Hasil praktikum
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di atas, dapat dilihat bahwa waktu working time dan setting
time pada percobaan penggunaan semen zinc fosfat di lingkaran dengan diameter yang berbeda
akan menghasilkan waktu yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan perbedaan diameter lingkaran
yang digunakan sebagai batas pengadukan powder dan liquid. Semakin besar diameter lingkaran
memungkinkan untuk working time dan setting time terjadi dalam waktu yang singkat
dibandingkan dengan dimeter lingkaran yang lebih kecil.
Semen Zinc Phosphate dikemas dalam bentuk powder dan liquid. Semen ini banyak
digunakan untuk bahan luting permanen dalam restorasi tidak langsung dan melakukan
penyemenan piranti orthodonti. Penambahan rasio bubuk saat proses mixing dapat memberikan
isolasi termal untuk mendapatkan base yang kuat (Hatrick, Eakle & Bird, 2011). Semen seng
fosfat terdiri dari bubuk putih yang dicampurkan dengan cairan. Bubuk semen ini paling banyak
mengandung zinc oksida dengan 10% magnesium oksida, dan cairannya merupakan
asam phosphoric encer dengan konsentrasi 45-64%. Magnesium oksida yang terdapat didalam
bubuk semen seng fosfat membantu mempertahankan warna putih dari semen. Keuntungan
lainnya adalah membuat proses pulverization zinc oksida menjadi lebih mudah, dan juga
meningkatkan compressive strenght dari semen. Oksida lain seperti sillika dan aluminium
ditambahkan dengan jumlah yang lebih kecil sekitar 5% untuk meningkatkan sifat mekanik dari
material, dan memberikan berbagai tingkat warna. Terkadang ada juga beberapa pabrik yang
memberikan flouride yang memiliki berbagai keuntungan (Van Nort 2002, p. 260). Cairan dari
semen seng fosfat memiliki sifat buffer dengan kombinasi dari oksida yang terkandung di dalam
bubuk dengan magnesium hidroksida yang berperan untuk membentuk phosphate pada cairan.
(Van Nort 2002, p. 260).
Pada pencampuran bubuk dan cairan secara bersamaan maka akan terjadi suatu reaksi,
sehingga terbentuk seng fosfat yang relatif tidak larut sebagai berikut:
Pada prinsipnya, reaksi pencampuran semen seng fosfat merupakan reaksi asam basa
yang relatif tidak terlarut. Ketika bubuk dan cairan bercampur, ion asam fosfat bereaksi dengan
permukaan ion Zn untuk menghasilkan garam seng fosfat yang amorf dan terhidrasi. Setelah
permukaan inti ion Zn bereaksi, maka struktur inti yang tidak bereaksi akan bereaksi dengan
matriks fosfat sehingga semen seng fosfat menjadi setting. Akhirnya dihasilkan kristal
tersier seng fosfat yang membentuk matriks yang terkristalisasi disekeliling partikel residu semen
fosfat. Selama proses pencampuran, terjadi reaksi eksotermis yaitu melepaskan panas
(McCabe,2008, p.273).
Semen seng fosfat terdiri dari bubuk (seng oxide) dan liquid (fosfat). Pada basis,
komposisi seng oxide lebih banyak daripada fosfat, hal ini menyebabkan semakin banyak
pula inti ion Zn yang tidak bereaksi. Inti ion Zn yang tidak bereaksi ini akan berikatan dengan
matriks fosfat sehingga ikatan ion Zn dan matriks fosfat juga semakin banyak. Banyaknya ikatan
ion Zn dan matriks fosfat menyebabkan inti banyak dan terletak saling berdekatan, dan matriknya
menjadi sedikit. Sedangkan pada lutting, komposisi seng oxide dan fosfat sama banyak, sehingga
ikatan ion Zn dengan matriks fosfat tidak terlalu banyak, sehingga letak inti berjauhan dan matriks
lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan setting time semen seng fosfat sebagai basis jauh lebih
cepat daripada semen seng fosfat sebagai lutting, karena setting time dilihat dari matriks yang
sudah mengeras, banyaknya matriks dan banyaknya ikatan ion Zn dengan matriks fosfat.
Reaksi eksotermik yang timbul setelah bubuk dan cairan semen seng fosfat dicampur
memberikan kerugian berupa working time yang singkat. Untuk mengatasi kerugian tersebut,
dapat disiasati dengan cara sebagai berikut:
Pada glass slab yang tebal atau dingin, memungkinkan untuk menyerap panas lebih
banyak dari pada glass lab yang tipis. Penggunaan glass slab dingin dapat memperpanjang
working time dan memperpendek setting time. Glass slab yang dingin dapat
menyerap panas lebih banyak dari reaksi eksotermis yang terjadi. Metode
pendinginan glass slab dapat menggunakan glass slab bersuhu 6oC atau – 10oC. Tujuan
memanipulasi semeng seng fosfat dalam glass slab dingin adalah menurunkan
kecepatan reaksi, mengontrol pH agar tidak terlalu rendah, mengurangi panas yang
dihasilkan pada rekasi eksotermis, dan working time cukup (Anusavice, 2013, p.478).
Teknik spreading pada saat pengadukan juga dapat mengurangi reaksi eksotermis,
karena dengan cara tersebut bidang pengadukan akan lebih luas, sehingga panas yang
dapat diserap oleh glass slab akan lebih banyak. Semakin lama pengadukan,
maka matriks yang terbentuk akan menjadi hancur. Pecahnya matriks akan membutuhkan
waktu yang lama untuk membangun kembali matriks tersebut. Jadi, semakin lama
pengadukan maka semakin lama setting time nya (Anusavice, 2013, p.478)
Annusavice KJ. 2013. Phillip's Science of Dental Material, 12th ed. St. Louis.
Saunders Elsevier Ltd.
Bhat, VS, Nandish, BT. 2011. Science of Dental Materials & Clinical Applications. New
Delhi: CBS.
Hatrick, CD, Eakle, WS, Bird, WF. 2011. Dental Materials: Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienists. St. Louis: Saunders Elsevier.
McCabe dan Walls. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed. Victoria: Blackwell, Inc.
O’Brien W.J. 2002. Dental Material and Their Selection. 3rd ed. Michigan. Quintessence
Publishing Co Inc.