Saliva mengandung 99,5% air dan 0,5% elektrolit dan protein yang meliputi ion-ion
(sodium, potassium, chloride, bikarbonat, dan fosfat) serta substansi organik lainnya meliputi urea
dan asam urat, mukus, immunoglobulin A (IgA), enzim lisozim, dan enzim amilase. Ion chlor
berfungsi menstimulasi enzim amilase yang berfungsi untuk memecah pati dalam proses
pencernaan. Bikarbonat dan fosfat berfungsi sebagai buffer yang mengatur keasaman dalam mulut
sehingga pH saliva cenderung asam (pH 6,35 - 6,85). Mukus berfungsi melubrikasi makanan
Mukoprotein pada saliva memberikan penghalang untuk desikasi, penetrasi, ulserasi dan
paparan dari epitel oral terhadap racun dan karsinogen. Tingkat glikasi dari mukoprotein adalah
kunci untuk kemampuan protektif. Jumlah protein terikat gula dalam air liur yang normal adalah di
menghalangi terjadinya pengendapan, proteolisis dan memiliki fungsi antigenik. IgA pada saliva
berfungsi mencegah penetrasi mikroba di epitel rogga mulut, dan enzim lisozim berfungsi untuk
menghancurkan bakteri dengan cara merusak dinding sel bakteri dan membilas makanan yang
mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. Kadar lisozim dan mukus yang redah
dapat meningkatkan kolonisasi bakteri dan jamur serta pembetukan plak (Majumdar et al,2014).
Flora normal pada saliva diantaranya Streptococcus viridans, Staphylococcus sp, dan
Lactobacillus sp. Saliva pada orang dewasa dikabarkan mengandung 6 miliar mikroorganisme per
mililiter. Bakteri-bakteri tersebut bisa berubah menjadi patogen jika jumlahnya melebihi normal.
Hal ini dapat terjadi jika keadaan lingkungan di dalam rongga mulut mengalami perubahan salah
Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam laboratorium dapat diisolasi menjadi
kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan
pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi. Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri
perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri. Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara
isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari
sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain(Singleton dan Sainsbury, 2006).
Pada kesempatan praktikum kali ini kami melakukan uji percobaan yang dimana pada uji
ini bertujuan untuk mengetahui kultur bakteri yang berasal dari saliva dirongga mulut dan untuk
mengidentifikasi atau mengenali bakteri berdasarkan morfologi yang berasal dari saliva di rongga
mulut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kultur bakteri yang berasal dari saliva di rongga mulut.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan kultur bakteri yang berasal dari saliva di rongga mulut.
a. 40 mM potassium phosphate
1. Pipet
Gambar 2. Pipet
2. Media BHI
4. Mikro Pipet.
5. Tabung reaksi
Gambar 5. Inkubator
7. Pipet Tip
Gambar 6. Ambil
Sampel Saliva
Gambar 7. Taruh
dalam tabung
reaksi
2. Dari tabung no.1 larutas serial dilusi (5 kali) dengan menggunakan 40 mM potassium
phosphate buffered.
Media BHI 1 yang telah diberi larutan serial dilusi ke – 4 dan Media BHI 2 yang telah
diberi larutan serial dilusi ke – 5, yang akan diinkubasi selama 7 hari untuk digunakan
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau
biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau
biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal
sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja
dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis. Persyaratan utama bagi
isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme
inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai
contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk
kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan metode garis,
metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta micromanipulator. Dua diantaranya yang
paling sering banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini
didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa
jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat
tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme
tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle,
2007).
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk
mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium
memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat
(Suriawiria, 2005).
a. Pour plate atau shake culture Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum
piaraan adukan. Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada
contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada
b. Streak Plate atau culture Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau
digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai
meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan,
yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan
macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme
menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
c. Slant culture Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-
agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa zig-
zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya
dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir
d. Stab culture Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-
agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini tidak
miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak
Pada praktikum yang dilakukan digunakan bakteri saliva, dimana saliva adalah cairan rongga
mulut yang selalu membasahi gigi geligi dan seluruh bagian mukosa oral. Cairan ini berasal dari
sekresi kelenjar saliva mayor dan minor, serta dari cairan sulcus gingival. Keberadaan saliva
Berbagai macam spesies mikroorganisme baik virus, bakteri, jamur maupun protozoa
mampu tumbuh dan berpoliferasi di dalam rongga mulut. Bakteri bakteri tersebut antara lain
mikroorganisme sangat penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut karena berperan
tersebut disebabkan karena saliva menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri moisalnya
karbohidrat dan protein: membentuk aquaired pellicle sehingga menyediakan tempat perlekatan
bakteri pada permukaan gigi: memfasilitasi pertumbuhan bakteri melalui kemampuan buffer yang
meningkatnya populasi mikroorganisme dalam rongga mulut dan meningkatkan virulensi dari
Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini kami dapat mengetahui pengertian dari
isolasi bakteri dan tahapannya dengan berbagai cara. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme
yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara isolasi bakteri
yang dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak
plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture) yang semuanya
menggunakan medium NA dari acara 1. Pada proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan
diperlukan keahlian dalam menggores media agar didapatkan biakan murni bakteri yang
diinginkan, karena penggoresan yang semakin melemah pada setiap kuadranya akan menyaring
atau mengisolasi secara tidak langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini akan
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford. New York
Del P, Maria A, Angela M, et al. Saliva composition and function : a comprehensive review.
Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 7. Jakarta: EGC
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd