Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian GIC
Glass ionomer cement adalah salah satu bahan restorasi di kedokteran gigi
yang mempunyai sifat perlekatan yang baik. Glass ionomer cement ini diperkenalkan
pertama kali oleh Wilsi dari campurerdiron dan Kent (1972) di Inggris. Semen
ionomer kaca terdiri dari campuran bubuk dan liquid. Bubuk semen ionomer kaca
adalah kaca dan cairannya adalah larutan dari asam polokrilik. Sifat fisik GIC yang
adhesif kepermukaan enamel dan dentin, melepaskan fluor ke jaringan gigi. Bio
kompatibel pada jaringan pulpa dan termal ekspansi sama dengan gigi membuat
bahan ini banyak digunakan. Selain itu, menurut Sidharta (1991) GIC melepaskan ion
fluordalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas
dan mencegah terjaadinya karies.
2. Komposisi.
Bubuk
Komposisi bubuk yaitu larutan dasar asam kalsium aluminosilikat glass yang
mengandung fluoride. Ini dibuat dengan mencampur silika + alumina + kalsium
fluoride, metal oksida dan metal fosfat pada 1100o-1500oC kemudian tuangkan
lelehan ke pelat logam atau ke dalam air. Glass yang terbentuk dihancurkan,
digiling dan ditumbuk menjadi bubuk 20-50. Ukuran tergantung kebutuhan.
Campuran dapat terurai oleh asam karena adanya ion Al +3 yang bisa dengan mudah
dapat masuk ke dalam jaringan silika. Ini adalah sifat yang memungkinkan
pembentukan semen. Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :
1) Alumina : meningkatkan opasitas
2) Silika : meningkatkan translusensi
3) Fluoride : meningkatkan to fusi, antikariogenesitas, meningkatkan translusensi,
meningkatkan waktu kerja, meningkatkan kekuatan
4) Ca- Fluoride : meningkatkan opasitas, berperan sebagai pencair/pengalir
5) Al-Fosfat : meningkatkan to leleh, meningkatkan translusensi
6) Cryolite : meningkatkan translusensi, sebagai pencair/pengalir (Mahesh et al,
2011)

Cairan: Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan

konsentrasi sekitar 10%. (Anusavice, 2004)


Bahan tambahan : Asam tartar, metal oksida dan polifosfat. ( Mahesh et al,2011)
Reaksi Setting : Pada pencampuran bubuk dan cairan atau bubuk dan air asam
secara lambatmerendahkan lapisan luar partikel kaca melepaskan ion Ca +2 dan Al+3.
selamafase setting awal, Ca+2 dilepaskan lebih cepat terutama bertanggung jawab
untuk reaksi dengan poliacid untuk membentuk produk reaksi seperti yang

ditunjukkandalam. Al+3 dilepaskan lebih lambat dan terlibat dalam setting


faseselanjutnya sehingga sering disebut sebagai reaksi fase sekunder. Bahan
terdiridari ini kaca yang tidak bereaksi tertanam dalam matriks silang poliacid.
3. Kelebihan GIC :
1) Retensi secara kimia dan melekat pada dentin dan berikatan adhesive.
2) Pelepas flour secara alami / Flour release
3) Cukup estetik
4) Reaksi pengerasan asam-basa. Kelebihan ini adalah salah satu ciri dari GIC dan
GIC Modified. Sehingga jika suatu saat ada bahan tumpatan turunan GIC yang
reaksi pengerasannya bukan asam basa (ex.: light cure) maka bahan tersebut tidak
dapat digolongkan sebagai golongan GIC.
4. Kekurangan GIC :
a. Sensitivitas terhadap kelembaban tinggi. Kelembaban disini yang dimaksud
adalah keadaan roga mulut yang lembab dan pH yang mendekati netral yaitu 6,8.
Calsium dalam kandungan GIC mempunyai sensitivitas cukup tinggi namun akhirakhir ini Calsium digantikan oleh Strontium (Sr).
b. Kontaminasi kelembaban. Karena sensitivitas yang tinggi maka GIC mudah
terkontaminasi oleh saliva dalam rongga mulut. Solusi untuk mencegahnya adalah
dengan pengisolasian yang tepat menggunakan saliva ejector dan cotton roll yang
diletakkan di sekitar daerah kerja. Namun jika kurang tepat maka GIC yang baru
saja setting akan terkontaminasi, menyebabkan kandungan Ca yang baru saja
bereaksi dengan ion H menjai terurai kembali dan mengakibatkan tumpatan
kehilangan translusensinya. Warna tumpatan kemudian menjadi opak seperti kapur.
GIC + SALIVA CA LEPAS DARI ION H TERURAI WARNA TUMPATAN
OPAK
c. Larut dalam saliva. Seperti yang telah dijelaskan di atas, saliva yang
mengontaminasi GIC akan membuat Ca terurai dan larut dalam saliva. Solusi
untuk kelemahan ini adalah pemberian varnish sebagai pelindung agar GIC tidak
terkontaminasi dan GIC tidak dehidrasi (kehilangan kandungan air).
d. Low Fracture & Brittle. Karena GIC merupakan golongan keramik maka dia
masih membawa sifat brittle/rapuh. Perumpamaan ini seperti keramik yang sangat
kuat namun akan pecah jika jatuh. Maka dari itu, GIC mempunyai kontraindikasi
pada gigi dengan tekanan oklusal yang besar, contohnya pada gigi posterior.
5. Indikasi GIC :
Lesi erosi servikal

Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)


Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan

komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD
Untuk meletakkan orthodontic brackets
Sebagai fissure sealant untuk fissure dan pit yang dalam
Restorasi gigi susu
Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur

6. Kontra indikasi GIC :


Semen glass ionomer tidak dianjurkan digunakan pada kavitas yang dalam tanpa
menggunakan pelapis kalsium hidroksida.
Lesi erosi yang dangkal
Kontrol kekeringan daerah kerja susah didapatkan
Restorasi kelas IV
7. Cara Manipulasi :
a. Powder dan liquid dikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad
b. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian dan salah satu bagian dicampur dengan liquid
c. Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan bentuk
molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara melipat
d. Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk mencampur
adalah 30 40 detik, dengan setting time 4 menit.
e. Setelah restorasi ditempatkan dan diukur konturnya dengan benar, permukaan
harus dilindungi dari kontaminasi saliva dengan menggunakan varnish
f. Kelengkapan dan finishing akan selesai setelah 24 jam.
8. Sifat-Sifat GIC
a) Sifat Fisik
Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca
sebagai bahan restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer
kaca tipeII jauh lebih inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap
keausanterhadap dibanding komposit bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi
secara invitro dan uji keausan oklusal. Namun, semen ionomer kaca cukup
menarik karenamempunyai kecocokan biologis, dapat melekat pada email dan
dentin, dan bersifat antikariogenik. (Anusavice, 2004)Seperti banyaknya sifat
dental

cement,

Sayangnya

hand

sifat glass

ionomer tergantung

mixing dengan

rasio

paddarasio

bubuk:cairan

bubuk:cairan.

yangoptimal

akan

menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yangkurang disukai oleh
dokter gigi. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi untuk
menambahkan lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensiyang lebih
basah dengan efek yang merugikan pada sifat fisik materi. Masalah inidiatasi oleh
penggunaan enkapsulasi dan mekanik pencampuran. (Mccabe et al,2008).

b) Mekanisme Adhesi
Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum
dapatditerangkan dengan jelas. Meskipun demukian, sepertinya tidak diragukan
bahwa perlekatan ini terutama melibatkan proses relasi dari gugus karboksil
dari poilasam dengan kalsium di Kristal apatit email dan dentin. Meskipun ini
berlakuuntuk semen polikarboksilat, mekanisme adhesi dari semen ionomer kaca
jugasetara, karena keduanya berdasar pada poliasam. Ikatan dengan email selalu
lebih besar daripada ikatan dengan dentin, ini dikarenakan kandungan anorganik
dariemail lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut
pandangmorfologi. (Anusavice, 2004).
9. Klasifikasi
Berasarkan aplikasinya :
a. Tipe I: Luting pada mahkota, jembatan dan bracket
b. Tipe IIa: Semen restorasi untuk estetika
c. Tipe IIb : Semen restorasi untuk kekuatan
d. Tipe II dapat juga digunakan sebagai fissure sealant, restorasi untuk gigi sulung.
e. Tipe III : Lining cement dan base
f. Tipe IV : meliputi light cure dan dual cure GI.(Mitchell et al, 2005)
10. Hal-Hal Yang Memperlambat Setting Time
Suhu.Setting dapat diperlambat dengan melakukan pencampuran pada lempeng
yangdingin, tetapi teknik ini akan berpengaruh pada kekuatannya. (Powers et al,

2006).
Rasio bubuk dan cairan. Penurunan rasio akan berakibat buruk pada sifat semen
yang sudah mengeras dan kerentanannya terhadap degradasi di dalam rongga
mulut. (Anusavice, 2004). Semakin sedikit jumlah bubuk yang digunakan

maka setting time akan semakin lambat.


Varnish: Bahan harus dilindungi dari kontaminasi kelembaban selama satu
jamterlebih dulu, jika tidak kekuatan dan kelarutan cenderung dipengaruhi.
Olehkarena itu perlu untuk memberikan varnish pada permukaan filling segera
setelah pengerasan awal. Varrnish yang digunakan terdiri dari resin tahan air
terlarutdalam pelarut yang mudah menguap seperti eter atau etil asetat. Varnish ini
diharapkan mampu perlindungan pada kaca ionomer untuk variasi waktu,
dari beberapa detik hingga satu jam atau lebih tergantung pada secepat apa
diaterlepas. (McCabe et al, 2008)

http://www.scribd.com/doc/133867542/Indikasi-Pemakaian-Glass-Ionomer-Cement#scribd

http://www.scribd.com/doc/236104363/Pengertian-GIC#scribd
http://www.scribd.com/doc/163133786/Makalah-GIC#scribd

Anda mungkin juga menyukai