HACCP
PENYUSUNAN HACCP PLAN
PROSES PENGOLAHAN SELAI NANAS
Disusun Oleh:
1. Fidana Alfianti
(13031015)
2. Indah Damayanti
(13031019)
(13031029)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Arti penting HACCP
HACCP merupakan HACCP merupakan sistem jaminan mutu yang
diakui secara internasional berdasarkan kesadaran bahwa
bahaya akan
timbul pada berbagai titik atau tahap produksi pangan. Codex menjabarkan
sistim HACCP sebagai : Sistem yang memiliki landasan ilmiah dan secara
sistematis
mengidentifikasi
potensi
bahaya tertentu
serta
cara-cara
sistem
yang
kegiatan
dimana prosedur
pencegahan,
pengendalian
yang
atau
memenuhi
B. Tujuan HACCP
dalam
yang diolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, HACCP harus menjadi dasar
analisis potensi bahaya dan ditujukan untuk pencegahan, penghilangan atau
pengurangan potensi bahaya keamanan pangan hingga ke tingkat yang dapat
diterima konsumen.
C. Langkah langkah penerapan HACCP
Penerapan HACCP dapat dilaksanakan apabila telah melaksanakan
kelayakan
dasar
yang
mungkin.
Dengan
demikian pengujian
keamanan
makanan tidak perlu dilakukan, karena sistem HACCP telah mencegah masalah
keamanan pangan. Dengan penerapan HACCP memungkinkan memprediksi
potensi bahaya dan mencegahnya sebelum terjadi.
Tahapan 2
: Mendiskripsikan produk
Tahapan 3
Tahapan 4
Tahapan 5
Tahapan 6
bahaya dan mencari cara untuk mengendalikan potensi bahaya yang telah
diidentifikasi
Tahapan 7
Tahapan 8
Tahapan 9
CCP
Tahapan 10
Tahapan 11
Tahapan 12
BAB II
PENERAPAN HACCP
TAHAP 1. Penyusunan Tim HACCP
Langkah awal yang harus dilakukan dalam penyusunan rencana HACCP
adalah membentuk Tim HACCP yang melibatkan semua komponen dalam industri
yang terlibat dalam menghasilkan produk pangan yang aman. Tim HACCP
sebaiknya terdiri dari individu-individu dengan latar belakang pendidikan atau
disiplin ilmu yang beragam, dan memiliki keahlian spesifik dari bidang ilmu yang
bersangkutan, misalnya ahli mikrobiologi, ahli mesin/ engineer, ahli kimia, dan lain
sebagainya sehingga dapat melakukan brainstorming dalam mengambil keputusan.
Jika keahlian tersebut tidak dapat diperoleh dari dalam perusahaan, saran-saran dari
para ahli dapat diperoleh dari luar. Tim HACCP ditugaskan untuk melakukan
pengumpulan data da informasi yang penting bagi aplikasi prinsip-prinsip HACCP
bagi dalam pembuatan selai nanas.
TAHAP 2. Deskripsi Produk
SELAI NANAS
Komposisi
Aw
pH
Teknologi Pengolahan
Metode Pengawetan
Kemasan Utama
kemasan Pelindung
Kondisi Penyimpanan
Kemasan utama dari selai ini adalah botol kaca dengan tutup
Kardus karton
Disimpan dalam wadah yang tertutup dan kedap udara pada
Metode Distribusi
suhu kamar.
Selama pendistribusian selai nanas ditempatkan dalam
wadah yang tertutup dan tidak terkena sinar matahari
langsung dan suhu dalam kendaraan distribusi tetap terjaga
(suhu ruang) agar selai tetap dalam keadaan baik sampai ke
Waktu Kadaluarsa
tangan konsumen.
Ada, dengan penyimpanan yang baik selai ini dapat bertahan
Label Khusus
lama.
Tidak
ada
label
khusus,
hanya
saja
bayi
tidak
Nanas
Sortasi
Pengupasan
Pencucian
Penghancuran
Penambahan aquades
Pengadukan
exhausting
Pasteurisasi 30 menit
Selai nanas
sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, maka tim HACCP harus meninjau operasinya
untuk menguji dan membuktikan ketepatan serta kesempurnaan diagram alir proses
tersebut. Bila ternyata diagram alir proses tersebut tidak tepat atau kurang sempurna,
maka harus dilakukan modifikasi. Diagram alir proses yang telah dibuat dan diverifikasi
harus didokumentasikan.
TAHAP 6. Analisis Bahaya
Berdasarkan diagram alir yang dihasilkan, tim HACCP secara bersamasama
melakukan analisis bahaya. Setelah lima tahap pendahuluan terpenuhi, tim HACCP
melakukan analisa bahaya dan mengindentifikasi bahaya beserta cara-cara pencegahan
untuk mengendalikannya. Analisa bahaya amat penting untuk dilakukan terhadap bahan
baku, komposisi, setiap tahapan proses produksi, penyimpanan produk, dan distribusi,
hingga tahap penggunaan oleh konsumen. Tujuan analisis bahaya adalah untuk
mengenali bahaya-bahaya apa saja yang mungkin terjadi dalam suatu proses pengolahan
sejak awal hingga ke tangan konsumen.
Analisis bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi semua bahaya, menetapkan
sumber berbagai bahaya tersebut, menetapkan tindakan pencegahan dan menetapkan
resiko atau signifikansi bahaya-bahaya yang teridentifikasi. Analisis bahaya dapat
ditempuh dengan berbagai cara diantaranya melakukan diskusi, brainstorm, kajian
pustaka, konsultasi dengan pakar, dengan pemasok, dan sebagainya.
Bahaya (hazard) adalah suatu kemungkinan terjadinya masalah atau resiko
secara fisik, kimia dan biologi dalam suatu produk pangan yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia. Bahaya-bahaya tersebut dapat dikategorikan ke
dalam enam kategori bahaya, yaitu bahaya A sampai F .
Jenis
Sumber bahaya
Tindakan Pengendalian
Bahaya
Penerimaan
bahan
Biologis
baku
(nanas)
Fisik
Air
Kimia
Residu pestisida
Biologis
E. colli
Gula
Pektin
Sortasi
Bakteri pembusuk, Buah nanas yang telah busuk dan berjamur >1%
jamur
Pengupasan
Kimia
Fe
dan
berat
lain
pisau pengupasan
Biologis
Pencucian
Biologis
Salmonella
E.colli
melakukan pengupasan
-
Penghancuran
Kimia
Fe
dan
berat
Pemanasan
70C
Biologis
selama
15 menit
Pengadukan
Pemasukan
Biologis
dalam botol
lain
pisau pengupasan
E.colli,
shigella
sp, v.colera
Kontaminasi
mikroba
minuman
Exhausting
Pasteurisasi
selama
Biologis
30
menit
Mikroorganisme
yang
diinginkan
tidak sterilisasi
dari
udara
Kategori
resiko
Kelompok bahaya
A
Nanas
Gula
Air
Pectin
Produk:
Selai nanas
Bahan Mentah:
b. Bahaya kimia
Nama produk : selai nanas
Produk/bahan
mentah/tahap
proses
Kategori
resiko
Kelompok bahaya
A
Produk:
Selai nanas
Bahan Mentah:
Nanas
Gula
Air
Pectin
c. Bahaya fisik
Nama produk : selai nanas
Produk/bahan
mentah/tahap
proses
Kategori
resiko
Kelompok bahaya
A
Nanas
Gula
Air
Pectin
Produk:
Selai nanas
Bahan Mentah:
Ya
Tidak
Bukan CCP
Bukan CCP
Ya
Tidak
CCP
Nanas
Sortasi
Pengupasan
CCP
Pencucian
Penghancuran
CCP
Pengadukan
CCP
exhausting
CCP
Pasteurisasi 30 menit
Selai nanas
Penambahan aquades
Penambahan gula pasir
dan pektin
CCP
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
menit
Pengadukan
Pemasukan dalam botol
Exhausting
Pasteurisasi 30 menit
No.
1.
Tidak
Ya
Ya
Tidak Ya
Ya
Ya
Biologis
Ya
Ya
Ya
P4
P5
Ya
-
Ya
-
CCP
CCP
CCP
CCP
Bukan CCP
Bukan CCP
Bukan CCP
Bukan CCP
CCP
Bukan CCP
CCP
Bukan CCP
CCP
Pengawasan ukuran
Sesuai program yang
ditetapkan daerah
tertentu
Dilakukan uji lab
tingkat residu pestisida
Dilakukan uji lab
Q1
Q2
CCP
Y/T
T
No.
1.
2.
3.
Tahap
Pemanasan
70C selama
15 menit
Pemasukan
dalam botol
Pasteurisasi
Selama 15
menit
Bahaya
potensial dan
kemungkinan
penyebab
Biologis
Pengawasan ukuran
P1
P2
P
3
CCP
Y/T
Biologis
Dilakukan kontrol
kebersihan alat, waktu saat
pemasukan ke dalam botol
Biologis
Proses pembersihan
kontrol Check
menggunakan diagram
fosfat tes laboratorium
kontrol berlaku program
sampling berdasarkan
penilaian resiko.
TAHAP 8. Penetapan CL
Untuk tiap-tiap CCP yang diterapkan, tim HACCP proses pembuatan Selai
Nanas harus menetapkan Critical Limit (CL) atau batas kritis. Batas kritis tersebut
umumnya
adalah
kriteria
bagi
tindakan
pencegahan
yan
sudah
Bahaya berisiko
tinggi
Pemanasan
Pemasukan dalam
botol
Pasteurisasi
Selama 15 menit
CCP
CL
Berdasarkan pada hasil penetapan CCP dan CL proses produksi yang disusun,
tim HACCP menetapkan prosedur pemantauan (monitoring) untuk memastikan bahwa
CL selali tercapai. Prosedur pemantauan CCP/CL yang mencakup elemen-elemen apa,
siapa, kapan, dimana dan bagaiman monitoring yang akan dilakukan.
Tabel. Prosedur monitoring CCP dalam rencana HACCP proses pengolahan Selai
Nanas
Titik
pengendalian
Bahaya
Cara
pengendalian
Parameter CCP
Monitoring
Penerimaan
bahan baku
(nanas)
Biologis
Penerimaan umur
nanas
Bakteri pembusuk,
jamur
Fisik
Kimia
Air
Gula
Pectin
Pemanasan
Biologis
Pemasukan
dalam botol
Biologis
Pasteurisasi
selama 15
menit
Biologis
Monitoring
Biologis
Dilakukan kontrol
hulu
Sertifikasi
Residu pestisida
E. colli
Pengendalian
suhu70C dan
waktu selama 30
menit
Control waktu
kontak dengan
udara
Pasteurisasi pada
suhu 72C selama
15 menit
Listeria
monocytogenes,
Camphylobacter
jejuni, E.coli, dan
Salmonella sp.
Kontaminasi
mikroba dalam
minuman
Penerimaan bahan
baku, air, gula dan
pektin harus ada
jaminan dari
pemasok
Adanya sertifikat
pernyataan bebas
dari bahan kimia
dari suplier
Pemanasan yang
baik dan benar
Meminimalisir
waktu kontak
dengan udara
Pateurisasi reguler
pada 72 73C
selama 15 20 detik
paling sering
dilakukan
BAB III
KESIMPULAN
1. Penyusunan HACCP plan penting dalam sebuah industri produksi selai nanas
karena dapat mencegah timbulnya bahaya yang mengakibatkan tidak aman untuk
dikonsumsi.
2. Penerapan HACCP terdiri dari dua belas tahapan pelaksanaan HACCP yang
dapat
dibagi dua
tahap,
yaitu
lima
tahapan
pertama merupakan
tahap
3. Titik CCP dalam proses pengolahan selai nanas berdasarkan HACCP plan yang
telah dibuat yaitu proses penerimaan bahan baku (air, gula dan pektin), pemanasan
70C selama 15 menit, pemasukan dalam botol dan pasteurisasi selama 1 menit.
DAFTAR PUSTAKA