Disusun Oleh:
1
FALKUTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGAM STUDI TEKNIK MESIN
JAKARTA
2021
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
3
3.4 Parameter-Parameter Pemotongan Logam Dalam Pemesinan Bubut
dan Perhitungan Putaran Mesin
BAB IV
Penutup
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri,
keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan. Misalnya
dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen
kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.Penggunaan
mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lainseperti mesin bor ( drilling
machine ), mesin gerinda ( grinding machine), mesinfrais ( milling machine ), mesin
sekrap ( shaping machine), mesin gergaji ( sawing machine) dan mesin-mesin yang
lainnya. Namun ada salah satu hal yang paling penting dari sebuah mesin
adalah perawatannya.
Tulisan ini dibuat karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang mesin bubut
dan pengertian kecepatan tersebut terutama masyarakat yang tinggal diluar perkotaan atau
para pemula yang mula belajar montir, sehingga sering terjadi kesalahan dalam
pemakaian dan kurang memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja.
Permasalah yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah masalah menyangkut prinsip
kerja mesin bubut, Keunggulan dan kelemahan mesin bubut, serta pemeliharaan mesin
bubut.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam
pembuatan perencanaan perawatan ini adalah :
c.Apa sajakah sumber yang terkait dengan pekerjaan perawatan mesin bubut
5
6
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mempelajari proses pengerjaan logam
melalui pemotongan dan mengetahui prinsip kerja mesin bubut serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari .
Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature yang berkaitan
dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan diperoleh dari buku-
buku dan internet yang berhubungan dengan mesin bubut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan alat pahat
bergerak mendatar(searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk sudut secara
perlahan dan teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses pembubutan
berlangsung, benda kerja berputar dan pahat disentuhkan pada benda kerja sehingga
terjadi penyayatan. Penyayatan dapat dilakukan kearah kiri atau kanan,sehingga
menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder. Jika penyayatan dilakukan melintang
6
7
maka akan menghasilkan bentuk alur, pemotongan atau permukaan yang disebut facing
(membubut muka).
Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan dapat juga
diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga menghasilkan benda kerja
yang berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur dengan kecepatan dan putaran
tertentu dapat menghasilkan alur yang teratur seperti membubut ulir. Penyayatan dapat
dilakukan dari luar maupun dari dalam. Penyayatan yang dilakukan dari luar disebut
membubut luar(outside turning), sedangkan penyayatan yang dilakukan dibagian dalam
atau pada lubang disebut membubut dalam(inside turning). Bubut dalam berupa rongga,
ulir dalam, lubang tembus, atau lubang tidak tembus.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke
roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak
translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi
sayatan yang berbentuk ulir.
a. Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakanpada
pahat dan dinamakan gerak potong.
c. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak lurus
terhadap sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang atau pemotongan
permukaan.
7
8
Gambar 2.2
a. Chip Discontinous
b. Geram Continous
8
9
BAB III
PEMBAHASAN
Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar. Ditinjau dari daya
penggerak dan ukurannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:
9
10
Mesin bubut ringan adalah mesin bubut dengan daya dan ukuran serta bobot yang ringan.
Mesin ini biasanya diletakkan diatas meja atau bangku, sehingga disebut mesin bubut
lantai.
10
11
Mesin bubut sedang adalah mesin bubut yang mempunyai daya dan kapasitas serta ukuran
sedang. Mesin ini digunakan untuk memperbaiki peralatan-peralatan teknik yang
mempunyai ukuran yang sedang. Mesin bubut sedang terdiri atas mesin bubut Bantu dan
mesin bubut lantai. Pada mesin bubut sedang dimungkinkan untuk membubut produk
yang mempunyai benda kerja dengan bentuk yang lebih bervariasi.
Konstruksi mesin bubut standar mempunyai ukuran lebih besar dan peralatan yang lebih
lengkap. Mesin ini digunakan untuk membuat produk atau memperbaiki peralatan-
peralatan teknik dengan tingkat kekasaran yang standar. Ditinjau dari transmisi dan daya
penggerak sumbu utamanya, terdiri atas
a. mesin bubut standar dengan transmisi roda sabuk: mesin bubut yang hubungan
antara putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya menggunakan sabuk(belt).
b. Mesin bubut standar dengan transmisi roda rantai: mesin bubut standar yang
hubungan puatran motor penggerak ke poros utamanya menggunakan transmisi rantai dan
roda rantai.
c. Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi: mesin bubut standar yang
hubungan putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang
terpasang pada roda gigi transmisi.
Mesin bubut khusus adalah mesin bubut yang digunakan untuk membuat atau
memperbaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan pada mesin bubut standar.
Mesin bubut khusus terdiri atas:
Mesin bubut beralas panjang biasa digunakan untuk mengerjakan poros-poros atau benda
kerja yang berukuran panjang. Misalnya: poros-poros kapal laut, poros-poros untuk
peralatan alat-alat pada pekerjaan tambang, dan semacamnya.
Mesin bubut carrousel adalah mesin bubut yang sumbu utamanya vertikal dan cekam
berbentuk meja putar. Benda kerja diletakkan diatas meja putar dan pahat dapat digerakan
kearah vertikal maupun kearah melintang.
Mesin bubut carrousel dgunakan untuk membubut benda-benda kerja yang mempunyai
diameter besar dengan ukuran antara 1 m s.d 2 m.
Sedangkan untuk mesin bubut carrousel yang berukuran kecil dapat membubut benda
kerja yang mempunyai ukuran antara 300 mm sampai dengan 400mm.
Mesin bubtu carrousel tidak memerlukan tempat yang luas dibandingkan dengan mesin
bubut biasa karena arahnya vertical (keatas).
Pengencangan pada mesin bubut carrousel jauh lebih ringan dibandingkan dengan mesin
bubut horizontal. Hal ini dikarenakan benda kerja ditempatkan diatas meja putar.
Benda kerja pada mesin bubut carrousel dilayani dengan menggunakan cran. Benda-
benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin carrousel antara lain: rumah-rumah
blower,rumah turbin dan semacamnya.
Mesin bubut revorver disebut juga mesin bubut turret. Pada mesin bubut revolver terdapat
pemegang pahat yang banyak, dengan kedudukan dan macam pahat yang berbeda dan
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Mesin bubut poros engkol adalah mesin bubut yang digunakan untuk memperbaiki atau
membuat benda kerja yang eksentrik, misalnya: poros eksentrik atau poros engkol.
12
13
Mesin bubut copy adalah mesin bubut yang membentuk benda kerja dengan
menggunakan contoh (maket). Pengoperasiannya dilakukan dengan cara mengcopy dari
maket yang telah dibuat sebelumnya.
Gambar 2
Pengaturan putaran dapat menggunakan pully bertingkat yang dihubungkan dengan motor
penggerak dan roda gigi bertingkat yang berada pada lemari roda gigi.
13
14
Gambar 3
Kepala tetap
b. Eretan melintang ditempatkan memanjang dan gunanya untuk mengatur posisi pahat
kearah melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda
pemutar diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati operator dan jika
diputar kekanan maka akan menjauhi operator.
c. Eretan atas: antara eretan melintang dan eretan atas dipasang support yang
dilengkapi dengan skala derajat.
Adalah bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mendapatkan senter kepala lepas, bor,
senter bor, tap atau reamer. Untuk membubut benda kerja yang panjang, biasanya benda
kerja ini dipasang diantara dua senter kepala lepas dan kepala tetap. Kepala lepas juga
berfungsi agar benda kerja tetap berputar pada sumbunya.
14
15
Gambar 4
Kepala lepas
5. Penyangga
Penyangga digunakan pada saat membubut batang ulir yang panjang,dapat juga berfungsi
sebagai penahan gaya sentrifugal akibat putaran tinggi.
a. penyangga tetap: Penyangga ini dikunci pada bed mesin agar benda kerja dapat
berputar tetap pada sumbunya.
Gambar 5
Penyangga tetap
b. Penyangga jalan: dipasang pada eretan yang dikunci dengan baut. Fungsinya untuk
menahan atau menyangga benda kerja dari lengkungan akibat gaya tekan dari pahat saat
pemotongan atau penyayatan berlangsung.
15
16
Gambar 6
Penyangga berjalan
Batang transportur dan batang pengantar berfungsi untuk menggerakkan eretan secara
otomatis kekiri atau kekanan saat operasi pembubutan berlangsung.batang transportur
tidak berulir tetapi mempunyai alur pasak yang berfungsi untuk memutarkan roda gigi
yang berada pada eretan sehingga dapat bergerak kekiri atau kekanan dengan teratur.
Putaran pada poros transportur ini dapat diatur sesuai dengan posisi putaran pada lemari
roda gigi yang tersedia sehingga kecepatan sayatnya dapat diatur.
7. Penjepit Pahat
Penjepit pahat yaitu rumah pahat yang dipasang diatas eretan. Penjepit pahat berfungsi
sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan
sumbu benda kerja.
Penjepit pahat ada yang mempunyai tempat pahat lebih dari satu sehingga untuk
pembubutan tertentu dapat dipasang beberapa macam pahat sekaligus pada penjepit pahat
dan digunakan sesuai dengan urutan operasi pembubutannya.
16
17
Gambar 7
Penjepit pahat
Pahat bubut adalah penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak
berputar, disayat dengan pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan sesuai
dengan gerakkan penyayatan yang diperlukan.
· Tahan panas agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus pada suhu tinggi akibat
gesekan
· Baja karbon tinggi: baja yang mempunyai kandungan karbon 0,5 % sampai 1.5 %.
Pahat ini digunakan untuk membubut bahan benda kerja yang lunak.
· Paduan cor bukan besi: bahan yang mengandung wolfram 12-15 %, cobalt 40-50
%, chrome 15- 35 % ditambah karbon 1-4 %.
17
18
· Intan: Biasa digunakan untuk finishing pada mesin-mesin khusus. Tahan sampai
suhu 900oC.
Untuk proses roughing memanjang dan juga bias untuk membuka muka(fancing) dan
membuat Chamfer
Untuk proses finishing memanjang dan facing dari arah dalam menuju luar
Untuk memebuat undercut yang lebar dan juga untuk finshing memanjang dengan
kedalaman pemakanan yang kecil
Untuk proses finishing memanjang dan proses facing tetapi pahat harus miring sedikit
untuk facing kearah luar
18
19
Bentuk –bentuk mata bubut harus disesuaikan dengan fungsi pengerjaannya, diantaranya:
· Pahat potong
· Pahat alur
· Pahat kerong
· Pahat profil
Pahat bubut dalam perdagangan dapat berupa batangan dengan penampang bujur sangkar,
segi empat, bulat, atau bentuk-bentuk lain.
Pada saat mengasah pahat bubut kita harus memperhatikan sudut mata pahatnya:
· Sudut tatal
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga
tenaga ni tergantung dari daya tahan benda kerja dan penampang chip.
Dengan memasang pahat pada baut pengunci (clamping bolt) , terjadilah getaran yang
kuat di antara permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Oleh karena itu pahat
harus dipegang dengan kuat dan aman.
Jika pahat dipasang, misalnya di atas atau di bawah center, maka besarmya sudut bebas
dan sudut buang akan berubah.
19
20
Getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari pahat dengan benda kerja menjadi
lebih besar,sehingga chip yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah.
Pemasangan pahat di atas center kira-kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja.
Getaran di antara permukaan bebas dan permukaan potong menjadi lebih kecil,chip sukar
dihilangkan. Karena gaya atau tenaga potong, pahat tidak boleh dipasang terlalu menonjol
karena pahat dapat bengkok. Oleh karena itu penonjolan pahat harus sesuai dengan batas
yang diijinkan.
Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam mesin bubut diperlukan alat
pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang pada spindle utama dengan beberapa metode,
antara laindengan spindle bentuk berulir, dengan pasak melintang, dengan pasangan mur
dan baut.
Macam-Macam chuck:
Ø Three jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang persegi
kelipatan tiga yang simetri.
Ø Four jaw chuck: Untuk mencekam benda kerja yang silindris atau bidang bersegi
kelipatan empat yang simetri.
Ø Universal chuck, dimana rahang-rahang dari chuck dapat bergerak maju/mundur secara
bersamaan.
Ø Independet chuck, dimana rahang-rahang dari chuck bergerak maju / mundur secara
sendiri-sendiri. Keuntungannya yaitu bias mencekam benda kerja yang mempunyai
bentuk tidak teratur,eksentrik dan lebih kuat.
20
21
Ø Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya pada diameter
dalam.
1. Kecepatan Potong
Cutting speed atau kecepatan potong adalah kecepatan potong pada putaran utama. Bila
benda kerja berputar satu kali, panjang yang dilalui oleh pahat sama dengan keliling
benda kerja.
Kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan
memakan waktu dalam dalam mengerjakannya. Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan
kehilangan kekerasan (karena panas),cepat rusak atau tumpul. Oleh sebab itu kecepatan
potong harus ditentukan sesuai dengan tabel.
2. Rumus
Kecepatan potong ialah panjang potongan dalam m/min (meter per menit), maka
rumusnya adalah :
V= π .d .n (m/min)
1000
21
22
Kedalaman pemotongan adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu sumbu
benda. Dalam proses pembubutan depth of cut dapat diukur dengan menggunakan
persamaan:
Waktu pemesinan adalah banyaknya waktu nyata yang dibutuhkan untuk mengerjakan
(membentuk atau memotong) suatu benda kerja. Waktu pemesina dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Tm =
Dimana:
I = jumlah pemotongan
n = rpm
22
23
Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu dengan
menggunakan cara-cara sebagai berikut :
Ø Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang besar, tidak
dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana :
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
23
24
Keterangan :
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar dengan sudut
kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
Ø Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil,
dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti
cara pertama.
24
25
Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan sudut 60° dan
ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29°). Cara membubut ulir
segitiga adalah sebagai berikut:
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan
pasanglah pahat ulir.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
25
26
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan
lintang dan tidak merubah kedudukannya.
13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk
penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh
bergerak.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka
pada penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang
sehingga pahat bebas dari benda kerja.
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan
memutar eretan atas.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula
berhadap dengan angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas sambil
eretan lintang kebelakang.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 s/d 27 sampai
selesai.
Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi gesekan pahat.
Untuk penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan cukup dengan menambah
1 garis dari cincin pembagi dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah
kedudukannya, sehingga penyayatan seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang
kecil. Lakukan hal ini 2 sampai 3 kali dengan menambah penyayatan sehingga hasil dari
ulir akan bagus. Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonccng (thread dial)
yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan
harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai ulir, handle dilepas.
Bentuk-bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dalam proses membubut dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 9
27
28
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus
(kartel).
Keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada
saat melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek
keselamatan kerja yang terkait dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan alat.
Sehubungan dengan sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan
instruksi-instruksi yang terkait dengan keselamatan kerja. Instruksi-instruksi Standar
Keselamatan Kerja dalam proses pembubutan Ada beberapa instruksi standar keselamatan
kerja terkait dengan proses pembubutan, diantaranya adalah:
3. Gunakan selalu kaca mata pelindung seriap saat bekerja dengan mesin
28
29
5. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan
sumber listrik
8. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika
hubungan dengan sumber listrik diputus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya
bidang mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara
pengikisan menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan
benda kerja yang diinginkan.
2. Mesin Bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris..
3. Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui cara
kerja dan operasi mesin bubut.
4. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua
pihak yang menggunakan dan membutuhkan.
4.2 Saran
makalah tersebut.
29
30
2. Kelengkapan tentang informasi yang ada membuat masyarakat lebih jauh mengenal
tentang mesin bubut. Sehingga nantinya masyarakat tertarik untuk mengetahui bahkan
tertarik untuk mempelajari tentang mesin ini.
DAFTAR PUSTAKA
1998. Jakarta.
bubut+com” www.
Wikipedia.com
30