Anda di halaman 1dari 2

Burnout

Langkah awal yang di lakukan setelah pengecoran model malam dengan bahan tanam
tuang adalah pembuangan malam tersebut dengan cara memanaskan bumbung tuang.
Pemanasan mould investment harus dilakukan sampai malam pada bumbung tuang benar-
benar habis. Pengecekan dilakukan dengan cara menutupkan glass slab atau kaca pada
bagian crucible bumbung tuang. Jika kaca tidak buram berarti malam terbakar habis dan
uap air telah hilang. Jika kaca terlihat buram karena ada uap air yang menempel pada kaca,
maka pembakaran diulangi sampai malam benar-benar habis terbakar dan tidak ada uap air.
Selama pembakaran, malam yang cair akan diserap oleh material tanam dan sisa karbon
akibat pembakaran malam cair akan terperangkap dalam material tanam. Pada teknik
pemanasan yang tinggi, temperatur mould yang tinggi cukup untuk mengubah karbon
menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. Air yang terperangkap dalam pori-pori
bahan tanam akan mengurangi penyerapan malam, dan ketika menguap akan ikut
mengalirkan dan membuang malam dari mould. Gas ini akan keluar melalui pori-pori
bahan tanam yang dipanaskan (Yogiartono, dkk, 2015, p. 176-177).
Proses burnout adalah proses yang bertujuan untuk mengeluarkan malam dari
invesment material agar didapatkan mould. Selain itu, burnout juga bertujuan untuk
mendapatkan thermal expansion yang sangat dibutuhkan untuk mengkompensasi adanya
shrinkage.
Pemanasan harus dilakukan secara menyeluruh hingga malam benar-benar habis dan
tidak boleh di atas 700C. Setelah suhu casting tercapai, casting harus segera dilakukan.
Mempertahankan suhu tinggi untuk jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan
kontaminasi sulfur pada casting dan juga menghasilkan permukaan kasar pada casting
karena disintegrasi bahan tanam. Untuk menghindari masalah ini, beberapa teknisi
menggunakan tungku dengan elemen pemanas pada keempat sisinya, sehingga mengurangi
waktu burn out (Anusavice et al, 2013 p.218)

Pemanasan mould dalam oven

Pemanasan mould di dalam oven bertujuan untuk mendapatkan thermal


expansion untuk mengkompensasi adanya shrinkage. Suhu yang kurang saat
proses pembakaran mould di dalam oven dapat mengakibatkan masih adanya sisa-
sisa malam yang tertinggal di dalam mould. Adanya sisa-sisa malam
menyebabkan terjadinya porositas pada hasil casting karena terbentuk gas yang
berasal dari terjadinya kontak antara sisasisa karbon dari malam dengan bahan
alloy yang panas. Kadangkadang pada hasil casting terdapat karbon yang melekat
cukup kuat sehingga sulit untuk dibersihkan (Anusavice et al, 2003 p.340).

Suhu yang terlalu tinggi saat proses pembakaran mould di dalam oven dapat
menyebabkan terjadinya overheating. Hal tersebut mengakibatkan sulfur lepas dan
berikatan dengan oksigen menjadi SO2 / SO3 yang menyebabkan permukaan mould menjadi
kasar. Apabila overheating dilanjutkan akan menyebabkan cracking atau pecahnya dinding
cetakan. Hal ini terjadi karena bagian luar akan mengalami expansi yang lebih besar
dibandingkan dengan bagian dalamnya sehingga terjadi internal stress/tensile stress. Mould
yang mengalami cracking akan menghasilkan cetakan yang memiliki sayap/ sirip setelah
dilakukan casting. Apabila overheating tetap dilanjutkan, investmen material akan terus
mengalami cracking sehingga menjadi hancur dan tidak dapat dilakukan casting.

Cetakan biasanya ditempatkan di dalam furnace pada suhu kamar, perlahan dipanaskan
sampai 650C -700C dalam 60 menit, dan ditahan selama 15 sampai 30 menit pada suhu
atas. Tingkat pemanasan memiliki beberapa pengaruh pada kehalusan dan keseluruhan
dimensi bahan tanam. (Anusavice, et al, 2013:218).

Anda mungkin juga menyukai