
F: Guncangan pada saat
susu segar ke Y N N Bukan CCP
transportasi
koperasi
Proses B: Bakteri Y Y CCP
separasi F: Pemanasan Y N N Bukan CCP
K: Penambahan stabilizer
Mixing Y Y CCP
secara berlebihan
B: Enzim lipase Y Y CCP
Pasteurisasi
F: Pemanasan Y N N Bukan CCP
Homogenisasi
F: Pemanasan Y N N Bukan CCP
I
Homogenisasi
F: Pemanasan Y N N Bukan CCP
II
UHT (Main
F: Pemanasan Y N N Bukan CCP
Heating)
Pendinginan B: Mikroba air kondensasi Y Y CCP
K: H2O2 Y N Y N CCP
Packaging
B: Mikroba Y Y CCP
Tahap 8. Penetapan Batas Kritis
Batas kritis ditetapkan untuk menjamin bahwa CCP dapat dikendalikan
dengan baik. Penetapan batas kritis haruslah dapat dijustifikasi, artinya memiliki
alasan kuat mengapa batas tersebut digunakan dan harus dapat divalidasi artinya
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan serta dapat diukur.

Gambar 2. Pohon Pertanyaan Penentuan Titik Kritis Untuk Bahan Baku


Dan Bahan Kemasan
Gambar 3. Pohon Pertanyaan Penentuan Titik Kritis Untuk Proses Produksi

Tahap 9. Menetapkan Prosedur Monitoring


Prosedur Pemantauan (Monitoring) adalah tahapan pengamatan atau
pengukuran batas kritis secara terencana untuk menghasilkan rekaman yang tepat
dan ditujukan untuk meyakinkan bahwa batas kritis tersebut mampu
mempertahankan keamanan produk. Tim HACCP menetapkan rangkaian prosedur
pemantauan untuk setiap batas kritis yang ditetapkan yang mencakup apa, siapa,
di mana, kapan dan bagaimana pemantauan tersebut dilakukan.
Pertanyaan apa dijawab dengan apa yang harus dimonitor, yaitu
berdasarkan batas kritis yang ditetapkan seperti suhu, waktu, ukuran dan
sebagainya. Pertanyaan mengapa dijawab dengan alasan bahwa apabila tidak
dimonitor dan melampaui batas kritis akan menyebabkan tidak terkendalinya
bahaya tertentu dan memungkinkan menyebabkan tidak amannya produk.
Pertanyaan dimana seharusnya dijawab pada titik mana atau pada lokasi mana
monitoring harus dilakukan. Pertanyaan bagaimana menanyakan metode
monitoring, apakah secara sensori, kimia, atau pengukuran tertentu. Berikut
adalah pertanyaan kapan dilakukan monitoring, idealnya minimal dimana terjadi
interupsi dalam aliran produksi, atau lot, atau data lain yang menetapkan periode
suatu monitoring. Terakhir adalah pertanyaan siapa yang melakukan monitoring,
dimana idealnya adalah personil yang mempunyai akses yang sangat mudah pada
CCP, mempunyai keterampilan dan pengetahuan akan CCP dan cara monitoring,
sangat terlatih dan berpengalaman.
Dengan menetapkan batas kritis maka diperoleh data dan informasi untuk
mendasari keputusan-keputusan, mendapat early warning jika ada penyimpangan,
mencegah/meminimalkan kehilangan produk, menunjukkan sebab-sebab
timbulnya masalah dan menyediakan dokumen bahwa produk telah dihasilkan
sesuai dengan rencana HACCP. Semua dokumen dan pencatatan yang
berhubungan dengan monitoring CCP harus ditandatangani oleh seseorang yang
melakukan monitoring dan oleh penanggung jawab.

Tahap 10. Menetapkan Tindakan Koreksi


Tindakan Koreksi adalah semua tindakan yang diambil jika hasil
pemantauan pada CCP menunjukkan penyimpangan batas kritis (kehilangan
kendali) karena jika kendali hilang, maka produk menjadi tidak memenuhi syarat.
Dalam pelaksanaannya terdapat 2 level tindakan koreksi, yaitu :
a. Tindakan Segera (Immediete Action), yaitu penyesuaian proses agar menjadi
terkontrol kembali dan menangani produk-produk yang dicurigai terkena dampak
penyimpangan.
b. Tindakan Pencegahan (Preventive Action), yaitu pertanggungjawaban untuk
tindakan koreksi dan pencatatan tindakan koreksi.
Tahap 11. Menetapkan Prosedur Verifikasi
Tim HACCP menyusun suatu prosedur untuk meyakinkan bahwa rencana
HACCP sudah valid dan bahwa rencana HACCP yang disusun sudah
diimplementasikan seperti yang direncanakan. Verifikasi adalah aplikasi suatu
metode, prosedur, pengujian atau evaluasi lainnya untuk menetapkan kesesuaian
suatu pelaksanaan dengan rencana HACCP. Verifikasi memberi jaminan bahwa
rencana HACCP telah sesuai dengan kegiatan operasional sehari-hari dan akan
menghasilkan produk (makanan) dengan mutu baik dan aman untuk dikonsumsi.
Secara spesifik, prosedur verifikasi harus menjamin bahwa:
A. Rencana HACCP yang diterapkan benar-benar tepat untuk mencegah
timbulnya

B. Bahaya proses dan bahaya produk.


C. Prosedur pemantauan dan tindakan koreksi masih diterapkan.
D. Internal audit, pengujian mikrobiologi/kimia pada produk akhir tercatat.

Tahap 12. Dokumentasi dan Rekaman yang Baik


Dokumen atau Rekaman Data adalah bukti tertulis bahwa suatu tindakan
telah dilakukan. Dokumen diisusun dengan menggunakan formulir/boring.
Dokumen tersebut dapat digunakan (1) untuk keperluan inspeksi dan (2) untuk
mempelajari kerusakan yang mengakibatkan penyimpangan dan menemukan
tindakan koreksi yang sesuai. Jenis Dokumen (Rekaman Data) yang harus ada
dalam penyusunan rencana HACCP adalah:
A. Rencana HACCP dan semua materi
pendukungnya B. Dokumen Pemantauan
C. Dokumen Tindakan Koreksi
D. Dokumen Verifikasi.
Dengan telah disusunnya sistem dokumentasi, maka selesailah penyusunan
rencana HACCP. Rencana HACCP dapat berubah jika terjadi perubahan pada
bahan baku, tata letal pabrik, penggantian peralatan, perubahan program
pembersihan/sanitasi, penerapan prosedur-prosedur baru, perubahan kelompok
konsumen produk dan adanya informasi baru tentang suatu bahaya.
Penetapan CCP, penentuan batas kritis, penetapan prosedur monitoring,
penetapan tindakan koreksi, penentuan prosedur verifikasi dan dokumentasi yang
baik selanjutnya di tuangkan dalam tabel HACCP Plan. Contoh tabel HACCP
Plan untuk produksi susu UHT dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tindakan Tindakan Pemantauan
Tahap/Input Pengendalian/ Batas Tindakan
Bahaya CCP
Tindakan Kritis Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Koreksi
Pencegahan
#
Residu  Control pemasok CCP 1 1 mg/Kg Kandungan Area Gudang/ Pemeriksaan Setiap QC dan Dibuat surat
Peptisida  Penetapan peptisida pada area sesuai dengan kedatangan Logistik retur barang
spesifikasi bahan penerimaan COA supplier bahan baku dan
Penerimaan dengan benar baku/jaminan bahan baku dan dikembalikan
Bahan Baku  Pemeriksaan kebersihan dari disesuaikan ke supplier
(Susu Segar bahan baku bahan baku dengan (reject), bila
dan Susu Disetiap spesifikasi perlu ganti
Bubuk kedatangan, bahan baku supplier
disesuaikan yang telah
dengan COA ditentukan
dari supplier (cross check)
 Control pemasok #
Residu CCP 2 4 mg/Kg Kandungan Area Gudang/ Pemeriksaan Setiap QC dan Dibuat surat
Antibiotik  Penetapan residu area sesuai dengan kedatangan Logistik retur barang
spesifikasi antibiotic pada penerimaan COA supplier bahan baku dan
dengan benar bahan bahan baku dan dikembalikan
 Pemeriksaan baku/jaminan disesuaikan ke supplier
bahan baku kebersihan dari dengan (reject), bila
Disetiap bahan baku spesifikasi perlu ganti
kedatangan, bahan baku supplier
disesuaikan yang telah
dengan COA ditentukan
dari supplier (cross check)
 Pemeriksaan #
Cemaran CCP 3 < 100 Kandungan Area Gudang/ Pemeriksaan Setiap QC Dibuat surat
Mikroba bahan baku CFU/gr cemaran area sesuai dengan kedatangan retur barang
Disetiap
mikroba pada penerimaan COA supplier bahan baku dan
kedatangan,
bahan baku bahan baku dan sesuai dikembalikan
disesuaikan
dengan ke supplier
dengan COA
pemeriksaan (reject), bila
dari supplier
total cemaran perlu ganti
 Persiapan mikroba (TPC) supplier
spesifikasi
dan standar
bahan baku
dengan benar
 Control pemasok #
Penerimaan Residu CCP 4 1 mg/Kg Kandungan Area Gudang/ Pemeriksaan Setiap QC dan Dibuat surat
 Penetapan
Bahan Baku Arsenik spesifikasi arsenic pada area sesuai dengan kedatangan Logistik retur barang
Untuk dengan benar bahan baku penerimaan COA supplier bahan baku dan
Bubuk  Pemeriksaan bahan baku dan dikembalikan
Coklat dan bahan baku
disesuaikan ke supplier
Gula dengan (reject), bila
disetiap spesifikasi perlu ganti
kedatangan, bahan baku supplier
disesuaikan yang telah
dengan COA ditentukan
dari supplier (cross check)

Tindakan Tindakan Pemantauan


Tahap/ Bahaya Pengendalian/ Batas Tindakan
CCP
Input Tindakan Kritis Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Koreksi
Pencegahan #
Proses Cemaran  Dikendalikan CCP 9 T = 142 - Suhu dan Area Inspeksi visual 5 kali setiap Operator  Stop
o
Sterilisasi Mikroba dengan CIP 145 C waktu Sterilisasi (komputerisasi kode Sterilizer produksi
(Sterilizer) setiap selesai t = 4 detik proses (Sterilizer) ) produksi jika suhu
produksi sterilisasi dan setiap dan waktu
 Set suhu dan ada tidak
waktu yang penyimpang tercapai
diinginkan an suhu  Sterilisasi
 Kalibrasi ulang
Thermocouple  Perketat
proses CIP
 Kalibrasi
alat
 Control suhu #
Proses Cemaran CCP T = 20– Suhu dan Plate Inspeksi visual 5 kali setiap Operator  Stop
Perbanding Mikroba an secara periodik 10 25 C waktu Cooler (area (komputerisasi kode Sterilizer proses kola
bertahap  Proses CIP
proses sterilisasi) ) produksi siji proses
dengan benar
(Plate pendinginan dan setiap pendingina
Cooling)  Control suhu bertahap ada n tidak
pendinginan penyimpang tercapai
an suhu  Reprocess

 Pemeriksaan # o
Proses Cemaran CCP T = 68-72 C Suhu dan Filling Inspeksi visual 5 kali setiap Operator  Stop
konsentrasi,
Sterilisasi Mikroba 11 Konsentrasi konsentrasi Room (komputerisasi kode filling room proses dan
suhu dan waktu
Kimia H2O2 = 30- H2O2 yang ) produksi reprocess
kontak bahan
Bahan 40% digunakan dan setiap  Konsentras
kemasan dengan
Kemasan Waktu ada i H2O2
H2O2 dalam kontak yang penyimpang tidak
(H2O2)
waktu tertentu sesuai an suhu tercapai,
secara periodik
dengan yang maka ganti
 Control suhu
dan waktu
telah H2O2 yang
ditentukan lama
dengan
 # o
Proses Cemaran CCP T = 84 C Suhu dan Inspeksi visual 5 kali setiap Operator  yang baru
Control suhu Filling Stop filling
Pengisian Mikroba aseptic chamber 12 tekanan Room (komputerisasi kode filling room jika suhu
(Aseptic  Periksa tekanan mesin ) produksi dan dan
Filling) water sealing aseptic dan setiap operator/ tekanan
separator filling ada teknisi tidak
penyimpang mesin tercapai
an suhu aseptic  Pencocoka
filling n
parameter
tekanan
dan suhu

Anda mungkin juga menyukai