Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-1

BAB 2
TEORI SINGKAT

Menurut Jablowsy, S., 1982, yang dimaksud dengan casting adalah suatu proses
untuk membuat / membentuk restorasi atau rehabflitasi gigi dengan bahan logam.
Casting juga merupakan suatu teknik yang sering dilakukan di kedokteran gigi dalam
pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi tiruan, jembatan rangka gigi tiruan dan lain-lain
dengan bahan logam.
Casting adalah proses penuangan logam cair kedalam cetakan berongga sampai
membeku dengan menggunakan tenaga gravitasi atau gaya lainnya ke dalam suatu
cetakan, kemudian dibiarkan membeku hingga terbentuk logam padat sesuai dengan
bentuk cetakannya. Prinsip dasar proses casting. Proses awalnya adalah, lalu,
Mencairkan logam, kemudian Menuangkan dalam cetakan, setelah itu baru Pembekuan
Cetakan Terbuka & Cetakan Tertutup
Hal-Hal Penting Dalam Pembuatan Cetakan: 1. Ronga cetakan harus dirancang lebih
besar daripada produk cor yang akan dibuat untuk mengimbangi penyusutan logam 2.
Setiap logam memiliki koefisien susut yang berbeda-beda
Jenis-jenis kategori pada casting. Yang pertama ada Cetakan tidak permanen
(expendable mold), cetakan hanya dapat digunakan satu kali karena cetakan harus
dibongkar apabila hasil cetakan akan dikeluarkan. Terdiri : 1. Cetakan pasir (sand
casting) 2. Cetakan kulit (shell mold casting) 3. Cetakan presisi (precision casting).
Lalu ada Cetakan permanen (permanent mold), cetakan dapat digunakan berulang-ulang
atau dapat memproduksi dalam jumlah banyak (biasanya dibuat dari logam). Terdiri : 1.
Gravity permanent mold casting 2. Pressure die casting 3. Centrifugal die casting
Keuntungan dan Kerugian Casting adalah, Keuntungan : a. Dapat digunakan
untuk membuat komponen yang berbentuk komplek baik bentuk internal maupun
eksternal b. Dapat membuat komponen dengan ukuran besar c. Dapat digunakan dalam
berbagai bahan baku logam d. Dapat digunakan untuk produksi masal e. Mampu
memproduksi komponen dengan dengan dimensi yang baik dan detail bila dikerjakan
dengan khusus.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-2

Kerugian : a. Metode casting akan menghasilkan kerugian yang berbeda pula b.


Porosity c. Tingkat akurasi ukuran dan kekasaran permukaan d. Safety Hazards yang
terjadi pada saat penuangan logam panas e. Masalah lingkungan hidup
Tahapan proses casting : Pertama, Pembuatan cetakan, Kedua Persiapan logam
cnir ke dalam cetakan, Ketiga Penuangan logam cair ke dalam cetakan : a. Untuk open
mold logam cair hanya dituang hingga memenuhi rongga yang terbuka. b. Untuk closed
mold logam cair dituang hingga memenuhi system saluran masuk. Keempat, Setelah
dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya. Kelima, Untuk beberapa metode casting
diperlukan proses pengerjaan lanjut seperti: a. Memotong logam yang berlcbihan b.
Membersihkan permukaan c. Memeriksa produk cor d. Memperbaiki sifat mekanik
dengan perlakuan panas e. Menyesuaikan ukuran dengan proses permesinan
Heating dan Pouring, Heating. Panas yang diperlukan: a. Panas dari logam padat ke
titik mencair b. Panas untuk merubah dari padat ke cair c. Panas untuk memanaskan dari
suhu cair sampai suhu tuang.
Pouring. a. Pouring Temperature adalah temperatur yang dicapai sesaat scbelum logam
cair siap dituangkan ke dalam cetakan b. Pouring Rate adalah kecepatan dalam volume
meter kubik logam cair saat dituang dalam cetakan c. Turbulence adalah kondisi aliran
logam cair yang menghasilkan pusaran, berakibat terjadinya erosi pada cetakan dan
menurunkan kualitas produk yang dihasilkan
Fluidity, Fluidity adalah alat untuk mengetahui: 1.karakteristik aliran logam cair
2. mengukur kemampuan aliran logam cair sebelum membeku. Semakin tinggi
viskositas suatu logam maka luidity-nya akan semakin menurun. Faktor yang
mempengaruhi fluidity: 1. Temperatur Pouring Komposisi logam Viskositas 2. suatu
logam cair Panas yang dikeluarkan
Solidification dan Cooling 1. Solidifikasi logam murni; logam murni membeku
pada temperature konstan yaitu sama dengan temperature pembekuannya. 2. Solidifikasi
logam paduan; logam paduan umumnya membeku pada daerah temperature tertentu. 3.
Shrinkage terjadi dalam 3 fase : a. kontraksi cair, pada waktu pendinginan menjadi
pembekuan b. kontraksi pada saat berubah dari cair menjadi padat c. kontraksi termal,
pada waktu pendingin mencapai suhu kamar 4. Directional Solidification, digunakan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-3

untuk menjelaskan beberapa aspek dalam proses pembekuan dan metode untuk
melakukan control. 5.Riser Design
Proses Pengecoran Logam. Sand Casting, Sand Casting adalah cetakan yang terbuat
dari pasir dimana logam cair mengalami pembekuan kemudian merusak cetakannya
untuk mengambil benda kerja. Yang termasuk dalam Sand Casting: 1.Pola (patterns) 2.
Inti (cores) 3. Cetakan (molds) dan pembuatannya 4.Proses casting 5.Cleaning
6.Inspections
Kelebihan sand casting yang dimiliki Sang Casting adalah sebagai berikut, 1. Dapat
mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel, dan titanium 2. Dapat
mencetak benda cor dari ukuran kecil sampai besar 3. Jumlah produksi dari satu sampai
jutaan
Tahapan Pembuatan Cetakan Pasir : 1. Pemadatan pasir cctak di atas pola 2.
Pelepasan pola dari pasir cetak - rongga cetak 3. Pembuatan saluran masuk dan riser 4.
Pelapisan rongga cetak 5. Bila coran memiliki permukaan dalam (mis: lubang), maka
dipasang inti 6. Penyatuan cetakan 7. Siap digunakan
Pola (Patterns) dan Inti (Cores). Pola bisa disebut dengan istilah external shape,
sedang untuk internal shape diperlukan Inti (core). Untuk menahan agar inti tidak
bergeser atau goyang pada saat penuangan logam cair maka diperlukan sebuah penahan
yang disebut dengan chaplets, biasa berbentuk kayak paku dan terbuat dari logam yang
tahan terhadap temperatur tinggi. Jenis dan tipe pola: 1. Pola Padat (solid pattern) Pola
dibuat sama dengan geometri benda cor dengan mempertimbangkan penyusutan dan
kelonggaran untuk permesinan. 2. Pola belah (split pattern) Terdiri dari dua bagian
yang disesuaikan dengan garis pemisah cetakannya. 3. Pola dengan papan penyambung
(match-plate pattern) Dua bagian pola belah masing-masing diletakkan pada sisi yang
berlawanan dari sebuah papan kayu atau plat besi. 4. Pola cope dan drag (cope and drag
pattern) Pola ini hamper sama dengan pola dengan papan penyambung tapi pada pola
ini bagian dari pola belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah.
Inti Merupakan model dengan skala penuh dari permukaan, dalam benda cor, yang
diletakkan dalam rongga cetak sebelum permukaan logam cair dilakukan sehingga
logam cair akan mengalir membeku diantara rongga cetak dan inti, untuk membentuk
permukaan bagian luar dan dalam dari benda cor. Inti biasanya dibuat dari pasir yang

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-4

dipadatkan sesuai dengan bentuk yang dinginkan dan harus mempertimbangkan


penyusutan dan permesinan. Pemasangan inti memerlukan pendukung yaitu chaplet,
yang terbuat dari logam yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi dari titik lebur benda
cor.
Cetakan dan Pembuatan Cetakan. Berikut adalah macam-macam cetakan dan
metode pembuatannya : 1. Bahan cetakan dari pasir silica (SiO2) dengan campuran
mineral lain 2. Besarya ukuran butiran pasir akan menentukan hasil akhir permukaan 3.
Cara membuat cetakan dengan mencampur 90% pasir, 3% air dan 7% tanah liat, resin
organik dan resin inorganic 4.Beberapa indikator kualitas pasir cetak ; a. strength,
memiliki kekuatan untuk menahan crosi pada saat penuangan b, permeability,
kemampuan untuk mengalirkan udara dan gas panas c. thermal stability, kemampuan
rongga cetakan dari patah dan retak d. collapsibiliry, kemampuan memberikan jalan
bagi terjadinya penyusutan tanpa terjadi crack e. reusability, kemampuan dari pasir
untuk dibungkar dan digunakan untuk cetakan baru 5. Cetakan Pasir Basah, dibuat dari
campuran pasir, Iempung, dan air Keunggulan: a. Memiliki kolapsibilitas yang baik b.
Permeabilitas baik c. Reusabilitas yang baik d.Murah. Kelemahan: a. Uap lembab dalam
pasir dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa coran, tergantung pada logam dan
geometri coran. 6. Cetakan Pasir Kering, dibuat menggunakan bahan pengikat organic,
kemudian cetakan dibakar dengan temperature antara 2040-316 C. Keunggulan: a.
Dimensi produk cetak lebih baik. Kelemahan: a. Mahal b. Laju produksi lebih rendah
karena dibutuhkan waktu pengeringan c. Pemakaian terbatas untuk coran yang medium
dan besar dalam laju produksi rendah – medium 7. Cetakan Kulit Kering, dibuat dengan
mengeringkan permukaan pasir basah dengan kedalaman 1,2 cm sampai 2,5 cm pada
permukaan rongga cetakan.
Berikut adalah macam-macam cetakan Sekali Pakai : 1. Cetakan Kulit (shell
molding). Proses casting dimana cetakan terbuat dari kulit tipis (9 mm or 3/8 in) yang
terbuat dari pasir yang diikat dengan resin thermosetting. Mulai dikembangkan di
German 1940. Keuntungan: 1. Rongga cetakan dapat dihasilkan dengan cukup baik 2.
Tingkat keakurasiannya tinggi 3. Hasil akhir baik 4. Collapsibility baik.
Kekurangan: 1. Sangat mahal 2. Sangat susah untuk membuat cetakan dengan ukuran
kecil. Tahapan Pembuatan: 1. Pala logam dipanaskan dan diletakkan diatas kotak yang

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-5

telah berisi campuran pasir dengan resin thermoset 2. Kotak dibalik hingga campuran
pasir dan resin jatuh diatas pola, membentuk lapisan campuran yang melapisi
permukaan pola 3. Kotak dikembalikan ke posisi semula sehingga kelebihan campuran
pasir kembali jatuh ke dalam kotak 4. Kulit pasir dipanaskan dalam oven selama
beberapa menit hingga seluruhnya mengering 5. Cetakan kulit dilepaskan dari polanya
6. Dua belahan cetakan dirakit 7. Coran dilepaskan dari cetakan.
2. Cetakan Vakum (Vacuum molding). Cetakan Vakum Biasa disebut dengan V-
Process, pertama dikembangkan di Jepang tahun 1970, menggunakan cetakan pasir
dengan tekanan fakum kemudian diikat secara kimia.
Keuntungan: 1. Tidak menggunakan bahan pengikat 2. Pasir tidak perlu dikondisikan
secara khusus 3. Kerusakan coran akibat uap lembab dapat dihindarkan.
Kelemahan: 1. Proses pembuatan relative lambat dan tidak segera dapat digunakan
Tahapan pembuatan: 1. Lembaran plastic ditark diatas pola kup dan drug dengan vakum
2. Rangka cetak ditaruh diatas plat pola dan diisi pasir, saluran turun dan tuang dibentuk
dalam pasir 3. Lembaran plastic lain ditempatkan diatas rongga cetak dan ditarik dengan
vakum hingga butiran pasir membentuk cetakan padat 4. Tekanan vakum dilepaskan,
kemudian pola diangkat dari cetakan 5. Cetakan disatukan dengan pasangannya untuk
mebentuk cop dan drug, kemudian divakum untuk memperkuat kedua bagian 6.
Dilakukan penuangan logam cair, lembaran plastic akan habis terbakar dan terjadi
pembekuan.
3. Proses Pengecoran Polisteren (Expanded Polystyrcne Process)
Cetakannya terbuat dari pasir dengan dilapisi dengan busa polystyrene pada pola,
kemudian akan akan menguap saat logam cair dituang pada cetakan. Istilah lainnya lost
foam process, lost pattern process, evaporative foam process, full mold process.
Keuntungan: 1. Pola tidak perlu dikeluarkan dari dalam cetakan 2. Sederhana dan cepat
dalam membuat cetakan 3. Permukaan akhir baik 4. Dimensi akurat 5. Mampu
membuat bagian coran yang tipis
Kekurangan: 1. Selalu membuat pola baru 2. Tidak ekonomis untuk jumlah 3.
Perawatan cetakan plaster sulit schingga jarang digunakan untuk produksi tinggi 4.
Kekuatan cetakan akan berkurang bila terlalu kering 5. Bila cetakan tidak kering uap

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-6

lembab akan merusak hasil coran; 6. Permeabilitas cetakan rendah, sehingga uap sulit
keluar dari rongga cetak 7. Tidak tahan temperatur tinggi.
Cara menanggulangi kekurangan: 1. Keluarkan udara sebelum diisi cairan 2. Anginkan
plaster agar dihasilkan plaster yang keras dan padat 3. Gunakan cetakan dengan
komposisi dan perawatan khususyang dikenal dengan proses Antioch. (Proses Antioch
adalah proses yang menggunakan campuran 50% pasir dengan plaster, memanaskan
cetakan dalam autoclave (oven yang menggunakan uap air superpanas dan bertekanan
tinggi), dan kemudian dikeringkan. Dengan cara ini akan dihasilkan permeabilitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan cetakan plaster konvensional.)
Tahapan Pembuatan: 1. Pola polisteren dilapisi dengan senyawa tahan api 2. Pola busa
terscbut ditempatkan pada cetakan dan pasir dimasukkan 3. Logam cair dituangkan ke
dalam bagian pola yang berbentuk cawan tuang dan saluran turun.
4. Investment Casting (pengecoran presisi)
Cetakan dimana pola terbuat dari lilin (wax) kemudian dilapisi dengan bahan tahan
panas, setelah dituangkan logam cair lilin akan mencair, ini merupakan cetakan yang
sangat presisi karena mampu membuat cetakan dengan tingkat akurasi yang baik dan
detail.
Keuntungan: 1. komponen yang rumit dan komplek dapat dibuat 2. ukuran dimensinya
terkontrol 3. hasil akhir memiliki permukaan yang baik 4. lilin yang digunaka dapat
digunakan berulang-ulang 5. pengerjaan mesin akhir tidak diperlukan
Kelemahan: 1. Mahal 2. Hanya untuk benda cor kecil 3. Sulit bila diperlukan inti
Tahapan Pembuatan: 1. Pola lilin dibuat 2. Beberapa pola ditempelkan pada saluran
turun membentuk pohon pola 3. Pohon pola dilapisi dengan lapisan tipis bahan tahan
api 4. Seluruh cetakan terbentuk dengan menutup pola yang telah dilapisi tersebut 5.
Cetakan dipegang dalam posisi terbalik kemudian dipanaskan sehingga lilin meleleh
dan keluar dari cetakan 6. Cetakan dipanaskan lagi dalam suhu tinggi sehingga semua
kotoran terbuang dan semua logam cair dapat masuk ke bagian yang rumit (Proses
preheating) 7. Setelah logam cair dituangkan dan membeku cetakan dipecahkan dan
coran dilepaskan dari sprue-nya (saluran tuang).
5. Plaster Mold and Ceramic Mold Casting

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-7

Hampir sama dengan cetakan pasir, akan tetapi cetakan terbuat dari gips (plaster)
biasanya dicampur dengan tepung silika dan talek. Biasa digunakan di Paris. Kelemahan
utama cetakan ini adalah tidak bisa untuk jumlah produk yang banyak dan cetakan harus
diset dengan cepat sekitar 20 menit sebelum pola dimasukkan, Cara menanggulangi
kelemahan: 1. Keluarkan udara sebelum diisi cairan 2. Anginkan plaster agar
dihasillkan plaster yang keras dan padat 3. Gunakan cetakan dengan komposisi dan
perawatan khusus
Cetakan Permanen, adalah cetakan yang digunakan dalam beherapa kali proses
casting, dengan sifat cetakan (1) desain mudah, (2) gampang dibuka dan ditutup. Logam
yang biasa digunakan dalam cetakan permanen adalah alumunium,
magnesium,kuningan dengan paduannya, besi cor (cast iron). Inti (core) merupakan
interior yang terbuat dari logam yang dapat diambil dari cetakan, dalam kondisi tertentu
dimana inti tidak susah diambil dapat digunakan pasir scbagai pengganti inti. Proses ini
disebut dengan semipermanent-mold casting.
Keuntungan cetakan permanen adalah: 1. Hasil akhir permukaan yang baik 2. Dapat
untuk produksi masal 3. Ukuran yang dapat terkontrol 4. Hasilnya dapat diprediksi
sebelumnya 5. Dapat menghasilkan benda dengan ukuran besar 6. Dapat dijalankan
dengan sistem otomatis
Kekurangan: Benda kerja yang dihasilkan lebih sederhana dari cetakan pasir
Tahapan Pengecoran dengan Cetakan Permanen : 1. Cetakan diberi pemanasan awal dan
dilapisi (coated) 2. Inti (bila digunakan) dipasang dan cetakan ditutup 3. Logam cair
dituangkan ke dalam cetakan 4. Cetakan dibuka 5. Produk coran yang dihasilkan.
1. Slush Casting (pengecoran tuang)
Slush Casting adalah proses cetakan permanen yang menghasilkan benda berlubang
yang dibentuk dengan membalikkan cetakan setelah pendinginan permukaan untuk
mengeluarkan (dalam saluran) logam cair yang berada ditengah.
2. Low Pressure Casting (pengecoran bertekanan rendah)
Low Pressure Casting adalah menggunakan dasar slush casting dimana aliran logam
masuk dalam rongga cetakan dengan menggunakan gaya gravitasi bumi (low pressure)
sekitar 0.1 MPa.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-8

Keuntungan: 1. Hasil cetakan bersih bebas dari inklusi, 2. Kerusakan akibat porositas
gas dan oksidasi dapat diperkecil, 3. Sifat mekaniknya meningkat
3. Vacuum permanent mold casting (pengecoran cetakan permanen vakum)
Vacuum Permanent Mold Casting adalah variasi dari low pressure casting dimana
vakum digunakan untuk menarik logam cair masuk kedalam rongga cetakan.
Keuntungan: 1. Rembesan udara kecil sehingga cacat dapat dicegah 2. Lebih kuat
4. Die Casting (pengecoran cetak tekan)
Proses cetakan permanen dimana logam cair dinjeksikan dengan tekanan tinggi menuju
rongga cetakan. Terdapat dua model: (1) hot-chamber, (2) cold-chamber dimana
perbedaannya terletak pada bagaimana logam cair dinjeksikan.
Keuntungan; a. Ekonomis untuk produk yang banyak b. Ketepatan produksi c. Akurasi
toleransi pada benda yang kecil d. Hasil permukaan yang baik e. Dapat membuat
lembaran yang tipis f. Dapat menghasilkan butiran yang kecil dan kuat
Perbedaan antara mesin cetak tekan ruang panas dan ruang dingin :
Mesin cetak tekan ruang panas : 1. Tungku peleburan terdapat pada mesin dan silinder
injeksi terendam dalam logam cair. 2. Tekanan injeksi berkisar antara 7 sampai 35 MPa.
3. Digunakan untuk logam cor dengan titik lebur rendah seperti Sn, Pb, Zn. 4. Laju
produksi cepat, bisa mencapai 500 produk/jam.
Mesin cetak tekan ruang dingin : 1. Tungku peleburan terpisah, silinder injeksi diisi
logam cair secara manual atau mekanis. 2. Tekanan injeksi berkisar antara 14 sampai
140 MPa. 3. Digunakan untuk logam cor dengan titik lebur lebih tinggi seperti Al, Cu,
Mg. 4. Laju produksi lebih lambat dibandingkan cetak tekan ruang panas.
Proses pengecoran cetak tekan ruang panas : 1. Cetakan ditutup dan pluger ditarik ke
atas, logam cair masuk ke dalam ruang 2. Pluger menekan logam cair dalam ruang
sehingga mengalir masuk ke dalam rongga cetak 3. Pluger ditarik, cetakan dibuka, dan
benda coran yang telah membeku ditekar keluar dengan pin ejector 4. Proses
pengeceroan selesai
Proses pengecoran cetak tekan ruang dingin : 1. Cetakan ditutup dan ram ditarik, logam
cair dituangkan ke dalam ruang 2. Ram ditekan sehingga mendorong logam cair masuk
ke dalam rongga cetak 3. ram ditarik, cetakan dibuka, dan benda coran yang telah
membeku ditekan keluar dengan pin ejector

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I-9

Berikut adalah macam-macam cetakan Sentrifugal 1. True centrifugal casting


Logam cair dituangkan kedalam cetakanyang berputar untuk menghasilkan komponen
berbentuk pipa, dengan menggunakangaya sentifugal. 2. Semicentrifugal casting
Pada metode ini gaya sentrifugal digunakan untuk menghasilkan benda pedjal solid),
putaran dalam proses ini dipengaruhi juga olch gaya Gravitasi. 3. Centrifugal casting
Cetakan ini di desain dengan meletakkan rongga cetakan diujung aksis putaran. Logam
cair dituangkan dalam cetakan kemudian gaya sentrifugal digunakan untuk mendorong
logam cair masuk ke dalam rongga cetakan yang berada di ujung tersebut
Foundry merupakan bengkel yang memiliki dapur peleburan logam dan
peralatan bantu lainnya seperti ladel, cetakan, dan lainnya. Pemilihan foundry
tergantung pada beberapa faktor, seperti: 1. Paduan logam yang akan dicor 2.
Temperature lebur dan temperature penuangan 3. Kapasitas dapur yang dibutuhkan 4.
Biaya investasi 5. Pengoperasian 6. Pemeliharaan 7. Polusi terhadap lingkungan.
Dapur Peleburan (Furnace) : 1. Kupola, Dapur berbentuk silinder vertikal
dilengkapi dengan kran dibagian bawah. Digunakan hanya untuk membakar cast iron
dengan jumlah dan ukuran sangat besar. Terbuat dari baja tahan panas dan batu tahan
api. 2. Dapur pembakaran langsung (Direct fuel fired furnaces) Tungku ini berisi
perapian yang kecil dimana loham dirubah dengan menggunakan bahan bakar cair
(bensin) yang terletak disamping bawah tungku, Logam cair diambil dari bagian atas
tungku. Logam yang biasa dibakar adalah Alumunium. 3. Dapur Krusibel (Crucible
furnaces) Ini adalah tungku yang tidak berhubungan langsung dengan sumber bahan
bakar. Ada tiga jenis tungku ini: (a) Lift out crucible, ditempatkan didalam dpur dan
dipunaskan hingga logam mencair (b) Stationary pot, dapur tidak dapat dipindah, logam
cair diambil dari container dengan ladel (c) Tilting-pot furnace, dapat ditukik untuk
menuangkin logam cair. 4. Dapur busur listrik (Electric-arc furnaces) Tungku dimana
panas dihasilkan dari busur clektrik, biasa di desain dengan menggunakan dua atau tiga
elektrode. Dalam jenis dapur ini, bahan baku dilebur dengan panas yang dihasilkan dari
suatu busur listrik. Biasanya menggunakan dua atau tiga elektrode. Konsumsi daya
tinggi, tetapi dapur ini dapat dirancang kapasitas lebur tinggi (25 s/d 50 ton/jam), dan
biasanya digunakan untuk pengecoran baja. 5. Dapur Induksi (Induction furnaces)
Tungku dengan menggunakan arus yang lewat gulungan magnit yang berada dalam

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I - 10

logam dan menghasilkan arus induksi yang panas dan membakar logam. Gaya
elektromagnetik yang terjadi akan bercampur dalam logam cair. Dapur induksi,
menggunakan arus bolak-balik yang dialirkan ke suatu kumparan untuk menghasilkan
medan magnit dalam logam, dan dihasilkan arus induksi sehingga terjadi pemanasan
dan peleburan logam yang sangat cepat.
Macam-macam cacat yang dapat terjadi pada proses Casting : 1. Cacat yang
terjadi pada Casting: a. Misruns, yaitu pembekuan yang terjadi sebelum seluruh
pengisian rongga cetak selesai. Penycbab terjadinya: 1. Fluiditas logam cair kurang 2.
Temperatur penuangan terlalu rendah 3. Penuangan terlalu lambat 4. Beberapa bagian
rongga cetak terlalu sempit b. Cold shut (penyumbatan) terjadi bila dua bagian logam
mengalir bersama, tetapi terdapat perbedaan suhu pembekuan antara keduanya.
Penyebabnya sama dengan pembekuan dini. c. Cold shots (butiran dingin) percikan
yang terjadi pada saat penuangan menyebabkan terbentuknya gelembung padat dan
terperangkap dalam cetakan. Untuk menghindari hal tersebut harus dirancang prosedur
penuangan dan sistem saluran masuk yang lebih baik. d. Shrinkage cavity (rongga
penyusutan) cacat yang terijadi akibat pembekuan yang tidak bersamaan sehingga
sebagian logam cair masih tertinggal dan membeku belakangan. Ini sering terjadi dekat
bagian atas cetakan e. Microporosity kekosongan-kekosongan kecil yang menyebar
dalam coran akibat penyusutan pembekuan logam cair yang terakhir pada struktur
dendritic f. Hot tearing (keretakan) terjadi pada tahap akhir dari cetakan, tetapi ada
bagian yang masih melekat sehingga terpisah dari coran.
Kemungkinan cacat yang diakitbatkan oleh pemakaian cetakan pasir. a. Sand
blow (gas dalam pasir), rongga gas berbentuk balon yang timbul akibat adanya
pelepasan gas cetakan selama penuangan. Hal ini terjadi di dekat permukaan coran,
yang disebabkan oleh permeabilitas yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada
cetakan pasir. b. Pinhole, lubang - lubang kecil yang terjadi di bawah permukaan
cetakan akibat terperangkapnya gas di dalam rongga cetakan c. Sand wash (pengikisan
dinding cetakan), terjadi pada saat logam cair dituang, sehingga bentuk benda cor akan
mengikuti bentuk rongga cetak yang terkikis d. Penetration, terjadi bila fluiditas logam
cair tinggi, sehingga dapat merembus ke dalam cetakan pasir atau inti pasir. Setelah
pembekuan, permukaan benda cor terdiri dari campuran butir - butir pasir dan logam e.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I - 11

Scab, daerah kasar pada permukaan benda cor akibat adanya pasir yang terlepas selama
penuangan dan tertanam pada permukaan benda cor f. Mold shift (pergeseran belahan
cetakan) yaitu pergeseran antara kup (bagian atas cetakan) dan drug (bagian bawah
cetakan) sehingga menghasilkan benda cor yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan g. Core shift (pergesaran inti), pergeseran serupa terjadi pada inti dan pada
umumnya ke arah vertical.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri


Universitas Trisakti

Anda mungkin juga menyukai