3.Pemasangan sprue
A .panjang sprue tidak lebih dai 8 mm
B.sprue diletakan pada bagian tertebal dan tertinggi dari pola malam dengan
sudut tumpul
b.olesi seluruh permukaan dalam luar pola malam dengan sebagian adonan bahan
tanam dengan menggunakan kuas
Porselen
Porselen adalah material yang sewarna dengan gigi, material porselen tersusun atas kristal,
alumunia dan silica yang dileburkan secara bersama pada high temperatures, untuk membentuk
kekuatan, keseragaman, dan material glass-like ( Hatrick, 2010 dan Anusavice, 2003 ).
Dalam laboratorium kedokteran gigi, porselen untuk restorasi menggunakan bentuk
sediaan fine powder (serbuk halus). Pembuatan dari powder porselen sangat kompleks. Porselen
terbuat dari bahan-bahan dasar berupa: silika (SiO2), feldspar (K2O.Al2O3.6SiO2), dan alumina
(Al2O3). Bahan-bahan crystalline ini dipanaskan bersamaan dengan fluxed diantaranya sodium
carbonate atau lithium carbonate.
Material crytalline yang baru terbentuk disebut “leucite” juga berbentuk kaca pada kondisi
tertentu. Dental porselen ini merupakan matriks dari kaca bertitik leleh rendah berikatan dengan
“leucite crystals”. Porselen selanjutnya dibakar kembali dengan metal oksida untuk menambahkan
warna yang sesuai dengan gigi. Setelah porselen dingin, porselen ini menjadi bahan dasar
untuk fine powder, bentuk inilah yang digunakan dalam dental laboratorium.
Adapun tahap-tahap dalam pembuatan gigi tiruan logam porselen (porcelain fused to
metal/PFM) yaitu :
1. Dokter gigi memotong gigi pasien yang akan dibuatkan crown atau bridge gigi logam
porselen untuk dijadikan abutment dari gigi tiruan logam porselen.
2. Setelah melakukan preparasi pada gigi pasien, kemudian dokter gigi mencetak gigi pasien
tersebut untuk dikirim ke lab gigi
3. Sebelum cetakan gigi dikirim ke lab gigi, dokter gigi mencocokkan warna gigi yang akan
dibuat sesuai dengan gigi sebelah yang telah dipreparasi.
4.
4. Kemudian cetakan double impression tersebut dikirim ke lab, lalu pihak lab akan mengecor
cetakan double impression tersebut dengan bahan cetak gypsum.
5. Model gigi tersebut kemudian diberikan pin untuk menopang kekuatan dari cetakan abutment
gigi yang akan dibuatkan logam porselen.
6. Setelah diberi pin, model gigi abutment dipotong sesuai dengan bagian tiap giginya.
7. Model gigi tersebut kemudian diletakkan pada articulator, agar posisi model gigi sesuai
dengan garis median (garis tengah tubuh). atau lebih mudahnya disusun pada okludator.
8. Kemudian gigi abutment diukir untuk diperjelas garis servikalnya.
9. Setelah batas garis servikalnya diperjelas, lalu model abutment tersebut dilapisi dengan lem
yang cepat kering dan tidak meresap di model gigi satu lapis saja (pada umumnya dengan
menggunakan alteco). Tujuannya yaitu agar ada sedikit space untuk logam porselen terhadap
gigi abutment yang asli. Dan jangan lupa memperjelas garis servikal dengan cara ditandai
dengan pensil tinta.
10. Kemudian memasuki tahap waxing atau pelilinan malam, jangan lupa untuk memberi
separator terlebih dahulu atau minyak pelindung satu lapis saja agar lilin malam tidak
menempel pada model gigi abutment dan dapat dilepas pasang.
11. Setelah tahap waxing sudah dilakukan dan dipastikan bahwa batas-batas bentuk dan
ketebalan dari lilin malam tersebut sudah sesuai dengan bentuk abutment, kemudian
dilakukan tahap spruing (pemberian sprue). Sprue dipasang dengan kemiringan sekitar
400 sampai 450.
12. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah tahap penanaman model di dalam tabung
kecil (bumbung tuang logam) sebelum dilakukan proses casting logam.
Adapun posisi peletakan model sebelum dituangkan bahan tanam tuang (phosphat
bonded) yaitu :
13. Bahan tanam tuang (phosphate bonded) dituangkan terlebih dahulu ke dalam model
malam untuk mengisi bagian servikal (bagian model malam yang membetuk gigi
yang sudah dipreparasi).
14. Setelah dituangkannya bahan tanam tuang, tunggu sekitar kurang lebih satu sampai dua
agar bahan tanam tersebut setting (kering sempurna dan sudah tidak dalam tahap
setting/terasa panas, namun sudah terasa dingin bila dipegang)
15. Setelah setting, lelehkan malam di dalam cetakan tersebut dengan meletakkannya di atas
api kompor dengan posisi lubangnya menghadap api. Namun jangan terlalu
lama melelehkannya, karena dikhawatirkan cetakan di dalamnya menjadi retak (sekitar
30 sampai 45 menit).
16. Lalu letakkan cetakan tersebut ke dalam oven kurang lebih sekitar 200 celcius sampai
9200 celcius selama kurang lebih 30 menit.
1. Setelah proses peng’oven’an selesai, logam yang utuh yang telah diukur cukup
untuk mengisi lubang dari bentuk model malam yang telah bersih di dalam
cetakan, yang nantinya akan membentuk koping (kerangka) logam. Logam
tersebut dilelehkan.
2. Setelah logam dilelehkan, bagian luar dari cetakan dipanasi juga dengan api
casting sampai warna cetakan tersebut memerah. Hal ini dilakukan agar logam
yang masuk ke dalam cetakan koping (kerangka) tersebut merata ke semua bagian
cetakan koping dan dapat membentuk koping dengan sempurna.
3. Setelah itu cetakan diletakkan di mesin casting (pengisian) logam untuk
dimasukkan logam cair. Mesin casting (pengisian) logam ada yang memakai
centrifugal dan ada juga yang sudah modern tanpa harus melakukan casting
(pengisian) logam dengan cara manua; seperti casting centrifugal.
4. Setelah cetakan terisi logam, cetakan tersebut ditunggu hingga dingin sekitar
kurang lebih selama satu jam, agar logam tersebut benar-benar mengeras dan
membentuk koping (kerangka) secara sempurna.
5. Setelah satu jam, bahan tanam tuang yang sudah dingin tadi dihancurkan untuk
mengeluarkan cetakan dari koping (kerangka) logam tersebut.
6. Setelah koping (kerangka) diambil, sandblasting (penggunaan kekuatan angin dan
pasir halus) untuk membersihkan sisa-sisa bahan tanam tuang yang masih
menempel pada koping logam.
Namun, penggunaan sandblaster jangan terlalu keras kekuatan anginnya dan
ujung alat sandblaster yang mengeluarkan angin jangan terlalu didekatkan dengan
logam, karena dapat menyebabkan ukuran koping logam menjadi tidak pas dengan
model cetakan gigi aslinya (logam jadi sedikit melebar).
7. Setelah disandblasting, segera potong bagian sprue yang masih menempel pada
koping logam dengan disk logam. Bagian luar koping logam tidak boleh dipulas
halus karena bagian koping logam akan ditempelkan porcelain, dan bagian dalam
servikal tidak boleh dipulas kasar maupun halus karena bagian tersebut yang akan
menempel pada gigi asli yang telah dipreparasi.
8. Hasil cetakan bentuk koping logam yang didapat akan seperti ini, kemudian
masukkan secara bergantian ke dalam mesin ultrasonic yang memiliki dua bagian
yaitu yang berisi alkohol lalu masukkan juga ke dalam bagian yang berisi air steril
(aquades).
9. Berikut ini kita akan mulai memasuki tahap pelapisan porcelain di atas koping
(kerangka) logam. Hal pertama yang harus dilakukan adalah proses slurry
(pelapisan koping logam dengan sedikit pelapis dasar porcelain, digunakan
sebagai pengikat untuk logam dan porcelain). Slurry bisa juga disebut bagian
opaque (opak) yang menutupi bagian logam agar warna gelapnya tidak
menembus keramik. Proses slurry hanya dilakukan sekali dan harus merata satu
lapis saja, jangan terlalu tebal.
Setelah dilapisi slurry, kemudian koping logam tersebut diletakkan di mesin
furnace (mesin pembakaran gigi porcelain) dengan suhu untuk slurry.
1. Bentukan porcelain yang telah siap dimasukkan ke dalam mesin furnace yang
telah diatur suhunya, segera diletakkan di atas tray yang tersedia untuk
memasukkannya di dalam furnace.
Masukkan porcelain tersebut ke dalam mesin furnace, porcelain sangat memerlukan
proses drying (pengeringan) selama 5 menit untuk mengeringkan sisa air yang masih
terdapat pada porcelain. proses drying dilakukan dengan cara meletakkan porcelain
ke dalam furnace tetapi mesin furnace belum tertutup rapat.
Setelah pembakaran pada bagian dentin dan pembentukan (grinding) sesuai dengan
bentuk gigi asli, kemudian lapisi bagian porcelain dengan lapisan enamel porcelain
untuk menambah translusensi (tingkat kecerahan pada gigi porcelain) agar gigi
porcelain mirip dengan gigi asli.
Kemudian lakukan pembakaran sekali lagi seperti suhu pada saat pembakaran dentin
porcelain. Bila bentuk dari gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dirasa masih
belum sempurna, lakukan grinding sekali lagi.
Berikut ini adalah gambaran dari pembetukan gigi porcelain yang sudah dibakar
untuk dibentuk mirip seperti gigi asli :
Lalu lakukan tahapan glazing pada gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dengan
cara melapisinya dengan lapisan glazing (lapisan yang digunakan untuk gigi
porcelain agar terlihat mengkilap dan halus). Lapisan glazing akan memperkecil
permukaan porselen yang terlihat kasar.
Ada juga teknik pembuatan gigi tiruan porselen dengan cara CAD-CAM atau
dengan menggunakan kecanggihan computer tanpa harus melalui berbagai macam
proses yang serumit itu, namun ketelitian dan kepandaian dalam mengolah aplikasi
di dalam computer harus dimiliki oleh tekniker lab yang mengerjakannya.
Berikut ini adalah contoh gigi tiruan porselen dari hasil pembuatan dengan teknik
CAD-CAM :
2. Seperti itulah proses pembuatan gigi tiruan logam porselen, yang setelah jadi
langsung dikirim dari lab gigi kepada dokter gigi untuk dipasangkan kepada
pasiennya.
PERBEDAAN KEKUATAN DAN WARNA PADA CROWN ALL METAL DAN PORCLEIN FUSE TO METAL
- KEKUATAN
A. Tidak mudah pecah apabila jatuh
B. Bagus untuk pengguna daya kunyah yang tinggi
-Warna
A. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)
-Kekuatan
A .Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur
B. Tahan lama di dalam rongga mulut
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.shinysmiledentalclinic.com/proses-pembuatan-gigi-tiruan-porselen-bagian-1/
2. http://www.shinysmiledentalclinic.com/proses-pembuatan-gigi-tiruan-porselen-
bagian-2/
3. Buku Pedoman Praktikum Crown and Bridge 1,Prosedur Pembuatan Crown All metal