didiamkan sampai logam tidak berwarna merah membara. Lalu dilakukan proses
quenching. Ada dua manfaat melakukan quenching yaitu logam dalam kondisi
annealed untuk burnishing, polishing dan prosedur lain yang serupa. Dan ketika
air kontak langsung dengan bumbung tuang yang masih panas kemudian terjadi
reaksi yang keras sehingga logam mudah dilepaskan. (Annusavice,2003,pg.335).
Yang terakhir adalah mengukur marginal gap menggunakan jangka
sorong. Adanya marginal gap adalah akibat adanya gelembung pada bahan tanam
tuang yang menyebabkan udara terjebak.. Hal ini disebabkan oleh W/P rasio yang
rendah menyebabkan bahan tanam lebih kecil sehingga tidak pas dengan
shrinkage yang terjadi dan menyebabkan timbulnya marginal gap. Begitu juga
jika w/p rasio yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya marginal gap
akibat adanya kekasaran dan bintil pada bagian dalam dari hasil casting.
(Annusavice,2003,pg.306,316.)
Kelompok C10 telah melakukan praktikum penuangan logam (casting)
dengan enam kali pengecoran dalam mould di bumbung tuang dengan konsistensi
yang berbeda-beda. Konsistensi tersebut antara lain encer , normal dan kental.
Pada semua hasil percobaan terdapat marginal gap atau sela marginal. Sela
marginal yang paling besar terdapat pada percobaan II dengan w/p rasio normal.
Sedangkan marginal gap yang lebih kecil didapat dari percobaan I dengan w/p
rasio encer. Bintil pada mould II (w/p rasio normal) lebih banyak daripada bintil
pada mould I (w/p rasio encer), sehingga ketika dipasangkan pada master die
terdapat marginal gap. Selain itu terdapat bintil dan cekungan pada luar
permukaan hasil cetakan. Pada mould III (w/p rasio kental) didapat hasil yang
tidak sesuai yaitu cetakan tidak utuh. Kegagalan saat casting disebabkan oleh
beberapa hal yaitu :
1. Ada/tidaknya porositas
Rongga atau porositas dapat terjadi jika gas yang terbentuk saat
alloy dipanaskan berkontak dengan sisa karbon (Annusavice, 2003, hal
340). Porositas berbentuk bulatan yang lebih besar dapat disebabkan
oleh gas yang dikeluarkan oleh semburan api tidak diatur dengan baik,
atau penggunaan zona oksidasi dari semburan api bukan zona
reduksi(Annusavice, 2003, hal 346).
Porositas karena udara yang terjebak pada permukaan dalam casting disebut
sebagai porositas back pressure, yang dapat menghasilkan cekungan yang besar.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan udara di dalam mould untuk keluar
melalui pori bahan tanam atau karena perbedaan tekanan yang
memindahkan pocket udara ke ujung bahan tanam melalui sprue
yang mencair (Annusavice, 2003, hal 346). Porositas dapat
dikurangi dengan menghindari overheating pada alloy (McCabe &
Walls, 2008, hal. 82)
2. Terdapat bintil
Bulatan pada hasil casting ini disebabkan oleh gelembung udara
yang melekat pada model malam selama atau sesudah penanaman
(Annusavice, 2003, hal 338). Jika melakukan metode manual, ada beberapa
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengilangkan udara dari
adonan bahan tanam sebelum penanaman dilakukan. Wet t i n g
a g e n t d a p a t m e m b a n t u m e n c e g a h pengumpulan gelembung