Anda di halaman 1dari 12

Menganalisa kekasaran permukaan benda pada mesin bubut

 Pengertian kekasaran permukaan

Kekasaran Permukaan

Permukaan benda adalah batas yang memisahkan antara benda padat tersebut dengan
sekelilingnya. Konfigurasi permukaan merupakan suatu karakteristik geometri golongan
mikrogeometri, yang termasuk golongan makrogeometri adalah permukaan secara
keseluruhan yang membuat bentuk atau rupa yang spesifik, misalnya permukaan lubang,
permukaan poros, permukaan sisi dan lain-lain yang tercakup pada elemen geometri ukuran,
bentuk dan posisi ( Doni.2015).

Kekasaran permukaan dibedakan menjadi dua bentuk, diantaranya :

a. Ideal Surface Roughness

Yaitu kekasaran ideal yang dapat dicapai dalam suatu proses permesinan dengan kondisi
ideal.

b. Natural Surface Roughness

Yaitu kekasaran alamiah yang terbentuk dalam

proses permesinan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi proses

permesinan diantaranya :

a. Keahlian operator,

b. Getaran yang terjadi pada mesin,

c. Ketidakteraturan feed mechanisme,

d. Adanya cacat pada material,


Pahat HSS

Baja Kecepatan Tinggi/ High Speed Steel (HSS)

Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan
Crome (Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses penuangan (molten
metallurgy) selanjutnya dilakukan pengerolan atau penempaan dibentuk menjadi batang segi
empat atau silinder. Pada kondisi masih bahan (raw material), baja tersebut diproses secara
pemesinan menjadi berbagai bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan panas
dilaksanakan, kekerasannya akan menjadi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga kali kecepatan potong pahat CTS.
Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) apabila dilihat dari komposisinya dapat
dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) Konvensional
dan Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) Spesial.

HSS Konvensional: Baja Kecepatan Tinggi (HSS) Konvesional, terbagi menjadi dua yaitu:

– Molibdenum HSS

– Tungsten HSS

HSS Spesial: Baja Kecepatan Tinggi Konvesional (HSS) Spesial, terbagi menjadi enam yaitu:

– Cobalt Added HSS

– High Vanadium HSS

– High Hardess Co HSS

– Cast HSS

– Powdered HSS

– Coated HSS
c) Paduan Cor Nonferro

Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara sifat yang dimiliki HSS dan Karbida
(Cemented Carbide), sehingga didalam penggunaannya memiliki karakteristik tersendiri
karena karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai ketahanan panas (hot hardness) dan
ketahanan aus (wear resistance) yang terlalu rendah. Jenis material ini di bentuk dengan cara
dituang menjadi bentuk-bentuk yang tertentu, misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian
diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Baja paduan nonferro terdiri dari empat macam
elemen/ unsur utama diantaranya:

Mesin Bubut

Proses membubut merupakan salah satu proses pemesinan untuk memproduksi


komponen-komponen mesin (Rochim, 1993). Dimana proses bubut termasuk kedalam proses
pemesinan yang menggunakan pahat Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis
mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan
menggunakan mata potong pahat sebagai alat untuk menyayat benda kerja.

Pada prosesnya, benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck yang terpasang pada
spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk bendakerjaakan disayatkan
pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam.

Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk memproduksi benda -


benda berpenampang silinder, misalnya poros lurus, poros bertingkat, poros tirus, poros
berulir, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

1. Jenis-jenis proses dalam pembubutan

2. Bagian Utama Mesin Bubut

Bagian utama mesin bubut diantaranya: Kepala tetap, kepala lepas, alas/ meja mesin,
eretan transportir, sumbu utama, tuas, pelat tabel, dan penjepit pahat.

a. Kepala tetap, berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut


diantaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan
pelat pembawa berekor (driving plate)
b. Kepala lepas, digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap,
cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada
lubang tirus (sleeve) kepala lepas.

c. Alas/ meja mesin, digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu
pembubutan.

d. Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya, eretan memanjang, eretan
melintang dan eretan atas.

1) Eretan memanjang (longitudinal carriage), berfungsi untuk melakukan gerakan


pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau
otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.

2) Eretan melintang (cross carriage), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus
sebagai dudukan eretan atas.

3) Eretan atas (top carriage), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya.

e. Poros Transportir dan Poros Pembawa

1) Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium
dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan
pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang
dan ulir.

2) Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung
jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis.

f. Tuas/ Handel terdiri pada mesin bubut standar terdiri dari beberapa daintaranya, tuas
pengatur putaran mesin, kecepatan pemakanan dan pembalik arah putaran.

g. Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang
pahat.
3. Perlengkapan Mesin Bubut:

Menurut Perlengkapan mesin bubut diantaranya, Alat pecekam benda kerja, alat
pembawa, alat penyangga/ penahan dan alat bantu pengeboran.

a. Alat pecekam benda kerja Alat pecekam benda kerjaterdiri dari cekam (chuck) dan
cekam kolet (collet chuck).

1) Cekam adalah salah satu alat perlengkapan mesin bubut yang penggunaannya dipasang
pada spindle utama mesin, digunakan untuk menjepit/ mengikat benda kerja pada proses
pembubutan.

2) Cekam kolet adalah salah satu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk
menjepit/ mencekam benda kerja yang memilki permukaan relative halus dan berukuran
kecil.

b. Alat pembawa Yang termasuk alat pembawa pada mesin bubut adalah, pelat pembawa
dan pembawa (lathe doc).Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan
bertangkai (driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata (face plate). Konstruksi pelat
pembawa berbentuk bulat dan pipih, berfungsi untuk memutar pembawa (lathe-dog) sehingga
benda kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin.

c. Alat penyangga/ penahan Alat penahan benda kerja pada mesin bubut standar ada dua
yaitu: penyangga dan senter (senter tetap/mati dan senter putar).

1) Penyangga adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk menahan
benda kerja yang memilki ukuran relatif panjang. Alat ini ada dua jenis yaitu, penyangga
tetap (steady rest) dan penyangga jalan (follow rest). Penggunaan penyangga tetap, dipasang
atau diikat pada alas/meja mesin, sehingga kedudukannya dalam keadaan tetap tidak
mengikuti gerakan eretan. Untuk penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan
memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga jalan mengikuti
gerakan eretan tersebut.

2) Senter digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis
senter yaitu senter tetap/ mati (senter yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada
saat digunakan) dan senter putar (senter yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat
digunakan
d. Alat bantu pengeboran Yang dimaksud alat bantu pengeboran adalah alat yang
digunakan untuk mengikat alat potong bor termasuk rimer, konterbor, dan kontersing pada
proses pembubutan.Ada dua jenis yaitu, cekam bor dengan kunci dan cekam bor tanpa
pengunci (keyless chuck drill).

e. Spesifikasi mesin bubut standar Dimensi mesin bubut ditentukan oleh panjang jarak
antara ujung senter kepala lepas dengan senter kepala tetap dan tinggi antara meja mesin
dengan senter tetap.

Dengan diketahuinya besaran-besaran di atas sehingga kondisi pemotongan dapat diperoleh


sebagai berikut :

1) Kecepatan potong

Kecepatan potong untuk proses bubut dapat didefinisikan sebagai kerja rata-rata pada
sebuah titik lingkaran pada pahat potong dalam satu menit. Kecepatan putar (speed), selalu
dihubungkan dengan sumbu utama (spindle) dan benda kerja. Secara sederhana kecepatan
potong di asumsikan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar.
Kecepatan potong biasanya dinyatakan dalam unit satuan m/menit (Widarto, 2008).
Kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda dan

putaran poros utama.

Keterangan :

V = Kecepatan potong (m/min)

d = Diameter benda kerja (mm)

n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min

2) Kecepatan makan

Gerak makan, f (feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali sehingga satuan f adalah mm/rev. Gerak makan pula ditentukan oleh
kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan
yang diinginkan. Sehingga kecepatan makan didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan
pahat potong sepanjang jarak kerja untuk setiap putaran dari spindel (Widarto, 1998).
Keterangan :

vf = Kecepatan makan (mm/min)

f = Gerak makan (mm/r)

n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min)

3) Kedalaman potong (depth of cut)

a = kedalaman potong (mm)

f = gerak makan (mm/rev)

n = putaran poros utama (rpm)

Keterangan :

tc= Waktu pemotongan (min)

lt= Panjang benda kerja total/ keseluruhan (mm)

vf= Kecepatan makan (mm/r) = f.n

5) Laju pembuangan geram (material removal rate)

Geram adalah potongan dari material yang terlepas dari benda kerja oleh pahat potong.

Z= A .V (cm3/min) A = f . a (mm2) jadi Z = V. f. a (cm3/min)…2.5 Dimana: A =


penampang geram sebelum terpotong.

Beberapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah baja paduan cor non
ferro paduan, baja paduan karbon tinggi termasuk didalamnya HSS, karbida intan dan
keramik.

Sifat –sifat bahan yang mutlak perlu untuk penyayatan pahat bubut:

1. Kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada
temperatur ruang melainkan pada temperatur tinggi pada saat proses

pembentukan geram berlangsung.

2. Keuletan yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang terjadi sewaktu
pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja yang

mengandung bagian yang keras.

3. Ketahanan beban kejut termal diperlukan apabila terjadi perubahan temperaturyang cuk
up besar secara berkala.

4. Sifat adhesi yang rendah, untuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap

pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunan gaya pemotongan.

5. Daya larut elemen atau komponen material yang rendah, dibutuhkan demi
memperkecil laju keausan akibat mekanisme.

Secara berurutan material pahat akan di bahas mulai dari yang paling lemah tetapiulet
sampai yang paling keras tapi getas, yaitu :

1. Kekerasan: Melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada temperatur ruangmelainkan
juga pada temperatur tinggi saat proses pembentukan gerak berlangsung. `

2. Keuletan: Cukup untuk menahan beban kejut yang terjadi sewaktu permesinan dengan
interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja yang mengandung pertikel / bagian yang
keras.

3. Ketahanan beban kejut termal: Keunggulan yang dibutuhkan jika terjadi perubahan
temperatur yang cukup besar secara berkala.

4. Sifat adhesi yang rendah: Sifat ini mengurangi afinitas benda kerja terhadap pahat,
mengurangi laju keausan, serta penurunan gaya pemotongan.

Dimana:

Vv= perbesaran vertikal. Luas P dan Q dalam milimeter

L = panjang sampel pengukuran dalam milimeter

Kecepatan potong merupakan kecepatan tersayatnya benda kerja hingga


menghasilkan sayatan logam yang dapat berupa serbuk atau chip. Chip dapat berupa
gulungan yang membentuk lingkaran yang saling menyambung. Jika gulungan tersebut
dipotong sebagian hingga sesuai dengan keliling satu lingkaran penuh dari benda kerja yang
telah tersayat maka panjang gulungan yang dihasilkan oleh setiap sayatan pada tiap satuan
waktu merupakan kecepatan potong pahat. Dimana panjang sayatan tersebut adalah п.d
(keliling lingkaran dari benda kerja, d adalah diameter benda kerja), p adalah perioda yaitu
waktu yang dibutuhkan dalam satu kali sayatan (hubungan antara perioda dan frekwensi
adalah 1/p = n, n adalah jumlah dari sayatan setiap waktu atau jumlah dari putaran benda
kerja setiap satuan waktu ) sehingga persamaannya menjadi :

atau

Jika satuan n adalah satuan radian permenit (rpm) dan diameter benda dalam satuan mm
maka rumus diatas menjadi :

Sehingga
Kecepatan potong ditentukan oleh :

Bahan Benda Kerja

Bahan benda kerja berpengaruh pada harga kecepatan potong semakin keras benda kerja
semakin rendah kecepatan potongnya dan berlaku sebaliknya semakin lunak benda kerja
semakin besar kecepatan potongnya.

Jenis Alat Potong

Alat potong yang memiliki kekerasan yang tinggi, maka kecepatan potongnya juga akan
semakin besar demikian pula sebaliknya.

Besar Asutan

Besar asutan adalah besar jarak pemakanan pahat dalam arah longitudinal atau membujur,
semakin besar jarak pemakanan dalam arah membujur maka kecepatan potong akan
semakin kecil, dan semakin kecil jarak pemakanan maka semakin besar kecepatan
potongnya.

Kedalaman Pemotongan

Kedalaman penyayatan adalah besar jarak pemakan pahat dalam arah melintang, semakin
besar jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin kecil kecepatan potongnya,
dan semakin kecil jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin besar kecepatan
potongnya.
Contoh 1

Sebuah benda kerja yang terbuat dari baja karbon dengan diameter & 90 mm akan dibubut
sehingga diameternya menjadi & 40 mm. Berapa putaran mesin yang digunakan jika pahat
terbuat dari HSS dan diinginkan hasil pembubutan yang halus?

Diketahui :

Diameter benda kerja, D = 90 mm

Benda kerja dari baja karbon

Pahat Dari karbida

Hasil pembubutan halus

Dari hasil pembacaan tabel kecepatan potong Cs = 70 – 90 (m/menit) diambil 90 m/menit

Ditanyakan : n (putaran mesin)

Jawab :

CS = phi.d.n/440

n = Cs .440/phi.d

=90.440/ph.90
Contoh 2

Sebuah benda kerja memiliki diameter D = 0,75 inchi, akan dibubut dengan kecepatan
potong 100 feet/menit, hitung putaran mesin yang diperlukan!

Anda mungkin juga menyukai