Anda di halaman 1dari 5

STUDI PENANGGULANGAN REJECT GAS HOLE

PRODUK DISC ROTOR DX PADA ACE LINE 2 DI


PT. AT INDONESIA
Zaenal Abidin
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang 50239
Telp. 7473417, 7466420 (Hunting), Fax. 7472396
Abstrak
Pengecoran logam (casting) adalah proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan bentuk suatu produk. Pada proses pengecoran logam sering dijumpai kecacatan pada area
casting. Memperbaiki area kecacatan produk akan menghasilkan produksi yang efisien. Kecacatan yang
diperbaiki adalah reject gas hole. Reject gas hole adalah lubang yang tampak pada permukaan coran.
Reject ini sering dijumpai pada produksi part DR DX. Proses untuk memperbaiki kecacatan tersebut
menggunakan trial temperatur tinggi, trial pattern, cutting core. Temperatur pouring 1575˚(C).
Temperatur melting 1480˚(C). Penambahan flow out pattern pada cavity 1 dan 2, cavity 5 dan 6, all
cavity. Pemasakan core dengan warna core sesuai standar (QCS) quality check standard. Improvement
ini memberikan penurunan reject 8%. Sehingga metode ini sangat efektif untuk penurunan reject gas
hole.
Kata Kunci : “pengecoran logam”,”reject gas hole”,”flow out pattern”,”quality check standard”.

Reject gas hole adalah jenis reject yang


1. Pendahuluan
disebabkan karena gas yang terperangkap
Pengecoran logam (casting) adalah proses didalam cairan pada proses pengecoran
manufaktur yang menggunakan logam cair logam. Reject ini memiliki ciri-ciri lubang
dan cetakan untuk menghasilkan suatu yang tampak pada permukaan coran. Secara
produk jadi. Proses casting berawal dari visual terlihat bersih. Reject ini sering
rawmaterial yaitu steel scrap, chip, runner dijumpai pada proses pengecoran logam. Hal
gate dan diberi bahan tambahan ini bisa terjadi karena gas didalam coran
alloymaterial seperti tembaga, timah, tidak bisa keluar dengan lancar pada proses
mangan, silicon, sulfur, carbon. Bahan-bahan casting.
tersebut selanjutnya dilebur pada furnace Dibawah ini merupakan contoh reject gas
hingga temperatur minimal 1500˚ (C) hole pada permukaan part disc rotor DX
kemudian dicetak sesuai dengan pola yang
buat.
Didalam pengecoran tentunya mengalami
kendala, diantaranya terdapat bermacam-
macam reject yaitu aka, gomi, kusare, dakon,
gas hole, porosity, holes, dll.Hal ini membuat
improvement untuk menurunkan beberapa
reject tersebut agar meminimalkan produk
reject dan membuat produksi yang efisien.
Dari beberapa reject tersebut yang paling
difokuskan adalah reject gas hole. Hal ini
dikarenakan penanganan reject pada part DR
DX sebagian besar kecacatan adalah jenis
Gambar 1. Contoh reject gas hole
reject gas hole.

9
2. Tinjauan Pustaka Trial, yaitu melakukan percobaan untuk
mengetahui hasil improvement produk reject.
2.1 Point Check Proses Casting
Untuk lebih memahami tentang casting maka 2.2 Jenis - jenis reject casting
perlu dimengerti beberapa point penting
dalam proses casting.
a. Molten iron, yaitu bahan ahan-bahan raw
material dan alloy material yang sudah
dilebur menjadi cairan untuk
dituang/dicetak menjadi bahan
jadi/produk. a b
b. Melting, yaitu proses peleburan bahan raw
material dan alloy material menjadi
molten iron.
c. Molding, yaitu proses pembuatan cetakan
pasir untuk selanjutnya ditransfer pada c d
proses pouring.
d. Pouring, yaitu proses penuangan cairan
molten iron pada cetakan.
e. Cooling zone, yaitu daerah/tempat untuk
membantu tu dalam pendinginan produk. e f
f. Cooling drum, yaitu daerah/tempat untuk
melepaskan gatting system dengan pasir
cetakan.
g. Sekiori, yaitu proses untuk melepaskan
antara gatting system dengan produk.
h. Shotblast, yaitu proses untuk g h
membersihkan pasir yang masih
menempel pada produk.
i. Finishing, yaitu proses penggerindaan
sisa-sisa
sisa cairan/bari pada daerah parting
line.
j. Pattern, yaitu pola yang digunakan untuk i j
membuat cetakan produk pada proses
sand molding (cetakan pasir).
k. Sand properties, yaitu komposisi pasir
yang digunakan selama produksi.
l. Core, yaitu bahan yang digunakan untuk
membuat rongga didalam coran.
m. Mapping, yaitu proses yang dilakukan k l
untuk menandai bagian yang cacat pada Gambar 2. Jenis-jenis
jenis reject casting.
produk casting dan mengetahui seberapa
besar presentase reject-nya.
nya.

10
Keterangan: ini disebabkan sekelompok pasir yang
a. Aka, yaitu lubang yang tampak pada runtuh.
permukaan coran. Secara visual bersih. k. Yuzakai / tumpukan dingin, yaitu
Hal ini disebabkan karena cairan masih tumpukan cekungan akibat logam tidak
kotor karena slag. menyatu dengan sempurna. Hal ini
b. Gomi, yaitu lubang kotor pada permukaan disebabkan kekurangan cairan atau cairan
coran. Hal ini disebabkan karena runtuhan terhambat untuk memasuki rongga cetak.
pasir waktu penuangan. l. Igata Shasibari / sirip cetakan retak, yaitu
c. Gas hole, yaitu lubang yang tampak pada sirip yang muncul disepanjang permukaan
permukaan coran. Secara visual bersih. coran dengan bentuk alur yang sama
Hal ini disebabkan karena gas yang dengan alur retakan pada cetakan.
terperangkap didalam coran. Dari beberapa jenis-jenis reject tersebut yang
d. Kusare / macro shrinkage, yaitu rongga paling difokuskan yaitu tentang reject gas
didalam coran akibat penyusutan. Hal ini hole. Dalam hal ini untuk mempelajari reject
disebabkan pembekuan pada bagian dalam tersebut dan cara untuk mengatasinya.
coran. Biasanya terdapat pada daerah 2.3 Penyebab reject gas hole
riser. a. Molten iron, faktor ini bisa terjadi karena
e. Hike / open shrinkage, yaitu cekungan kandungan aluminium didalam cairan
halus dipermukaan coran. Hal ini tinggi. Temperatur cairan ngedrop/tidak
disebabkan penyusutan saat sesuai standar yang ditetapkan sehingga
pembekuan.Bedanya dengan kusare cairan akan cepat padat pada proses
adalah, hike terjadi pada permukaan pouring.
casting. b. Pattern, faktor ini terjadi karena desain
f. Mikui / broken casting, yaitu cacat karena pattern yang kurang sempurna.
adanya coran yang ikut terkelupas. Hal ini Pembuangan gas/flow out tidak ada,
disebabkan kelalaian operator saat sehingga gas didalam cairan tidak bisa
pemisahan gatting system-nya. keluar dengan lancar.
g. Kake / rumpil, yaitu cacat karena ada c. Sand properties, faktor ini disebabkan
bagian coran yang rumpil. Hal ini karena komposisi tidak sesuai dengan
disebabkan tumbukan pada saat proses standar QCS(quality check standard).
shotblast atau terpukul palu akibat Sehingga permeability (kemampuan gas
operator. untuk keluar melalui celah-celah pasir)
h. Dakon / dekok, yaitu dekok pada coran rendah. Hal ini akan berpotensi gas hole.
akibat tumbukan dengan coran lain. Hal d. Gas dari core, faktor ini terjadi karena
ini disebabkan terjadi pada cooling drum pembuatan core yang kurang
atau terpukul palu akibat kelalaian bagus/kematangan core tidak sesuai
operator. standar sehingga core memiliki
i. Kataochi / cetakan runtuh, yaitu bagian kandungan RCS (resin core sand) tinggi.
coran yang kelebihan material. Hal ini Apabila coredengan kandungan RCS
disebabkan cetakan pada bagian itu tinggi diproses akan bereaksi dengan
runtuh. molten iron sehingga akan menimbulkan
j. Oshigomi / sand block, yaitu sekelompok gas yang berlebihan yang mengakibatkan
cekungan kasar dipermukaan coran. Hal reject gas hole.

11
3. Metode dilakukan pengukuran temperatur per-
1) Mengumpulkan data rejectsebanyak mold untuk sampel target temperatur.
mungkin pada daily rejection casting Pengukuran temperatur menggunakan alat
paling tinggi. yang dinamakan termocople.
2) Mapping reject casting untuk menandai Pada trial temperatur tinggi juga
area kecacatan part casting agar bisa dilakukan pengukuran waktu penuangan
dianalisa untuk melakukan improvement. (pouring speed)agar bisa dianalisa untuk
Dalam hal ini bisa dalam area core (inti) menentukan pada waktu berapa yang
dan dalam area cavity (rongga cetak) berpotensi reject gas hole. Pengukuran
3) Melakukan percobaan/trialuntuk waktu secara praktek ini menggunakan
mendapatkan hasil setelah dilakukanya stop watch.Untuk pengukuran waktu
improvement (perbaikan) untuk menandai secara teori bisa dihitung dengan rumus:
bahwa penanggulangan reject berhasil /
tidak. Trial yang dilakukan yaitu:trial Pouringspeed = k. (0,95+T/0,833).√w [detik]
temperatur tinggi, trialpattern, cutting Keterangan:
core k = 0,8 for cast iron
4) Analisa untuk mendapatkan laporan T = Average section thickness [1 inch]
bahwa hasil trial berhasil/gagal. Apabila w = Berat full gatting partDR DX [kg]
berhasil maka dapat dipakai acuan untuk Setelah dilakukan perhitungan pouring
standar produksi agar mendapatkan hasil speed maka bisa dibuat acuan untuk
produksi yang efisien. proses produksi. Setelah dilakukan trial
temperatur tinggi untuk selanjutnya
4. Hasil dan Pembahasan dilakukan analisa. Analisa ini berfungsi
untuk melihat hasil percobaan apakah
4.1 Improvement produk reject hasil dari trial tersebut berhasil/gagal.
Improvement produk reject yaitu melakukan Langkah kedua dengan trial pattern
langkah perbaikan terhadap barang reject
Trial pattern yaitu percobaan yang
untuk mengurangi/menurunkan presentase
dilakukan pada pola cetakan. pada pattern
part reject menuju standar part reject yang
sendiri dilakukan penambahan flow
ditetapkan.
out/buangan gas supaya udara didalam
4.2 Trial penanggulangan reject gas hole cairan bisa keluar dengan lancar akibat
dari pembakaran core dengan cairan
Langkah pertama dengan trial temperatur molten iron/gas dari molten iron itu
tinggi sendiri. Penambahan flow out ditempatkan
Trial temperatur tinggi yaitu percobaan pada area cavity. Apabila desain pattern
yang dilakukan dengan cara menaikkan ada 10 cavity, maka penempatan flow out
temperatur yaitu temperatur melting dan dipasang pada cavity 1 dan 2 terlebih
temperaturpouring dari standar temperatur dahulu sebagai sampel. Apabila percobaan
yang sudah ditetapkan QCS(quality check sukses, maka dilakukan penambahan flow
standard).Tujuanya adalah untuk out untuk semua cavity.
mengeluarkan gas/udara lebih lama Langkah ketiga dengan cutting core
melalui celah-celah pasir/lubang gas Memotong/membelah core menjadi 2
sebelum cairan molten iron berubah sampai 4 bagian. Hal ini bertujuan untuk
menjadi padat.Trial temperatur tinggi

12
mengetahui apakah core tersebut Apabila warna core masih kuning cerah
kualitasnya OK atau NG. Pembuatan core maka akan kandungan RCS (resin core
harus matang sesuai dengan standar yang sand) di dalam core tinggi yang
ditetapkan QCS(quality check standard). mengakibatkan reject gas hole.
Menaikan temperatur melting dan pouring
Tabel 1. Standar warna core
dari standar yang ditetapkan sebelumnya
No. Warna core Kualitas yaitu dengan temperatur melting 1550o –
1 Kuning cerah NG 1560 o(C) menjadi target temperatur 1575
o
2 Coklat OK (C) dan temperatur pouring 1450o –
3 Hitam pekat NG 1460o(C) menjadi target temperatur 1480
o
(C). hal ini dilakukan untuk memberi
Dari standar yang sudah ditetapkan maka kesempatan gas untuk keluar lebih lama
dibuat acuan untuk pembuatan core yang melalui lubang gas/flow out sebelum
bagus. Apabila core tidak memenuhi
cairan berubah menjadi padat.
standar, besar kemungkinan akan terjadi
reject gas hole. Hal ini karena kandungan Melakukan penambahan flow out allcavity
resin tinggi. Sehingga akan menimbulkan pada pattern. Hal ini dilakukan agar gas
banyak gas didalam cairan. didalam cairan keluar dengan lancar
Apabila warna core kuning cerah melalui flow out tersebut. Hasil untuk
kandungan RCS ( resin core sand) sangat trial penambahan flow out pada all cavity
tinggi. Core masih sedikit basah, apabila memberikan penurunan reject8%.
diproses akan timbul gas yang berlebihan.
Improvement ini sangat efektif untuk
Sehingga akan berpotensi reject gas hole.
Point check untuk kualitas core yang baik menanggulangi reject gas hole.
a. Blow time : menghitung waktu
pengisian pasir resin kedalam core box 6. Daftar Pustaka
b. Curing time : menghitung waktu • PT. Aisin Takaoka Indonesia. 2003.
pemasakan core didalam core box. Application Manual, Sand Moulding
c. Temperatur : temperatur yang System. Karawang: PT. Aisin
digunakan harus standar, agar Takaoka Indonesia.
kematangan core bisa sempurna. • PT. Aisin Takaoka Indonesia. 2006.
Quality Check Standard, ACE Line.
5. Kesimpulan Karawang: PT. Aisin Takaoka
Pembuatan core harus sesuai dengan Indonesia.
standar yang ditetapkan QCS (quality • PT. Aisin Takaoka Indonesia. 2012.
check standard). Tingkat kematangancore Organization Structure. Karawang:
standar dengan warna minimal coklat. PT. Aisin Takaoka Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai