Anda di halaman 1dari 17

Metabolisme Asam Amino dan Protein

Setiap harinya manusia melakukan berbagai aktivitas, mulai dari aktivitas yang ringan hingga berat. Untuk itu
manusia membutuhkan asupan gizi agar kebutuhannya terpenuhi. Protein merupakan salah satu asupan gizi
yang penting dalam tubuh makhluk hidup. Untuk itu dibutuhkan asam amino sebagai sumber untuk membentuk
protein dalam tubuh. Kebutuhan masing-masing individu akan asam amino berbeda-beda, dimana apabila di
dalam tubuh terdapat kadar asam amino yang tinggi maka akan berdampak pada penceraan. Asam amino
sendiri memiliki fungsi penting dalam pencernaan makhluk hidup sehingga dapat disebut sebagai metabolisme
asam amino.

Pengertian Metabolisme Asam Amino


Metabolise merupakan peristiwa pertukaran zat dalam makhluk hidup yang bersifat kimia yang melibatkan
organisme dangan lingkungannya. Secara umum metabolisme terbagi atas 2 macam, yaitu katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme adalah peristiwa penguraian zat menjadi sebuah molekul yang volumenya lebih kecil
dan diolah menjadi energi. Sedangkan anabolisme adalah reaksi yang ditunjukkan untuk merangkai sebuah
senyawa organik yang berasal dari partikel-partikel tertentu dengan tujuan agar mudah diserap oleh tubuh
individu.

Asam amino merupakan senyawa dengan jenis yang bermacam-macam yang memiliki manfaat dan tugas yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Biasanya asam amino bertugas untuk membentuk enzim yang
ada dalam tubuh. Dalam perannya, asam amino tediri dari karbosilat dan gugus amino. Asam amino ini memiliki
hubungan yang kuat dengan metabolisme yang nantinya akan mempengaruhi hormon ataupun sistem imunitas
pada makhluk hidup.

Jadi, metabolisme asam amino adalah proses pertukaran senyawa atau zat yang terjadi dalam tubuh makhluk
hidup secara kimiawi dengan tujuan untuk membentuk protein dalam tubuh.
Proses Metabolisme Asam Amino
Reaksi yang ditunjukkan oleh metabolisme asam amino pada mulanya akan melibatkan proses pemindahan

gugus amino yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses mengubah senyawa karbon yang terdapat pada

senyawa asam amino. Proses pemindahan gugus amino ini terbagi atas 2 proses, yaitu proses transaminasi dan
deaminasi.

1. Proses Transaminasi
Proses transaminasi merupakan proses katabolisme yang melibatkan proses pemindahan gugus amino satu
dengan yang lainnya. Dalam proses ini, gugus amino akan dipindah ke salah satu dari tiga senyawa keto, tiga
senyawa tersebut adalah asam piruvat, oksaloasetat dan alpa ketoglutarat. Pada transaminasi terdapat 2 enzim
yang mempengaruhi, yaitu glutamat transaminase dan alanin transaminase. Kedua enzim tersebut berperan
sebagai katalis dalam reaksi transaminsai. Sifat dari reaksi transaminasi ini adalah reversible. Dimana ketika
proses ini berjalan gugus amino yang dilepaskan tidak akan hilang, hal tersebut dikarenakan pelepasan gugus
amino akan diterima oleh asam keto. Enzim alanin transaminase adalah enzim yang memiliki ciri khas apabila
bertemu dengan asam piruvat-alanin, yaitu memiliki sepasang substrat yang tidak ditemukan di asam amino
yang lain. Hal ini menyebabkan alanin transaminase secara bebas dapat merubah asam amino menjadi senyawa
alanin, dengan pengecualian masih memiliki asam piruvat. Sedangkan enzim glutamat transaminase adalah
enzim yang memiliki ciri khas apabila bertemu dengan glutamat-ketogluratat, yaitu memiliki sepasang substrat.
Fungsi dari enzim ini adalah untuk merubah asam amino menjadi senyawa asam glutamat.

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari reaksi transaminasi adalah asam glutamat, dimana reaksi ini bisa terjadi
dalam cairan sitoplasma ataupun mitokondria pada makhluk hidup.

2. Proses Deaminasi
Deaminasi merupakan proses kimiawai pada metabolisme asam amino dengan tujuan melepaskan gugus amina
yang berasal dari senyawa asam amino. Dimana nantinya gugus amina yang sudah dilepaskan dan diproses
akan berubah menjadi amonia. Secara umum, deaminasi terbagi atas 2 proses, yaitu deaminasi oksidatif dan
deaminasi non-oksidatif.

 Deaminasi Oksidatif

Deaminasi oksidatif merupakan proses metabolisme yang terjadi dalam lingkungan aerobik yang menghasilkan
asam okso. Biasanya deaminasi ini terjadi pada saat malam hari ketika kita tidur, dan tempat terjadinya terdapat
di hati meskipun proses deaminasi asam glutamat terjadi di ginjal. Asam glutamat menjadi satu-satunya dari
asam amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif, hal tersebut dikarenakan asam ini adalah hasil akhir
dari reaksi transaminasi. Pada proses deaminasi oksidatif, asam glutamat yang merupakan hasil akhir reaksi
transaminasi akan dikonversi dalam bentuk asam keton yang akan mengalami pergantian gugus amina, gugus
amina ini berubah menjadi keton. Adapun hasil dari proses ini adalah nitrogen dan non-nitrogen. Senyawa non-
nitrogen nantinya akan diolah lebih lanjut melalui proses siklus krebs dan kemudian akan disimpan dalam bentuk
glikogen.

Deaminasi Non-Oksidatif

Deaminasi non-oksidatif adalah proses perubahan serin menjadi asam piruvat yang dihasilkan dari proses katalis
dengan bantuan serin dehidratase. Selain itu terdapat pula proses perubahan treonin menjadi alpa ketoburitat
yang dilakukan oleh treonin dehidratase. Deaminasi non-oksidatif memiliki hubungan dengan deaminasi
oksidatif, dimana hasil dari deaminasi non-oksidatif yang berupa asam piruvat akan digunakan dalam proses
deaminasi oksidatif.

Jenis Asam Amino


Asam amino yang ada dalam tubuh dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asam amino esensial dan asam amino
non-esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang dapat disintesis, sedangkan asam amino non-
esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis. Masing-masing jenis asam amino juga terdiri atas
berbagai macam jenis. Berikut jenis-jenisnya:

Asam amino esensial terdiri atas :

 Triptofan

Triptofan adalah jenis asam amino esensial yang biasanya berfungsi untuk meningkatkan efesiensi vitamin B
kompleks dalam tubuh, selain itu triptofan juga berfungsi untuk menjaga kesehatan syaraf serta menstabilkan
emosi. Jenis asam ini dapat ditemukan pada telur, susu, pisang, keju serta daging

Melatonin

Melatonin adalah jenis asam amino esensial yang memiliki tugas untuk menjaga kesehatan hati, mencegah
alergi, mencegah osteoporosis, menengangkan syaraf yang tegang dan mecegah terjadinya penggumpalah
darah. Biasanya dapat ditemukan pada jenis buah-buahan, jenis daging seperti ayam, sapi, ikan, berbagai jenis
sayuran dan kacang-kacangan.

Fenilalanin

Fenilalanin adalah jenis asam amino esensial yang memiliki peran penting dalam menghasilkan tiroksin pada
kelenjar tiroid guna mencegah terjadinya penyakit gondok, selain itu juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya
obesitas. Fenilalanin ini dapat ditemukan pada ikan, kedelai dan telur. ( baca : Fungsi Kelenjar Tiroid )

Asam amino non-esensial terdiri atas :

 Serin

Serin adalah jenis asam amino non-esensial yang bertugas untuk membantu dalam produksi sistem imun,
pertumbuhan otot serta menjadi peran penting dalam metabolisme asam lemak. ( baca : Kelainan Pada Otot )

 Asam Glutamat

Asam glutamat adalah jenis asam non-esensial yang bertugas untuk mengurangi kadar kecanduan alkohol serta
menstabilkan mental seseorang. Biasanya asam ini dapat ditemukan dalam bentuk garam yang sering disebut
sebagai MSG.

 Asam Aspartat

Asam aspartat adalah jenis asam non-esensial yang bertugas untuk membantuk dalam pembentukan RNA
ataupun DNA, sebagai pelindung hati dan sebagai senyawa pembangkit neurotransmiter yang ada di otak serta
syaraf otot.
METABOLISME PROTEIN DAN
ASAM AMINO
1. .Penguraian Protein Dalam Tubuh

Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa

oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar

hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil

penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung

keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi

asam amino dalam darah.

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap

protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang

terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat

badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :

1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.

2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.

3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi

senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk

mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan

oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino

tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.

Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar daripada orang dewasa.

Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari.

2. Asam Amino Dalam Darah

Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses

pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang

bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin,

karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino

tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi.

Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.

Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml

darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5

mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses

tranpor aktif yang membutuhkan energi.

3. Reaksi Metabolisme Asam Amino

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru

perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi

dan deaminasi.

Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam

amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan

kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto
ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting

dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis

dalamreaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima

oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin.

Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu

pasang substrak .

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase

tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya

merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Deaminasi Oksidatif

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya

dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat

dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat

dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan

hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme

asam amino oksidase dan D-asam oksidase.


4. Pembentukan Asetil Koenzim A

Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. ada

dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam

asetoasetat

Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin.

alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin

diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A

melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil.

koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.

5. Siklus Urea

Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan

urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia

yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea

adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam

tubuh.

Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu mol karbondioksida

dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua

mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.

Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil

bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin

transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.

Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung

dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan

melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.

Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung

dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini

melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang
bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk

dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

6. Biosintesis Protein

Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan melibatkan beberapa

senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai polinukleutida yang mempunyai

beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk heliks ganda.

Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya molekul DNA baru ini disebut

replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan

protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua

tahap pembentukan protein:

1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang diberikan oleh DNA.

2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika kedalam proses

pembentukan protein.

Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma r RNA bersama

dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein

yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui.

m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya. kode genetika yang berupa

urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai

contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang

terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino yang sama disebut sinonim,

misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya adalah

basa pada kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG..

bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino yang mempunyai fungsi

mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan

kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap
molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino

dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi:

1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.

2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA

proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA. karena dalam sel normal tidak

terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.

Proses Metabolisme Asam Amino


Reaksi yang ditunjukkan oleh metabolisme asam amino pada mulanya akan melibatkan proses pemindahan
gugus amino yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses mengubah senyawa karbon yang terdapat pada
senyawa asam amino. Proses pemindahan gugus amino ini terbagi atas 2 proses, yaitu proses transaminasi dan
deaminasi.

1. Proses Transaminasi
Proses transaminasi merupakan proses katabolisme yang melibatkan proses pemindahan gugus amino satu
dengan yang lainnya. Dalam proses ini, gugus amino akan dipindah ke salah satu dari tiga senyawa keto, tiga
senyawa tersebut adalah asam piruvat, oksaloasetat dan alpa ketoglutarat. Pada transaminasi terdapat 2 enzim
yang mempengaruhi, yaitu glutamat transaminase dan alanin transaminase. Kedua enzim tersebut berperan
sebagai katalis dalam reaksi transaminsai. Artikel terkait : Enzim Pencernaan Manusia

Sifat dari reaksi transaminasi ini adalah reversible. Dimana ketika proses ini berjalan gugus amino yang
dilepaskan tidak akan hilang, hal tersebut dikarenakan pelepasan gugus amino akan diterima oleh asam keto.
Enzim alanin transaminase adalah enzim yang memiliki ciri khas apabila bertemu dengan asam piruvat-alanin,
yaitu memiliki sepasang substrat yang tidak ditemukan di asam amino yang lain. Hal ini menyebabkan alanin
transaminase secara bebas dapat merubah asam amino menjadi senyawa alanin, dengan pengecualian masih
memiliki asam piruvat. Sedangkan enzim glutamat transaminase adalah enzim yang memiliki ciri khas apabila
bertemu dengan glutamat-ketogluratat, yaitu memiliki sepasang substrat. Fungsi dari enzim ini adalah untuk
merubah asam amino menjadi senyawa asam glutamat.

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari reaksi transaminasi adalah asam glutamat, dimana reaksi ini bisa terjadi
dalam cairan sitoplasma ataupun mitokondria pada makhluk hidup. ( baca : Bagian Bagian Sel )

2. Proses Deaminasi
Deaminasi merupakan proses kimiawai pada metabolisme asam amino dengan tujuan melepaskan gugus amina
yang berasal dari senyawa asam amino. Dimana nantinya gugus amina yang sudah dilepaskan dan diproses
akan berubah menjadi amonia. Secara umum, deaminasi terbagi atas 2 proses, yaitu deaminasi oksidatif dan
deaminasi non-oksidatif.

 Deaminasi Oksidatif

Deaminasi oksidatif merupakan proses metabolisme yang terjadi dalam lingkungan aerobik yang menghasilkan
asam okso. Biasanya deaminasi ini terjadi pada saat malam hari ketika kita tidur, dan tempat terjadinya terdapat
di hati meskipun proses deaminasi asam glutamat terjadi di ginjal. Asam glutamat menjadi satu-satunya dari
asam amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif, hal tersebut dikarenakan asam ini adalah hasil akhir
dari reaksi transaminasi. Pada proses deaminasi oksidatif, asam glutamat yang merupakan hasil akhir reaksi
transaminasi akan dikonversi dalam bentuk asam keton yang akan mengalami pergantian gugus amina, gugus
amina ini berubah menjadi keton. Adapun hasil dari proses ini adalah nitrogen dan non-nitrogen. Senyawa non-
nitrogen nantinya akan diolah lebih lanjut melalui proses siklus krebs dan kemudian akan disimpan dalam bentuk
glikogen.

Deaminasi Non-Oksidatif

Deaminasi non-oksidatif adalah proses perubahan serin menjadi asam piruvat yang dihasilkan dari proses katalis
dengan bantuan serin dehidratase. Selain itu terdapat pula proses perubahan treonin menjadi alpa ketoburitat
yang dilakukan oleh treonin dehidratase. Deaminasi non-oksidatif memiliki hubungan dengan deaminasi
oksidatif, dimana hasil dari deaminasi non-oksidatif yang berupa asam piruvat akan digunakan dalam proses
deaminasi oksidatif. ( baca : Sistem Ekskresi Pada Manusia )

Katabolisme Protein
Protein dipecah menjadi asam amino di organ pencernaan dengan bantuan enzim-
enzim tertentu. Setelah menjadi asam amino, asam amino mengalami dekarboksilasi yaitu
pemisahan gugus karboksil dari asam amino sehingga terjadi ikatan baru yang merupakan zat
antara yang masih mengandung unsur N. Kemudian, bisa terjadi metabolisme asam amino
yang berupa transamination. Transamination adalah pemindahan gugus amino dari asam
amino yang satu ke asam amino lainnya. Produk yang dihasilkan antara lain: SGOT dan
SGPT

Protein merupakan salah satu makronutrien yang artinya dia adalah molekul yang dapat
menghasilkan energi lewat siklus krebs dalam bentuk asam amino. Namun, setiap jenis asam
amino masuk melalui jalur yang berbeda-beda.

Berikut ini jalur masuk asam amino di siklus asam sitrat :


1. Jalur Asam Piruvat → alanin (ala), cistein (cys), glisin (gly), hyp, serin (ser), threonin (thr).
2. Jalur Asetoasetil-KoA → leusin (leu), lysin (lys), phenil alanin (phe), triptofan (trp), tyrosin
(tyr).
3. Jalur Asetil Ko-A → triptofan (trp), leusin (leu), isoleusin (ile)
4. Jalur Alfa-ketoglutarat → arginin (arg), histidin (his), glutamin (gln), prolin (pro).
5. Jalur Suksinil Ko-A → isoleusin (ile), metionin (met), valin (val)
6. Jalur Fumarat → tyrosin (tyr), phenil alanin (phe)
7. Jalur Oksaloasetat → Asparagin (asn)

- Anabolisme Protein
Anabolisme protein dalam tubuh manusia terbagi menjadi dua proses yaitu transkripsi
DNA dan translasi mRNA, yang meliputi:
1. Transkripsi DNA
Pada proses ini akan terbentuk mRNA dengan melalui berbagai tahapan, yaitu
a) Inisiasi
Inisiasi dimulai di bagian DNA yang disebut promotor. Sebelumnya ada faktor
inisiasi transkripsi. DNA terdiri dari nukleotida yang panjang. Di nukleotida tersebut ada
motif promotor yang merupakan daerah yang akan ditranskripsi. Ada motif TATA Box,CpG
island,dll. Motif ini menunggu protein faktor transkripsi yang cocok,yang selanjutnya akan
menempel di motif tersebut. Setelah menempel dan berkumpul,motif dan protein sebelumnya
menunggu protein aktivator yang menempel dienhancer yang akan merangsang pembukaan
nukleotida sehingga enzim polimerase 2 dapat masuk dan menempel di promotor. Transkripsi
dimulai di nukleotida ke 25 setelah TATA Box. Ada faktor lain yaitu repressor yang
kemudian menempel pada rangkaian enhancer yang kemudian menempel pada bagian non
coding DNA yang disebut Silencer. Bagian ini overlapping atau berlawanan dengan promotor
kemudian repressor menghentikan RNA polymerase bekerja dan menghentikan proses
ekspresi gen.

b) Elongasi
Pada tahap ini terjadi pembacaan kode-kode untuk menghasilkan mRNA. RNA
polymerase membuk ikatan ganda DNA. Lalu merangkaikan nukleotida-nukleotida RNA
sesuai dengan pasangan basa DNA yang terdapat pada pita DNA template. RNA polimerase
menambahkan nuklotida-nukleotida RNA pada ujung 3’ dari mRNA yang terbentuk dan
merangkaikan nukleotida RNA,ikatan ganda DNA segera terbentuk kembali dan mRNA
keluar dari lilitan DNA template.
c) Terminasi
Transkripsi akan terjadi sampai RNA polymerase mencapai suatu sekuens pada DNA
template yang disebut terminator. RNA polymerase masih melanjutkan merangkaikan
nukleotida RNA sampai beberapa ratus basa sesudah Terminator,sehingga terbentuk loop.
Lalu dilanjutkan RNA processing.
2. Translasi mRNA
Setelah selesai proses transkripsi, sebetulnya mRNA yang terbentuk belum siap untuk
digunakan dalam proses translasi karena masih terdiri atas bagian intron dan exon. Maka
mRNA akan masuk fase RNA processing terlebih dahulu, yang meliputi RNA splicing yang
dibantu oleh enzim spliceosom yang menempel pada intron RNA (bagian mRNA yang tidak
memiliki kode/non coding region) dengan ditandai motif khusus yaitu ‘YURAC’ dan
menempel di bagian A. Enzim spliceosom akan menarik splicing donor yang ditandai dengan
motif AGGU dan splicing acceptoryang ditandai dengan motif GG serta membentuk loop
dan memotong dua bagian tersebut dan menyambungkan 2 daerah exon (coding region).
Selanjutnya ribosom akan menempel di mRNA pada bagian cap 5’ mRNA yang ditandai
dengan adanya Guanosin Trifosfat GTP yang nantinya akan menjadi ribosom binding site.
Apabila mRNA tidak memiliki cap 5’ ribososm akan menempel pada internal ribosom site.
Setelah itu ribosom akan melakukan scanning hingga menemukan kodon start untuk memulai
translasi.
Setelah itu akan terjadi translasi mRNA yang meliputi:
a. Inisiasi
Pada transkripsi akan menghasilkan banyak mRNA kemudian akan lanjut ke
translasi, kemudian bertemu dengan ribosom tepatnya pada retikulum endoplasma. mRNA
membawa kodon untuk menyeleksi asam amino yang spesifik dengan jenis kodon. Saat
bertemu ribosom, kemudian scanning(membaca 3 nukleotida=kodon) sampai bertemu dengan
motif start kodon ATG(ACCAUGG) yang nantinya akan menjadi start kodon. Jika motif kuat
ribosom tidak akan mau mentranlasikan ke start kodon berikutnya begitupun sebaliknya.
(ATG=motif lemah, AUG=motif kuat).
Inisiasi selalu dimulai dengan kodon AUG (methionin), pada saat mRNA mendekati
ujung 5’ menangkap molekul 7 methyl-guanyl/ Cap Binding Protein (CBD). Protein ini
mengatur mRNA untuk berada pada bagian permukaan ribosom yang disebut 40s ribosomal
unit. Pada waktu yang sama tRNA mengikat asam amino methionin dengan bantuan enzim
amino acyl tRNA transferase. Setiap kodon yang dibawa oleh mRNA mempunyai tRNA
kecuali pada stop kodon. Spesifikasi kodon untuk tRNA ditentukan oleh rangkaian 3 basa
yang menjadi komplement codon mRNA, yang disebut anti kodon. Kodon pada mRNA akan
berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon
yang spesifik , jadi 3 nukleotida di antikodon tRNA akan saling berpasangan dengan 3
nukleotida di kodon mRNA menjadi asam amino tertentu. Menempelnya asam nukleat
methionin bersama dengan terbentuknya antikodon merupakan akhir dari tahap inisiasi.
b. Elongasi
Dikatalisasi oleh sejumlah rRNA (ribosomal RNA) bersama dengan serangkaian
faktor protein elongasi yang membawa seri tRNA selanjutnya yang berasosiasi dengan tRNA
sebelumnya. Proses terus berlanjut sampai menemui stop kodon. Setiap tRNA membawa
masing-masing asam nukleat, sehingga terbentuk sekumpulan asam nukleat yang diikat oleh
ikatan peptide membentuk protein.
c. Terminasi
Merupakan proses akhir translasi. Proses ini dimulai dengan stop kodon memasuki
ribosom. Tidak ada tRNA untuk stop kodon dan ikatan peptide terbebas dari ribosom. Proses
ini dibantu oleh beberapa faktor protein terminasi.
Setelah proses translasi mRNA berakhir maka protein yang terbentuk akan disekresikan ke
badan golgi melewati RE kasar dan RE halus.

Pengertian, Tahapan dan Proses siklus urea pada Manusia dan Hewan - Setiap saat makhluk
hidup baik manusia maupun binatang mengekskresikan nitrogen dengan pembagian 95%
dibuang oleh ginjal dan sisanya sebesar 5% dibuang oleh feses. Jalan utama ekskresei
nitrogen adalah sebagi urea yang disintesis dalam hati, dilepas dalam darah dan ditarik oleh
ginjal. Terdapat lima tahap reaksi dalam siklus urea. Reaksi pertama adalah sintesis
karbomoil fosfat. Kondensasi 1 mol masing-masing ion amonium, karbon dioksida, dan
fosfat (yang berasal dari ATP) untuk membentuk karbamoil fosfat dikatalisis oleh karbamoil
fosfat sintase, enzim yang terdapat dalam mitokondria hati organisme ureotelik. Dua mol
ATP yang dihidrolisis selama reaksi ini menyediakan tenaga penggerak untuk sintesis 2
ikatan kovalen-ikatan amida dan ikatan campuran asam karboksilat-asam fosfat anhidrida
dari karbamoil fosfat. Di samping Mg2+ suatu asam dikarboksilat, lebih disukai N-
asetilglutamat, dibutuhkan. Peranan tepat Nasetilglutamat tidak diketahui dengan pasti.

Gambar 1. Siklus urea. (www.elmhurst.edu)


Kehadirannya menyebabkan banyak perubahan konformasional (penyesuaian bentuk) dalam
struktur karbamoil fosfat sintase yang membuka (expose) gugus sulfidril tertentu,
menyembunyikan gugus lainnya, dan mempengaruhi afinitas enzim untuk ATP.

Reaksi kedua adalah sintesis sitrulin. Pemindahan gugus karbamoil dari karbamoil fosfat ke
ornitin, membentuk sitrulin + Pi, dikatalisis oleh L-ornitin transkarbamoilase mitokondria
hati. Reaksi sangat spesifik untuk ornitin dan keseimbangan cenderung kuat ke sintesis
sitrulin.

Reaksi ketiga adalah sintesis argininosuksinat. Dalam reaksi argininosuksinat sintase, aspartat
dan sitrulin diikat bersamaan melalui gugus amino aspartat. Reaksi membutuhkan ATP, dan
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat.

Reaksi keempat adalah pembelahan argininosuksinat menjadi arginin dan fumarat.


Pembelahan reversibel arininosuksinat menjadi arginin + fumarat dikatalisis oleh
argininosuksinase, suatu enzim hati dan jaringan ginjal. Reaksi berlangsung melalui
mekanisme pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk dapat dikonversi menjadi oksaloasetat
melalui reaksi fumarase dan melat dehidrogenase dan selanjutnya ditransaminasi untuk
membentuk kembali (regenerasi) aspartat.
Reaksi kelima adalah pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea. Reaksi ini
menyempurnakan siklus urea dan membentuk kembali (regenerasi ornitin), substrat untuk
reaksi 2. Pembelahan hidrolitik gugus guanidino dari arginin dikatalisis oleh arginase, yang
terdapat dalam hati semua organisme ureotelik. Dalam jumlah yang lebih kecil, arginase juga
terdapat dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar mamae, jaringan testikuler dan kulit. Arginase
hati mamalia diaktifkan oleh Co2+ atau Mn2+ Ornitin dan lisin merupakan penghambat kuat
yang bersaing dengan arginin.

Gambar 2. Enzim yang berperan pada siklus urea. (www.ncbi.nlm.nih.gov)


Tahapan secara lengkap siklus urea dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tahapan reaksi kimia pada siklus urea

Reaksi kimia pada siklus urea

Step Reaktan Produk Enzim Lokasi

1 NH4+ + HCO3− + 2ATP carbamoyl phosphate + 2ADP + Pi CPS1 mitochondria

2 carbamoyl phosphate + ornithine citrulline + Pi OTC mitochondria


3 citrulline + aspartate + ATP argininosuccinate + AMP + PPi ASS cytosol

4 Argininosuccinate Arg + fumarate ASL cytosol

5 Arg + H2O ornithine + urea ARG1 cytosol

Keterangan :

Pi : Ortofosfat atau fosfat anorganik


CPS-1 : enzim carbamoyl phosphate synthetase I
OTC : enzim Ornithine transcarbamoylase
ASS : enzim argininosuccinate synthetase
ASL : enzim argininosuccinate lyase
ARG1 : enzim arginase 1

Gambar 3. Siklus urea berlangsung di mitokondria dan sitosol.


(guweb2.gonzaga.edu)
Reaksi secara keseluruhan dari siklus urea adalah :
NH3 + CO2 + aspartat + 3 ATP + 2 H2O → urea + fumarat + 2 ADP + 2 Pi + AMP + PPi
(pirofosfat)

Karena fumarat diperoleh dari menghilangkan NH3 pada aspartat (step 3 dan 4 pada
tabel) dan PP i + H2O → 2 Pi, maka persamaan reaksi kimianya dapat
disederhanakan menjadi :

2 NH3 + CO2 + 3 ATP + H2O → urea + 2 ADP + 4 Pi + AMP

Protein merupakan makromolekul yang memiliki banyak peran bagi tubuh. Molekul ini merupakan unit pembangun
sel dan memiliki peran fisiologis penting dalam bentuk protein enzim atau hormon. Protein diperoleh dari makanan,
dengan daging, telur dan susu sebagai sumber utama. Protein terbentuk dari molekul asam amino yang saling
berikatan dengan ikatan peptida. Terdapat 20 jenis asam amino yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda-beda.

Protein dalam makanan akan dipecah menjadi asam amino dalam sistem pencernaan manusia. Enzim-enzim pepsin,
tripsin, dan protease akan memecah protein sehingga diperoleh asam amino yang akan diserap dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Asam amino ini akan digunakan dalam proses sintesis protein membentuk enzim, hormon, dan sel-sel
baru.

Baca juga Uji Biuret Untuk Protein

Katabolisme asam amino adalah proses pemecahan molekul asam amino menjadi molekul yang lebih sederhana untuk
dibuang gugus aminanya dan rangka karbonnya digunakan sebagai penghasil energi. Katabolisme asam amino dapat
terjadi apabila tubuh kelebihan pasokan asam amino dari makanan (karena tubuh tidak bisa menyimpan kelebihan
asam amino) atau karena tubuh sangat kekurangan energi disebabkan kelaparan yang sangat ekstrim.

Saat seseorang lapar, glikogen akan dipecah untuk menghasilkan glukosa. Apabila glikogen telah terpakai, lemak
menjadi pilihan selanjutnya untuk digunakan sebagai sumber energi. Apabila lemak sudah terpakai, protein akan
menjadi pilihan terakhir tubuh untuk mencukupi kebutuhan energinya.

Katabolisme asam amino menghasilkan gugus amina dan rangka karbon. Gugus amina akan diubah menjadi
urea untuk dikeluarkan dalam bentuk urin, sedangkan rangka karbon akan digunakan sebagai sumber energi.

Gugus amina dapat dibebaskan dari asam amino melalui reaksi transaminasi, deaminasi, dan dekarboksilasi. Terdapat
sekitar 12 asam amino yang mengalami reaksi transaminasi dalam proses pemecahannya, beberapa asam amino lain
mengalami deaminasi dan dekarboksilasi.
Transaminasi adalah reaksi pemindahan gugus amina secara enzimatik dari suatu asam amino ke suatu asam alfa keto
(alfa ketoglutarat) dan menghasilkan glutamat. Glutamat sendiri merupakan jenis asam amino yang berfungsi
mengumpulkan gugus amina hasil transaminasi. Enzim amino transferase mengkatalisis reaksi transaminasi melalui 2
langkah sebagai berikut.
 Gugus amina dari asam amino ditransfer ke enzim.
 Gugus amina ditransfer ke alfa ketoglutarat menghasilkan glutamat dan enzim kembali seperti semula.

Reaksi deaminasi terbagi menjadi deaminasi oksidatif dan deaminasi non oksidatif. Contoh asam amino yang
mengalami deaminasi oksidatif adalah glutamat yang dikatalisis oleh enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu
oleh NAD+ dan NADP+. Glutamat akan mengalami deaminasi menghasilkan alfa ketoglutarat dan ion ammonium
(NH4+). Contoh asam amino yang mengalami deaminasi non oksidatif adalah serin. Enzim serin dehidrase akan
melepaskan gugus amina dari serin dan menghasilkan asam piruvat. Asam amino treonin juga dapat mengalami
deaminasi non oksidatif oleh enzim treonin dehidratase menghasilkan keto butirat.

Dekarboksilasi adalah proses degradasi asam amino yang menghasilkan senyawa amin. Contoh asam amino yang
mengalami dekarboksilasi adalah histidin yang akan diubah menjadi histamin dan karbondioksida, reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim histidin dekarboksilase. Triptofan juga akan mengalami dekarboksilasi dan menghasilkan
triptamin.

Sedangkan gugus amina di dalam jaringan akan duibah menjadi amonia. Senyawa amonia merupakan racun yang
dapat membahayakan tubuh sehingga perlu diubah menjadi urea yang tidak beracun di dalam hati. Urea kemudian
akan dikeluarkan bersama dengan urin.

Baca juga Siklus Urea, Pengubahan Amonia Menjadi Urea.

Rangka karbon hasil degradasi asam amino akan memasuki siklus krebs untuk diolah menghasilkan energi. Apabila
kebutuhan energi telah tercukupi, rangka karbon akan diubah menjadi glukosa untuk asam amino glukogenik atau
ketosa dan asam lemak untuk asam amino ketogenik.

Rangka karbon asam amino masuk dalam siklus krebs

Masing-masing asam amino memiliki struktur rangka karbon yang berbeda sehingga akan memasuki tahapan siklus
krebs yang berbeda pula. Asam amino asparagin misalnya, setelah mengalami deaminasi dan proses lainnya akan
berubah menjadi oksaloasetat, tirosin akan menjadi fumarat, sedangkan valin akan menjadi suksinil-CoA.
Selengkapnya dapat diperhatikan pada gambar di atas.

Anda mungkin juga menyukai