A. Vitamin A
Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh
dunia (WHO 1991), di antara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta
kasus baru Xeroftalmia tiap tahun, karena lebih 10% di antaranya menderita kerusakan
kornea. Diantara yang menderita kerusakan kornea ini 60 % meninggal dalam waktu satu
tahun, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak
tiga juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta menderita
kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang
kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang lebih sekitar 30%. Disamping itu,
kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit
saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Sejak 100 tahun SM, para dokter di cina dan mesir telah melakukan penyembuhan
dengan mengoleskan hati sapi pada mata yang ternyata mengalami buta senja. Seorang
dokter romawi (25 tahun SM ) pertama–tama menggunakan istilah ‘xeroflamia’. Penyakit
mata ini pada abad ke -19 banyak terdapat di Eropa dan hingga sekarang di negara yang
berkembang. Penyakit ini merupakan penyakit defensiasi zat gizi pertama yang diteliti oleh
Magendie pada tahun 1816 dengan memeberikan makanan yang hanya terdiri dari
gluten,pati,gula, dan minyak zaitun pada anjing percobaan.
Pada tahun 1932 susunan kimia vitamin A diketahui. Pada tahun 1937 vitamin A dapat
diisolasi dari minyak hati Halibut dalam bentuk kristal, dan pada tahun 1947 dapat disentesis.
vitamin A sekarang digunakan untuk fortifikasi berbagai macam pangan dan sebagai
suplemen. Vitamin A dinamakan retinol karena fungsi spesifiknya dalam retina mata.
Penelitian-penelitian selama dua puluh tahun terakhir memberikan bukti-bukti lebih
nyata bahwa kekurangan viitamin A tidak hanya menyebabkan kebutaaan saja, tetapi
berdampak buruk terhadap kesehatan anak dan kelangsungan hidup anak secara keseluruhan.
Kesimpulan antara lain di abil darri hasil-hasil penelitian di Indonesia, Bangladesh, Nepal,
Tanzania, dan Afrika Selatan. Penelitian-penelitian longitudinal mendalam pada anak-anak
balita yang dilakukan Sommer dan Tarwotjo dkk, pada tahun 1976-1979 dan 1984 di provinsi
Aceh dan Jawa Barat (Heller Keller Internsional Indonesia,1995) menunjukkan bahwa anak-
anak dengan xeroftamia ringan mempunyai resiko lebih tinggi sebesar 2-3 kali untuk
menderita penyakit infeksi saluran pernafasan dan diare, sera 3-6 kali untuk mati. Penelitian –
penelitian di Tanzania dan Afrika Selatan menunjukkan penurunan angka kematian karena
campak sebesar 40-80 % pada anak-anak penderita campak yang diberi suplementasi 200.000
SI vitamin A selama dua hari berturut-turut.
Penelitian-penelitian sepuluh tahun terakhir menunjukkan kemungkinan hubungan
antara beta-kariten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung
koroner dan kanker. Hal ini dikaitkan dengan fungsi beta-karoten dan vitamin A sebagai
antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem perlawanan tubuh
terhadap mikroorganisme dan proses merusak lain (Schmidt, 1991)
153
1. Sifat Kimia
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu
ikatan pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa
bentuk ikatan kimia aktif, yaitu : Retinol (bentuk alkohol), Retinal (aldehida), dan Asam
Retinoat (bentuk asam).
Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi
menjadi retinol. Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat. Vitamin A tahan
terhadap panas, cahaya dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Pada cara
memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu tinggi untuk menggoreng dapat
merusak vitamin A, begitupula oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan
buah di matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A.
Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani yang disebut sebagai.
Sedangkan pangan yang berasal dari nabati mengandung karatenoid yang merupakan
prekursor (provitamin) vitamin A. Diantara ratusan karatenoid yang terdapat dialam, hanya
bentuk alfa, beta dan gamma serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta-
karotain adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang
saling berkaitan. Karotenoid terdapat dalam kloroplas tanaman dan berperan sebagai
katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh sebab itu karatenoid paling
banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua.
Beta-karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat disentesis.
Sekarang beta-karoten mempunyai pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian
warna makanan, antara lain untuk pemberi warna kuning pada gelatin, margarin, minuman
ringan, adonan cake dan produk sereal.
154
enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan komsumsi vitamin A, Asam Retinoat
diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif
dalam diferensiasi sel dan pertumbuhan.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh retinol binding protein (RBP) yang disintesis di dalam hati. Pengembalian
retinol oleh berbagai sel tubuh tergantung pada reseptor pada permukaan membran yang
spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian
diikatkan pada celluler retinol binding-protein dan RBP kemudian dilepaskan di dalam sel
mata retinol berfungsi sebagai retinal dan didalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Kurang lebih sepertiga dari semua karotenoid dalam makanan di ubah mejadi vitamin
A. Sebagian dari karotenoid diabsrobsi tanpa mengalami perubahaan dan masuk ke dalam
peredaran darah dalam bentuk karoten. Sebanyak 15-30% karotenoid di dalam darah adalah
beta-karoten, selebihnya adalah karotenoid non vitamin. Karotenoid di simpan di dalam
jaringan lemak dan kelenjar adrenalin. Konsentrasi vitamin A di dalam hati yang merupakan
90 % dari simpanan di dalam tubuh mencerminkan komsumsi vitamin tersebut dari makanan.
3. Fungsi Vitamin A
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faal tubuh. Beberapa fungsi vitamin A
adalah sebagai berikut:
- Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata,
retinol sebagai bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal
kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple)
atau rodopsin. Rhodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod,
bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat
sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bangun visual. Selama
proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan di ubah mejadi retinol.
Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi
untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus diganti
oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam darah menentukan kecepatan
pembentukan kembali rhodopsin yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di
dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samar-samar/ buram baru bisa terjadi setelah siklus
ini selesai.
- Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh menggalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari
kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembagan tubuh, seperti pada
tahap pembentukan sperma dan sel telur pembuahan, pembentukan struktur dan organ tubuh,
pertumbuhan dan perkembagan janin, masa bayi, anak- anak, dewasa dan masa tua. Diduga
vitamin A, dalam bentuk asam retionat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel,
155
dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap
sintesis protein.
Pada diferensiasi sel terjadi perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang
paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel gobbet, yaitu
sel kelenjar mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam di lapisi oleh sel- sel epitel. Jaringan
epitel yang menutupi tubuh di luar di namakan epidemis, sedangkan yang menutupi bagian
dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang menutupi permukaan dalam saluran cerna,
saluran pernafasan, kantung kemih dan uretra, uterus dan vagina, kelopak mata, saluran sinus,
dan sebagainya. Mukus melindungisel-sel epitel dari serbuan mikroorganis medan partikel
lain yang berhaya. Lapisan mukus pada dinding lambung juga melindungi sel-sel lambung
dari cairan lambug. Di bagian atas saluran pernafasan sel-sel epitel secara terus menerus
menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda asing yang makin masuk akan tertawa keluar.
Bila terjadi infeksi, sel-sel globet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yan akan
mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus
dan di gantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit menjadi kering dan
luka sukar sembuh. Membran mukosa dan dapat mengeluarkan cairan mukus dengan
sempurna sehingga mudah mempertahanakan serangan bakteri (infeksi). Keratinisasi
konjuktiva mata (selaput yang melapisi kelopa dan bola mata) merupakan salah satu tanda
kekurangan vitamin A. Peranan vitamin A di duga berkaitan dengan dua hal :
- Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khususyang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol di ferensiasi sel, Komplek vitamin A-CRBP
masuk ke dalam nukleus sel sehingga mempengaruhi DNA.
- Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan.
Mekanisme sebenarnya belum di ketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses
kekebalan humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan respon anti bodi yang
bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan seluler).
156
- Fungsi Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retional dan retinal berperan reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin
dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentukretinol. Hewan betina dengan status
vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran kesukaran dalam
melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat atau untuk kebutuhan janin dam
persiapan induk untuk menyusui.
- Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di dalam
pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (didalam lemaknya) dan
mentega. Produk margarin biasanya di perkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A tidak
bewarna, maka warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi
vitamin A. Minyak hati ikan di gunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk
keperluan penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayura berwarna hijau dan buah-buahan yang berwarna
kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang,
buncis, wortel, tomat, jangung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Minyak
kelapa sawit yang berwarna mera kaya karoten.
B. Vitamin D
Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat
cukup sinar matahari konsumen vitamin D melalui makanan tidak di butuhkan. Karena dapat
di sentesis di dalam tubuh. Vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.
Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu di penuhi makanan.
157
Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekusor vitamin D hadir dalam fisik sterol dalam jaringan
hewan (di bawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan berturut turut dalam bentuk 7 dehidrokolestrol
dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya kedalam
bentuk provitamin D3 (cholecalciferol lesterol) dan D2 (ergocalciferol). Kedua provitamin
membutuhkan konversi menjadi bentuk aktifnya melalui penambahan dua gugus hidroksil.
Gugus hidroksil pertama di tambahkan di dalam hati pada posisi 25 sehingga membentuk 25-
hidroksi-vitamin D. Provitamin D berasal dari hewan membentuk 1,25
dihidroksikolekalsiferol dikenal sebagai kalsiterol, sedangkan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan membentuk 1,25 dihidroksiergokalsiferol yang dikenal sebagai erkasitriol. Kedua
bentuk vitamin D efektif untuk manusia. Bentuk bentuk tumbuhan terutama di gunakan
sebagai bahan tambahan makanan.
1. Fungsi
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan C, hormon-hormon paratinoid dan kalsitonim, protein kolagen, serta
kalsium mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D
dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan
forfor tersedia didalam darah untuk di endapkan pada proses pengerasan tulang hal ini di
lakukan dengan cara sebagai berikut:
Vitamin D di absorbsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan cairan
empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkat oleh D-plasma binding protein
(DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorbsis
vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan kalsium makanan rendah.
Kemungkinan hal ini di sebabkan oleh gangguan ginjal dalam memetabolisme vitamin D.
2. Metabolisme
Vitamin D3 (kolekalsiferol) di bentuk didalam kulit oleh sinar ultra violet dari 7-
dehisrokolestrol. Sinar matahari juga dapat mengubah provitamin D menjadi bahan yang tidak
aktif. Banyaknya provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantung pada
intensitas radiasi ulraviolet. Faktoe lain yang berpengaruh terhadap pembentukan provitamin
D3 adalah pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari dan lama waktu penyikapan
terhadap matahari. Vitamin D3 di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25
hidroksipolekalsiverol yang 5 kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk 25
hidroksipolekalsiverol adalah bentuk vitamin D yang paling banyak didalam darah dan
banyak nya bergantung pada konsumsi, penyikapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling
aktif adalah kalsitriol atau 1,25 dihidroksi polekalsiferol yang 10 kali lebih aktif dari vitamin
D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal. Kalsiferol pada usus halus meningkatkan absorbsi
kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium fosfor dalam serum. Hormon paratiroid
yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah tampaknya menggunakan perantara yang
merangsang produksi 1,25 hidroksi kolekalsiferol oleh ginjal. Jadi taraf konsumsi kalsium
yang rendah terceemin pada taraf kalsium serum yang rendah.
158
C. Vitamin E (tokeferol)
Vitamin E adalah suatu zat larut lemak yang dapat mencegah ke guguran dan sterilitas
pada tikus. Semula zat ini di namakan faktor antisterilisitas dan kemudian vitamin E dapat
diisolasidari minyak kecambah gandum dan di namakan tokoferol. Sekarang dikenal beberapa
bentuk tokoferol. Istilah vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran yang
aktif secara biologi. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga
harus mempolehnya dari makanan nabati. Kekurangan vitamin E dalam tubuhnya, sehingga
harus memperolehnya dari makanan nabati. Kekurangan vitamin E pada hewan dapat
menimbulkan berbagai sindroma. Angka kecukupan untuk manusia belum dapat dikatakan
secara pasti.
1. Sifat Kimia
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang
dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda sehingga kecoklatan. Vitamin E larut
dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air. Ada
empat jenis tokeferol yang penting dalam makanan yaitu alfa, beta, gamma, delta, tokoferol
dan tokotreinol. Karakteristik utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan.
Tokoferol mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai samping.perbedaan struktur ini
mempengaruhi tingkat aktifitas vitamin E secara biologik. Tokotrienol tidak banyak terdapat
di alam dan kurang aktif secara biologik. Jumlah viitamin E dalam bentuk lain dinyatakan
dalam bentuk tokoferol ekivalen (TE). Bentuk sintetik vitamin E mempunyai aktivitas
biologik 50% dari pada alafa-tokoferol yang terdapat di alam.
2. Fungsi
Fungsi utama vitamin E dalah sebagai anti oksidan yang larut dalam lemak dan mudah
memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas.
159
Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak yang mempunyai elektron
yang tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif.
Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme aerobik normal pada
waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air.
160
7. Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah sindroma neurologik
sehingga terjadi fungsi tidak normal pada susum tulang belakang dan retina. Tanda- tandanya
adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan berbicara.
Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini.
8. Akibat Kelebihan
Menggunakan vitamin E berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Namun akibatnya
tidak terlalu berlebihan seperti hal nya dengan kelebihan vitamin A. Gangguan pada saluran
cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 ml sehari. Dosis tinggi juga dapat meningkatkan
efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah pengumpulan darah.
D. Vitamin K
Yang dimaksud dengan vitamin K adalah filokuinon dan substansi–susbtanti sejenis
dengan rantai samping yang dimodifikasi. Kekurangan vitamin K Jarang terjadi karena
vitamin ini dapat dibentu oleh bakteri flora usus. Vitamin K ikut serta dalam karboksilisasi
residu glutamat protein plasma, yang penting untuk mengumpulkan darah. Pengumpulan
darah dapat diperlambat dengan pemberian antogenesis vitamin K. Yang digunkan untuk
terapi trombosis.
1. Sifat Kimia
Vitamin K terdapat didalam alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2-
metilnaftakinon dengan rantai samping pada posisis tiga. vitamin K1 mempunyai rantai
samping fitil dan hanya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. vitamin K2
merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprenil
(berjumlah 114).
161
10% berupa filokinon damn 90% berupa menakinon yang kemunginan di sintesis oleh bakteri
saluran cerna.
3. Fungsi
Fungsi vitamin K adalah sebagai pembekuan darah, walaupun mekanismenya belum
diketahui dengan pasti. Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang
mengubah residu protein berupa asam glutamat menjadi gamma-karbosiglutamat, protein-
protein ini digunakan tergantung vitamin K atau gla-protein. Gla-protein juga di temukan di
dalam jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, limpa, paru-paru, dan endapan
Aterosklerotik namun fungsinya belumdikethui, metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk
perkembangan otak.
162
DAFTAR PUSTAKA
Drs.G. Kartasapoetra & H. Marsrtyo, Drs. Med. 2003. Ilmu gizi. Jakarta : Diterbitkan oleh PT
rineka cipta.
F.G. Winarno. 2004. Kimia pangan dan gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia pustaka utama
Silvia Wagustina, S.ST,M.Kes & Siti Zulfa, DCN,M.Kes. 2017. Modul Ilmu Gizi Dsar.
163