Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM STOMATOGNATHI

ISOLASI BAKTERI SALIVA

Layly Nur Hariadi 10617060

Lu’ay As’ad H 10617062

Lu’luatul Widad 10617063

M Amir Fahri 10617074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saliva mengandung 99,5% air dan 0,5% elektrolit dan protein yang meliputi ion-ion

(sodium, potassium, chloride, bikarbonat, dan fosfat) serta substansi organik lainnya meliputi urea

dan asam urat, mukus, immunoglobulin A (IgA), enzim lisozim, dan enzim amilase. Ion chlor

berfungsi menstimulasi enzim amilase yang berfungsi untuk memecah pati dalam proses

pencernaan. Bikarbonat dan fosfat berfungsi sebagai buffer yang mengatur keasaman dalam mulut

sehingga pH saliva cenderung asam (pH 6,35 - 6,85). Mukus berfungsi melubrikasi makanan

sehingga makanan mudah dicerna.(Sherwood,2011)

Mukoprotein pada saliva memberikan penghalang untuk desikasi, penetrasi, ulserasi dan

paparan dari epitel oral terhadap racun dan karsinogen. Tingkat glikasi dari mukoprotein adalah

kunci untuk kemampuan protektif. Jumlah protein terikat gula dalam air liur yang normal adalah di

kisaran 300-400 mg/mL. Glikosaminoglikan pada saliva memberikan visco-elastisitas,

menghalangi terjadinya pengendapan, proteolisis dan memiliki fungsi antigenik. IgA pada saliva

berfungsi mencegah penetrasi mikroba di epitel rogga mulut, dan enzim lisozim berfungsi untuk

menghancurkan bakteri dengan cara merusak dinding sel bakteri dan membilas makanan yang

mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. Kadar lisozim dan mukus yang redah

dapat meningkatkan kolonisasi bakteri dan jamur serta pembetukan plak (Majumdar et al,2014).

Flora normal pada saliva diantaranya Streptococcus viridans, Staphylococcus sp, dan

Lactobacillus sp. Saliva pada orang dewasa dikabarkan mengandung 6 miliar mikroorganisme per

mililiter. Bakteri-bakteri tersebut bisa berubah menjadi patogen jika jumlahnya melebihi normal.
Hal ini dapat terjadi jika keadaan lingkungan di dalam rongga mulut mengalami perubahan salah

satu faktor predisposisinya yaitu kebersihan mulut (Majumdar et al,2014).

Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari

campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam laboratorium dapat diisolasi menjadi

kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan

biokimiawinya. Pengamatan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan

sebagainya dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakkan mikroskop,

pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi. Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri

perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri. Isolasi adalah mengambil

mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara

isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode

miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture).

Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan

menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan

dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari

sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain(Singleton dan Sainsbury, 2006).

Pada kesempatan praktikum kali ini kami melakukan uji percobaan yang dimana pada uji

ini bertujuan untuk mengetahui kultur bakteri yang berasal dari saliva dirongga mulut dan untuk

mengidentifikasi atau mengenali bakteri berdasarkan morfologi yang berasal dari saliva di rongga

mulut.
B. Tujuan

1. Untuk mengetahui kultur bakteri yang berasal dari saliva di rongga mulut.

2. Untuk mengetahui identifikasi bakteri berdasakan morfologi.

3. Untuk mengetahui cara isolasi bakteri saliva.

C. Manfaat

1. Mahasiswa mampu melakukan kultur bakteri yang berasal dari saliva di rongga mulut.

2. Mahasiswa mampu menidentifikasi bakteri berdasakan morfologi.

3. Mahasiswa mampu mengetahui cara isolasi bakteri saliva.


BAB II

METODE DAN HASIL PENGAMATAN

I. ALAT-ALAT DAN BAHAN

a. 40 mM potassium phosphate

Gambar 1. 40 mM potassium phosphate

1. Pipet

Gambar 2. Pipet
2. Media BHI

Gambar 3. Media BHI


3. Glass Bead

Gambar 4. Glass Bead

4. Mikro Pipet.

Gambar 5. Mikro Pipet

5. Tabung reaksi

Gambar 5. Tabung reaksi


6. Inkubator

Gambar 5. Inkubator

7. Pipet Tip

Gambar 5. Pipet Tip

II. METODE KERJA

1. Ambil sampel saliva ± 1 ml , ditaruh dalam tabung steril no.1

Gambar 6. Ambil
Sampel Saliva

Gambar 7. Taruh
dalam tabung
reaksi
2. Dari tabung no.1 larutas serial dilusi (5 kali) dengan menggunakan 40 mM potassium
phosphate buffered.

Gambar 8. Larutan Gambar 9. Larutan Gambar 10. Larutan


serial dilusi 1 serial dilusi 2 serial dilusi 3

Gambar 11. Larutan Gambar 12. Larutan


serial dilusi 4 serial dilusi 5
3. Teteskan 100 µldari larutan hasil serial dilusi ke-4 dan ke-5 ke atas media BHI agar
dan ratakan dengan glass bead.

Gambar 13. Larutan serial dilusi Gambar 14. Ratakan BHI 1


4 diteteskan ke media BHI 1 dengan Glass Bead

Gambar 14. Larutan serial dilusi Gambar 15. Ratakan BHI 2


5 diteteskan ke media BHI 2 dengan Glass Bead

4. Inkubasi dalam inkubator selama 7 hari.


5. Amati koloni yg berbeda yang tumbuh pada media BHI agar ( warna, batas tepi,
penampakan dan elevasi).
III. HASIL PRAKTIKUM

Gambar 16. Media BHI 1


Gambar 17. Media BHI 2

Media BHI 1 yang telah diberi larutan serial dilusi ke – 4 dan Media BHI 2 yang telah

diberi larutan serial dilusi ke – 5, yang akan diinkubasi selama 7 hari untuk digunakan

mengidentifikasi bakteri saliva.


BAB III
PEMBAHASAN

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu

medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang

berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media

padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau

biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau

biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal

sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja

dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis. Persyaratan utama bagi

isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme

inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai

contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk

kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan

kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan metode garis,

metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta micromanipulator. Dua diantaranya yang

paling sering banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini

didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga

individu species dapat dipisahkan (plezar, 2006).

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient.

Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa
jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat

tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme

tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle,

2007).

Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk

mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium

memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat

tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba

(Suriawiria, 2005).

Ada empat cara isolasi bakteri yaitu :

a. Pour plate atau shake culture Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum

yang masih cair (belum membeku) dengan demikian akan diperoleh

piaraan adukan. Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada

contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada

permukaan dan bagian bawah agar.

b. Streak Plate atau culture Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau

digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai

meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan,

yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan

baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua

macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme

menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak

sehingga menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores.

c. Slant culture Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-

agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa zig-

zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya

dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir

pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen.

d. Stab culture Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-

agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini tidak

miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak

bakteri secara makroskopis (Sari, 2009; Rusmidin,2003).

Pada praktikum yang dilakukan digunakan bakteri saliva, dimana saliva adalah cairan rongga

mulut yang selalu membasahi gigi geligi dan seluruh bagian mukosa oral. Cairan ini berasal dari

sekresi kelenjar saliva mayor dan minor, serta dari cairan sulcus gingival. Keberadaan saliva

sangat penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut (Amerongan,1991).

Berbagai macam spesies mikroorganisme baik virus, bakteri, jamur maupun protozoa

mampu tumbuh dan berpoliferasi di dalam rongga mulut. Bakteri bakteri tersebut antara lain

streptococcus sanguinis, streptococcus salivarius dan actinomyces naeslundi. Keberadaan

mikroorganisme sangat penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut karena berperan

menstimulasi terbentuknya antibody dan mencegah poliferasi mikroorganisme patogen (Del P,

Maria A, Angela M, et al, 2008).


Namun saliva juga berperan penting dalam pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut. Hal

tersebut disebabkan karena saliva menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri moisalnya

karbohidrat dan protein: membentuk aquaired pellicle sehingga menyediakan tempat perlekatan

bakteri pada permukaan gigi: memfasilitasi pertumbuhan bakteri melalui kemampuan buffer yang

memungkinkan pH rongga mulut relative stabil. Berkurangnya saliva dapat menyebabkan

meningkatnya populasi mikroorganisme dalam rongga mulut dan meningkatkan virulensi dari

bakteri bakteri (Del P, Maria A, Angela M, et al, 2008).

Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini kami dapat mengetahui pengertian dari

isolasi bakteri dan tahapannya dengan berbagai cara. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme

yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara isolasi bakteri

yang dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak

plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture) yang semuanya

menggunakan medium NA dari acara 1. Pada proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan

diperlukan keahlian dalam menggores media agar didapatkan biakan murni bakteri yang

diinginkan, karena penggoresan yang semakin melemah pada setiap kuadranya akan menyaring

atau mengisolasi secara tidak langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini akan

memperoleh biakan murni pada satu titik pada kuadran empat.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya

yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap

pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford. New York

Amerongan.1991. Ludah dan Kelenjar Ludah.Arti Bagi Kesehatan Gigi.Yogyakarta Gajah

Mada University Press

Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

Del P, Maria A, Angela M, et al. Saliva composition and function : a comprehensive review.

Journal Contemporary Dental Practice 2008 : 9(3) : 5-2

Majumdar S et al. Normal Microbial Flora of Oral Cavity.Journal of Advanced Medical

and Dental Sciences Research. 2014; 2 (4): 62-66.

Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 7. Jakarta: EGC

Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd

Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.

Anda mungkin juga menyukai