Anda di halaman 1dari 9

Oseana, Volume XXXIX, Nomor 1, Tahun 2014: 35 -43 ISSN 0216-1877

MANFAAT KITIN DAN KITOSAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Oleh
Rianta Pratiwi"

ABSTRACT

BENEFITS OF CID') IN AND cmroSAN FOR HUMAN LIFE. Shrimpand crab is one of
the non-oil export commodities that produce waste-shaped shell and can be used in the
manufacture of chitin and chitosan. Chitin is the main component of the exoskeleton of
invertebrates, crustaceans and insects in which these components function as components of
proponent and protector. While ehitosan is a natural polymer that is very abundant existence
in nature so it is a trade materials that have high economic value and can be used for human
life. Chitin and chitosan has a very wide usefulness in everyday life. for example as adsorbent
of heavy metal waste and dyes. preservatives, anti-fungal. cosmetics, pharmaceuticals.
flocculants, anti-cancer; and anti-bacterial. This paper attempts to provide an overview and
information that can be used as a shrimp shell mlSte chitin and chitosan are very beneficial
to human life.
dipakai untuk berbagai komoditi penggolahan
PENDAHULUAN seperti kerupuk, terasi, petis, pakan ikan serta
untuk komoditas ekspor sehingga banyak
Indonesia merupakan Negara yang menghasikan limbah kulit udang dalam jumlah
terkenal dengan hasillautnya yang melimpah. yang sangat banyak dan kurang termanfaatkan
Namun hingga saat ini pengolaban basil laut dengan baik. Tidak banya udang kepitingpun
dari krustase belum dioptimalkan. Sebagai juga merupakan salab satu komoditi ekspor non
komoditas pakan yang bernilai ekonomis, migas yang menghasilkan limbab berbentuk
selama ini krustase hanya dimanfaatkan bagian cangkang dan dapat dimanfaatkan dalam
dagingnya sebagai baban campuran pembuatan pembuatan kitin dan kitosan. Contohnya
krupuk, terasi atau makanan ternak dengan kepiting bakau (Scylla spp.) merupakan salah
harga jual lebih rendah dibandingan dengan satukomoditas perikanan yanghidup di perairan
harga bagian cangkangnya yang mengandung pantai, kbususnya di butan bakau (mangrove).
kitosan. Kitosan adalab ekstrak kulit binatang Komunitas kepiting bakau cukup besar
berkulit keras seperti udang dan kepiting. dibanding dengan kepiting rajungan, oleb
Sumber kitosan sangat melimpah di alam karenanya Indonesia merupakan negara
terutama dari hewan golongan krustase seperti pengekpor kepiting bakau. Di samping itu
udang dan kepiting. Indonesia merupakan tingginya protein cakang kepiting bakau
negara bahari yang sangat melimpah akan daripada rajungan, akan mempengaruhi jumlah
sumber-sumber kitosan seperti udang. Udang kitin yang diperoleb (Sanjaya & Yuanita, 2007).
cukup ban yak dikonsumsi masyarakat dan Menurut Muzarelli dalam Taufan & Zulfahmi

1) Bidang Sumber daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-Llf'I, Jakarta

35
(2010), kandungan kitin dalam cangkang sebagai suatu senyawa turunan selulosa yang
kepiting sekitar 71.4 %. gugus hidroksil pada atom C-2 digantikan oleh
Belum dimanfaatkannya limbah gugus asetamido (Taufan & Zulfahmi, 2010).
pengolahan udang dan kepiting sebagai sumber Senyawa turunan tersebut diperoleh dengan
kitosan boleh jadi disebabkan karena belurn cara deproteinasi dan demineralisasi (Sanjaya
dikenalnya industri kitosan secara umurn atau & Yuanita, 2007). Melalui proses deasetilasi,
karena tidak ada publikasi yang memuat proses kitinakan berubah menjadi kitosan (poli(1,4)-2-
yang dikerjakan secara sederhana di Indonesia amina-2-deoksi-I-D-glukosa atau poli-(/-1,4-
(Kusumawati,2009). Seperti selulosa dan kitin, glukosamin) (purnawan et 01.,2008). Nama lain
kitosan merupakan polimer alamiah yang sangat senyawa kitin adalah 2-asetamida-2-deoksi-D-
melimpah keberadaannya di alam. Oleb karena glukopiranosa.
itu, kitosan dapat digunakan sebagai sumber
material alami, sebab kitosan sebagai polimer Sumber- sumber Kitin
alami mempunyai karakteristik yang baik, Kitio merupakan tiga besar dari
seperti dapatterbiodegradasi, tak beracun, dapat polisakarida yang paling banyak di temukan
mengadsorpsi, dan lain-lain (Kusumawati,2009). selain selulosa dan starch (zat tepung). Kitin
menduduki peringkat kedua setelah selulosa
KlTIN DAN KlTOSAN sebagai komponen organik paling banyak di
alamoSelulosa dan starch merupakan zat penting
Kitin bagi tumbuhan untuk membentukmakanannya
Kitin berasal dari bahasa yunani kitin, (zat karbohidrat) dan pembentukan dinding sel.
yang berarti kulit kuku. Kitin merupakan Kitin juga banyak di temukan di dalam rangka
komponen utama dari eksoskeleton invertebrata, luar marine zoo-plankton termasukjenis coral
crustacea dan insekta dimana komponen ini dan jellyfish. Jenis serangga yaitu kupu-kupu,
berfungsi sebagai komponen penyokong dan kumbang mempunyai zat kitin terutama pada
pelindung. Senyawa kitin adalah suatu polimer lapisan kutikula luar. Sedangkan pada dinding
golongan polisakarida yang tersusun at as sel yeast, mushroom, dan jenis jamur lainnya
satuan-satuan beta-(l' !4)2-asetamido-2-deoksi- banyak juga ditemukan kitin (Taufan & Zulfahmi,
D-glukosa atau poli-(/-l,4-N-asetilglukosamin), 2010). Kitin merupakan polimer alamiahyang
yang secara formalnya dapat dipertimbangkan dapat di temukan di alam berbeda-beda
tergantungpada sumbernya. Hal ini dapatdilihat
dari Tabell.
Tabel l. Persentase Kitin pada Binatang Muzzarelli (1985) do/am Taufan & Zulfahmi (2010)
Sumber %Kitin
FUD)ti(iamur) 5-20%
Wonns(cacing) 3-20%
Squigs/octopus (gurita) 30%
Spiders (leba-leba) 38%
Scorpions (kalaiengking) 38%
Cockroaches (kecoa) 35%
Water beetle (kumbang air) 37%
Silkworm 44%
Hermit crab 69%
Kepiting 71%
Udang 20-30%

36
Sifat Fisik J(jtin
Secara umum kit in (C8HI305N)n besar dengao nama kimia Poly N-acetyl-D-
mempunyai bentuk fisis berupa kristal berwama glucosamioe (atau beta (1~) 2-acetamido-2-
putih hingga kuning muda, tidak memiliki rasa, deoxy-Dvglucose). Struktur kitin dapat dilihat
tidak berbau dan memiliki berat molekul yang pada gambar di bawah ini (Gambar 1):

Chitin

Gambar 1. Struktur Kitin (Taufan & Zulfahmi, 2010)

Sirat J(jmia J(jtin KITOSAN SECARA UMUM

Kitin adalah senyawa yang stabil Kitosan dibasilkan dari kit in dan
terhadap reaksi kimia, rendahnya rcaktivitas mempunyai struktur kimia yang sama dengan
kimia, tidak beracun (non toxic) dan bersifat kitin, terdiri dari rantai molekul yang paojang
biodegradable. Kitin tidak larut dalam air dan berat molekul yang tinggi, Perbedaan antara
(bersifat hidrofobik), dalam alkohol serta kitin dan kitosan adaJah pada setiap cincin
tidak larut dalam asam maupun alkali encer. molekul kitin terdapat gugus asetil (-CH3-CO)
Kitin dapat larut dengan proses degradasi pada atom karbon kedua, sedangkan pada
menggunakan asam-asam mineral pekat pada kitosan terdapat gugus amina (-NH). Kitosan
asam formiat anhidrous, namun tidak jelas dapat dibasilkan dari kitin melalui proses
apakah semua jenis kitin dapat larut dalarn asan deasetilasi yaitu dengan cara direaksikan
formiat anhidrous, Mudah tidaknya kitin terlarut dengan menggunakan alkali konsentrasi tinggi
sangat tergantung pada derajat kristalisasi, dengan waktu yang relatiflama dan suhu tinggi.
karena hanya l3-kitin yang terlarut dalam asam Kitosan adalah biopolimer yang roempunyai
formiat anhidrous. Sifat kelarutan, derajat berat keunikan yaitu dalam larutan asam, kitosan
molekul, kelengkapan gugus asetil berbeda-beda memiliki karakteristik kation dan bermuatao
menurut sumber bahan dan metode yang positif sedangkan dalam larutao alkali, kitosan
diterapkan (Taufan & Zulfahmi (2010). akan mengendap. Kitin dan kitosan merupakan

37
polimer linier yang bersifat polikationik. oleh kitosan. Hal ini yang menyebabkan kitosan
Deasetilasi yang terjadi pada kitin hampir tidak lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan
pernah selesai sehingga dalam kitosan masih kitin (Sanjaya & Yuanita, 2007).
ada gugus asetil yang terikat pada beberapa
Sifat Fisik Kitosan
gugus N (Kusumawati, 2009).
Keberadaan gugus hidroksil dan amino Kitosan merupakan kopolimer D-
sepanjang rantai polimer mengalcibatkan kitosan glucosamine dan N-acetyl-D-glucosamine
sangat efektif mengadsorpsi kation ion logam dengan ikatan ~(l64),yang diperoleh dari alkali
beratmaupun kation dari zat-zat organik (protein atau deacetylasi enzimatik dari polisakarida kitin.
dan lemak) (Lee, et al., 200]). Kitosan juga dapat Kitosan mempunyai nama kimia Poly d-
membentuk sebuah membran yang berfungsi glucosamine (beta (1-4) 2-amino-2-deoxy-D-
sebagai adsorben pada waktu terjadinya glucose) (Taufan& Zulfahmi, 2010). Gambar 2
pengikatan zat-zat organik maupun anorganik memperlihatkan struktur polimer kitosan.

Chitoaaa

Gambar 2. Struktur Kitosan (Tautan & Zu.1tahmt,2010)

Kitosan dapat diperoleb dengan berbagai Suatu molekul dikatakan kitin bila
macam bentuk morfologi diantaranya struktur mempunyai derajat deasetilasi (DD) sampai 1()o1o
yang tidak teratur, bentuknya kristaline atau dan kandungan nirogennya kurang dari 7%. Dan
semikristaline. Selain itu dapatjuga berbentuk dikatakan kitosan bila nitrogen yang terkandung
padatan amorfberwarna putih dengan struktur pada molekulnya lebih besar dari 7% berat
kristal tetap dari bentuk awal kitin murni. Kitin (Muzzarelli,1985 dalam Taufan & Zulfahmi,
memiliki sifat biologi dan mekanik yang tinggi 20 10)dan DD lebih dari 70%(Li et al., 1992).
diantaranya adalah biorenewable, Kitosan kering tidak mempunyai titik
biodegradable, dan biofungsional. Kitosan lebur. Bila disimpan dalam jangka waktu yang
mempunyai rantai yang lebih pendek daripada relatiflama pada suhu sekitar 100°F maka sifat
rantai kitin. Kelarutan kitosan dalam larutan keseluruhannya dan viskositasnya akan
asam serta viscositas berubah. Hila kitosan disimpan lama dalam
larutannya tergantung dari derajat keadaan terbuka maka akan terjadi dekomposisi
deasetilasi dan derajat degradasi polimer. warna menjadi kekuningan dan viscositasnya
Terdapat dua metode untuk memperoleb kitin, berkurang. Suatu produk dapat dikatakan
kitosan dan oligomernya dengan berbagai kitosanjika memenuhi beherapa standar seperti
derajat deasetilasi (DD), polimerisasi, dan berat tertera pada Tabel 2.
molekulnya (MW) yaitu dengan kimia dan
enzimatis (Taufan & Zulfahmi, 2010).

38
Tabel2. Standard Kitosan Muzzarelli (1985) do/am Taufan & Zulfahmi (2010)

Deasctilas i ~ 70 % jenis teknis dan


> 95 % ienis pharmasikal
Kadarabu Umwnnya< 1 %
Kadar air 2-10%
Kelarutan Hanya pada pH < 6
Kadar nitrogen 7 - 8,4 %
Wama Putih sampai kuning pucar
Ukuran partikel 5 ASTM Mesh
Viscositas 309 cps
E. coli Negatif
Salmonella Negatif .

Sifat Kimia Kitosan


linier plyamine (poly D-glucosamine), gugus
Kitosan banyak digunakan pada amino yang reaktif gugus hydroksi yang reaktif
berbagai aplikasi, hal tersebut dikarenakan (Muzzarelli, 1973 do/am Taufan & Zulfahmi,
adanya gugus amino pada posisi C2 dan juga 2010).
karena gugus hidroksil primer dan sekunder Kitosan tidak larut dalam air namun larut
pada psosisi C3 dan C6. Kitosan adalab turunan dalam asam, memilki viscositas cukup tinggi
yang paling sederbana dari kitin. Tidak seperti ketika dilarutkan, sebagian besar reaksi
polisakarida kehadiran gugus amino bermuatan karakteristik kitosan merupakan reaksi
positifyang terdapat sepanjang ikatan pilernya karakteristik kitin. Adapun berbagai solvent
menyebabkan molckul dapat mengikat muatan yang digunakan umumnya tidak beracun untuk
negatif permukaan melalui ikatan ionik atau aplikasi dalam bidang makanan seperti tertera
hydrogen, sehingga kitosan memiliki sifat kimia pada Tabe13.

Tabel3. Solvent yang Digunakan untuk Melarutkan Kitosan Taufan & Zulfahmi (2010)
Senyawa Solvent

Kitosan Asam format/air; asam asetat, air; asam laktatlair; asam


utamate/air

Larutan kitosan memiliki sifat-sifat yang 2. Kation Amino (-NH2+)


spesifik dimana terdapat dua jenis gugus asam • Larut dalam larutan dengan pH < 6,5
amino, yaitu: • Memebentuk larutan yang kental
I. Amino bebas (-NH2) • Membentuk gel dengan polyanion
• Larut dalam larutan asam • Dapat larut didalam campuran alkohol
• Tidak larut dalam H2S04 dengan air
• Limited solubility dalam H3P04
• Tidak larut dalam sebagian besar
pelarut organik

39
Mekanisme Reaksi Pembentukan Kitosan dari adisi, dirnana gugus -OH- min masuk ke dalam
Kitin gugus NHCOCH3 kemudian terjadi eliminasi
Reaksi pembentukan kitosan dari kitin gugus CH3 COO- sehingga dihasilkan suatu
merupakan reaksi hidrolisa suatu amida oleh amida yaitu kitosan (Taufan & Zulfahmi, 2010).
suatau basa. Kitin bertindak sebagai amida dan Secara sederhana reaksi pembentukan kitosan
NaOH sebagai basanya. Mula-mula terjadi reaksi dari kitin dapat dilihat pada Gambar 3.

Chitin

,- __ -,I I Deasetilasi

Gambar 3. Reaksi Pembentukan Kitosan dari Kitin (Taufan & Zulfahmi, 2010)

Kitin dan kitosan bersifat non toksik, dimungkinkan terjadinya perubahan sifat dan
dapat mengalami biodegradasi dan bersifat parameter baik fisika maupun kimia sehingga
biokompatibel. Kitin diperoleh melalui beberapa menyebabkan perbedaan sifat antara kitin dan
tahapan proses yaitu deproteinasi, kitosan.
demineralisasi, dan depigmentasi dati cangkang Perbedaan sifat dan parameter tersebut
udang. Kitin kemudian dideasetilasi melalui dapat meliputi perbedaan kelarutan, sifat
proses hidrolisis basa menggunakan basa kuat higroskopis, titik kritis dan dekomposisi, berat
dan pekat sehingga diperoleh kitosan. Selama molekul rata-rata dan dekomposisi polimer
proses pembentukan kitosan sangat (Chebotok et al., 2006 dalam Purnawan et al.,

40
2008; Liu et 01., 2006; Rege et 01.,1999 do/am Sebagai informasi tambabao menurut
Purnawan et 01.,2008; Stephen, 1995; Tolaimate Prayitna, 2009 bahwa kitosan dalam bidang
et 01.,2003). Beberapa perbedaan sifat dan makaoan dapat juga sebagai baban peningkat
parameter antara kitin dan kitosan dapat daya awet bagi berbagai produk pangan seperti
dianalisis secara termal menggunakan Thermo bakso, sosis, nuget, jus buahlsayur, tabu, ikan
Gravimetric Analysis dan Differential Thermal asin, mi basab, produk olahan ikan, buah-
Analysis (TGA-DTA) (Pumawan et 01.,2008). buahan, mayonise, dodol dan lain sebagainya,
karena memiIiki aktifitas antimikroba dan
MANFAAT KITIN DAN KITOSAN BAGI antioksidan. Penggunaan kitosan pada produk
MANUSIA pangan dapat menghindarkan konsumen dari
kemungkinan terjangkitnya penyakit typhus.
Kitin dan kitosan memiliki kegunaan Sedaogkan kitosan pada bidang kesehatan juga
yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai; pengbambat
misalnya sebagai adsorben limbah logam berat perbanyakao sel kanker lambung manusia dan
dan zat warna, pengawet, anti jarnur, kosmetik, meningkatkan daya taban tubuh.
farmasi, flokulan, anti kanker, dan anti bakteri Kitosan dapat mengikat lemak dan
(Prashantb & Tbaranatban, 2007; Stephen. 1995; menghambat penyerapan lemak oleh tubuh dan
Lee, et 01., 1999; Liu, et 01" 2006). Selain itu mengurangi LDt yang dikenal oleh masyarakat
kitosan sendiri memiliki beberapa manfaat bagi sebagai kolesterol jabat sebingga dapat
manusia, seh ingga merupakan bahan menurunkan kadar kolesterol darab secara efektif
perdagangan yangmemiliki nilai ekonomi yang dan aman, tanpa efek samping. Kenapa
tinggi. Manfaat kitosan an tara lain adalab: (I) demikian? Karena Kitosao dapat menjerat lemak
dalam bidang pertanian, kitosan menawarkan (fat absorber) dan mengeluarkannya bersarna
alternatif alami dalam penggunaan baban kimia kotoran, hal ini disebabkan kitosan sebagai serat
yang terkadang berbahaya bagi lingkungan dan tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga
manusia. Kitosan membuat mekanisme penggunaao kitosan akan mengurangi resiko
pertabaoan pada tumbuhan (seperti vaksin bagi terkena kolesterol tinggi.
manusia), menstimulasi pertumbuhan dan Kitosan juga dapat mengurangi beban
merangsang enzim tertentu (sintesa fitoaleksin kerja lever (hati) dan mengurangi tekanan kerja
kitinase, pectinnase, glucanase dan lignin): organ tubuh lain akibat adanya lemak yang
Pengontrol organik baru ini menawarkan berlebihan. Dapat juga membantu mengontrol
pendekatan sebagai alat biokontrol; (2) dalam tingkat asam urat, sehiogga terhiodar dari
bidang pengolahan air, kitosan dapat penyakit encok dan batu ginjal, Kitosan dapat
dimanfaatkan sebagai baban baku pembuatan digunakan untuk mempercepat penyembuban
~emlran ultrafiltrasi; (3) dalam bidang makanan, luka dan kerusakan tulang.
kitosan sudab ban yak digunakan dalam Kitosan dapatmenghindarkan konsumen
komposisi makanan di Jepang, Bropa dan dari kernungkinan terjangkit penyakit typhus,
Amerika Serikat, sebagai peraogkap lemak yang karena kitosan dapat menghambat pertumbuhao
merupakan terobosan dalam bidang diet; dan berbagai mikroba patogen penyebab penyakit
(5) dalam bidang kesebatan, kitosan digunakan typhus seperti Salmonella enterica, S. enterica
untuk bakteriostatik, immunologi, anti tumor, var. Paratyphi-A dan S. enterica var. Paratypbi-
cicatrizant, homeostatic dan anti koagulan, obat B (prayitna, 2009). Kitosan pada bidang
salep untuk luka, ilmu pengobatan mala, ortopedi kosmetika dapat dimanfaatkan sebagai
dan penyembuban jahitan akibat pembedahan pelembab, aotioksidan, tabir surya pada produk
(Kusumawati,2009).
kosmetik.

41
Kea manan Penggunaan Produk Kitosan DAFfAR PUSfAKA
Kitosan telah mendapatkan persetujuan
dari BPOM No. HK.00.05.52.6581 untuk Kusumawati, N, 2009. Pemanfaatan Limbah
digunakan dalam produk pangan. Di Amerika Kulit Udang Sebagai Bahan Baku
kitosan telah mendapat pengesahan sebagai Pembuatan Membran Ultrafiltrasi. Inotek.
produk GRAS (Generally Recognised As Safe) 13(2): 113-120.
oleh FDA. Selain aman kitosan yang diproduksi
Lee, S., Cho, I.S., and Cho, G, 1999.Antimicrobial
oleh PT. Araminta Sidhakarya juga telah
mendapatkan sertifi.kat halal dari LPPOM-MUI and Blood repellent Finishes for Cotton
No. 00170043490307 (sebagai pengawet) dan and Nonwoven Fabrics Based on
00170043510307 (sebagai pelapis). Kitosan and Fluoropolymers, Text. Res.
J. 69 (2): 104- 112.
PENUIUP Liu, N., Chen, X.G, Park, HI., Liu, C.G,Liu, C.S.,
Meng, X.H., and Yu,L.J., 2006. Effect of
Banyaknya limbah padat hasil perikanan MW and Concentration of Kitosan on
seperti pembuangan kepaLa udang dan Antibacterial Activity of Escherichia Coli,
cangkang kepiting yang dahulu belum Carbobydr. Polym. 64: 60 - 65.
termanfaatkan, kini telah dapat dimanfaatkan
dengan baik. Pengolahan kitin dan kitosan Prayitna, G 2009. Apa-itu-kitosan-dan-apa-
kegunaannya sangat luas dalam keperluan manfaatnya. http://gunawanpravitna.
sehari hari. Kitin dan kitosan diolah sebagai wordpress.coml20091l21l81 apa-itu-
bahanpengawet atau anti jamur di bidang kuliner kitosan-dan-apa-manfaatnval (diakses
(makanan), di bidang kosmetik, farmasi, bidang 21 Nov, 2013)
kesehatan sebagai anti kanker, anti bakteri dan Purnawan, C., N. A. Hidayat, I. Kartini, E.
bidang pertanian. Suguharto, 2008. Kajiao An alisis Termal
Kitin dan kitosan merupakan polimer Kitin-Kitosan Cangkaug Udang
alamiah yang sangat melimpah keberadaannya Menggunakan Thermogravimetric
di alam dan merupakan senyawa golongan Analysis Dan Differential Thermal
karbohidrat yang dapat dihasilkan dari limbah Analysis (TGA-DTA). Sains dan
hasillaut, kbususnya golongan udang, kepiting, Terapan Kimia, 2 (2 ): 44 - 52.
ketam, dan kerang. Kitin diperoleh dengan
melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Sanjaya, I. & L. Yuanita, 2007. Adsorpsi Pb (Il)
Kitosan merupakan produk dari proses oleh Kitosan Hasil Isolasi Kitin
deasetilasi kitin, yang memiliki sifat unik, karena Cangkaog Kepiting Bakau (Scylla sp.)
polimer ini memiliki gugus amin yang bermuatan Jumal Ilmu Dasar. 8 (1): 30-36.
positif, sedangkan polisakarida lain umumnya
Subardi, 1993. Khitin dan Khitosan. Pusat Antar
bersifat netral atau bermuatan negatif. Oleh
Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta:
karena itu, kitosan dapat digunakan sebagai
sumber material alami, sebab kitosan sebagai
UGM.
polimer alami mempunyai karakteristik yang Stephen, A. M., 1995. FoodPolysaccharides and
baik, seperti dapat terbiodegradasi, tak beracun Their Application, University of Cape
dan dapat mengadsorpsi. Town, Rondebosch, Marcel Dekker, Inc,
p.442-450.

42
Taufan, M. R S. &Zulfahmi, 2010. Pemanfaatan of Kitin and Kitosans with Controlled
Limbah Kulit Udang sebagai Bahan Physico-Chemical Properties, Polimer,
Anti Rayap (Bio-termitisida) pada Science Direct, Elsevier; 44: 7939 - 7952.
Bangunan Berbahan Kayu, Skripsi.
Prashanth, K.V.H., and Tharanathan, RN., 2007,
Universitas Diponegoro, Semarang, 44
Kitin/Kitosan Modifications and Their
hal.
Unlimited Application Potentia I-An
Tolaimate, A., Desbrieres, 1., Rhazi, M., Alagui, Overview, FoodSci. Tech. 18:117-131.
A., 2003, Contribution to the Preparation

43

Anda mungkin juga menyukai