Anda di halaman 1dari 6

Protein adalah satu dari sejumlah zat gizi penting yang menyumbang beragam manfaat untuk tubuh.

Mulai dari menyumbang energi, membangun sel dan jaringan tubuh, memperbaiki sel dan jaringan
yang rusak, meningkatkan sistem imun, serta membantu menjaga keseimbangan cairan.

Sumber protein terbagi menjadi dua, yakni dari hewan (hewani) dan tumbuhan (nabati). Anda bisa
mendapatkan sumber protein hewani dengan mengonsumsi daging merah, daging ayam, ikan, telur,
dan produk susu. Sedangkan sumber protein nabati bisa dengan mudah didapatkan dari kacang-
kacangan, gandum, biji-bijian, tempe, tahu, brokoli, dan lainnya.

Proses pencernaan protein dari mulut hingga ke


perut

Mungkin Anda sampai saat ini bertanya-tanya, bagaimana protein bisa membuat otot besar atau
bagaimana cara nutrisi ini memperbaiki sel yang rusak. Nah, supaya lebih paham, yuk simak alur
proses pencernaan protein berikut ini.

1. Di mulai dari mulut


Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dikunyah terlebih dahulu di dalam mulut. Begitu
pula dengan makanan yang mengandung protein. Tujuannya untuk menghasilkan bentuk makanan
yang lebih kecil dan halus sehingga memudahkan proses pencernaan.

2. Dicerna jadi bentuk yang lebih kecil di lambung


Setelah tekstur makanan sudah lumat dan halus dengan sempurna, makanan akan ditelan hingga
kemudian masuk ke dalam sistem pencernaan di perut. Di sini, lambung mulai menjalankan tugasnya
dengan menciptakan suasana asam yang akan mengaktifkan enzim protease.

Protein yang terkandung dalam makanan, nantinya akan diubah oleh enzim protease menjadi bentuk
yang lebih kecil, yaitu asam amino. Tidak berhenti sampai di situ, enzim pepsin sebagai salah satu
enzim protease yang utama juga akan mengubah protein menjadi ukuran yang lebih kecil lagi, yang
disebut sebagai peptida.

3. Protein siap diserap di dalam usus halus


Jika tugas di dalam lambung telah selesai, selanjutnya asam amino akan masuk ke dalam usus halus
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Di saat yang bersamaan, pankreas akan
melepaskan enzim bikarbonat, yang bertugas untuk menetralkan partikel asam yang mungkin
terbawa dari lambung.

Meski sudah dipecah jadi lebih kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap, harus
dicerna lagi ke bentuk zat yang lebih sederhana. Nah, proses ini memerlukan bantuan enzim tripsin,
kimotripsin, dan karboksipeptidase, agar dapat menguraikan asam amino dan peptida.

Selanjutnya, bentuk protein yang paling sederhana ini akan diserap oleh dinding-dinding usus halus.
Di dinding usus halus, terdapat bagian yang disebut dengan vili dan mikrovili yang memudahkan
penyerapan asam amino.

Setelah itu, asam amino akan masuk ke dalam aliran darah bersama nutrisi lainnya yang juga telah
diserap oleh usus halus. Aliran darah akan melewati semua sel-sel tubuh dan membagikan asam
amino ke bagian yang membutuhkan, termasuk sel otot.
Bagian tubuh lain juga ikut andil dalam
mencerna protein
Proses pencernaan protein tentu tidak hanya mengandalkan kerja rangkaian sistem pencernaan saja.
Saraf dan hormon di dalam tubuh turut memiliki andil dalam mengantarkan sinyal dan mengatur kerja
organ pencernaan, agar menjalankan tugas sesuai fungsinya.

Ambil contoh, hormon gastrin yang ada di dalam lambung akan merangsang sel-sel di dalamnya
untuk menghasilkan asam. Sementara hormon sekretin berperan dalam mengatur produksi enzim
bikarbonat pada pankreas. Begitu juga dengan hormon kolesistokinin yang akan memberi sinyal pada
pankreas untuk melepaskan enzim pencernaan protein dan nutrisi lainnya.

Di sisi lain, sistem saraf tubuh ternyata dapat membantu proses pencernaan protein dengan
memberikan stimulasi saraf yang memberikan sinyal bahwa ada makanan yang harus diolah di dalam
saluran pencernaan. Stimulasi saraf tersebut nantinya akan membantu memindahkan makanan dari
satu tempat ke tempat lainnya di dalam sistem pencernaan sesuai dengan tahapannya.

Pertama, protein yang terkandung dalam makanan kita seperti ayam, telur dan tempe masuk ke
dalam tubuh melewati mulut. Di dalam mulut, makanan kita mengalami sebuah penghancuran
secara mekanis melalui cara mengunyah. Mengunyah makanan merupakan langkah pertama agar
tubuh dapat mencerna zat gizi yang terkandung di dalam makanan. Kendati demikian, tidak ada
proses pemecahan protein di dalam mulut.

Saat makanan masuk ke dalam lambung, protein dalam makanan baru mengalami proses
pencernaan karena makanan akan bertemu dengan cairan lambung dan enzim ─ enzim adalah suatu
protein yang memiliki fungsi katalisis. Enzim ini bekerja secara spesifik karena setiap enzim memiliki
pasangan molekul khusus yang akan dikatalisa.
Ada lima enzim yang berperan dalam pencernaan protein, enzim pepsin yang di produksi di lambung,
serta trypsin, chymotrypsin yang diproduksi dalam pankreas, dan enzim karboksipeptidase,
aminopeptidase diproduksi di dalam usus halus. Pepsin, trypsin dan chymotrypsin adalah enzim yang
memiliki peranan yang paling besar dalam pencernaan protein . Molekul protein yang tergolong
besar akan kemudian di pecah oleh enzim-enzim tersebut menjadi polipeptida yang lebih kecil.
Namun, kita belum menemukan asam amino setelah pencernaan oleh ketiga enzim tersebut, hanya
polipeptida yang lebih kecil. Disinilah pernan dua enzim dalam usus, yaitu karboksipeptidase dan
aminopeptidase yang akan memecah polipeptida kecil ini menjadi asam amino. Asam amino ini
kemudian diserap ke dalam aliran darah dalam usus halus dan diantar ke sel tubuh .

Setelah mencapai sel tubuh, protein kemudian sudah bisa dipakai oleh berbagai macam organ dalam
tubuh kita. Kamu sudah tahu bukan bahwa protein memiliki peranan yang penting dan fungsi yang
sangat banyak di tubuh kita?
adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan
perbaikan sel, sintesis hormon, enzim, dan antibodi, serta banyak lagi. Protein dapat ditemukan di dalam
bahan pangan seperti biji-bijian, ikan, telur, daging, susu, dan lain sebagainya. Untuk mencukupi
kebutuhan gizi yang seimbang, setiap hari kita harus mengkonsumsi protein sebanyak 0.8 - 1.0 gram per-
kg berat badan. Adapun saat dikonsumsi, di dalam tubuh, protein mengalami perombakan menjadi asam
amino melalui serangkaian proses. Proses pencernaan protein dalam tubuh manusia tersebut dapat
dijelaskan oleh skema berikut ini.
Advertisement

Proses Pencernaan Protein


Sama seperti proses pencernaan lemak dan karbohidrat , protein juga hanya dapat diserap tubuh manusia
jika sudah diurai dalam bentuk yang sederhana. Penguraian protein dalam sistem pencernaan manusia
melibatkan seluruh organ pencernaan dan kerja dari enzim-enzim protease melalui serangkaian proses.
Rangkaian dari proses pencernaan protein dalam tubuh manusia tersebut dimulai dari rongga mulut.

1. Rongga Mulut dan Kerongkongan


Di rongga mulut, proses pencernaan protein melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal ini berfungsi
untuk memperkecil ukuran makanan sedangkan ludah berguna dalam mempermudah lewatnya makanan
yang dikunyah untuk melewati kerongkongan. Baik di rongga mulut, maupun dalam kerongkongan, protein
secara khusus belum mengalami proses pencernaan yang sebenarnya.

2. Lambung
Di lambung, protein yang tertampung akan bereaksi dengan enzim pepsin yang berasal dari getah
lambung. Enzim pepsin sendiri hanya akan terbentuk jika asam lambung (HCl) menemukan protein dan
melakukan penguraian rangkaiannya. Penguraian rangkaian protein dalam lambung secara biokimia akan
menstimulasi pepsin pasif menjadi pepsin aktif.

Advertisement
Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan proteosa.
Kedua gugus ini merupakan polipeptida pendek yang masih belum dapat diabsorpsi oleh jonjot usus.

3. Usus Halus
Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi enzim pepsin dan protein kemudian akan bercampur
dengan enzim protease (erepsin) di dalam usus halus. Protease berasal dari pankreas yang disalurkan ke
usus halus melalui dinding membran. Protease mengandung beberapa prekursor yang antara lain
prokarboksipeptidase, kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan collagenase. Masing-masing
prekursor protease ini akan menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino yang berbeda-beda.

 Prokarboksipeptidase menguraikan asam amino dari ujung karboksil polipeptida.


 Kimotripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino methionine, tryptophan,
tyrosine, asparagine, phenylalanine, dan histidine.
 Tripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino arginine dan lysine.
 Proelastase dan collagenase menguraikan polipeptida menjadi tripeptida dan polipeptida yang
lebih kecil.

Setelah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat pada dinding
usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein
untuk dikirimkan melalui aliran darah ke seluruh sel-sel di tubuh kita.

4. Usus Besar dan Anus


Jika asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein memiliki jumlah yang berlebih, asam
amino tersebut kemudian akan dirombak menjadi senyawa-senyawa seperti amoniak (NH3) dan amonium
(NH4OH). Pada tahap selanjutnya, semua senyawa ini kemudian dibuang melalui saluran kencing atau
bersama dengan feses.

Anda mungkin juga menyukai