Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keadaan
mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur,
baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat
dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor ( drilling machine ), mesin gerinda ( grinding
machine), mesinfrais ( milling machine ), mesin sekrap (  shaping machine), mesin gergaji
( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling penting
dari sebuah mesin adalah perawatannya.
            Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan alat pahat
bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk sudut secara perlahan dan
teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses pembubutan berlangsung, benda kerja
berputar dan pahat disentuhkan pada benda kerja sehingga terjadi penyayatan. Penyayatan dapat
dilakukan kearah kiri atau kanan,sehingga menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder.
Jika penyayatan dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur, pemotongan  atau
permukaan yang disebut facing (membubut muka).
            Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan dapat juga
diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga menghasilkan benda kerja yang
berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur dengan kecepatan dan putaran tertentu dapat
menghasilkan alur yang teratur seperti membubut ulir. Penyayatan dapat dilakukan dari luar
maupun dari dalam. Penyayatan yang dilakukan dari luar disebut membubut luar(outside
turning), sedangkan penyayatan yang dilakukan dibagian dalam atau pada lubang disebut
membubut dalam(inside turning). Bubut dalam berupa rongga, ulir dalam, lubang tembus, atau
lubang tidak tembus.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah jenis – jenis dari mesin bubut ?
2. Apa yang Anda ketahu mengenai pahat bubut ?
3. Bagaimana parameter-parameter pemotongan logam dalam permesinan bubut
dan perhitungan putaran mesin ?
4. Bagaimana pembentukan geometri pahat bubut pada proses perautan model poros
propeller ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar pembaca mengetahui mengenai jenis – jenis mesin bubut.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai pahat bubut.
3. Agar pembaca dapat memahami mengenai parameter-parameter pemotongan logam dalam
permesinan bubut dan perhitungan putaran mesin.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana pembentukan geometri pahat
bubut pada proses perautan model poros propeller.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan diperoleh
dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan mesin bubut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mesin Bubut dan Konstruksinya


Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Ditinjau dari  daya
penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:

 Jenis - jenis mesin bubut


1) Mesin Bubut Ringan

Gambar Mesin Bubut Ringan


Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan ukuran  serta bobot yang ringan.
Mesin ini biasanya diletakkan diatas meja atau bangku, sehingga disebut mesin bubut lantai.
2)  Mesin Bubut Sedang

Gambar Mesin Bubut Sedang


Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan kapasitas serta ukuran
sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki peralatan-peralatan teknik yang mempunyai ukuran
yang sedang. Mesin bubut sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan mesin bubut lantai. Pada mesin
bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk yang mempunyai benda kerja dengan bentuk
yang lebih bervariasi.

3)  Mesin Bubut Standar


3
Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang lebih
lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki peralatan-peralatan teknik
dengan tingkat kekasaran yang standar. Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu utamanya,
terdiri atas :
a) Mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang hubungan antara
putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b) Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar yang hubungan
puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan roda rantai.
c) Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar yang hubungan putaran
dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada roda
gigi transmisi.
4) Mesin Bubut Khusus
Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau memperbaiki
alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar. Mesin bubut khusus terdiri
atas:
a) Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros-poros atau benda
kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk peralatan alat-
alat pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.
b) Mesin Bubut Carrousel
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan cekam
berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat dapat digerakan kearah
vertikal maupun kearah melintang. Mesin bubut carrousel digunakan untuk membubut benda-benda
kerja yang mempunyai diameter besar dengan ukuran antara 1 m s.d 2 m.
Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut benda kerja
yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400mm. Mesin bubut carrousel mempunyai
keungulan dibandingkan dengan mesin bubut horizontal biasa. Beberapa kelebihan mesin bubut
carrousel dibandingkan degan mesin bubut horizontal biasa, antara lain:
 Mesin bubut carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan mesin bubut
biasa karena arahnya vertical (keatas).
   Mesin bubut carrousel dapat menahan beban lebih besar.
 Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan dengan mesin
bubut horizontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan diatas meja putar.
 Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran. Benda-benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain: rumah-rumah blower,rumah
turbin dan semacamnya.

4
c) Mesin Bubut Revolver
Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat
pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
d) Mesin poros engkol
Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau
membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.
e) Mesin bubut copy
Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan menggunakan
contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari maket yang telah dibuat
sebelumnya.

2.2 Pahat Bubut


Pahat bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak
berputar, disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan sesuai
dengan gerakkan penyayatan yang diperlukan.
1. Bahan Pahat Bubut
Bahan pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat,yaitu:
o Tahan panas agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus pada suhu tinggi akibat gesekan
o Ulet sisi potong tidak mudah patah.
o Keras agar dapat menyayat benda kerja.
o Ekonomis sehingga dalam perawatan mudah dan pangadaannya murah
Bahan yang memenuhi persyaratan untuk membuat pahat bubut, yaitu:
 Baja karbon tinggi: baja yang mempunyai kandungan karbon 0,5 % sampai 1.5 %. Pahat
ini digunakan untuk membubut bahan benda kerja yang lunak.
 Baja kecepatan tinggi: baja yang mengandung karbon, kromium,vanadium dan
molybdenum
 Paduan cor bukan besi: bahan yang mengandung wolfram 12-15 %, cobalt 40-50 %,
chrome 15- 35 % ditambah karbon 1-4 %.
 Carbide: pahat bubut carbide mengandung wolfram-carbide dan cobalt dengan persentase
berkisar 94 % wolfram-carbide dn 6 % cobalt. Pahat ini cocok untuk membubut besi cor.
 Intan: Biasa digunakan untuk finishing pada mesin-mesin khusus. Tahan sampai suhu
900oC.

5
 Ceramic: bahan ini dicampur dengan srbuk aluminium-oksida , titanium, magnesium, dan
chrome dengan pengikat keramik. Bahan ini mempunyai kekuatan tekanan tinggi tetapi
agak rapuh.
2.  Bentuk pahat bubut dan fungsinya:
 Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang
 Pahat ISO 2(Bent shank tool)
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan
membuat Chamfer
 Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
 Pahat ISO 4(Board edge tool)
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan
kedalaman pemakanan yang kecil
 Pahat ISO 5(Offset face turning tool)
Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam
 Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit
untuk facing kearah luar
 Pahat ISO 7(parting tool)
Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing memanjang
 Pahat ISO 8(Boring tool)
Untuk boring dengan lubang tembus
 Pahat ISO 9(Corner boring tool)
Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus
3. Bentuk Mata Pahat Bubut
Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi pengerjaannya, diantaranya:
 Pahat potong
 Pahat alur
 Pahat lurus kanan
 Pahat lurus kiri
 Pahat bengkok kiri
 Pahat bengkok kanan
 Pahat sisi kiri
 Pahat sisi kanan
6
 Pahat bubut dalam
 Pahat kerong
 Pahat profil
4. Sudut Mata Pahat Bubut
Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang bujur
sangkar, segi empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.
Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata pahatnya:
o Sudut tatal
o Sudut bebas sisi
o Sudut bebas muka
o Sudut bebas mata potong
5. Pemasangan pahat bubut
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga
tenaga ni tergantung dari daya tahan benda kerja dan penampang chip.
Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah getaran yang
kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat harus
dipegang dengan kuat dan aman. Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center,
maka besarmya sudut bebas dan sudut buang akan berubah.
Pemasangan diatas center,maka :
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi
lebih besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan
pahat di atas center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Pemasanangan di bawah center,maka :
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil,chip sukar
dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol
karena pahat dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas yang
diijinkan.

2.3 Parameter-Parameter Pemotongan Logam Dalam Pemesinan Bubut


dan Perhitungan Putaran Mesin

1. Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran utama. Bila
benda kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama dengan keliling benda kerja.

7
            Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan
memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan
kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu kecepatan potong
harus ditentukan sesuai dengan tabel.
2. Rumus
Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit), maka
rumusnya adalah :
V=       π .d .n   (m/min)
1000

            Keterangan : V = Kecepatan potong


                                  d = Diameter benda kerja
                                  n = Putaran benda kerja

3. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)


Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu sumbu
benda. Dalam proses pembubutan depth of cut dapat diukur dengan menggunakan persamaan:

            Kedalaman pemotongan diukur tegaklurus terhadap sumbu benda kerja.

4.  Waktu Pemesinan (Machining Time)


Waktu pemesinan adalah banyaknya waktu nyata yang dibutuhkan untuk mengerjakan
(membentuk atau memotong) suatu benda kerja. Waktu pemesina dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Tm = L*i / s*n
Dimana:
L = panjang total yang akan dibubut
I = jumlah pemotongan
n = rpm
s = Total Feed (mm/put.)

2.4 Poros Propeller


8
Poros propeller merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal.
Putaran mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros, maka poros sangat mempengaruhi
kerja mesin bila terjadi kerusakan. Untuk mengurangi terjadinya kerugian gesekan antara
model poros propeller dan bantalan luncur ( stern tube) maka pemukaan poros propeller harus
dibuat halus,Sesuai dengan Standart Nasional (SN) 258440 dan standart ISO/R 286
( Internasional Standard Organisation). Pada standart Nasinal untuk mengetahui hasil perautan
model poros propeller dengan menggunakan mesin bubut mempunyai bentuk halus,menengah
dan kasar,seperti dipresentasikan Tabel 1. Pada pengamatan dilapangan pembuatan model
poros propeller panjang antara 60cm – 70cm maka untuk mendapatkan permukaan yang halus
toleransi pengukuran ±0,3mm. (Tabel 1).
Tabel .1 Toleransi Umum Standart Nasional (SN) 258440 Untuk Ukuran Panjang Poros

Ukuran
nominal (cm)
Tingkat
12 - 40 40 - 100 100 - 200
Ketelitian
Penyimpangan
(mm)
Halus ± 0,2 ± 0,3 ± 0,5
Menengah ± 0,5 ± 0,8 ± 1,2
Kasar ± 1,2 ± 2 ± 3

Pada standar internasional yaitu ISO (Internasional Standard Organisatioan) adalah


suatu badan yang menentukan masalahstandarisasi,yang menentukan dan mengembangkan
suatu standar toleransi. Dalam suaian basis poros selalu dinyatakan dengan “h”,ukuran batas
poros selalu sama dengan ukuran nominal.
Tabel .2 Toleransi standar internasional ISO R /286 Untuk ukuran diameter poros

Ukuran
(mm)
Simbol
Nominal
18 - 30 30 - 50 50 - 65
h6 - 0,013 -0,016 -0,019
h7 -0,021 -0,025 -0,030
h8 -0,033 -0,039 -0,046
h9 -0,052 -0,062 -0,074

Tanda minus yang ditunjukakan pada Tabel 2. Itu berarti ukuran dimeter poros selalu
dibawah ukuran diameter nominal .
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana pahat bubut dapat menyayat
dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik pada pahat bubut diperlukan adanya
Sudut baji, sudut bebas , sudut pembuang dan sudut potong sesuai ketentuan,yang semua ini
dengan istilah geometri pahat bubut Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau, geometris pahat

9
bubut untuk penggunaannya setiap jenis logam berbeda. Pada Gambar 2 memperlihatkan nama
sudut pahat bubut, yaitu sudut bebas,,sudut baji
,sudut pembuang dan sudut potong, juga harus dipertimbangkan berdasarkan jenis penggunaan
benda kerja, arah pemakanan dan arah putaran mesin

Gambar Nama – nama sudut pahat bubut

Gambar.3 Geometri pahat bubut

Pada Gambar 3 memperlihatkan besarnya sudut geometri pahat bubut HSS , material
benda kerja dan kecepatan potong Sudut bebas adalah Sudut bebas yang berfungsi
mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu daerah yang kecil didekat sisi potong.

Sudut baji adalah sudut dari sisi dua bidang miring yang berfungsi untuk memisahkan
gram dari benda kerja. Sudut pembuang adalah sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja
dalam arah menjauhi permukaan potong sisi. Sudut potong adalah sudut yang diperlukan untuk
menyayat bendakerja.
Jenis-jenis produk yang berbentuk silinder lurus atau silinder bertingkat ditemui pada
komponen-komponen mesin dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar, misalnya dari
mulai baut ukuran kecil sampai besar, berbagai jenis poros, piston dan silinder, selongsong

10
senjata, poros turbin, dan sebagianya. Proses pembuatan produk-produk tersebut biasa dilakukan
dengan proses pemotongan pada mesin bubut dimana proses berlangsung dengan cara memotong
sebagian benda kerja yang berputar pada mesin sementara pisau potongnya (pahat bubut) diam.

Kecepatan pemotongan (cutting speed) adalah kecepatan pemotongan pada permukaan


kontak antara benda kerja dengan pahat bubut.

V=π.Do.N (1)
Do = dimater luar benda kerja (mm)
N = putaran benda kerja (rpm)
V = Kecepatan potong (m/s)
Pemakanan (feed) adalah tebalnya pemotongan setiap satu putaran benda kerja. Satuan
dari pemakanan adalah ( f ) mm/revolution. Panjang benda kerja , satuannya adalah(L) mm
Waktu pemotongan (cutting time) waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja (t).
t = L/ f.N ( 2)
Material removel rate (MRR) adalah volume material yang dibuang/dipotong persatuan
waktu (mm3/s )
MRR = (π) ( Davg)(d)(f)(N) (3)

Davg = (Do + Df)/2 (4)


d = kedalaman pemakanan (mm)
Df = diameter pemotongan (mm)
Davg = diameter rata-rata (mm)

11
Gambar 5. Ilustrasi proses bubut

(Sumber : Paul De Garmo( 1990) Material And Processes in Manufacturing Macmillan


Publishing Co)

Tabel 3. Kecepatan pemotongan

(Sumber :John Wiley & Sons, (1977) Manufacturing Processes, B.H. Amstead)

Daya potong (watt) adalah daya yang diperlukan oleh mesin untuk melakukan proses
pemotongan

Daya potong = Energi spesific X MRR (5)

Gaya Pemotongan(Fc) adalah gaya tangensial (N) pada titik potong benda kerja yang
disebabkan oleh gerakan pahat potong. Oleh karena daya merupakan perkalian antara torsi (N.m)
dan besarnya putaran (dalam radian) per unit waktu.

12
Torsi (T) = Daya/ Rpm.2π (6)
Fc = T / D avg/2 (7)

Tabel 4 .Energispesifik berbagai jenis benda kerja

(Sumber : Paul De Garmo( 1990) Material And Processes in Manufacturing Macmillan


Publishing Co)

2.5 Pembentukan Geometri Pahat Bubut Pada Proses Perautan Model


Poros Propeller

Pembuatan Poros propeller pada model pengujian kapal di Laboratorium UPT-BPPH


yang dikerjakan pada bengkel mekanik, material poros terbuat dari stainlles steels dan bahan
pahat bubut terbuat dari hight speed steels ( HSS).
Dimana pada proses perautan menggunakan mesin bubut, dengan pahat rata kanan yang
dibentuk sisi sisi sudut geometrinya, Karena hasil yang diinginkan pada proses perautan poros
propeller harus halus sekali dengan material poros dari stainless steels, maka dari Tabel 2
didapat kecepatan potong pahat bubut rata kanan HSS sebesar 0,15-0,5m/detik.
Data –data tersebut sangat penting untuk diketahui oleh operator mesin bubut sebelum
melakukan proses perautan. Pada pengamatan dilapangan pada proses pembuatan model poros
propeller dari bahan stanilees steels, pahat bubut HSS, panjang poros 700 mm,diameter 12
mm,dibubut menjadi 11,2 mm, Putaran mesin bubut 400rpm dan pahat bubut bergerak aksial
dengan kecepatan 200 mm/menit,.maka Dari tabel dan rumus diatas akan didapat data sbb :
Berdasarkan Tabel 1-4 dengan mengimplemen tasikan Persamaan 1-7 maka hasilnyasebagai
berikut :
 Untuk memudahkan pembahasan, maka dibuatkan Tabel 5. Yang menunjukkan
Perbandingan hasil studi pustaka dan pengamatan lapangan. Dimana untuk daya potong
dan gaya pemotongan pada pengamatan lapangan tidak dapat diamati.
 Daya potong yang dihasilkan pada proses perautan
13
 berfungsi untuk mengukrur kemampuan daya dari mesin bubut.
 Timbulnya gaya pemotongan ( FC) yang tidak bisa diamati ditunjukkan pada Gambar 6.
Perlu mendapat pehatian kerana gaya tersebut yang dapat menyebabkan rusaknya
geometri pahat bubut dan yang lebih ektrim yaitu pahat bubut menjadi patah, ( Gambar 6
) pada pengamatan dilapangan

Gambar 6. Tanda panah merah menunjukan timbulnya gaya pemotongan (Fc) antara pahat dan benda kerja.

Gambar 7. Pahat bubut patah karena timbulnya gaya pemotongan (FC) yang terlalu besar.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencnakan proses perautan poros


propeller dengan menggunakan mesin bubut adalah sebagai berikut:
1. Komponen yang dibubut harus dirancang supaya mudah di cekam pada chuck.
2. Sudut-sudut tajam pada komponen supaya dihindari oleh karena tidak semua bentuk
sudut bisa dijangkau oleh pisau potong.

3. Ukuran material yang akan dibubut diusahakan sedekat mungkin kepada ukuran benda
kerja supaya jumlah langkah proses pembubutan bisa dikurangi.
4. Bentuk komponen yang akan dibubut harus direncanakan agar bisa menggunakan bentuk
pahat standar yang ada di pasaran.
5. Bahan benda kerja harus dipilih dimana bahan tersebut memiliki kemampuan mesin
(machinability) yang baik.
6. Gunakan media pendingin air atau soda pada saat pengasahan pahat dan proses perautan,
yang berfungsi untuk melumasi dan mengurangi tegangan permukaan.
7. Untuk proses finishing gunakan kertas gosok dan kikir halus,supaya bram yang terbuang
tidak terlalu banyak.
8. Gunakan mikrometer untuk pengukuran agar ketelitiannya lebih akurat.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk melakukan pekerjaan perautan logam membubut Poros propeller, harus
diperhatikan adalah geometri pahat bubut. Dimana pahat bubut harus gerinda untuk mengasah
membentuk sudut bebas,sudut baji sudut buang dan sudut potong. Ini bertujuan untuk
mendapatkan ketajaman sisi- sisi potong pahat
Pemilihan material poros propeller dan jenis pahat bubut untuk mendapatkan geometri
pahat bubut dan kecepatan potong yang benar.
Timbulnnya gaya pemotongan ( FC) yang sangat besar dapat menyebabkan kerusakan
geometri pahat bubut dan pahat bubut bisa menjadi patah,.hal tersebut disebabkan oleh
kedalaman pemakanan dan tebalnya pemotonagan terlalu besar.
Perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kekuatan geometri pahat bubut terhadap
timbulnya gaya pemotongan yang menyebabkan pahat menjadi patah.

3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang macam – macam mesin perkakas. Pembaca dapat memperolehnya lewat
buku, internet, maupun jurnal internasional. Sehingga pembaca dapat lebih memperdalam ilmu
perkapalan khususnya tentang macam – macam dari mesin perkakas dan terlebih lagi mengenai
penggunaan mesin bubut dalam perkapalan. Khususnya dalam proses pembuatan poros propeller

DAFTAR PUSTAKA

15
Poerwanto, Abadi. 1983. Teori Dasar Kejuruan Perkapalan. PT. TEMA BARU : Jakarta

Daryanto. 2002. Mesin Perkakas Bengkel. Bina Adiaksara : Jakarta

http://muhamadtedy.blogspot.com/2016/01/makalah-mesin-bubut.html

16
17

Anda mungkin juga menyukai