Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN DOSIS OBAT

Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, milli
gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (unit internasional). yaitu
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim
atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Dosis obat diberikan untuk menghasilkan efek
yg diinginkan, yang dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi pulih kembali atau bertujuan
untuk mendapatkan efek obat yang di inginkan dan bisa memberikan efek
penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.pemberian dosis obat juga tergantung banyak faktor, antara lain : umur,
berat/bobot tubuh, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, kondisi penyakit pasien

Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (inisial dose) atau dosis awal (loading dose)
yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis
permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian
oral preparat sulfa (sulfasoxasol, Trisulfa pyrimidin), diberikan dosis permulaan 2 gram dan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam waktu berikutnya.

Referensi :

A. Azis Alimul Hidayat, S.Kp. Musrifal Uliyah, S.Kep. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC.
Jakarta.
Alat-alat takaran obat
Dalam memberikan obat dokter juga akan memberikan dosis yang berbeda
tergantung dari segi umur,berat badan, tb, dll . untuk itu harus ada alat penakar untuk
mengetahui berapa dosis obat yang harus di konsumsi oleh pasien tersebut yaitu
dengan menggunakan sendok takar obat untuk obat bersediaan sirup, Sendok takar
obat ada beberapa bentuk yaitu model sendok obat yang pipih, model cup (tutup
botol bulat), dan pipet tetes yang digunakan untuk bayi. Untuk sendok obat pipih
menunjukkan volume dari 2,5 ml sampai 5 ml. Untuk model cup ada angka yang
menunjukkan volume 2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml sampai 15 ml, ada pula yang
menerangkan angka 1/2 sendok teh, 1 sendok teh, 2 sendok teh dan 1 sendok makan.

Untuk resep sediaan sirup dokter menulis resep di aturan pakai obatnya dengan cth
(Cochlear theae) dan C (Cochlear). Cochlear theae merupakan bahasa latin dan
dalam bahasa Indonesia disebut sendok teh sedangkan Cochlear dalam bahasa
Indonesia disebut sendok makan. Dalam dunia kefarmasian sendok teh disebut
dengan sendok obat yang dapat memuat volume cairan sebanyak 5 ml dan sendok
makan dapat memuat volume cairan sebanyak 15 ml atau tiga kali sendok teh.
Sedangkan model pipet tetes dapat memuat volume cairan sebanyak 1 ml. Untuk
sediaan pipet tetes, dokter biasa menulis resep di aturan pakai obatnya dengan
guttae.

Banyak yang berasumsi bahwa sendok teh obat sama dengan sendok teh di rumah
dan sendok makan obat sama dengan sendok makan di rumah. Namun anggapan
tersebut ternyata salah, untuk sendok teh di rumah dapat memuat volume kira-kira
2,5 ml atau lebih terantung bentuk dan kecekungan sendok sedangkan sendok makan
di rumah dapat menampung sekitar 8-10 ml tergantung juga kecekungan sendok.
Jika kita mengisi sendok makan dan sendok teh di rumah dengan air kemudian kita
tuang air tersebut ke sendok teh obat dan sendok makan obat maka yang didapat
ialah sendok takar obat tidak akan terpenuhi oleh air, oleh sebab itulah sendok-
sendok rumahan tersebut mempunyai ukuran yang sangat berbeda dengan sendok
takar obat, maka sendok rumah sangat tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai
pengganti sendok takar obat. Selain ukurannya yang berbeda jika kita tetap
menggunakan sendok rumah untuk meminum obat maka akan didapat dampak yang
tidak diinginkan karena dosis obat yang diminum kurang dari aturan yang ditulis
oleh dokter atau bisa juga lebih dari dosis yang diperuntukkan.

Dampak yang terjadi jika tidak menggunakan sendok takar obat:

1. Bila takaran dosis kurang penderita lama sembuhnya jika sembuh hanya
sementara. Jika obat yang diminum merupakan golongan antibiotik maka kuman
penyakit dalam tubuh bisa menjadi resisten/kebal.

2. Bila takaran dosis berlebihan dan apabila yang dikonsumsi adalah obat golongan
obat keras maka akan keadaan ginjal dan hati bisa terganggu.

Untuk mengatasi masalah di atas, sebaiknya petugas apotek menyertakan sendok


takar obat ketika pasien mendapati resep obat dalam bentuk sirup. Kemudian
apoteker menjelaskan aturan pakai yang tepat dari sediaan tersebut kepada pasien
dengan jelas, jika pasien termasuk anak-anak maka yang harus diberikan informasi
orang tuanya. Ada beberapa aturan pakai obat yang memakai 15 ml untuk sekali
pakainya dan sendok yang tersedia hanya dengan ukuran 5 ml, maka untuk
mengatasinya dengan menggunakan 3 kali sendok 5 ml tersebut. Namun jika sendok
obat berbentuk cup lanngsung saja menggunakan ukuran 15 ml. Jika aturan pakai
obatnya 1/2 sendok teh maka yang dimaksud ialah 1/2 dari sendok teh (5 ml), yaitu
2,5 ml.
Sendok takar Obat

Sendok ini biasanya sudah ada dalam kemasan obat sirup. Pada sendok ini biasanya
terdiri dari 2 lingkaran dibagian dalamnya dengan tertulis keterangan 2,5 ml
dan 5ml, artinya jika kita hanya menggunakan obat 5 ml akan lebih tepat dan mudah

Cup takaran obat

Cup takaran obat ini biasanya juga terdapat pada kemasan sirup. Pada cup ini tertulis
lebih lengkap ukuran yang tertulis mulai dari 2.5ml, 5ml, 7.5ml, 10 ml sampai
dengan 15 ml. Nah buat yang mau minum obat sirup dengan takaran sampai dengan
15 ml obat yang diminum akan lebih tepat pemberiannya secara volume.
Pipet Tetes

Pipet tetes ini biasanya ada dalam kemasan drop untuk bayi untuk memudahkan
pemberiannya pada pasien balita. Pada pipet tetes ini biasanya tertulis 0,5ml dan
1ml.

Anda mungkin juga menyukai