Anda di halaman 1dari 30

SCIENCE WRITING COMPETITION 2019

TINGKAT SMP/MTs SE-JAWA BALI

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) SEBAGAI


PENGHILANG NODA ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN

BIOTEKNOLOGI

Disusun Oleh:
Aulia Maperlina 3915
Lutfi Vidya Rista 3950
Widya Dewi N. K. 4005

Guru Pembimbing
Mochamad Hasan Rifai

SMP ISLAM PARLAUNGAN


SIDOARJO
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
SCIENCE WRITING COMPETITION

Judul karya tulis ilmiah : Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai


Penghilang Noda Alternatif Ramah Lingkungan
Nama Ketua Tim : Aulia Maperlina
NIS : 3915
Sekolah : SMP Islam Parlaungan
Alamat Sekolah : Jl.Berbek I /2-4, Waru, Sidoarjo
No. Telepon/HP/Fax : 031-8668298
E-mail : ..........................................
Nama Guru Pembimbing : Mochamad Hasan Rifai
Identitas Anggota :
No Nama Siswa NIS Nama Sekolah
1. Lutfi Vidya Rista 3950 SMP Islam Parlaungan
2. Widya Dewi N. K. 4005 SMP Islam Parlaungan

Sidoarjo, 28 September 2019


Ketua Tim

Aulia Maperlina
NIS. 3915

Menyetujui, Mengetahui,
Kepala SMP Islam Parlaungan Guru Pembimbing

CHUSNUL MUNAWAROH, S.Si MOCHAMAD HASAN RIFAI


NIP. - NIP. -

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama ketua tim : Aulia Maperlina
NIS : 3915
Sekolah : SMP Islam Parlaungan
Alamat Sekolah : Jl. Berbek I / 2-4, Waru, Sidoarjo
No. Telepon/HP/Fax : 031-8668298
e-mail :

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul: “Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi) sebagai Penghilang Noda Alternatif Ramah Lingkungan”
adalah bersifat original dan bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang lain
serta belum pernah mandapat penghargaan pada lomba SWC tahun lalu, lomba
karya tulis lainnya, dan/atau dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila di
kemudian hari permyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh panitia SWC 2019 HMJ IPA Unesa berupa diskualifikasi dari
kompetisi. Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya,untuk dapat
dipergunakan bilamana diperlukan.

Sidoarjo, 28 september 2019


Mengetahui, Yang menyatakan,
Kepala SMP Islam Parlaungan

CHUSNUL MUNAWAROH, S.SI AULIA MAPERLINA


NIP. NIS 3915

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun sebuah karya tulis ilmiah
yang berjudul “Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai Penghilang Noda
Alternatif Ramah Lingkungan”. Karya tulis ilmiah berisi uraian cara pembuatan
penghilang noda alternatif yang ramah lingkungan berbahan dasar belimbing wuluh
dan efektivitas penggunaannya dalam upaya memberikan alternatif solusi
permasalahan limbah di lingkugan. Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas
dari peran dan bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang Tua kami yang selalu memberikan restu, doa, dukungan moral dan
materi kepada kami.
2. Bapak Mochamad Hasan Rifai selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah.
3. Ibu Chusnul Munawaroh, S.Si selaku Kepala SMP Islam Parlaungan yang
mendukung, memotivasi dan memberikan kami kesempatan untuk mengikuti
lomba karya tulis ilmiah.
4. Bapak dan Ibu Guru SMP Islam Parlaungan khususnya Ibu Amanda Dwi
Ristanti yang selalu mendukung dan memberikan saran dalam penyusunan
karya ilmiah ini.
5. Panitia Gebyar Ilmiah Sains (GIS) 2019 dari program studi pendidikan sains
FMIPA Unesa yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
berinovasi dan berkompetisi.
6. Teman-teman serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan, namun penulis telah berusaha menyelesaikan karya tulis dengan
sebaik-baiknya. Selanjutnya, saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan di masa mendatang. Semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat.
Sidoarjo, 28 September 2019
Penulis

iii
BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi)
SEBAGAI PENGHILANG NODA ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN

Aulia Maperlina, Lutvi Lutfi Vidya Rista, Widya Dewi N. K.


SMP Islam Parlaungan, Waru – Sidoarjo

ABSTRAK

Pesatnya industrialisasi menimbulkan berbagai dampak terhadap pola hidup


masyarakat. Pemukiman penduduk semakin padat dan juga dibarengi dengan
meningkatnya limbah yang dihasilkan diantaranya adalah limbah cair rumah tangga akibat
penggunaan sabun, detergen, dan dan pembersih noda berbahan kimia. Salah satu upaya
penanggulangannya adalah dengan memanfaatkan bahan alami yang ramah lingkungan
sebagai alternatif. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah belimbing wuluh
karena memiliki kandungan senyawa yang dapat menghilangkan noda, juga karena jumlah
yang melimpah dan kurang dimanfaatkan dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan
membuat inovasi penghilang noda berbahan belimbing wuluh dan mengetahui
efektivitasnya. Penelitian dilakukan dengan membuat produk dalam 3 tahap mulai awal
sampai pengembangannya dan uji coba pada tiap tahap tersebut. Proses diawali dengan
pengambilan kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam belimbing wuluh dengan
merendam belimbing wuluh yang telah dikurangi kadar airnya dalam alkohol 98% selama
24 jam, kemudian dilanjutkan dikembangkan menjadi bentuk sabun, dan pada proses akhir
kemudian dijadikan dalam beberapa jenis sabun (padat, serbuk, cair). Berdasarkan uji coba
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa produk yang dibuat mampu menghilangkan noda
seperti halnya produk di pasaran. Hal tersebut dikarenakan senyawa saponin pada
belimbing wuluh berfifat seperti sabun. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk
ini tidak menyebabkan iritasi pada kulit serta ramah lingkungan dengan busa yang minim.

Kata Kunci: Belimbing Wuluh, Pembersih Noda, Sabun, Saponin

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ..................................................... 3
F. Pentingnya Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belimbing Wuluh .................................................................................. 4
B. Detergen ................................................................................................. 6
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian .................................................................................... 8
B. Prosedur Penelitian ................................................................................ 8
1. Pembuatan Produk ............................................................................. 8
2. Uji Coba Produk ................................................................................ 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ....................................................................................................... 11
B. Pembahasan ........................................................................................... 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Belimbing Wuluh ................................................................ 4
2.2 Kandungan Senyawa Organik pada Buah Belimbing Wuluh ................ 5
3.1 Tabel Pengamatan Uji Coba I ................................................................ 10
3.2 Tabel Pengamatan Uji Coba II............................................................... 10
3.3 Tabel Pengamatan Uji Coba III ............................................................ 10
4.1 Hasil Uji coba I ..................................................................................... 11
4.2 Hasil Uji coba II .................................................................................... 11
4.3 Hasil Uji coba Produk akhir berupa serbuk .......................................... 12
4.4 Hasil Uji coba III (Organoleptik) .......................................................... 12

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Belimbing Wuluh ..................................................................................... 4
3.1 Desain penelitian pengembangan menurut Dr. Y Moeljadi Pranata, M.Pd 8

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Pembuatan Produk dan hasil Uji Coba ....................... 16
2. Biodata ketua dan anggota tim .......................................................... 18

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industrialisasi di perkotaan menyebabkan berbagai perubahan pola hidup
dan dampak pada lingkungan. Industrialisasi memberikan banyak terbuka
lowongan pekerjaan baru di daerah perkotaan dan kawasan industri. Industrialisasi
tersebut juga mengakibatkan mobilitas penduduk menuju perkotaan sehingga
pemukiman menjadi semakin padat dan terkonsentrasi pada wilayah tertentu.
Permasalahan lain adalah munculnya berbagai jenis limbah yang dibuang ke
lingkungan yang dapat berupa limbah padat maupun cair.
Padatnya pemukiman di wilayah tertentu menyebabkan meningkatnya
berbagai limbah. Pada wilayah yang padat pemukiman setiap harinya akan
menghasikan limbah cair rumah tangga yang dibuang ke lingkungan. Limbah
tersebut berasal dari penggunaan berbagai bahan kimia yang digunakan untuk
pembersih noda semisal sabun, detergen, pencuci perabot, sampo dll. Berbagai
limbah tersebut akan sangat merusak perairan di sekitar. Detergen maupun limbah
pembersih noda berbahan kimia memiliki dampak yang negatif bagi lingkungan
salah satunya yaitu limbah yang dihasilkan dari detergen beracun dalam air dan sulit
diuraikan oleh mikroorganisme.
Pencemaran lingkungan yang semakin besar perlu ditanggulangi dan
dikurangi dengan berbagai usaha. Penggunaan detergen dan sabun berbahan kimia
yang berbahaya dapat dikurangi dengan menggantinya dengan bahan ramah
lingkungan yang berbahan dasar alami. Beberapa jenis tumbuhan dapat digunakan
untuk dijadikan bahan pembersih noda yang alami.
Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih noda
adalah belimbing wuluh. Secara tradisional di pedesaan belimbing wuluh sudah
banyak digunakan dalam mencuci dengan cara yang sangat sederhana. Dengan
demikian sebenarnya belimbing wuluh sangat potensial untuk dijadikan sebagai

1
bahan penghilang noda jika dapat diolah dengan tepat dan dijadikan sebuah produk
yang layak dipasarkan.
Berbagai hal dapat menjadi pertimbangan dalam pemanfaatan belimbing
wuluh sebagai bahan penghilang noda. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
tumbuh dengan baik di daerah tropis. Setiap kali berbuah, tanaman ini
menghasilkan buah yang cukup banyak. Buah yang sudah matang harus cepat
dipanen karena buah belimbing wuluh mudah sekali gugur dari pohonnya dan
mudah membusuk. Rasa buah belimbing wuluh yang masam menyebabkan tidak
banyak orang yang mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Rasa asam buah
ini berasal dari asam sitrat dan asam oksalat. Selain mengandung senyawa asam
tersebut, belimbung wuluh juga mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin,
glukosida, kalsium, kalium, vitamin C, dan peroksidase (Maryani dan Lusi, 2004).
Beberapa senyawa tersebut bila dimanfaatkan akan dapat digunakan sebagai dasar
pembersih noda
Penelitian yang telah dilakukan oleh Ardiansyah, dkk.(2017) mengatakan
bahwa buah mengkudu dapat dijadikan sebagai pembersih noda pakaian karena
buah mengkudu memiliki kandungan saponin yang dijadikan sebagai anti mikroba
dan menimbulkan busa apabila dikocok dengan air. Sedangkan buah belimbing
wuluh juga memiliki kandungan saponin. Dengan jumlah belimbing wuluh yang
melimpah namun tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan optimal sehingga
untuk meningkatkan kualitas belimbing wuluh akan diolah menjadi pembersih atau
penghilang noda pada pakaian.
Dari latar belakang diatas, peneliti ingin mencari salah satu solusi dari
permasalahan lingkungan tentang limbah cair rumah tangga yaitu dengan
menggunakan belimbing wuluh sebagai bahan alternatif untuk produk pembersih
noda. Maka kemudian disusunlah karya tulis ini dengan judul “Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi) sebagai Penghilang Noda alternatif Ramah Lingkungan”.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pemanfaatan alami belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
sebagai bahan pembersih noda?
2. Bagaimana efektivitas pembersih noda dari belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara pemanfaatan alami belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
sebagai bahan pembersih noda.
2. Mengetahui efektivitas pembersih noda dari belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk:
1. Masyarakat, yaitu dapat memanfaatkan barang yang semulanya hanya limbah
dan tidak bernilai, menjadi bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
2. Lingkungan, yaitu dapat mengurangi kuantitas dan pencemaran limbah
3. Peneliti, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan berinovasi untuk hal yang
berguna bagi lingkungan dan masyarakat.
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
produk penghilang noda yang ramah lingkungan terutama dalam hal pencemaran
air. Selain itu produk ini juga diharapkan memiliki kualitas sama atau bahkan lebih
baik dibandingkan dengan produk penghilang noda yang ada di pasaran.
F. Pentingnya Penelitian
Penggunaan zat-zat kimia untuk bahan pembersih noda telah digunakan
oleh mayoritas masyarakat. Banyaknya penggunaan zat kimia tersebut akan sangat
mengganggu lingkungan karena limbah yang ditimbulkannya. Pentingnya
penelitian ini adalah sebagai usaha salah satu usaha untuk mencari solusi masalah
lingkungan tersebut dengan mencari alternatif bahan penghilang noda berbahan
dasar alami yang lebih ramah terhadap lingkungan sehingga dapat mengurangi
pencemaran.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belimbing Wuluh
Buah belimbing wuluh salah satu buah yang memiliki keasaman sangat
tinggi. umumnya, buah belimbing digunakan sebagai tambahan dalam olahan
sayur. Seperti pada gambar 2.1 merupakan gambar buah belimbing wuluh sebagai
berikut :

Gambar 2.1 Belimbing Wuluh


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Buah belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari
keluarga Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua
jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing asam ( Averrhoa
bilimbi) atau belimbing wuluh.
Klasifikasi ilmiah untuk belimbing wuluh adalah sebagaimana disajikan
pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Belimbing Wuluh
Kingdom Plantae
Sub-kingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub-kelas Roidae
Ordo Geraiales
Famili Oxalidaceae
Genus Averrhoa
Spesies Averrhoa bilimbi L
Sumber: Lathifah :2008

4
Belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin,
glukosida, kalsium, kalium, vitamin C, dan peroksidase (Maryani dan Lusi, 2004).
Carangal et. al. (1961) melaporkan bahwa belimbing wuluh mengandung senyawa
asam organik yang ditampilkan pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Kandungan Senyawa Organik pada Buah Belimbing Wuluh
Jenis Asam Organik Satuan Jumlah
Asam Asetat mEq/100 g total padatan 1.6-1.9
Asam Nitrat mEq/100 g total padatan 92,6-133,8
Asam Format mEq/100 g total padatan 0,4-0,9
Asam Laktat mEq/100 g total padatan 0,4-1,2
Asam Okulat mEq/100 g total padatan 5,5-8,9
Sumber: Carangal, et al (1961)
Pada penelitian sebelumnya oleh Ardiansyah dkk. (2017) mengatakan
bahwa buah mengkudu dapat dijadikan sebagai pembersih noda pakaian karena
buah mengkudu memiliki kandungan saponin yang dijadikan sebagai anti mikroba
dan menimbulkan busa apabila dikocok dengan air. Pada buah belimbing wuluh
juga memiliki kandungan saponin sebesar 3,582.
Saponin berasal dari bahasa Latin Sapo yang artinya sabun, karena sifatnya
seperti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang
menimbulkan busa apabila dikocok didalam air dan pada konsentrasi yang rendah
dapat menyebabkan hemopilis pada sel darah merah. Saponin merupakan senyawa
yang memiliki tegangan permukaan yang kuat sebagai antimikroba dengan
mengganggu kestabilan membran sel bakteri yang menyebabkan lisis sel, karena
saponin merupakan semipolar dapat larut dalam lipid air, sehingga senyawa ini
akan terkonsentrasi dalam sel mikroba (Resky, 2015).
Saponin merupakan glikosida yang memiliki sifat yang khas membentuk
busa. Saponin terdiri atas aglikogen polisiklik yang disebut sapogenin dan gula
sebagai glikon. Sapogenin hadir dalam dua bentuk yaitu steroid dan triterpenoid.
Saponin pada tanaman diindikasikan dengan adanya rasa pahit dan apabila
dicampur dengan air akan membentuk busa stabil serta membentuk molekul dengan
kolesterol (Poniman, 2011). Kandungan saponin pada tanaman buah belimbing
wuluh yaitu saponin triterpen sebesar 3,582 yang dapat memberikan efek
antitussives dan espectorant yang membantu menyembuhkan batuk.

5
B. Detergen
Detergen berasal dari material sintetik (hidrokarbon minyak atau batu bara),
garam kalsium dan magnesium larut dalam air, tidak bersifat biodegradable (terurai
di alam), daya cuci yang lebih kuat daripada sabun, tetapi terlalu kuat untuk kulit
(Burns, 2011).
Ada dua jenis detergen sebagai berikut:
a. Detergen keras yaitu sukar diuraikan oleh bakteri sehingga menimbulkan
pencemaran lingkungan.
b. Detergen lunak yaitu dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak terlalu
menimbulkan pencemaran.
Penggunaan detergen dapat menyebabkan resiko bagi kesehatan dan
lingkungan. Limbah deterjen yang dihasilkan akan berdampak negatif terhadap
lingkungan karena deterjen merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan
minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia, seperti surfaktan (bahan
pembersih), alkyl benzene (ABS). Resiko detergen yang paling rendah pada
manusia adalah iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit. Hal ini
disebabkan karena detergen yang telah beredar memiliki pH tinggi. Selain itu,
dampak yang ditimbulkan pada lingkungan adalah pencemaran akibat detergen
yang mengakibatkan timbulnya bau busuk, dapat merusak insang dan organ
pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang
kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Hal yang utama yaitu penggunaan
fosfat sebagai builder dapat menjadi salah satu penyebab proses eutrofikasi
(pengkayaan unsur hara yang berlebihan) pada sungai/danau yang ditandai oleh
ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok menyebabkan terjadinya
pendangkalan sungai.
Tanpa disadari badan-badan air di perairan umum disekitar kita terutama
yang relatif tergenang seperti situ, danau, dan waduk bahkan pantai tertutup sedikit
demi sedikit berubah warna menjadi kehijauan. Para pakar ekologi perairan sepakat
bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh peningkatan kepadatan fitoplankton
yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi nutrien/hara terlarut dalam badan
air yang dapat berasal dari dalam dan luar ekosistem. Pada interaksi kompleks

6
antara nutrien, fitoplankton dan zooplankton tersebut menyebabkan badan air yang
mengalami eutrofikasi pada akhirnya akan didominasi oleh sejenis fitoplankton
tertentu yang pada umumnya tidak bisa dimakan oleh fauna air terutama
zooplankton dan ikan termasuk karena beracun (Garno, 2012).
C. Kerangka Berpikir
Belimbing wuluh merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh
namun tidak banyak yang memanfaatkannya secara maksimal. Sebagian besar
pemanfaatan belimbing wuluh hanya untuk bahan sayuran dan bumbu tambahan
pada makanan. Produktifitas belimbing wuluh sangat besar untuk setiap pohon dan
juga mudah untuk jatuh dan busuk, namun tidak diimbangi oleh penggunaannya
sehingga banyak elimbing wuluh yang terbuang sia-sia dan busuk.
Beberapa kajian menunjukkan bahwa dalam buah belimbing wuluh
memiliki banyak kandungan senyawa yang bermanfaat. flavonoid, saponin, dan
tanin merupakan beberapa senyawa yang terdapat dalam belimbing wuluh. Khusus
pada senyawa saponin memiliki sifat seperti sabun atau penghilang noda
sebagaimana pada penelitian sebelumnya tentang penggunaan saponin pada buah
mengkudu yang dapat digunakan menghilangkan noda. Berdasarkan hal tersebut
maka saponin pada belimbing wuluh juga seharusnya dapat digunakan sebagai
pembesih noda. Kandungan Flavonoid dan tanin dalam belimbing wuluh dapat
digunakan sebagai zat anti septik. Sehingga dengan beberapa kandungan senyawa
tersebut maka belimbing wuluh akan sangat baik dan cocok jika dikembangkan
menjadi bahan penghilang noda yang serbaguna, tidak hanya untuk pakaian namun
juga dapat digunakan untuk sabun.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan yang bertujuan
membuat sebuah produk pembersih noda dengan memanfaatkan tumbuhan yang
kurang banyak dimanfaatkan dengan maksimal oleh orang yaitu belimbing wuluh.
Rancangan penelitian ini kami memodifikasi rancangan penelitian Dr.Y. Moeljadi
Pranata, M.Pd. (2013) yang sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1. Desain penelitian pengembangan menurut Dr.Y.Moeljadi Pranata,M.Pd.


(Sumber: Pranata, 2013)

B. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Produk
Pembuatan produk terbagi menjadi tiga tahapan yaitu:
a. Tahap pertama
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah Maserasi yaitu
mengambil kandungan senyawa kimia organik dalam belimbing wuluh
dengan cara merendam blimbing wuluh yang sudah dihancurkan atau
dihaluskan dan kemudian airnya dibuang. Ampas atau residunya kemudian
direndam dengan alkohol dan didiamkan sekama 24 jam. Setelah 24 jam
kemudian disaring kembali dengan kain saring dan diambil filtratnya.

8
b. Tahap kedua
Tahap kedua ini adalah proses pembuatan bahan baku sabun atau
penghilang noda dengan bahan dasar belimbing wuluh yang telah diproses
pada tahap pertama. Proses yang dilakukan adalah dengan mereaksikan
larutan NaOH dengan Minyak goreng dan ditambahkan bahan hasil
maserasi yang telah dilakukan pada tahap pertama
c. Tahap ketiga
Pada tahap ketiga dilakukan proses pengubahan bentuk bahan bak
sabun menjadi beberapa produk yang diinginkan yaitu padatan (Sabun),
serbuk (Detergen), dan cair (sabun cair).
2. Uji Coba Produk
a. Desain Uji Coba
 Uji Coba I
Dilakukan dengan membandingkan kemampuan membersihkan noda
antara produk tahap I (Hasil Proses Maserasi belimbing wuluh)
dengan larutan detergen cair dan Alkohol 96% untuk menghilangkan
beberapa jenis noda (saus, kecap, dan stabilo).
 Uji Coba II,
Dilakukan untuk menguji kembali kemampuan hasil produk sabun
pembersih noda (Produk tahap II) dalam mengangkat beberapa jenis
noda (Saus, Kecap, dan stabilo)
 Uji Coba III,
Dilakukan uji penggunaan produk akhir dan juga uji organoleptik
produk akhir (Sabun batang, Detergen, dan Sabun Cair) kepada
pengguna (responden) secara langsung kemudian diminta untuk
memberikan pendapat terkait bentuk, Aroma, reaksi di tangan, jumlah
busa.
b. Instrumen Pengumpulan Data
 Uji Coba I
Tabel Pengamatan yang digunakan dalam uji coba adalah seperti
pada tabel 3.1 berikut:

9
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Uji Coba I
Detergen (20 ml) Produk I (20 ml) +
Alkohol 96%
+ Air (100 ml) Air (100 ml)
Noda saus
Noda kecap
Noda stabilo
Keterangan:
- : Tidak terdapat perubahan keadaan noda (Tetap)
+ : Terdapat pengurangan kondisi noda (masih ada bekas)
++ : Tidak ada bekas noda (hilang dengan sempurna)
 Uji Coba II
Tabel Pengamatan yang digunakan pada uji coba II seperti
ditunjukkan tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Tabel Pengamatan Uji Coba II
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Noda saus
Noda kecap
Noda stabilo
Keterangan:
Dituliskan kondisi noda sebelum dan sesudah dimasukkan pada
larutan sabun produk II.
 Uji Coba III
Uji coba organoleptik kepada 5 orang responden dengan tabel hasil
seperti ditunjukkan tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Tabel Uji Coba III
Reaksi di Jumlah
Responden Tekstur Aroma
tangan Busa

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
 Uji Coba I
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba I
Detergen (20 ml) + Produk I (20 ml) +
Alkohol 96%
Air (100 ml) Air (100 ml)
Noda saus ++ ++ ++
Noda kecap ++ - +
Noda stabilo + - ++
Keterangan:
- : Tidak terdapat perubahan keadaan noda (Tetap)
+ : Terdapat pengurangan kondisi noda (masih ada bekas)
++ : Tidak ada bekas noda (hilang dengan sempurna)
 Uji Coba II
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba II
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Noda saus

Kotor Noda Telah hilang


Noda kecap

Kotor Noda telah hilang


Noda stabilo

Terdapat sedikit bekas


Warna Tebal Stabilo

11
 Uji Coba III
Uji coba produk akhir berupa serbuk (Detergen) pada noda yang lebih banyak.
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Produk akhir berupa serbuk
Sebelum Sesudah

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba III (Organoleptik)


Reaksi di Jumlah
Responden Bentuk Tekstur Aroma
tangan Busa
Padat Halus Harum Kesat Sedikit
1 Serbuk Halus Harum Kesat Sedikit
Cair Halus Harum Kesat Sedikit
Padat Halus Harum Kesat Sedikit
2 Serbuk Kasar Harum Kesat Sedikit
Cair Halus Harum Licin Normal
Padat Kasar Harum Kesat Sedikit
3 Serbuk Halus Harum Licin Sedikit
Cair Halus Harum Licin Sedikit
Padat Kasar Harum Kesat Sedikit
4 Serbuk Kasar Harum Licin Sedikit
Cair Halus Harum Licin Normal
Padat Kasar Harum Kesat Normal
5 Cair Kasar Harum Kesat Normal
Serbuk Halus Harum Licin Banyak

12
B. Pembahasan
Pada tahap pertama yang dilakukan adalah proses “maserasi” yang mana
bertujuan mengambil kandungan senyawa kimia yang ada dalam belimbing wuluh.
Belimbung wuluh mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin, glukosida,
kalsium, kalium, vitamin C, dan peroksidase (Maryani dan Lusi, 2004). Kandungan
senyawa yang terdapat pada belimbing wuluh tersebut menjadikan buah tersebut
dapat dijadikan sebagai penghilang noda pada kain dan mengkilapkan barang-
barang yang terbuat dari kuningan. Kandungan senyawa tersebut tidaklah larut
dalam air, sehingga untuk mendapatkannya dengan cara merendamnya dalam
alkohol selama lebih kurang 24 jam.
Hasil proses maserasi kemudian diuji kemampuannya menghilangkan noda
dengan pembanding alkohol dan detergen. Berdasarkan hasil uji coba yang
disajikan pada tabel 4.1 terlihat bahwa hasil maserasi dapat menghilankan noda
sedangkan alkohol tidak dapat meskipun kemampuan menghilangkan noda tidak
lebih baik daripada detergen yang ada di pasaran. Hal tersebut membuktikan bahwa
buah belimbing wuluh dapat membersihkan noda dikarenakan Averrhoa bilimbi
memiliki banyak sekali kandungan senyawa antara lain saponin, flavonoid dan
polifenol (Mursito, 2004). Adanya senyawa saponin yang memiliki bentuk struktur
terdiri dari rantai triterpenoid sehingga saponin bersifat seperti sabun atau detergen
sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami (nama saponin diambil dari sifat
utama ini yaitu “sapo” dalam bahasa Latin yang berarti sabun) (Calabria, 2008).
Pada tahap kedua, produk I kemudian dikembangkan menjadi seperti sabun
agar dapat lebih menarik dapat digunakan karena produk I hanya berupa larutan.
Kemudian di uji kembali kemampuan dalam menghilangkan noda, terlihat hasil
seperti pada tabel 4.2 bahwa kemampuan menghilangkan noda tidak berubah.

13
Kemudian pada tahap akhir produk II yang berupa sabun batangan
dikembangkan lagi menjadi bentuk padat, serbuk, dan cair. Hal tersebut dengan
tujuan agar produk ini dapat diaplikasikan pada banyak kebutuhan. Uji coba
kemudian dilakukan kembali untuk menghilangkan noda dalam skala yang lebih
besar untuk mengetahui efektivitasnya dan juga efek penggunaannya. Didapatkan
hasil bahwa ketika digunakan dalm bentuk serbuk kemampuan menghilangkan
noda tidak berubah. Produk ini tidak menimbulkan iritasi pada kulit penggunanya
ditunjukkan pada hasil organoleptip pada tabel 4.4 bahwa tidak ada menyatakan
kulit tangan panas akibat iritasi. Busa yang dihasilkan oleh produk ini berdasarkan
hasil organoleptik pada tabel 4.4 mayoritas menyatakan sedikit sehingga lebih
ramah lingkungan.

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belimbing wuluh dapat dijadikan bahan alternatif penghilang noda dengan
cara dilakukan maserasi untuk mengambil kandungan saponin, kemudian hasil
maserasi tersebut dicampurkan dalam proses pembuatan bahan sabun (reaksi NaOH
dengan Minyak goreng) dan kemudian untuk digunakan pada berbagai kebutuhan
bahan sabuntersebut diubah dalam bentuk batangan (Sabun), serbuk (Detergen),
dan cair (sabun cair/gel). Dari data hasil uji coba dapat dilihat bahwa belimbing
wuluh efektif menghilangkan noda karena memiliki kandungan saponin yang
bersifat seperti sabun atau detergen yang disebut sebagai surfaktan alami. hasil
organoleptik menunjukkan bahwa dalam pemakaian tidak terdapat keluhan dan
dapat digunakan dengan baik.

B. Saran
Adapun saran- saran yang dapat disampaikan untuk peneliti selanjutnya yaitu
untuk dapat mengembangkan produk sejenis dengan menambahkan aroma yang
berasal dari bahan alami dan tentunya memiliki khasiat lebih baik. Selain itu perlu
juga diperhatikan dengan cermat perbandingan ukuran bahan ketika proses
pembuatan sabun. Penelitian sejenis juga dapat dikembangkan pada tumbuhan lain
dengan kandungan yang sama bahkan lebih banyak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, dkk. Pemanfaatan Mengkudu (Morinda citrifolia) Sebagai Pembersih


Noda Pakaian. Tersedia [Online]: riefdahftn.blogspot.com. diakses pada
tanggal 10 September 2019.

Burns-Moguel, Arlene. 2011. Soap : Clean for the Environment or Just Us? .
Connecticut:Yale University.

Calabria, L., M. 2008. The Isolation and Characteristerization of Triterpene


Saponins from Silphium and the Chemosystematic and Biological
Significance of Saponins in the Asteraceae.ProQuest.

Carangal, A.R., L.G. Gonzalez, & I.L. Daguman. 1961. The acid constituents of
some Philippines fruits. In : Subhadrabandhu.under-utilized tropical fruit of
Thailand. Food and Agricultural Organization of The United Nations
Regional Office of Asia and The Pacific, Bangkok.

Garno, Yudhi Soetrisno. 2012. Dampak Eutrofikasi Terhadap Struktur Komunitas


dan Evaluasi Metode Penentuan Kelimpahan Fitoplankton. Jakarta. Vol.13
No.1 Hal 67-74.

Maryani, Herti dan Lusi Kristiana. 2004. Tanaman Obat Untuk Inflenza. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

Mursito, Winarsih, S. & Widayat, M. (2004). Uji Efektifitas Dekok Bunga


Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Antimikroba Terhadap
Bakteri Salmonella Typhi Secara In Vitro. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
20(1), 30-34.

Poniman. 2011. Potensi Kerja Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) sebagai Diuretik Alami Melalui Pendekatan Aktivitas Diuretik,
pH, Kadar Natrium, dan Kalium. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Lathifah, Qurrota A’yunin. Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada
Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan Variasi
Pelarut.Malang : Universitas Islam Negeri Malang, 2008), hal 7-8.

Pranata, Yohanes. 2013. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Moeljadi


Pranata. (online), https://www.slideshare.net/yohanesmpranata/prosedur-
penelitian-dan-pengembangan-moeljadi-pranata, diakses 15 September 2019

Resky, yukiandari. 2015. Uji Aktivitas Antibiofilm Sari Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) terhadap Biofilm Pseudomonas Aeruginosa secara
Invitro. Jakarta : Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan.

16
LAMPIRAN I

Dokumentasi

Penyaringan Belimbing wuluh


Proses Penghalusan Belimbing Wuluh

Belimbing wuluh setelah direndam


Ampas Belimbing wuluh alkohol dan disaring dengan kain

17
Hasil Uji Coba I

Proses menjadikan sabun cair Uji Coba Produk I

18
LAMPIRAN II
Biodata Ketua Tim
3 kali 4
1. Nama : Aulia Maperlina
Berwarna
2. NIS : 3915
backgrou
3. Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 11 Maret 2004 nd merah
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Tambak Bulak RT.02 RW.03
6. Email :
7. Telepon/HP : 083149597093
8. Pendidikan Formal (Mulai SD atau sederajat)
Jenjang
No Nama Sekolah Kota Tahun
Pendidikan
1. SD SDN Berbek Sidoarjo 2011 – 2017
2. SMP SMP Islam Parlaungan Sidoarjo 2017 – sekarang
9. Karya Ilmiah yang pernah Dibuat
No. Judul Karya Ilmiah Tahun

10. Prestasi/Penghargaan (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)


Nama Lembaga pemberi
No. Tahun Kota
Penghargaan Penghargaan

11. Pengalaman Organisasi :


A. Ketua OSIS SMP Islam Parlaungan Periode 2018-2019
B. Dewan Galang Gerakan Parmuka Pangkalan SMP Islam Parlaungan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Science Writing Competition 2019.

Sidoarjo, 28 September 2019

Aulia Maperlina
3915

19
Biodata Anggota Tim
3 kali 4
1. Nama : Lutvi Fidya Rista
Berwarna
2. NIS : 3950
backgrou
3. Tempat dan tanggal lahir : Sidoarjo, 09 Oktober 2004 nd merah
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jl. Gang Pondok RT.01 RW.01
Tambak Rejo Waru – Sidoarjo
6. Email :
7. Telepon/HP : 081326633236
8. Pendidikan Formal (Mulai SD atau sederajat)
Jenjang
No Nama Sekolah Kota Tahun
Pendidikan
1. MI MI Darul Ulum Tambak Rejo Sidoarjo 2011 – 2017
2. SMP SMP Islam Parlaungan Sidoarjo 2017 – sekarang
9. Karya Ilmiah yang pernah Dibuat
No. Judul Karya Ilmiah Tahun

10. Prestasi/Penghargaan (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)


No. Nama Tahun Lembaga pemberi Kota
Penghargaan Penghargaan

11. Pengalaman Organisasi :


A. Pengurus OSIS SMP Islam Parlaungan
B. Dewan Galang Gerakan Parmuka Pangkalan SMP Islam Parlaungan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Science Writing Competition 2019.

Sidoarjo, 28 September 2019

Lutvi Fidya Rista


3950

20
Biodata Anggota Tim
3 kali 4
1. Nama : Widya Dewi Nur Khalimah
Berwarna
2. NIS : 4005
backgrou
3. Tempat dan tanggal lahir : Sidoarjo, 13 April 2004 nd merah
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jl. Manggis 2 No.3A RT.01 RW.01 Pranti
Sedati – Sidoarjo
6. Email :
7. Telepon/HP : 081515887786
8. Pendidikan Formal (Mulai SD atau sederajat)
Jenjang Kota
No. Nama Sekolah Tahun
Pendidikan
1. SDN SDN Tambak Sawah Sidoarjo 2011 – 2017
2. SMP SMP Islam Parlaungan Sidoarjo 2017 – sekarang
9. Karya Ilmiah yang pernah Dibuat
No. Judul Karya Ilmiah Tahun

10. Prestasi/Penghargaan (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)


Nama Lembaga pemberi
No. Tahun Kota
Penghargaan Penghargaan

11. Pengalaman Organisasi :


A. Pengurus OSIS SMP Islam Parlaungan
B. Pasukan Pengibar Bendera SMP Islam Parlaungan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Science Writing Competition 2019.

Sidoarjo, 28 September 2019

Widya Dewi Nur Khalimah


4005

21

Anda mungkin juga menyukai