TUJUAN
benar.
2.1 BAHAN
a b c
2.2 ALAT
1
b. Kondenser amalgam
model amalgam.
c. Kain kasa
d. Pistol amalgam
e. Cetakan model
h. Stopwatch
i. Sonde
j. Spatula semen
k. Brander
Gambar 4.Brander
2
l. Burnisher
m. Pinset
n. Pisau model
o. Pisau malam
p. Amalgamator
Gambar 5. Amalgamator
q. Glass lab
r. Timbangan elektrik
3
3. CARA KERJA
dicatat.
4
4. Adonan yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kain kasa,
kain kasa. Kain kasa dijepit kuat dengan pinset kemudian kain
a b
5
Gambar 11. a. Adonan amalgam dimasukkan ke dalam cetakan
amalgam
a
b
dihaluskan
dicatat.
6
Gambar 13. Kekerasan amalgam dicek dengan menekan sonde pada
adonan.
tombol ON dinyalakan.
amalgamator.
7
5. Kapsul dibuka dan adonan diambil dengan amalgam pistol
4. Hasil Praktikum
Pengadukan
10 menit 40 detik
Pada praktikum amalgam digunakan rasio 1:1 untuk bubuk dan merkuri.
Manipulasi menggunakan dua cara yaitu manual dan mekanik. Pada manipulasi
secara manual dilakukan pemerasan adonan yang telah homogen antara bubuk
8
manual didapatkan setting time13 menit 34 detik dan 10 menit 40 detik,
5. Pembahasan
logam yang berbentuk cair pada suhu ruang serta dapat larut dan bereaksi
Komposisi bubuk dental amalgam alloy terdiri dari silver (perak), tin
sedikit zinc, merkuri dan logam lain seperti indium atau palladium. (Mc
9
Reaksi yang terjadi saat bubuk alloy bercampur dengan mercury terjadi
alloy pada permukannya akan rusak dan unsure pada metal akan terjadi
yang telah setting . Secara singkat reaksi ini tidaklah seimbang, yakni :
(McCabe,2008)
Sedangkan untuk reaksi pada alloy yang terdapat tembaga, reaksi nya seperti
ini:
10
Perbedaan yang terlihat pada dua reaksi ini adalah penggantian tin-
termasuk reaksi yang cukup lama arena lambat dan menghabiskan waktu
Karakteristik
DIMENSIONAL STABILITY
p.351)
11
STRENGTH
rendah. Yang lebih sering kerusakan pada margin dari amalgam. Secara
volume dari tipe filling dari amalgam. Ketika kekuatan dihitung dilakukan,
CREEP
nilai.
restorasi high copper. Oleh karena itu, saat ini restorasi amalgam yang
12
THERMAL PROPERTIES
dentin, diganti dengan sebuah konduktor termal yang baik. Untuk kavitas
yang cukup berbahaya terhadap stimulus termal pada pulpa. (Mc Cabe and
potensial yang sangat jauh antara keduanya ini meghasilkan korosi yang
13
Manipulasi amalgam
2) Trituration
3) Condensation
4) Carving
5) Polishing
Setiap proses diatas membawa efek pada hasil akhir restorasi yang dibuat.
ini mengandung jumlah merkuri yang lebih banyak sehinnga lebih basah
mungkin dipengaruhi juga oleh ukuran dan bentuk partikel alloy. Partikel
Jumlah merkuri pada hasil akhir yang optimal rata rata berkisar 45% untuk
material lathe-cut dan rata rata berkisar 40% untuk partikel material
Metode yang paling akurat yaitu dengan menimbang berat merkuri dan
14
seringkali keduanya ditakar menggunakan dispenser volume. (Mc Cabe
Trituration
Waktu triturasi memungkinkan untuk memiliki efek terhadap final set dari
15
oleh merkuri. Dikarenakan kapsul tidak mengeluarkan merkuri saat
amalgam alloy agar dapat berekasi dengan baik degnan merkuri. Tirturasi
cukup plastis. Waktu triturasi yang diperlukan tergantung dari tipe alloy
detik. Untuk system dengan kecepatan yang lebih rendah, sekitar 2600
rpm, waktu triturasi dapat berkisar antara 20 detik atau lebih. (Van Noort
atau kering, memiliki permukaan yang kasar, (Soratur 2002, 209) serta
yang kuat. (Van Noort 2013, 66) Jika kecepatan triturasi ditingkatkan,
maka setting dan working time akan menjadi lebih cepat. (Chandar 2000,
212)
Condensation
Kondenser harus dapat fit (sesuai) dengan outline dari kavitas dan
16
lebih baik menggunakan ukuran diameter condenser yang lebih kecil.
Teknik yang dipilih untuk melakukan kondensasi harus sesuai dengan hal
berikut:
maupun dindingnya.
Carving
17
bahaya dari mengeluarkan material dengan jumlah yang significant dari
material akan menjadi keras dan sulit untuk dilakukan carving. (Mc Cabe
Polishing
6. Kesimpulan
yaitu merkuri dengan logam lain. Setting time amalgam dipengaruhi oleh
triturasi, semakin cepat triturasi maka semakin cepat pula setting time.
7. Daftar pustaka
18
Soratur SH. 2002. Essentials of Dental Materials. New Delhi: Jaypee. p.
209.
pp: 65-66.
19