Anda di halaman 1dari 33

CROWN AND BRIDGE

Apa itu Crown?


Crown adalah mahkota selubung yang dipasang untuk menggantikan struktur mahkota gigi
yang patah, mengalami kerusakan yang luas, gigi yang tidak dapat ditambal maupun
setelah Root Canal Treatment.

All metal crown


Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan
dapat bertahan sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam dan emas tidak korosif dan
tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan
gigi asli. Biasanya diindikasikan pada gigi posterior dan kontraindikasinya adalah gigi abutmen yang
digunakan mempunyai ketebalan dentin yang kecil.
Gold Crowns
Keuntungan:
- metode simple karena struktur gigi yang dkurangin lebih minimal.
- Lebih tahan lama pada saat tekanan berat seperti menggigit dan mengunyah.
- Mudah menyesuaikan sesuai daerah di mana gigi dan mahkota memenuhi
- Sehat lingkungan untuk jaringan gusi
Kerugian:
- estetik kurang karena warna gigi tidak seperti gigi asli.
PROSEDUR PEMBUATAN CROWN ALL METAL

1.Penanaman model kerja dalam okludator


2.pembuatan pola malam menggunakan blue inlay wax

(Gbr 1.1 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

3.Pemasangan sprue
A .panjang sprue tidak lebih dai 8 mm
B.sprue diletakan pada bagian tertebal dan tertinggi dari pola malam dengan
sudut tumpul

(Gbr 1.2 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)


C.Buat Reservior dengan jaraak pola malam kira-kira 1mm

Gbr 1.3 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

4.Penanaman pola malam dibersihkan dalam bahan tanam investmen (investing)


a.Pola malam dibersihkan dengan deeblublizer agent (untuk menrunkan tegangan
permukaan)

Gbr 1.4 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

b.olesi seluruh permukaan dalam luar pola malam dengan sebagian adonan bahan
tanam dengan menggunakan kuas

(Gbr 1.4 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)


C.letakan pola mala pada puncak kerucut (krusibel fromer)

(Gbr 1.5 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

D.berikan asbestos linear didalam casting ring


E.letakan pola malam pada casting ring dengan jarak 6 mm antara dinding dngan
casting ring letakan diatas vibrator
F.tuangi adonan pada sisi casting ring lalu tunggu hingga bahan investment seting

5.Pemanasan dan penuangan 9Preheating wax elimination)


a.stelah bahan tanam mengeras, biarkan dulu sebaiknya 24 jam
b.lepaskn cucibel former
c.oven dengan suhu mula mula 200 derajat celcius dengan waktu 30 menit
d.pemanasan dilakukan dengan posisi casting ring telentang. temperatur 550-600
selama 30 menit
6. penuangan dan pengecoran logam cair
a.siapkan logam cor
b.puter konci dan kedudukan alatnya
c.letakan casting ring dibelakang fire clay letak sprue hole dengan lubang fire clay
harus berhimpit

(Gbr 1.6 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

D.siapkan blow torch, casting ring tetap berada dalam oven

(Gbr 1.7 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)


E.lakukan pencairan logam dengan sempurna dan homogen,gunakan lidah api
reducting zone

(Gbr 1.8 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)


F.lepaskan bandul maka lengan casting ring kan berputar, tunggu beberapa saat
lalu hentikan
G.turunkan handle sehingga tertutup casting ring, udara akan menekan logam cair
yang berada diatas sprue hole masuk kedalam mould space
H.bila posisi logam tidak membara lagi, masukan casting ring kedalam air dingin
cara celupkan dalam air
I.keluarkan investmen,model logam dibersihkan dari kotoran bahan tanam dengan
menggunakan sand blaster.

(Gbr 1.9 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)


J.finisi dan poleshing

a.potong sprue pin dengan seprating disc


b.buat tonjolan tonjolan atau gelembung gelembung kecil pada permukaan model
dengan round bur yang kecil
c.haluskan dan bentuk seluruh permukaan axial dari puncak cusp sampai 1 mm
dibawah marginal ridge dengan rubber wheel
d.anatomi permukaan okluasal dibentuk dengan menggunakan steel bur
e.poles haluskan dasar dan seluruh permukaan oklusal dengan finishing bur

(Gbr 1.10 Buku Pedoman Crown and Bridge 1)

f.gunakan felt wheel dengan tripoli (kryt) dengan kecepata tinggi


g.gunakan sikat halus dan lembut dengan kecepatan tinggi, tekkanan pada model
harus lemah/lunak
h.bersihkan model casting dengan larutan sabun ammonia
Gigi Tiruan Porselen Fuse to Metal

Porselen
Porselen adalah material yang sewarna dengan gigi, material porselen tersusun atas kristal,
alumunia dan silica yang dileburkan secara bersama pada high temperatures, untuk membentuk
kekuatan, keseragaman, dan material glass-like ( Hatrick, 2010 dan Anusavice, 2003 ).
Dalam laboratorium kedokteran gigi, porselen untuk restorasi menggunakan bentuk
sediaan fine powder (serbuk halus). Pembuatan dari powder porselen sangat kompleks. Porselen
terbuat dari bahan-bahan dasar berupa: silika (SiO2), feldspar (K2O.Al2O3.6SiO2), dan alumina
(Al2O3). Bahan-bahan crystalline ini dipanaskan bersamaan dengan fluxed diantaranya sodium
carbonate atau lithium carbonate.
Material crytalline yang baru terbentuk disebut “leucite” juga berbentuk kaca pada kondisi
tertentu. Dental porselen ini merupakan matriks dari kaca bertitik leleh rendah berikatan dengan
“leucite crystals”. Porselen selanjutnya dibakar kembali dengan metal oksida untuk menambahkan
warna yang sesuai dengan gigi. Setelah porselen dingin, porselen ini menjadi bahan dasar
untuk fine powder, bentuk inilah yang digunakan dalam dental laboratorium.
Adapun tahap-tahap dalam pembuatan gigi tiruan logam porselen (porcelain fused to
metal/PFM) yaitu :

1. Dokter gigi memotong gigi pasien yang akan dibuatkan crown atau bridge gigi logam
porselen untuk dijadikan abutment dari gigi tiruan logam porselen.

2. Setelah melakukan preparasi pada gigi pasien, kemudian dokter gigi mencetak gigi pasien
tersebut untuk dikirim ke lab gigi
3. Sebelum cetakan gigi dikirim ke lab gigi, dokter gigi mencocokkan warna gigi yang akan
dibuat sesuai dengan gigi sebelah yang telah dipreparasi.
4.

4. Kemudian cetakan double impression tersebut dikirim ke lab, lalu pihak lab akan mengecor
cetakan double impression tersebut dengan bahan cetak gypsum.

5. Model gigi tersebut kemudian diberikan pin untuk menopang kekuatan dari cetakan abutment
gigi yang akan dibuatkan logam porselen.
6. Setelah diberi pin, model gigi abutment dipotong sesuai dengan bagian tiap giginya.

7. Model gigi tersebut kemudian diletakkan pada articulator, agar posisi model gigi sesuai
dengan garis median (garis tengah tubuh). atau lebih mudahnya disusun pada okludator.
8. Kemudian gigi abutment diukir untuk diperjelas garis servikalnya.

9. Setelah batas garis servikalnya diperjelas, lalu model abutment tersebut dilapisi dengan lem
yang cepat kering dan tidak meresap di model gigi satu lapis saja (pada umumnya dengan
menggunakan alteco). Tujuannya yaitu agar ada sedikit space untuk logam porselen terhadap
gigi abutment yang asli. Dan jangan lupa memperjelas garis servikal dengan cara ditandai
dengan pensil tinta.
10. Kemudian memasuki tahap waxing atau pelilinan malam, jangan lupa untuk memberi
separator terlebih dahulu atau minyak pelindung satu lapis saja agar lilin malam tidak
menempel pada model gigi abutment dan dapat dilepas pasang.
11. Setelah tahap waxing sudah dilakukan dan dipastikan bahwa batas-batas bentuk dan
ketebalan dari lilin malam tersebut sudah sesuai dengan bentuk abutment, kemudian
dilakukan tahap spruing (pemberian sprue). Sprue dipasang dengan kemiringan sekitar
400 sampai 450.
12. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah tahap penanaman model di dalam tabung
kecil (bumbung tuang logam) sebelum dilakukan proses casting logam.
Adapun posisi peletakan model sebelum dituangkan bahan tanam tuang (phosphat
bonded) yaitu :
13. Bahan tanam tuang (phosphate bonded) dituangkan terlebih dahulu ke dalam model
malam untuk mengisi bagian servikal (bagian model malam yang membetuk gigi
yang sudah dipreparasi).

14. Setelah dituangkannya bahan tanam tuang, tunggu sekitar kurang lebih satu sampai dua
agar bahan tanam tersebut setting (kering sempurna dan sudah tidak dalam tahap
setting/terasa panas, namun sudah terasa dingin bila dipegang)
15. Setelah setting, lelehkan malam di dalam cetakan tersebut dengan meletakkannya di atas
api kompor dengan posisi lubangnya menghadap api. Namun jangan terlalu
lama melelehkannya, karena dikhawatirkan cetakan di dalamnya menjadi retak (sekitar
30 sampai 45 menit).

16. Lalu letakkan cetakan tersebut ke dalam oven kurang lebih sekitar 200 celcius sampai
9200 celcius selama kurang lebih 30 menit.
1. Setelah proses peng’oven’an selesai, logam yang utuh yang telah diukur cukup
untuk mengisi lubang dari bentuk model malam yang telah bersih di dalam
cetakan, yang nantinya akan membentuk koping (kerangka) logam. Logam
tersebut dilelehkan.

2. Setelah logam dilelehkan, bagian luar dari cetakan dipanasi juga dengan api
casting sampai warna cetakan tersebut memerah. Hal ini dilakukan agar logam
yang masuk ke dalam cetakan koping (kerangka) tersebut merata ke semua bagian
cetakan koping dan dapat membentuk koping dengan sempurna.
3. Setelah itu cetakan diletakkan di mesin casting (pengisian) logam untuk
dimasukkan logam cair. Mesin casting (pengisian) logam ada yang memakai
centrifugal dan ada juga yang sudah modern tanpa harus melakukan casting
(pengisian) logam dengan cara manua; seperti casting centrifugal.
4. Setelah cetakan terisi logam, cetakan tersebut ditunggu hingga dingin sekitar
kurang lebih selama satu jam, agar logam tersebut benar-benar mengeras dan
membentuk koping (kerangka) secara sempurna.
5. Setelah satu jam, bahan tanam tuang yang sudah dingin tadi dihancurkan untuk
mengeluarkan cetakan dari koping (kerangka) logam tersebut.
6. Setelah koping (kerangka) diambil, sandblasting (penggunaan kekuatan angin dan
pasir halus) untuk membersihkan sisa-sisa bahan tanam tuang yang masih
menempel pada koping logam.
Namun, penggunaan sandblaster jangan terlalu keras kekuatan anginnya dan
ujung alat sandblaster yang mengeluarkan angin jangan terlalu didekatkan dengan
logam, karena dapat menyebabkan ukuran koping logam menjadi tidak pas dengan
model cetakan gigi aslinya (logam jadi sedikit melebar).

7. Setelah disandblasting, segera potong bagian sprue yang masih menempel pada
koping logam dengan disk logam. Bagian luar koping logam tidak boleh dipulas
halus karena bagian koping logam akan ditempelkan porcelain, dan bagian dalam
servikal tidak boleh dipulas kasar maupun halus karena bagian tersebut yang akan
menempel pada gigi asli yang telah dipreparasi.
8. Hasil cetakan bentuk koping logam yang didapat akan seperti ini, kemudian
masukkan secara bergantian ke dalam mesin ultrasonic yang memiliki dua bagian
yaitu yang berisi alkohol lalu masukkan juga ke dalam bagian yang berisi air steril
(aquades).
9. Berikut ini kita akan mulai memasuki tahap pelapisan porcelain di atas koping
(kerangka) logam. Hal pertama yang harus dilakukan adalah proses slurry
(pelapisan koping logam dengan sedikit pelapis dasar porcelain, digunakan
sebagai pengikat untuk logam dan porcelain). Slurry bisa juga disebut bagian
opaque (opak) yang menutupi bagian logam agar warna gelapnya tidak
menembus keramik. Proses slurry hanya dilakukan sekali dan harus merata satu
lapis saja, jangan terlalu tebal.
Setelah dilapisi slurry, kemudian koping logam tersebut diletakkan di mesin
furnace (mesin pembakaran gigi porcelain) dengan suhu untuk slurry.

1. Setelah dilapisi bagian opaque (slurry), kemudian dilapisi dengan dentin


porcelain. Dentin porcelain didapatkan dengan cara mencapurkan bubuk
porcelain dengan cairan yang khusus digunakan untuk porcelain, dengan adukan
yang merata dan konsisten.

Jangan lupa untuk melakukan teknik kondensasi setelah membentuk gigi


dengan porcelain sebelum dimasukkan ke dalam mesin furnace
(mesin yang digunakan untuk pembakaran gigi porcelain). Teknik ini dilakukan agar
air yang terserap terlalu banyak di dalam porcelain dapat dikeluarkan,
karena jika terdapat banyak kandungan air di dalam bentukan porcelain tersebut
akan dapat mengakibatkan keretakan (cracking) pada
porcelain pada hasil porcelain setelah dibakar.
Adapun teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengkondensasi
porcelain adalah :
1. Dengan teknik getar atau ketuk yaitu dengan menggetar-getarkan atau mengetuk
koping logam yang telah dijepitkan pada gunting logam secara perlahan, agar
porcelain yang menempel tidak rontok (berjatuhan).
2. Dengan cara penyerapan yaitu setelah diketuk-ketuk secara perlahan, bentukan
porcelain yang terlihat basah tersebut diserap airnya dengan menggunakan tissue
halus dan ditempelkan secara perlahan.

Perpaduan kedua teknik di atas dapat menghasilkan bentukan porcelain yang


lebih baik dibandingkan hanya dilakukan salah satunya saja.

1. Bentukan porcelain yang telah siap dimasukkan ke dalam mesin furnace yang
telah diatur suhunya, segera diletakkan di atas tray yang tersedia untuk
memasukkannya di dalam furnace.
Masukkan porcelain tersebut ke dalam mesin furnace, porcelain sangat memerlukan
proses drying (pengeringan) selama 5 menit untuk mengeringkan sisa air yang masih
terdapat pada porcelain. proses drying dilakukan dengan cara meletakkan porcelain
ke dalam furnace tetapi mesin furnace belum tertutup rapat.

Setelah proses drying, kemudian saatnya untuk melakukan teknik pembakaran.


Adapun macam-macam ukuran suhu mesin furnace porcelain adalah :
1. High fusing 1300o C – 1370o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran pada elemen gigi tiruan seperti pada
logam.
2. Medium fusing 1090o C – 1260o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran pada gigi tiruan logam porcelain
(porcelain fused to metal) dan juga untuk all porcelain (semua bagiannya
menggunakan porcelain, termasuk juga bagian koping atau kerangkanya).
3. Low fusing 870o C – 1065o C
Suhu ini juga dapat digunakan untuk proses pembakaran pada gigi tiruan logam
porcelain (porcelain fused to metal) dan juga untuk all porcelain (semua bagiannya
menggunakan porcelain, termasuk juga bagian koping atau kerangkanya).
4. Ultra low fusing 870o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran gigi tiruan jembatan (bridge) atau
mahkota (crown).

Setelah pembakaran pada bagian dentin dan pembentukan (grinding) sesuai dengan
bentuk gigi asli, kemudian lapisi bagian porcelain dengan lapisan enamel porcelain
untuk menambah translusensi (tingkat kecerahan pada gigi porcelain) agar gigi
porcelain mirip dengan gigi asli.

Kemudian lakukan pembakaran sekali lagi seperti suhu pada saat pembakaran dentin
porcelain. Bila bentuk dari gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dirasa masih
belum sempurna, lakukan grinding sekali lagi.

Berikut ini adalah gambaran dari pembetukan gigi porcelain yang sudah dibakar
untuk dibentuk mirip seperti gigi asli :
Lalu lakukan tahapan glazing pada gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dengan
cara melapisinya dengan lapisan glazing (lapisan yang digunakan untuk gigi
porcelain agar terlihat mengkilap dan halus). Lapisan glazing akan memperkecil
permukaan porselen yang terlihat kasar.
Ada juga teknik pembuatan gigi tiruan porselen dengan cara CAD-CAM atau
dengan menggunakan kecanggihan computer tanpa harus melalui berbagai macam
proses yang serumit itu, namun ketelitian dan kepandaian dalam mengolah aplikasi
di dalam computer harus dimiliki oleh tekniker lab yang mengerjakannya.
Berikut ini adalah contoh gigi tiruan porselen dari hasil pembuatan dengan teknik
CAD-CAM :

2. Seperti itulah proses pembuatan gigi tiruan logam porselen, yang setelah jadi
langsung dikirim dari lab gigi kepada dokter gigi untuk dipasangkan kepada
pasiennya.
PERBEDAAN KEKUATAN DAN WARNA PADA CROWN ALL METAL DAN PORCLEIN FUSE TO METAL

1. CROWN ALL METAL


- WARNA
A. Estetik kurang karena warna gigi tidak seperti gigi asli .

- KEKUATAN
A. Tidak mudah pecah apabila jatuh
B. Bagus untuk pengguna daya kunyah yang tinggi

2.Porclein Fuse To Metal

-Warna
A. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)

-Kekuatan
A .Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur
B. Tahan lama di dalam rongga mulut
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.shinysmiledentalclinic.com/proses-pembuatan-gigi-tiruan-porselen-bagian-1/
2. http://www.shinysmiledentalclinic.com/proses-pembuatan-gigi-tiruan-porselen-
bagian-2/
3. Buku Pedoman Praktikum Crown and Bridge 1,Prosedur Pembuatan Crown All metal

Anda mungkin juga menyukai