PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah jenis – jenis dari mesin bubut ?
2. Apa yang Anda ketahu mengenai pahat bubut ?
3. Bagaimana parameter-parameter pemotongan logam dalam permesinan bubut
dan perhitungan putaran mesin ?
4. Bagaimana pembentukan geometri pahat bubut pada proses perautan model poros
propeller ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
c) Mesin Bubut Revolver
Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat
pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
d) Mesin poros engkol
Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau
membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.
e) Mesin bubut copy
Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan menggunakan
contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari maket yang telah dibuat
sebelumnya.
5
Ceramic: bahan ini dicampur dengan srbuk aluminium-oksida , titanium, magnesium, dan
chrome dengan pengikat keramik. Bahan ini mempunyai kekuatan tekanan tinggi tetapi
agak rapuh.
2. Bentuk pahat bubut dan fungsinya:
Pahat ISO 1(Staight Shank Tool)
Biasa digunakan pada proses roughing memanjang
Pahat ISO 2(Bent shank tool)
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan
membuat Chamfer
Pahat ISO 3(Offset corner cutting tool)
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
Pahat ISO 4(Board edge tool)
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan
kedalaman pemakanan yang kecil
Pahat ISO 5(Offset face turning tool)
Untuk proses facing dari arah luar menuju kedalam
Pahat ISO 6(Offset side cutting turning tool)
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit
untuk facing kearah luar
Pahat ISO 7(parting tool)
Untuk membuat undercut,memotong ataupun untuk finshing memanjang
Pahat ISO 8(Boring tool)
Untuk boring dengan lubang tembus
Pahat ISO 9(Corner boring tool)
Digunakan untuk proses boring, dengan lubang tidak tembus
3. Bentuk Mata Pahat Bubut
Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi pengerjaannya, diantaranya:
Pahat potong
Pahat alur
Pahat lurus kanan
Pahat lurus kiri
Pahat bengkok kiri
Pahat bengkok kanan
Pahat sisi kiri
Pahat sisi kanan
6
Pahat bubut dalam
Pahat kerong
Pahat profil
4. Sudut Mata Pahat Bubut
Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang bujur
sangkar, segi empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.
Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata pahatnya:
o Sudut tatal
o Sudut bebas sisi
o Sudut bebas muka
o Sudut bebas mata potong
5. Pemasangan pahat bubut
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga
tenaga ni tergantung dari daya tahan benda kerja dan penampang chip.
Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah getaran yang
kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat harus
dipegang dengan kuat dan aman. Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center,
maka besarmya sudut bebas dan sudut buang akan berubah.
Pemasangan diatas center,maka :
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi
lebih besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan
pahat di atas center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Pemasanangan di bawah center,maka :
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil,chip sukar
dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol
karena pahat dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas yang
diijinkan.
1. Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran utama. Bila
benda kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama dengan keliling benda kerja.
7
Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan
memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan
kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu kecepatan potong
harus ditentukan sesuai dengan tabel.
2. Rumus
Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit), maka
rumusnya adalah :
V= π .d .n (m/min)
1000
Ukuran
nominal (cm)
Tingkat
12 - 40 40 - 100 100 - 200
Ketelitian
Penyimpangan
(mm)
Halus ± 0,2 ± 0,3 ± 0,5
Menengah ± 0,5 ± 0,8 ± 1,2
Kasar ± 1,2 ± 2 ± 3
Ukuran
(mm)
Simbol
Nominal
18 - 30 30 - 50 50 - 65
h6 - 0,013 -0,016 -0,019
h7 -0,021 -0,025 -0,030
h8 -0,033 -0,039 -0,046
h9 -0,052 -0,062 -0,074
Tanda minus yang ditunjukakan pada Tabel 2. Itu berarti ukuran dimeter poros selalu
dibawah ukuran diameter nominal .
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana pahat bubut dapat menyayat
dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik pada pahat bubut diperlukan adanya
Sudut baji, sudut bebas , sudut pembuang dan sudut potong sesuai ketentuan,yang semua ini
dengan istilah geometri pahat bubut Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau, geometris pahat
9
bubut untuk penggunaannya setiap jenis logam berbeda. Pada Gambar 2 memperlihatkan nama
sudut pahat bubut, yaitu sudut bebas,,sudut baji
,sudut pembuang dan sudut potong, juga harus dipertimbangkan berdasarkan jenis penggunaan
benda kerja, arah pemakanan dan arah putaran mesin
Pada Gambar 3 memperlihatkan besarnya sudut geometri pahat bubut HSS , material
benda kerja dan kecepatan potong Sudut bebas adalah Sudut bebas yang berfungsi
mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada suatu daerah yang kecil didekat sisi potong.
Sudut baji adalah sudut dari sisi dua bidang miring yang berfungsi untuk memisahkan
gram dari benda kerja. Sudut pembuang adalah sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja
dalam arah menjauhi permukaan potong sisi. Sudut potong adalah sudut yang diperlukan untuk
menyayat bendakerja.
Jenis-jenis produk yang berbentuk silinder lurus atau silinder bertingkat ditemui pada
komponen-komponen mesin dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar, misalnya dari
mulai baut ukuran kecil sampai besar, berbagai jenis poros, piston dan silinder, selongsong
10
senjata, poros turbin, dan sebagianya. Proses pembuatan produk-produk tersebut biasa dilakukan
dengan proses pemotongan pada mesin bubut dimana proses berlangsung dengan cara memotong
sebagian benda kerja yang berputar pada mesin sementara pisau potongnya (pahat bubut) diam.
V=π.Do.N (1)
Do = dimater luar benda kerja (mm)
N = putaran benda kerja (rpm)
V = Kecepatan potong (m/s)
Pemakanan (feed) adalah tebalnya pemotongan setiap satu putaran benda kerja. Satuan
dari pemakanan adalah ( f ) mm/revolution. Panjang benda kerja , satuannya adalah(L) mm
Waktu pemotongan (cutting time) waktu yang diperlukan untuk memotong benda kerja (t).
t = L/ f.N ( 2)
Material removel rate (MRR) adalah volume material yang dibuang/dipotong persatuan
waktu (mm3/s )
MRR = (π) ( Davg)(d)(f)(N) (3)
11
Gambar 5. Ilustrasi proses bubut
(Sumber :John Wiley & Sons, (1977) Manufacturing Processes, B.H. Amstead)
Daya potong (watt) adalah daya yang diperlukan oleh mesin untuk melakukan proses
pemotongan
Gaya Pemotongan(Fc) adalah gaya tangensial (N) pada titik potong benda kerja yang
disebabkan oleh gerakan pahat potong. Oleh karena daya merupakan perkalian antara torsi (N.m)
dan besarnya putaran (dalam radian) per unit waktu.
12
Torsi (T) = Daya/ Rpm.2π (6)
Fc = T / D avg/2 (7)
Gambar 6. Tanda panah merah menunjukan timbulnya gaya pemotongan (Fc) antara pahat dan benda kerja.
Gambar 7. Pahat bubut patah karena timbulnya gaya pemotongan (FC) yang terlalu besar.
3. Ukuran material yang akan dibubut diusahakan sedekat mungkin kepada ukuran benda
kerja supaya jumlah langkah proses pembubutan bisa dikurangi.
4. Bentuk komponen yang akan dibubut harus direncanakan agar bisa menggunakan bentuk
pahat standar yang ada di pasaran.
5. Bahan benda kerja harus dipilih dimana bahan tersebut memiliki kemampuan mesin
(machinability) yang baik.
6. Gunakan media pendingin air atau soda pada saat pengasahan pahat dan proses perautan,
yang berfungsi untuk melumasi dan mengurangi tegangan permukaan.
7. Untuk proses finishing gunakan kertas gosok dan kikir halus,supaya bram yang terbuang
tidak terlalu banyak.
8. Gunakan mikrometer untuk pengukuran agar ketelitiannya lebih akurat.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk melakukan pekerjaan perautan logam membubut Poros propeller, harus
diperhatikan adalah geometri pahat bubut. Dimana pahat bubut harus gerinda untuk mengasah
membentuk sudut bebas,sudut baji sudut buang dan sudut potong. Ini bertujuan untuk
mendapatkan ketajaman sisi- sisi potong pahat
Pemilihan material poros propeller dan jenis pahat bubut untuk mendapatkan geometri
pahat bubut dan kecepatan potong yang benar.
Timbulnnya gaya pemotongan ( FC) yang sangat besar dapat menyebabkan kerusakan
geometri pahat bubut dan pahat bubut bisa menjadi patah,.hal tersebut disebabkan oleh
kedalaman pemakanan dan tebalnya pemotonagan terlalu besar.
Perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kekuatan geometri pahat bubut terhadap
timbulnya gaya pemotongan yang menyebabkan pahat menjadi patah.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih memperdalam lagi
pengetahuan tentang macam – macam mesin perkakas. Pembaca dapat memperolehnya lewat
buku, internet, maupun jurnal internasional. Sehingga pembaca dapat lebih memperdalam ilmu
perkapalan khususnya tentang macam – macam dari mesin perkakas dan terlebih lagi mengenai
penggunaan mesin bubut dalam perkapalan. Khususnya dalam proses pembuatan poros propeller
DAFTAR PUSTAKA
15
Poerwanto, Abadi. 1983. Teori Dasar Kejuruan Perkapalan. PT. TEMA BARU : Jakarta
http://muhamadtedy.blogspot.com/2016/01/makalah-mesin-bubut.html
16
17