Anda di halaman 1dari 15

Proses bubut merupakan salah satu dari berbagai macam proses permesinan

dimana proses permesinan sendiri adalah proses pemotongan logam yang bertujuan
untuk mengubah bentuk suatu benda kerja dengan pahat potong yang dipasang pada
mesin perkakas. Jadi proses bubut dapat didefinisikan sebagai proses permesinan yang
biasa dilakukan pada mesin bubut dimana pahat bermata potong tunggal pada mesin
bubut bergerak memakan benda kerja yang berputar, dalam hal ini pahat bermata
potong tunggal adalah gerak potong dan gerak translasi pahat adalah gerak makan
(Rochim, 1993). Menurut buku General Machinist Theory (2011) proses bubut
merupakan suatu proses pemakanan benda kerja untuk mendapatkan bentuk dan ukuran
dengan menggerakan pahat baik sejajar maupun tegak lurus sumbu putar dari benda
kerja. Alat ukur digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan, yaitu
jangka sorong (vernier caliper), mikrometer, dan rollmeter
Proses turning (bubut) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-
macam mesin yang pada prinsionya adalah pengurangan diameter dari benda kerja.
Pembubutan adalah proses permesinan yang menggunakan perkakas mata tunggal
memotong bagian dari benda kerja bentuk silinder yang berputar.
Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan
menjadi dua yaitu proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus.
Gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh
spindle sedangkan gerakan makan dilakukan oleh pahat dengan Gerakan lurus. Pahat
hanya bergerak pada sumbu X dan sumby Y.
Komponen utama pada mesin bubut yaitu kepala tetap (headstock), ekor tetap
(tailstock), pemegang pahat (tool post), peluncul lintang, pembawa, batang hantaran,
ulir pengarah (leadscrew), dan bangku (bed). Pada kepala tetap (headstock) adalah
bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin, dan bagian inilah yang
memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap
ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang memudahkan kita melakukan pekerjaan.
Kepala tetap terdiri atas unit penggerak, digunakan untuk memutar spindel yang
memutar benda kerja. Kepala tetap adalah bagian mesin bubut yang terletak disebelah
kiri mesin yang terdiri dari dua blok bantalan dengan peluncur yang dijadikan satu dan
digunakan untuk menyangga subu utama. Di dalam kepala tetap, spindle utama
terpasang pada bantalan, fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja. Spindle
harus terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat. Pada umumnya bagian dalam
spindle dinuat berlubang. Biasanya kepala tetap ini dipasang suatu daftar kecepatan
putar sehingga kita dapat dengan mudah mengatur kecepatan putar sesuai dengan yang
dikehendaki. Pemindahan ini dilakukan pada waktu mesin berhenti. Sekali-kali tidak
diperbolehkan mengubah kecepatan putaran selagi mesin sedang berjalan. Ekor tetap
(tailstock) terletak bersebrangan dengan kepala tetap yang digunakan untuk menopang
benda kerja pada ujung yang lain. Pemegang pahat (tool post) ditempatkan di atas
peluncur lintang (cross slide) yang dirakit dengan pembawa (carriage) sebagai tempat
dudukan pahat bubut. Peluncur lintang (cross slide) berfungsi untuk menghantarkan
pahat dalam arah yang tegak lurus dengan gerakan pembawa. Pembawa (carriage)
dapat meluncut sepanjang batang hantaran (ways) untuk menghantarkan perkakas dalam
arah yang sejajar dengan sumbu putar. Batang hantaran (ways) merupakan rel tempat
meluncurnya pembawa, dibuat dengan akurasi kesejajaran yang relative tinggi dengan
sumbu spindle. Ulir pengarah (leadscrew) berfungsi untuk menggerakkan pembawa,
ulir berputar dengan kecepatan tertentu sehingga dihasilkan hantaran dengan kecepatan
sesuai dengan yang diinginkan. Bangku (bed) berfungsi untuk menyangga komponen-
komponen yang lainnya.
Pahat bubut merupakan salah satu komponen mesin bubut yang digunakan untuk
mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed tool steel, alloy tool steel,
cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Logam – logam tersebut
memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa
menyayat dengan baik. Selama membubut, ujung pahat harus selalu mendapat
pendinginan yang kontinyu karena jika ujung pahat tersebut panas, pahat akan cepat aus
dan tumpul. Umurnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan
pengasahannya. Sifat-sifat dasar pahat bubut yaitu keras, ulet, tahan panas, dan tahan
lama
Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Pahat yang baik
harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang
berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis (waktu yang diperlukan pendek).
Kekerasan dan kekuatan pahat harus tetap bertahan meskipun pada temperature tinggi,
sifat ini dinamakan hot hardness. Ketangguhan (toughness) dari pahat diperlukan,
sehingga pahat tidak akan pecah atau retak terutama pada saat melakukan pemotongan
dengan beban kejut. Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan
pemotongan tanpa terjadi keausan yang cepat. Oleh sebab itu harus dipilih
pahat roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat
bubut sudah distandarisasikan. Macam – macam pahat bubut dapat dibedakan menurut
beberapa klasifikasi tertentu, yaitu menurut letak penyayatan, menurut keperluan
pekerjaan, menurut letak sisi potongnya, dan menurut fungsi.
Macam – macam pahat menurut letak penyayatannya, yaitu pahat bubut luar dan
pahat bubut dalam. Pahat bubut luar digunakan untuk proses pembuatan benda kerja
pada bidang bagian luar. Pahat bubut dalam digunakan untuk proses pembubutan benda
kerja pada bidang bagian dalam.
Menurut keperluan pekerjaan, pahat bubut dibagi menjadi dua jenis, yaitu pahat
kasar (roughing) dan pahat finishing. Pada pahat roughing selama pengerjaan kasar,
pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu pahat ini
harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok. Pada pahat finishing,
permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan
pahat finishing. Ada dua jenis pahat finishing, yaitu pahat finishing titik dan pahat
finishing datar. Pahat finishing titik mempunyai sisi potong bulat dan
pahat finishing datar mempunyai sisi potong rata. Sisi potong pahat finishing harus
digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak permukaan benda kerja tidak akan
halus.
Menurut letak sisi potongnya, pahat bubut dibagi menjadi dua, yaitu pahat bubut
kanan dan pahat bubut kiri. Pahat bubut kanan adalah pahat yang mempunyai mata
potong yang sisi potongnya menghadap kekanan apabila pahat mata potongnya
dihadapkan kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan
kea rah kiri, atau menuju kearah kepala tetap atau cekam. Pahat kiri adalah pahat yang
mempunyai mata potong yang sisi potongnya menghadap kekiri apabila pahat mata
potongnya dihadapkan kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda kerja dari
arah kiri ke arah kanan, atau menuju ke arah ekor tetap.
Menurut fungsinya, pahat bubut dibagi menjadi enam jenis, yaitu pahat rata,
pahat sisi atau muka, pahat potong, pahat alur, pahat champer, dan pahat ulir. Pahat rata
digunakan untuk membuat permukaan rata pada bidang memanjang. System kerjanya
adalah dengan menggerakkan pahat dari ujung luar benda kerja kearah cekam atau
sebaliknya tergantung pahat kanan atau kiri. Pahat sisi atau muka digunakan untuk
membubut pada permukaan benda kerja. System kerjanya adalah dengan menggerakkan
dari tengah benda kerja ke arah luar atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.
Pahat potong digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga ukuran
panjang tertentu. Pahat alur digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan
benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan. Pahat champer
digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda kerja. Besar sudut champer
ada umumnya 45º. Dan pahat ulir digunakan untuk membuat ulir pada permukaan
benda kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.
Dalam perawatan pahat bubut, pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa
sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan
getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh
sebab itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.
Pahat bubut harus dipasang pada mesin bubut. Cara memasang pahat bubut,
yaitu selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya
tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan
memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di
antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut
menyebabkan pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan,
pahat harus dipegang dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan
pelat-pelat tipis sebagai ganjal.
Geometri atau bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja
dan material pahat. Untuk pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling
pokok adalah sudut beram (rake angel), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi
potong (cutting adge angle). Sudut-sudut pahat high speed steel dibentuk dengan cara
diasah menggunakan mesin gerinda pahat (Tool Grinder Machine). Pahat bubut juga
dapat diidentifikasikan berdasarkan letak sisi potong (cutting edge) yaitu pahat tangan
kanan (Right-hand tools) dan pahat tangan kiri (Left-hand tools).
Parameter yang dapat diatur pada mesin bubut yaitu kecepatan putar spindle
(speed), garakan makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Kecepatan putar
(speed) adalah gerakan berputar pada benda kerja, kecepatan putar selalu dihubungkan
dengan spindel (sumbu utama) dan benda kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan
sebagai putaran per menit. Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah
kecepatan potong (cutting speed) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat atau
keliling benda kerja. Gerakan makan (feed) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat
setiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerakan
makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat,
bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan
biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong. Kedalaman potong
(depth of cut) adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak
antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Ketika
pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a karena
bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja
yang berputar.
Pada turning terdapat beberapa operasi mesin bubut yaitu pembubutan muka
(facing), pembubutan tirus (taper turning), pembubutan contour (contour turning),
pembubutan bentuk (form turning), pembubutan tepi (chamfering), pemotongan (i),
penguliran (threading), pengeboran (boring), penggurdian (drilling), dan knurling. Pada
pembubutan muka (facing), perkakas dihantarkan secara radial ke benda kerja yang
berputar untuk mendapatkan permukaan yang datar. Prmbubutan tirus (taper turning),
perkakas dihantakan dengan membentuk sudut tertentu terhadap sumbu putar sehingga
diperoleh bentuk konis. Pembubutan kontour (contour turning), perkakas dihantarkan
dengan mengikuti garis bentuk tertentu sehingga diperoleh benda dengan contour yang
sesuai dengan garis bentuk tersebut. Pembubutan bentuk (form turning) menggunakan
perkakas yang memiliki bentuk tertentu dan dihantarkan dengan cara menekankan
perkakas tersebut secara radial ke benda kerja. Pembubutan tepi (chamfering), tepi
perkakas potong digunakan untuk memotong tepi ujung silinder dengan sudut potong
tertentu. Pemotongan (cutoff), perkakas dihantarkan secara radial ke benda kerja yang
berputar pada suatu lokasi tertentu sehingga memotong benda kerja tersebut. Penguliran
(threading), perkakas yang runcing dihantarkan secara linear memotong permukaan luar
benda kerja yang berputar dalam arah yang sejajar dengan sumbu putar dengan
kecepatan hantaran tertentu sehingga terbentuk ulir pada silinder. Pengeboran (boring),
perkakas mata tunggal dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu putar. Pada
diameter dalam suatu lubang benda kerja yang telah dibuat sebelumnya. Digunakan
untuk memperbesar lubang pada benda kerja. Penggurdian (drilling) digunakan untuk
membuat lubang awal pada benda kerja, dapat dilakukan dengan menghantarkan gurdi
ke benda kerja yang berputar sepanjang sumbu putarnya, perluasan lubang (reaming)
dapat juga dilakukan dengan cara yang sama. Knurling merupakan operasi
pembentukan logam untuk menghasilkan pola lubang palka mnyilang pada permukaan
luar benda kerja.
Metode operasi pemegangan benda kerja pada pembubutan yaitu pemegangan
benda kerja diantara pusat, pemcekan (chuck), leher (collet), pelat muka (face plate).
Pada pemegangan benda kerja diantara pusat, satu dikepala tetap dan yang lain di ekor,
digunakan untuk pemegangan benda kerja yang memilki rasio Panjang terhadap
diameter besar. Pemcekan (chuck), dengan tiga empat ragum (jaw) untuk memegang
benda kerja silinder pada diameter luarnya. Leher (collet) terdiri dari bantalan tabular
(tabular bushing) dengan belahan longitudinal sepanjang setengah dari panjang leher,
diameter dalam dari leher digunakan untuk memegang benda kerja bentuk silinder
seperti batang logam. Pelat muka (face plate), peralatan pemegang yang dipasang pada
spindel mesin bubut dan digunakan untuk memegang benda kerja yang memiliki bentuk
tidak teratur.
Jenis-jenis chuck menurut gerakan rahang yaitu pencekam universal,
independent chuck, pencekam kombinasi, pencekam gurdi (drill chuck). Pencekam
universal memiliki gerakan rahang yang apabila dikunci pencekam diputar, semua
rahang akan bergerak ke arah senter benda kerja. Independent chuck memiliki gerakan
rahang yang setiap rahang mempunyai penyetelan masing-masing untuk proses
membuka dan mengunci benda kerja. Pencekam kombinasi memiliki gerakan yang
sama dengan independent chuck namun mempunyai tambahan kunci pembuka yang
mengontrol semua rahang secara serentak. Pencekam gurdi (drill chuck) adalah
pencekam sekrup universal kecil yang digunakan pada mesin kempa gurdi tetapi sering
digunakan pada mesin bubut untuk menggurdi dan menyenter.
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk
silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas
bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di
mesin harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka
didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam
atau leher collet. Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris,
namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain.
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran
400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm.
Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua
pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut
tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. 
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu
bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan
(feeding).
Cara kerja pembubutan diawali dengan pemasangan benda kerja terlebih dahulu
pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin. Benda kerja pembubutan
yang terpasang harus dipastikan tercekam dengan kuat, aman dan berputar
secara center (tidak oleng). Besarnya kecepatan putar dalam satuan rpm (rotasi per-
menit). Alat potong yang berupa pahat bubut dipasang pada tool post dan harus diatur
sedemikian rupa sehingga ujung pahat harus setinggi titik center benda kerja. Kemudian
spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu sesuai hasil perhitungan.
Pahat yang dipakai untuk membentuk benda kerja, akan disayatkan pada benda kerja
yang sudah berputar tersebut.
Cara kerja mesin bubut selanjutnya adalah menentukan kedalaman pemotongan.
Besarnya depth of cut adalah sebesar nilai tertentu dengan memperhatikan jenis material
yang dikerjakan, jenis material alat potong yang digunakan dan juga kondisi atau
kekuatan mesin bubut yang digunakan. Penentuan kedalaman pemotongan akan dibahas
lebih mendalam pada bab parameter pembubutan. Apabila pengaturan kecepatan
putaran benda kerja sesuai dengan rumus perhitungan yang ditentukan, maka alat
potong akan dengan mudah melakukan pemotongan benda kerja sehingga benda kerja
dapat dibentuk sesuai yang diinginkan. Salah satu indikator kualitas proses pembubutan
adalah tingkat kehalusan permukaan benda kerja yang dihasilkan dari proses tersebut.
Hal ini tergantung pada beberapa hal yaitu: jenis dan kualitas alat potong; jenis material
dari benda kerja; dan parameter pemotongan pada proses pembubutan itu sendiri
diantaranya adalah putaran benda kerja, kecepatan potong (cutting speed) dari jenis
material dan feeding atau kecepatan gerak pemakanan. Apabila parameter pemotongan
diatur dan disesuaikan dengan jenis alat potong maupun jenis material benda kerja maka
akan diperoleh hasil pembubutan yang optimal.
Beberapa mesin bubut pada pembubutan yaitu bubut ruang perkakas (toolroom
lathe), bubut kecepatan (speed lathe), bubut turret (turret lathe), mesin pencekam
(chucking machines), bubut kendali numerik (numerically controlled lathes), mesin
batang automatic (automatic bar machine). Bubut ruang perkakas (toolroom lathe), lebih
kecil dan memiliki daerah kecepatan dan hantaran yang lebih besar dan dilengkapi
dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan dengan akurasi tinggi.
Bubut kecepatan (speed lathe), lebih sederhana dibandingkan dengan mesin bubut, tidak
dilengkapi dengan pembawa dan peluncur lintang sehingga tidak diperlukan ulir
pengarah untuk menggerakkan pembawa. Bubut turret (turret lathe), mesin bubut yang
memiliki kepala turret yang dipasang lebih dari satu alat potong. Mesin pencekam
(chucking machines), mesin ini menggunakan pencekam pada spindelnya untuk
memegang benda kerja. Bubut kendali numerik (numerically controlled lathes),
pergerakan pada mesin sekrup dan mesin pencekam secara tradisional dikendalikan
dengan nok (cams) dan peralatan yang lainnya. Mesin batang automatic (automatic bar
machine), mirip dengan mesin pencekam, dimana posisi pencekam digantikan dengan
leher (collet) untuk memegang benda kerja yang berbentuk batang panjang.
Mesin batang automatic diklasifikasikan mejadi dua yaitu mesin batang spindel
tunggal dan mesin batang spindel jamak. Perbedaan dari keduanya adalah pada mesin
batang spindel tunggal memiliki satu spindel dimana pada saat operasi hanya satu
perkakas potong yang dapat digunakan, sedang perkakas lainnya dalam keadaan idle.
Sedangkan mesin batang spindel jamak memiliki lebih dari satu spindel sehingga pada
saat yang bersamaan dapat diperasikan beberapa perkakas potong.
Jenis-jenis mesin bubut berdasarkan dimensinya yaitu mesin bubut ringan,
mesin bubut sedang (medium lathe), mesin bubut standar, mesin bubut meja panjang.
Pada mesin bubut ringan ukuran mesin relatif kecil dan sederhana dengan panjang
mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm diperuntukkan untuk pekerjaan membubut
objek yang berukuran kecil dan ringan. Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di
ruangan yang tidak terlalu besar dan cukup mudah dijangkau dengan tidak melupakan
keamanannya karena ukurannya yang lebih kecil dari ukuran mesin bubut lainnya,
sehingga sangat cocok untuk latihan dan industri rumah tangga. Mesin bubut ini bisa
dibawa atau di angkat oleh satu orang karena memilki berat yang ringan dan ukuran
yang mini. Mesini ini biasa kita jumpai di beberapa sekolah mesin yang di gunakan
untuk latihan dan pembelajaran.
Mesin bubut sedang (medium lathe) digunakan untuk pekerjaan yang memiliki
banyak variasi dan membutuhkan ketelitian Mesin bubut jenis ini dapat membubut
material dengan diameter sampai dengan 200 mm dan panjang 100 mm. Mesin bubut
sedang memiliki konstruksi yang lebih detail dan dilengkapi dengan peralatan khusus.
Tidak hanya untuk menghasilkan perkakas, mesin bubut sedang juga dapat digunakan
untuk memperbaiki perkakas dan cocok digunakan sebagai peralatan pelatihan di
sekolah. Mesin bubut standar, jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin bubut pada umumnya memiliki komponen yang sama seperti pada
mesin bubut ringan dan sedang namun dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram, dan rem, namun mesin bubut standar memiliki ukuran yang
besar dan lebih berat. Mesin bubut standar ini paling banyak digunakan pada home
industry. Mesin bubut meja panjang, mesin ini yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya. Mesin bubut ini
biasa digunakan oleh industri.
Pertimbangan pemilihan mesin pada proses bubut adalah berdasarkan dimensi
benda kerja yang akan dikerjakan. Ketika memilih mesin, perlu dipertimbangkan
kapasitas kerja mesin yang meliputi diameter maksimal benda kerja yang bisa
dikerjakan oleh mesin, dan panjang benda kerja yang bisa dikerjakan. Ukuran mesin
bubut diketahui dari diameter benda kerja maksimal yang bisa dikerjakan (swing over
the bed) dan Panjang meja mesin bubut (length of the bed). Panjang meja mesin bubut
diukur jarak dari headstock sampai ujung meja. Sedangkan Panjang maksimal benda
kerja adalah Panjang meja dikurangi jarak yang digunakan kepala tetap.
Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan. Gerakan yang
pertama yaitu gerakan berputar, gerakan memanjang, dan gerakan melintang. Gerakan
berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan pahat dan
dinamakan gerakan potong. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut
cutting motion, main motion, artinya putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan
potong merupakan gerakan untuk mengurangi benda kerja dengan pahat. Gerakan
memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar dengan sumbu
kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan. pahat yang bergerak maju secara
teratur, akan menghasilkan chip (geram, serpih, tatal). Gerakan tadi disebut feed motion.
Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya tegak lurus
terhadap sumbu kerja. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan pemotongan
(depth of cutting), pahat dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman pemotongan
yang dikehendaki. Gerakan ini disebut adjusting motion.
Dalam menjaga mesin agar tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan
pengoperasian yang benar. Beberapa prosedur perawatan mesin bubut, yaitu mesin
bubut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Dalam pelaksanaan perawatan
seperti penggantian oli pelumas mesin dan pemberian grease diharuskan memakai oli
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin. Setelah selesai pengoperasian, mesin
dibersihkan bagian – bagian mesin dari beram – beram hasil pemotongan dan cairan
pendingin, untuk pemasangan. Setelah selesai mengoperasikan mesin, atur semua
handle pada posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
Dalam proses pembubutan harus diperhatikan prosedurnya dengan benar agar
terhindar dari kecelakaan kerja. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari
kecelakaan kerja, yaitu lindungi lintasan meja dari hubungan langsung dengan listrik,
selalu gunakan kacamata pelindung, jangan menghentikan spindle dengan tangan, dan
jangan biarkan kunci chuck tetap menempel pada chuck.

http://muhamadramdani07.blogspot.com/2016/01/dasar-teori-mesin-bubut-
mencakup-segala.html
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk
silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas
bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di
mesin harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka
didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam
atau leher collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris, namun
dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain.

Gerakan-gerakan dalam membubut


Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu :
a. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut “cutting motion, main motion”,
artinya putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan potong merupakan gerakan
untuk mengurangi benda kerja dengan pahat.
b. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan “chip” (geram, serpih,
tatal).Gerakan tadi disebut “feed motion”.
c. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (“depth of cutting”), pahat dimajukan ke
arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut
“adjusting motion”.

 Pahat Bubut
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat
dari unalloyed tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic
cutting material. Umurnya tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong,
dan pengasahannya.

a. Sifat-sifat dasar pahat bubut


(1) Keras
(2) Ulet
(3) Tahan panas
(4) Tahan lama

b. Macam-macam pahat bubut


Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih
pahat roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat
bubut sudah distandarisasikan.
(1) Pahat roughing (roughing tool).
Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat
mungkin. Oleh sebab itu pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau
bengkok.
(2) Pahat finishing (finishing tool).
Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan
pahat finishing. Untuk keperluan ini dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi
potong bulat dan pahat finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi
potong pahat finishing harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak
permukaan benda kerja tidak akan halus.

c. Perawatan pahat bubut


Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah
rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga
menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah menunggu
sampai sisi potong tumpul.

d. Cara memasang pahat bubut


Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga
ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan
memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di
antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran
tersebutmenyebabkan pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama
pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat dan aman. Untuk pemasangan pahat
dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai “ganjal”.
Alat ukur digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan. Alat ukur yang
tersedia antara lain:
a. Vernier Caliper
b. Mikrometerc.
c. Rollmeter

https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104305008-3-10%20BAB%20II.pdf
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/155/jbptppolban-gdl-rizalgunaw-7706-3-bab2--
6.pdf

http://madaemphe.blogspot.com/2011/02/landasan-teori-mesin-bubut.html
http://achmadarifin.com/prinsip-kerja-mesin-bubut-turning-machine
http://negarecomunity.blogspot.com/2012/01/mengenal-proses-bubut-turning-
proses.html
https://www.academia.edu/20345238/proses_bubut?auto=download
http://nasukhamesin.blogspot.com/2014/06/proses-bubut.html
http://mesinnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-lengkap.html

Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu
bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan
(feeding).

Gerakan-gerakan dalam membubut

1. Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan
pahat dan dinamakan gerakan potong.
2. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar
dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan.
3. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak
lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan atau
pemotongan permukaan. 

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari kecelakaan kerja

1. Lindungi lintasan meja dari hubungan langsung dengan listrik.


2. Selalu gunakan kaca mata pelindung.
3. Jangan menghentikan spindel dengan tangan.
4. Jangan biarkan kunci chuck tetap menempel pada chuck
5.
Dimensi mesin bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang
dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm
mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran
kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa
pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin
bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada
beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut
tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. 
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104305008-3-10%20BAB%20II.pdf
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/155/jbptppolban-gdl-rizalgunaw-7706-3-bab2--
6.pdf
http://achmadarifin.com/prinsip-kerja-mesin-bubut-turning-machine
https://www.academia.edu/20345238/proses_bubut?auto=download

Anda mungkin juga menyukai