Anda di halaman 1dari 7

A.

Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai enzim,
zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai zat-zat
pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon. Proses metabolik (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas
pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain
(Sediaoetama, 2008).
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra fungsi
protein di dalam tubuh yaitu :
a. Protein sebagai Zat Pembangun : Maksud zat pembangun di sini adalah
bahwa protein itu merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh baru,
dimana proses pembentukan jaringan baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara
lain:
 Pada masa pertumbuhan : Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai
menjadi dewasa muda. Dalam masa ini proses pembentukan jaringan
terjadi secara besar-besaran. Dalam masa hamil Di dalam tubuh wanita
yang sedang hamil terjadi pembentukan jaringan–jaringan baru dari janin
yang sedang dikandungnya. Pembentukan jaringan baru pada waktu hamil
terjadi lebih cepat di pertengahan kehamilan.
 Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak Pada waktu orang
sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun terlihat orang menjadi
kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.
 Waktu Latihan - latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan
baru, terutama jaringan otot.
b. Protein sebagai Zat Pengatur : Protein termasuk pula kedalam golongan zat
pengatur, karena protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik
secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan pembentuk zat – zat
yang mengatur berbagai proses tubuh.Protein sebagai Pemberi Tenaga Para
peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur
karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber
energi pula. Dalam keadaan tersedianya karbohidrat tidak mencukupi,
maka untuk menyediakan energi sejumlah karbon yang terkandung
dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung
pembakaran dan sejumlah protein.
c. Protein sebagai Pemberi Tenaga : Para peneliti telah menemukan bahwa
komposisi protein mengandung unsur karbon, dengan demikian maka jelas
protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan
tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi
sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan
seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein. lainnya
digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan
Selain itu,manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut
adalah sebagai berikut:
 Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk
mempercepat reaksi biologis.
 Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung
dalam hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein
yang terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam
otot.
 Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang
disebut kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya
tahan tulang dan kulit.Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi
Pertahanantubuh. Protein ini biasa digunakan dalam bentuk antibodi.
 Sebagai media perambatan impuls syaraf.
 Sebagai Pengendalian pertumbuhan

B. Struktur Kimia Protein

Struktur protein mengacu pada susunan/urutan linier dari konstituen asam

amino yang secara kovalen dihubungkan melalui ikatan peptida. Susunan tersebut

merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari

berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier

(Winarno, 1991).
Struktur sekunder protein adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan

merupakan bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun

saling berdekatan. Protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino

dalam rantai sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig zag dengan gugus

R mencuat ke atas dan ke bawah.

C. Pencernaan Protein
Protein dicerna atau dihidrolisis di dalam tubuh, untuk membedakan
asam amino agar dapat diserap dan didistribusikan oleh darah keseluruh organ
dan jaringan tubuh. Asam amino merupakan produk akhir dari perombakan
protein. Proses perubahan protein menjadi asam amino berlangsung didalam
saluran pencernaan, terutama usus halus, akan dihasilkan 20 jenis asam amino
yang berbeda (Afrianto dan Liviawaty, 2007).
Protein yang berbentuk polipeptida (polimer dari asam amino) akan diubah
menjadi peptida yang lebih sederhana oleh enzim pepsin dan tripsin.
Selanjutnya, dengan bantuan amino peptidase, peptida ini akan diubah lagi
menjadi asam amino. Asam amino akan diserap oleh darah dan diangkut
keseluruh bagian tubuh. Didalam jaringan tubuh, asam amino akan diubah
kembali menjadi protein dan selanjutnya disimpan sebagai cadangan dalam
bentuk protein tubuh (Afrianto dan Liviawaty, 2007).

Mekanisme Pencernaan Protein Sama seperti proses pencernaan lemak


dan karbohidrat, protein juga hanya dapat diserap tubuh manusia jika sudah
diurai dalam bentuk yang sederhana. Penguraian protein dalam sistem
pencernaanmanusia melibatkan seluruh organ pencernaan dan kerja dari enzim
- enzim protease melalui serangkaian proses. Rangkaian dari proses
pencernaan protein dalam tubuh manusia tersebut dimulai dari rongga mulut.

 Rongga Mulut dan Kerongkongan : Di rongga mulut, proses pencernaan


protein melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal ini berfungsi
untuk memperkecil ukuran makanan sedangkan ludah berguna dalam
mempermudah lewatnya makanan yang dikunyah untuk melewati
kerongkongan. Baik di rongga mulut, maupun dalam kerongkongan,
protein secara khusus belum mengalami proses pencernaan yang
sebenarnya
 Lambung : Di lambung, protein yang tertampung akan bereaksi dengan
enzim pepsin yang berasal dari getah lambung. Enzim pepsin sendiri hanya
akan terbentuk jika asam lambung (HCl) menemukan protein dan melakukan
penguraian rangkaiannya. Penguraian rangkaian protein dalam lambung secara
biokimia akan menstimulasi peps in pasif menjadi pepsin aktif. Enzim pepsin
memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan
proteosa. Kedua gugus ini merupakan polipeptida pendek yang masih
belum dapat diabsorpsi oleh jonjot usus
 Usus Halus : Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi enzim pepsin dan
protein kemudian akan bercampur dengan enzim protease (erepsin) di
dalam usus halus. Protease berasal dari pankreas yang disalurkan ke usus halus
melalui dinding membran. Protease mengandung, beberapa precursor yang
antara lain prokarboksipeptidase, kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan
collagenase. Masing - masing prekursor protease ini akan menghidrolisis
polipeptida menjadi jenis asam amino yang berbeda – beda sebagai berikut :
a) Prokarboksipeptidase menguraikan asam amino dari ujung karboksil
polipeptida.
b) Kimotripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino
methionine, tryptophan, tyrosine, asparagine, phenylalanine, dan
histidine
c) Tripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino
arginine dan lysine
d) Proelastase dan collagenase menguraikan polipeptida menjadi
tripeptida dan polipeptida yang lebih kecil
Setelah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang
terdapat pada dinding usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang
dihasilkan dari proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui aliran darah ke
seluruh sel - sel di tubuh kita.
 Usus Besar dan Anus : Jika asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan
protein memiliki jumlah yang berlebih, asam amino tersebut kemudian akan
dirombak menjadi senyawa - senyawa seperti amoniak (NH3) dan amonium
(NH4OH). Pada tahap selanjutnya, semua senyawa ini kemudian dibuang
melalui saluran kencing atau bersama dengan feses.

D. Kebutuhan protein sehsri pada manusia

Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI, standar


angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia adalah sekitar 56-59 gram per
hari untuk perempuan dan 62-66 gram per hari untuk laki-laki. Namun secara khusus,
berikut adalah AKG Protein yang dibutuhkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Thaun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia :

 AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan : 12 g


 AKG Balita : 18 – 35 g

 AKG laki-laki 

o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 56 g

o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 62 – 72 g

o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 62 – 65 g

o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 65 g

o Manula (>65 tahun) : 62 g

 AKG perempuan 

o Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 60 g

o Remaja (12 s.d 25 tahun) : 56 – 69 g

o Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 56 g

o Lansia (41 s.d 65 tahun) : 56 g

o Manula (>65 tahun) : 56 g

o Masa kehamilan dan menyusui : ditambah 20 g dari kebutuhan berdasarkan


usia

Anda mungkin juga menyukai