Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

Skenario 2: Wax
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Tutorial BLOK 12
Biomaterial dan Teknologi Kedokteran Gigi

Kelompok Tutorial F

Pembimbing: drg. Dwi Kartika Apriyono M.Kes.Sp.OF.

Ketua : Gracia Remawati (171610101056)


Scriber : Fitri Mega Ramadani (171610101058)

Anggota : Salsabila Hasbullah (171610101052)


Salwa Zahra (171610101053)
Tania Pramesti (171610101054)
Apta Rania Danti Nasiti (171610101055)
Rezza Dwi Ardhita (171610101057)
Dika Lesmana Putra (171610101059)
Millenieo Martin (171610101060)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial skenario
pertama yang berjudul “Wax”.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Dwi Kartika Apriyono M.Kes. Sp.OF selaku dosen tutor yang telah
membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok 6 Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember dan memberi masukan yang membantu bagi
pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun butuhkan
untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita
semua.

Jember, 10 Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Skenario
Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang
melakukan skill lab manipulasi wax. Wax di bidang Kedokteran Gigi
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis/tipe. Pada pelaksanaan skill lab kali
ini adalah membuat lempeng gigit menggunakan base plate wax dan membuat
mahkota gigi tiruan menggunakan inlay wax. Hasil akhir dikatakan baik bila
semua wax menempel pada permukaan model kerja sesuai out line form, halus
dan mengkilat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STEP 1 : Identifikasi Masalah


 Wax/malam : campuran dari beberapa mineral yang memiliki
kekuatan rendah yang merupakan salah satu bahan termoplastis
(pada suhu ruangan padat, pada suhu panas cair dan dapat
dibentuk)
 Lempeng gigit : model kerja terbuat dari wax yang dipanaskan,
bentukan sementara yang mewakili basis gigi tiruan yang
mengetahui relasi antara maksilomandibula.
 Base plate wax : digunakan untuk mengukir pola malam dari gigi
tiruan akrilik. Biasanya berwarna merah/merah muda.
 Inlay wax : campuran dari beberapa wax yang digunakan untuk
membuat gigi tiruan jembatan, mahkota dan pola pengecoran
logam.
 Out line form : garis terluar yang menjadi acuan untuk pembuatan
lempeng gigit

2.2 STEP 2 : Merumuskan Masalah


1. Apakah syarat dental wax yang baik dalam kedokteran gigi?
2. Apa saja klasifikasi, komposisi,aplikasi, kelebihan dan kekurangan
dari dental wax?
3. Apa saja sifat dari dental wax?
4. Apa saja sumber dari dental wax?
5. Bagaimana cara manipulasi dental wax untuk (lempeng gigit,
inlay)?
6. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dan faktor yang
mempengaruhi dalam manipulasi dental wax?
2.3 STEP 3 : Branstorming
1. Mudah dibentuk saat dipanaskan dan dapat mempertahankan
bentuknya pada suhu ruangan, dapat diukir pada suhu 23oC,
ekspansi termis tidak lebih dari 0,8% (rendah) sehingga sangat
mudah berubah bentuk, tidak mewarnai protesa atau porselen, non
toxic dan non iritan.

2. Klasifikasi wax dibagi menjadi dua yaitu wax alami dan sintetis
Alami :
- animal wax (beeswax, spermaceti wax)
- Vegeta wax (carnnauba wax, resin, getah dan candelila)
- Mineral melalui destilasi (parafin, karesin, mikrokristalin)
Sintetis : dari hidrokarbon lurus (polietilena, polioksiethilena)

3. Menurut A.D.A ada tiga :


1. Pattern (membentuk model secara langsung) : inlay, casting,
base plate
2. Processing : boxing, utility, sticky
3. Impression : corrective, bite registration

4. Melting range : suhu transisi dimana dental wax meleleh (cair ke


padat = suhu transisi padat)
Flow : mudah patah pada suhu kamar, apabila diberi beban akan
deformasi.
Brittleness : mudah pecah.
5. Manipulasi wax untuk lempeng gigit :
- base wax dipanaskan agar lebih mudah dibentuk
- ditempelkan diatas model kerja yang edentulous yang terbuat dari
stone gigi
-ditekan-tekan agar menyerupai model
-outline form diberi pola menggunakan pensil tinta
- malam diukir
- flamming : dipanaskan untuk menghaluskan permukaan wax
(dengan chipblower)
- hasil yang baik, halus, mengkilat, pada maksila wax tidak jatuh
karena gravitasi.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


- Wax tidak boleh terlalu lama saat didekatkan pada api
- Membuat outline form harus hati-hati

2.4 STEP 4 : MAPPING

2.5 LEARNING OBJECTIVE

Dari step-step sebelumnya, didapat learning objective sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji


klasifikasi, komposisi,aplikasi, kelebihan dan kekurangan dari
dental wax
2. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji syarat
dental wax yang baik dalam kedokteran gigi
3. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji sifat
secara umum dari dental wax
4. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji cara
manipulasi dental wax untuk (lempeng gigit, inlay)
5. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji hal yang
perlu diperhatikan dan faktor yang mempengaruhi dalam
manipulasi dental wax

2.6 STEP 6 : BELAJAR MANDIRI

2.7 STEP 7 : REPORTING / GENERALISATION

1. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji


klasifikasi, komposisi,aplikasi, kelebihan dan kekurangan dari
dental wax

A. Klasifikasi Wax
Menurut spesifikasi ADA (American Dental Association), mengklasifikasi
bahan wax atas 3 tipe yaitu pattern wax (inlay, casting, dan baseplate),
processing wax (boxing, utility, dan sticky), dan impression wax (bite
registration dan correction types).
1. Pattern Wax
a) Inlay Wax
Inlay Wax biasanya digunakan untuk menyiapkan pola pada
restorasi gigi inlay, jembatan dan crown.
 Warna malam biasanya berwarna hijau, biru, kuning, merah
dan gading.
 Sediaan berupa batang berukuran sekitar 7,5 cm dan
diameter 0,64 cm.
 Titik leleh sekitar 54ᵒC - 60ᵒC
 Menurut ISO, inlay wax memilik 2 tipe yaitu tipe I (soft)
untuk direct technique dan tipe II (hard) yang lebih lunak
untuk indirect technique. Tipe 1 ditujukan untuk
penggunaan extraoral/kebutuhan penggunaan pada
laboratorium, sedangkan tipe 2 digunakan untuk
penggunaan intraoral.
 Inlay wax tersusun atas paraffin wax(40-60%) yng
merupakan penyusun utama dari inlay wax yang berfungsi
untuk menetapkan melting point, ceresin(10%) untuk
meningkatkan kekerasan dan menjadikan wax mudah
diebntuk, gum damar(1%) yang meningkatkan
kehalusan ketika pemanasan dan membuat wax lebih
ytahan terhadap retak, carnauba/candelilla(25%) untuk
menurunkan flow pada temperartur rongga mulut serta
memberi permukaan yang mengkilap pada wax dan agen
pewarna

b) Casting Wax

Casting wax biasanya digunakan untuk pola kerangka logam gigi


tiruan.
 Lunak dapat diadaptasikan pada suhu 40-45ᵒC
 Menguap pada suhu 500ºC dan tidak meninggalkan lapisan
kecuali karbon.
 Sediaan casting wax berbentuk lembaran (tebal 0,32 – 0,4
mm) atau ready shape
 Komposisi pasti tidak diketahui, namun hampir sama
dengan inlay wax.
c) Baseplate Wax

Baseplate wax biasanya digunakan untuk menentukan dimensi


vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap dan malam
pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta alat
orthodonsi.
 Komposisi dari Baseplate terdiri dari 70 – 80% Parafin I
Ceresin. Contohnya adalah Ceresin 80%, Beeswax 12%,
Carnauba 2,5%, Resin 3%, dan Mikrokristalin 2,5%.

 Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran


7,6 X 15 X 1,3 cm, berwarna merah atau merah muda.
 Ada 3 tipe dari baseplate wax ini yaitu tipe I (lunak), tipe II
(sedang), tipe III (keras).
- Tipe I adalah soft wax, digunakan untuk membuat
kontur dan veneer.
- Tipe II adalah medium wax, digunakan untuk membuat
pattern yang diletakkan di dalam mulut pada suhu
sedang (23-24°C).
- Tipe III adalah hard wax, digunakan untuk membuat
pattern yang diletakkan di dalam mulut dalam suhu
panas (lebih besar 23-24°C)
 Mudah diukir pada suhu 23°C.

2. Processing Wax

a) Boxing Wax
Boxing wax digunakan untuk membuat pagar atau pememberi
batas pada saat melakukan pengecoran cetak negatif.
 Biasanya berwarna hijau atau hitam.
 Lunak dan permukaan mengkilat pada waktu pemanasan.
 dapat dibengkokkan pada suhu 35°C dan akan kembali ke
bentuk semula dalam suhu 21°C.

b) Utility Wax
Utility wax digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi bahan
pendukung pada bahan cetak alginat. Pada bidang orthodonsia
digunakan untuk menutupi kawat atau braket. Sementara, untuk
fungsinya dalam mendukung bahan cetak alginate. Utility wax ini
befungsi sebagai pemanjang sendok cetak pada kasus pasien
dengan alveolar ridge yang Panjang dan sebagai pelapis pada
bagian palatum sendok cetak untuk kasus pasien dengan palatum
yang dalam.
 Wax biasanya berwarna putih dengan bentuk strip.
 Utility wax terdiri dari beeswax, petrolatum, dan malam
lunak lain.

c) Sticky Wax
Fungsi dari wax ini yaitu menyambung atau melekatkan patahan
protesa gigi resin (reparasi) dan logam (soldering).
 Sticky wax terdiri dari rosin, beeswax, pewarna dan resin
alami.
 Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila
dicairkan bersifat lengket dan melekat kuat pada
permukaan bahan.

3. Impression Wax
a) Corrective wax
Fungsi dari corrective wax adalah malam yang digunakan untuk
melakukan koreksi pada undercut dan cetak positif gigi dan untuk
prosedur pengambilan cetak edentulous.
 Malam ini memiliki sifat yang mudah mengalir pada suhu
rongga mulut sehingga dapat disesuaikan dengan material
yang lain
 Komposisi terdiri dari parafin, beeswax, ceresin dan
partikel logam.

b) Bite Registration Wax


Fungsi dari wax ini adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat
dari rahang atas dan rahang bawah.
 Bite registration wax terdiri dari beeswax atau parafin dan
ceresin.
 Komposisi terdiri dari parafin, beeswax, ceresin dan
mengandung partikel alumunium atau copper (tembaga).
B. Komposisi Wax
Bahan wax yang digunakan pada bidang Bahan wax yang digunakan pada
bidang kedokteran gigi merupakan campuran kedokteran gigi merupakan
campuran
dari berbagai bahan- bahan yang bersifat thermoplastik, dan dapat
melunak ketika dipanaskan, akan mengeras bila didinginkan. Wax alami
tersusun atas rantai panjang dengan kombinasi kompleks atas senyawa
organic yang tersusun atas hidrokarbon dan ester dengn berat
molekul yang tinggi. Ada 3 komponen utama dalam komposisi wax yaitu,
mineral, hewani dan tumbuh-tumbuhan.
1. Mineral, Wax yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah
paraffin wax dan microcrystallin wax yang diperoleh dari hasil residu
petroleum melalui proses destilasi. Contoh : Paraffin wax akan
mencair pada suhu 48-70°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang
lurus, sedangkan microcrystallin wax akan mencair pada suhu 65-90°C
dan memiliki rantai hidrokarbon yang bercabang. Paraffin wax
memiliki sifat mudah pecah dan microcrystallin wax memiliki sifat
yang Iebih fleksibel dan kuat.
2. Wax yang berasal dari hewan, menurut sumbernya dibagi menjadi
animal dan insect wax. Contoh yang berasal dari insect wax adalah
beeswax yang memiliki sifat akan mencair pada suhu 84-91°C dan
memiliki sifat yang mudah pecah pada temperatur kamar, tetapi mudah
dibentuk pada temperatur tubuh. Sedangkan contoh dari animal wax
adalah spermaceti yang didapat dari paus sperma dan sering
digunakan sebagai dental floss .
3. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah
carnauba wax, candelilla wax, resin, dan getah. Carnauba wax akan
mencair pada suhu 84-91°C. Candelilla wax akan 3 mencair pada suhu
68-75°C. Candelilla wax digunakan terutama untuk memperkeras
paraffin wax dengan jalan menambahkannya ke dalam parrafin wax.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Inlay Wax

Kelebihan :

1. Type 1 (Soft): Bahan tipe 1 dirancang untuk digunakan dalam teknik


tidak langsung, yang cocok untuk membuat pola di luar mulut untuk
produksi inlay, mahkota
2. Type 2 (Hard): Bahan tipe 2 cocok untuk digunakan dalam teknik
langsung (dan mungkin juga cocok untuk penggunaan tidak langsung)
untuk produksi inlay dan mahkota.

Kekurangan :

1. Gampang cepat meleleh karena titik tertinggi berada di angka 50-60


derajat

Casting Wax

Kelebihan :

Casting wax digunakan untuk membuat metalic framework untuk


membuat gigi tiruan sebagian lepasan. Lilin ini lengket dan sangat ulet
karena harus beradaptasi dengan mudah dan menempel pada gips tahan
api. Karena lilin didapat dalam bentuk siap pakai, sangat mudah untuk
dirakit. Bentuk lilin lengket dan lentur dan dapat disesuaikan dengan gips.

- Stabil dengan suhu dalam mulut


- Dapat mengisi rongga cetak
- Tidak sebabkan iritasi dan tidak mengandung racun/toxic
- Tidak tinggalkan sisa/residu setelah disiram dengan air
- Tidak berubah sifat fisiknya setelah dipanaskan
- Dapat mempertahankan bentuknya setelah didinginkan
- Ketika lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain (ikuti
bentuk permukaan sekitarnya)
- Ketika sudah mengeras dapat dibentuk dengan cara diukir dengan
alat
- Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali kali tanpa merubah
komposisi dan tinggalkan residu
- Tidak akan robek atau patah setelah dibentuk

Kekurangan :

- karena bersifat isolator maka panasnya tidak merata sehingga perlu


dipanaskan seluruhnya.

Base Plate Wax

Kelebihan :
- Stabil pada suhu mulut
- Dapat mengisi rongga cetak
- Non iritan dan non toxic
- Tidak meninggalkan residu jika disiram air
- Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
- Mudah dibentuk dalam temperatur tertentu
- Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya
- Dalam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain
- Dalam keadaan keras dapat diukir
- Melting range cukup lama
- Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali-kali
- Jika dibentuk tidak robek atau retak

Kekurangan

- Mudah rapuh

Processing Wax (Boxing)

Kelebihan :

- Untuk membatasi agar gyps tidak keluar kemana mana

Kekurangan :

- Apabila tidak memiliki Teknik akan meluber dan menjadi jelek


cetakannya

Processing Wax (Utility)

Kelebihan :

- Harus sesuai dengan suhu kamar

Kekurangan :

- Apabila tidak sesuai dengan suhu kamar akan cepat rusak

Processing Wax (Sticky)

Kelebihan :

1. Lengket
2. Bersifat kuat
3. Tidak rapuh
4. Bersifat brittle
5. Direkatkan pada lilin yang patah

Kekurangan :

- Penyusutan pada lilin apabila lebih dari suhu kamar

Impression Wax (Corrective Wax)

Kelebihan :
- Pada suhu 37 derajat daya alir 100%
Kekurangan
- Apabila lebih dari 37 derajat daya alir akan berkurang karena itu
harus sesuai

Impression Wax (Bite Registration)

Kelebihan :
- Melihat Realasi antara rahang atas dan rahang bawah
- Harus dicastingh dengan benar memakai artikulator
Kekurangan
- Tidak bisa memakai selain articulator

2. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji syarat


dental wax yang baik dalam kedokteran gigi

Syarat dental wax yang baik dalam kedokteran gigi :


1. Saat dipanaskan mudah dibentuk, dalam kondisi cair dapat
dituang kedalam cetakan dan mengisi cetakkan
2. Dalam kondisi suhu kamar dapat mempertahankan bentuknya
3. Pada kondisi keras, wax dapat diukir
4. Non toxic dan non iritan
3. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji sifat
secara umum dari dental wax
1. Temperatur peralihan solid
Wax memiliki temperatur yang cukup tinggi di atas 37°C. Selama
terjadinya perubahan dari satu laticce ke tipe laticce yang lain wax
dapat dimanipulasi dengan baik tanpa adanya kerusakan pada tekanan
yang berlebih selain itu digunakan untuk menentukan berbagai sifat-
sifat dan keselarasannya untuk berbagai prosedur klinis di
laboratorium.
2. Termal ekspansi dan kontraksi
Wax dan komponen-komponennya memiliki koefisien ekspansi
terbesar diantara material-material lain yang digunakan di bidang
kedokteran gigi. Wax akan memuai pada saat mengalami kenaikan
temperatur dan mengalami kontraksi saat temperatur diturunkan.
3. Daya alir (flow)
Daya alir wax tidak diperlukan pada temperatur kamar dan mulut,
karena akan menyebabka kerusakan pada wax. Namun pada saat
pembentukan wax temperatur kamar sangat diperlukan untuk
membengkokkan dan melipat wax saat manipulasi. Flow akan
meningkat dengan temperatur yang tinggi diatas temperatur peralihan
solid. Flow sendiri bergantung pada temperatur yang digunakan pada
wax, besar kekuatan yang dikenakan pada wax, dan lama kekuatan yang
dikenakan pada wax.
4. Tekanan interna
Wax memiliki sifat termal konduksi yang rendah sehingga sulit untuk
mencapai panas yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke
suatu bentuk tanpa panas yang cukup sampai temperatur peralihan ke
solid, maka wax akan mengalami tekanan yang sangat kuat.
5. Sifat mudah pecah (Brittleness)
Pada beberapa dental wax, seperti inlay wax kekerasan sangatlah
diperlukan agar inlay wax dapat dicarving beberapa kali sesuai dengan
keinginan tanpa mengalami patah

4. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji cara


manipulasi dental wax untuk (lempeng gigit, inlay)
Inlay Wax
 Direct – diaplikasikan pada mulut secara langsung. Tekanan yang
diaplikasian menggunakan jari. Atau meminta pasien untuk
menggigit malam nya. pelepasannya harus dilakukan dengan hati
hati, dicantol dengan unjung explorer dan diputar ke luar. Setelah
dilepas, model jangan disentuh dengan tangan karena menghindari
perubahan model
 Indirect – pada Die. Pertama die dilumasi dengan bahan pembasah,
kemudian malam yang sudah dicairkan bisa ditambahkan selapis
demi selapis dengan spatula dan diulas dengan sikat. Kemudian
diukir ke kontur yang tepat dengan hati-hati agar permukaan tidak
aus. Pada teknik ini menghindari tekanan untuk mencegah distorsi
(Anusavice, 2013)

Manipulasi Material Inlay Wax (Waxing)

Waxing adalah cara pembuatan pola malam. Pembuatan pola malam


memiliki beberapa tujuan, antara lain:

a) Mendapatkan hubungan yang baik dengan gigi tetangga maupun


antagonisnya
b) Mendapatkan adaptasi yang baik dengan gigi yang direstorasi atau
direhabilitasi
c) Mendapatkan bentuk anatomi yang baik sesuai dengan bentuk
restorasi gigi atau rehabilitasi gigi

Alat dan Bahan:


1. Pisau wax
2. Lampu spiritus / burner
3. Malam biru
4. Model die posterior
5. Bahan separator
6. Carver
7. Pisau model (tajam)

Tahapan:
1. Siapkan alat dan bahan diatas meja yang dialasi l ap putih.
2. Lunakkan malam biru diatas burner.
3. Aplikasikan pada model die posterior yang telah diulasi bahan
separator.
4. Bentuk sesuai anatomi gigi posterior dengan pisau model dan
carver.
5. Haluskan dengan air sabun.

Proses Manipulasi Lempeng Gigit

A. Alat dan Bahan

Alat-alat:

1. Pisau malam
2. pisau model
3. pisau gips
4. lampu spirtus
5. pensil tinta
6. chip blower

7. Trimmer

8. Lap halus

Bahan-bahan:

1. model rahang atas dan rahang bawah yang tidak bergigi


2. baseplate wax/ malam merah

B. Tahap Pekerjaan :

1. Merapikan basis model dengan pisau gips

2. Gambar outline pada model dengan pensil tinta, perhatikan


daerah frenulum, bebaskan daerah tersebut. Jika masih belum
terampil menggambar outline dengan baik bisa menggunakan
pensil biasa terlebih dahulu, dan jika sudah disetujui oleh
instruktur outline ditebalkan menggunakan pensil tinta
3. Satu lembar baseplate lilin dibagi menjadi dua bagian sama
besar. Satu bagian baseplate lilin digunakan untuk RA dapat
langsung dimanipulasi, untuk yang RB sebelum dimanipulasi
bagian baseplate wax dipotong membentuk segitiga atau
seperti huruf V
4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian
baseplate wax/malam mulai dimanipulasikan dengan cara
memanaskan malam diatas lampu spirtus secara merata.
Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan
lempeng malam diatas model kemudian tekan-tekan dengan
menggunakan ibu jari. Perhatikan saat menekan malam dengan
ibu jari jangan sampai merobek lembaran malam, jika malam
menjadi keras panaskan kembali diatas lampu spirtus.
5. Setelah semua permukaan malam menempel pada model,
potong malam sesuai dengan outline dengan menggunakan
pisau model dan pisau malam, dan raapikan seluruh tepinya.
6. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan
pada model dengan ketebalan yang sama dan tepi yang rapi
sesuai outline, halus dan permukaannya rata

5. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengkaji hal


yang perlu diperhatikan dan faktor yang mempengaruhi
dalam manipulasi dental wax.
Manipulasi dental wax merupakan cara yang dilakukan untuk
memproses dental wax menjadi produk yang diinginkan. Dalam
memanipulasi dental wax tentunya ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehingga dapat memengaruhi hasilnya, antara lain:

1. Wax yang digunakan untuk aplikasi tertentu harus memiliki suhu


pelunakan di atas suhu mulut sehingga tidak terdistorsi secara
bertahap. Berikut merupakan nilai suhu pelunakan pada beberapa
jenis wax
2. Wax cenderung memiliki nilai koefisien ekspansi termal yang
tinggi. Melalui pelunakan dengan panas dan pendinginan,
menunjukkan bahwa perubahan dimensi dapat terjadi secara
signifikan. Batas atas perluasan sebesar 0,8% untuk pemanasan
mulai 25°C hingga 40°C yang diizinkan dalam spesifikasi ISO
3. Dalam memanipulasi wax ini penting untuk mempertahankan
ketebalannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melembutkannya dalam air panas dan menyesuaikan dengan
posisinya dengan bahan yang lembut seperti kapas atau karet.
4. Hal lain yang perlu diperhatikan yakni memastikan pelunakan
menyeluruh sebelum pencetakan, jika tidak, akan timbul banyak
tekanan yang akhirnya menyebabkan distorsi.
5. Wax idealnya memiliki warna yang kontras dengan enamel dan
mudah dipahat tanpa mengelupas sehingga permukaan wax yang
terbuka bisa mudah berkontur untuk membentuk dan marginnya
mudah diamati.
6. Saat menggunakan api, posisi wax jangan terkena langsung dengan
api dan untuk waktu yang lama. Pelunakan juga harus dilakukan
secara menyeluruh.
7. Penyimpanan hasil manipulasi dari dental wax harus dalam kondisi
yang menyessuaikan dengan karakteristik dental wax yang
digunakan
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Wax merupakan material yang bersifat termoplastis yang artinya lunak
jika dipanaskan, dan dapat mengeras kembali pada suhu dingin, dan dapat
dilakukan berulang kali. Wax berasal dari dari hewan, tumbuhan dan mineral.
Wax yang berasal dari hewan meliputi beeswax yang diambil dari sarang
lebah dan spermaceti wax yang diambil dari kepala paus sperma. Wax yang
berasal dari tumbuhan terdiri dari carnauba wax, candelila wax, resin dan
getah. Wax yang berasal dari mineral didapatkan melalui proses destilasi yang
meliputi poliethilena dan polioksiethilena.
Dental wax merupakan gabungan dari berbagai jenis wax baik hewan,
tumbuhan maupun mineral dengan komposisi tertentu. Syarat dental wax yang
baik jika dipanaskan mudah dibentuk, pada suhu dingin dental wax dapat
mempertahankan bentuknya, dapat diukir, tentunya bersifat non toxic dan non
irritan.
Dental wax diklasifikasikan berdasarkan kegunaannya yaitu pattern wax,
processing wax, dan impression wax. Pattern wax terdiri dari inlay wax,
casting wax, dan baseplate wax. Processing wax terdiri dari boxing wax,
utility wax, dan sticky wax. Impression wax terdiri dari corrective wax, dan
bite registration wax.
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice KJ, Shen C, Rawls RH. 2013. Philips: Science of Dental


Material, 12th Edition. St. Louis, Missouri : Elsevier.
Craig, R.G., Eick, J.D. & Peyton, F.A. (1965) The properties of natural
waxes used in dentistry. J. Dent. Res. 44, 1308.

Darvell BW. 2018. Materials Science for Dentistry 10th. US: Elsevier.

Hayati, Keumala. 2003. Sifat-Sifat Wax dalam Kedokteran Gigi. Medan :


USU e-respiratory 2008.

Manapalli, John J. 2016. Basic Dental Material, 4th edition. India: Jaypee
Brothers Medical Publisher .

McCabe JF, Walls AWG. 2008. Applied dental materials 9th Edition.
Oxford: Blackwel Publishing Ltd.
Sumono, dkk. 2018. Petunjuk Skill Lab Biomaterial Dan Teknologi
Kedokteran Gigi. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai