Anda di halaman 1dari 105

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peralatan dan mesin telah banyak tercipta demi mempermudah kegitan


dan pekerjaan manusia demi memenuhi kebutuhannya, mulai dari yang
konvesinal dan non konvesional. Perkembangan teknologi telah mondorong
manusia dalam menciptakan berbagai peralatan dan mesin yang memiliki fungsi
dan tujuan masih-masing.
Proses manufaktur tidak lepas dari mesin dan peralatan tersebut, karena
selama proses produksi menggunakan mesin-mesin tersebut. Proses belajar dari
proses manufaktur dapat memberikan wawasan dan pemahaman mengenai
proses produksi dengan menggunakan mesin-mesin tersebut secara efektif dan
efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah berisi tentang bagian bagian, fungsi dan proses


pengerjaan mesin dalam proses manufaktur . Perumusan masalah dalam makalah
ini yaitu bagaimana cara pengoperasian mesin dalam proses manufaktur yang
benar sesuai bagian bagian dan fungsi dari mesin tersebut

1.3 Tujuan Umum

Tujuan umum mempelajari proses manufaktur yaitu diharapkan dapat


menambah wawasan dan kemampuan dalam mengoperasikan berbagai mesin
seperti mesin bubut, mesin sekrap, mesin milling, mesin gerinda, mesin bor
tangan, dan mesin las. Sehingga mampu membuat produk dengan lebih efektif
dan efisien.

1
BAB II

MESIN BUBUT

2.1 PENGERTIAN MESIN BUBUT

Gambar. 2.1 mesin bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Prinsip kerja dari mesin bubut adalah piringan pembawa memutar roda gigi
pada poros spindel yang menyebabkan benda kerja berputar. Putaran berlanjut ke
roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir (id.wikipedia.org).
Setiap perkakas atau mesin memiliki kemampuan berbeda dalam melakukan
perlakuan terhadap benda kerja. Perlakuan- perlakuan tersebut disebut juga
pekerjaan umum. Pekerjaan- pekerjaan umum yang dapat dilakukan oleh mesin
2
bubut antara lain :

1. Membubut rata atau lurus 5. Pengerjaan tepi (facing)

2. Membubut dalam 6. Memotong

3. Membubut luar 7. Membuat ulir.

4. Membubut tirus

Beberapa bentukan yang dihasilkan dengan menggunakan mesin bubut


dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini

Gambar 2.1 Hasil Bentukan Mesin Bubut

2.2 Jenis-Jenis Mesin Bubut


Mesin bubut memiliki banyak jenis. Menurut jenis dan fungsinya, maka
mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi (heidyolivia.wordpress.com):
a. Instrument lathe engine (mesin bubut instrumen)

Mesin bubut jenis ini biasanya digunakan untuk membuat suatu produk
(benda kerja) yang kecil ukuran nya, tetapi dengan tingkat ke presisian
yang tinggi dan jumlah banyak (mass product).
b. Bench engine lathe (mesin bubut meja)

Mesin bubut ini biasanya digunakan untuk membuat produk- produk


yang lebih besar dibandingkan dengan produk instrument lathe engine.
Mesin bubut jenis ini dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau
pun mesin yang mempunyai kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja.
3
c. Standard engine lathe (mesin bubut standar)

Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebih
besar, juga lebih panjang.
d. Gap lathe head engine (mesin bubut celah)

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang


besar, juga dengan diameter yang relatif bisa, sebab bagian alas dari
mesin ini, yakni yang berdekatan dengan kepala tetap, dapat dilepas-
lepas dan akan menghasil kan celah, untuk Turret
e. Turret lathe engine (mesin bubut urret)

Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat di
pasangkan 6 (enam) alat potong, sesuai dengan yang dibutuh kan.
Benda kerja dijepit pada chuck (cekam ber rahang tiga), alat potongnya
dapat di setel sedemikian rupa sesuai dengan yang di inginkan,
misalnya:
- facing: membubut muka

- turning: membubut rata

- cutting: memotong

- grooving: membuat alur

- drilling: mengebor (melubangi)

- reaming: menghaluskan lubang

f. Computer numerically control lathe engine - CNC machine

(pengendalian secara numerik)

Sebelum mesin dioperasikan, lazimnya dibuatkan suatu program


(software) komputer yang sesuai bentuk benda kerja yang akan dibuat.
Program ini terdiri dari sederetan instruksi- instruksi yang di kodefikasi
dalam bentuk algoritma matematis, sehingga disebut: kendali numerik.
Dengan menyesuaikan kedudukan pahat terhadap benda kerja,
tebalnya penyayatan, panjang yang akan dibubut, diameter yang

4
diinginkan, dll, maka mesin jenis ini akan bekerja secara otomatis.

2.3 Bagian – bagian Mesin Bubut

2.3.1. Kepala Tetap (Head Stock)

Gambar.2.3.1 kepala tetap

Kepala tetap atau head stock adalah bagian utama dari mesin bubut yang
digunakan untuk menyangga poros utama,yaitu poros yang digunakan untuk
menggerakkan spindle. Poros utama yang terdapat pada head stock tersebut juga
digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur kecepatan putaran yang
diinginkan dan sebagai pengatur otomatis dalam pembuatan ulir. Selain itu pada
kepala tetap ini juga terdapat cekam yang berfungsi sebagai tempat mengikat atau
tempat dudukan benda kerja yang akan kita bubut dan tuas-tuas yang berguna
untuk mengatur kecepatan putaran. 

2.3.2 Kepala Lepas (Tail Stock)

Gambar 2.3.2 kepala lepas (tail stock)

5
Kepala lepas atau tail stock adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya
disebelah kanan dan dipasang diatas alas atau meja mesin. Kepala lepas ini
berfungsi sebagai tempat pemasangan senter yang digunakan sebagai penumpu
ujung benda kerja dan sebagai dudukan penjepit mata bor pada saat kita
melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang
meja kerja dari mesin bubut tersebut. Pada kepala lepas tersebut juga terdapat
tuas-tuas yang berfungsi sebagai pengunci dari kepala lepas tersebut. 

2.3.3. Eretan Pembawa (Carriage)

Gambar 2.3.3 carriage

Eretan pembawa adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai
penghantar atau pembawa pahat bubut yang dapat bergerak sepanjang landasan
mesin bubut. Ada 3 jenis eretan pada mesin bubut,yaitu :

1. Eretan bawah,eretan ini dapat digerakkan sepanjang landasan mesin bubut


diantara kepala tetap dan kepala lepas.

2. Eretan melintang,eretan ini bisa digerakkan tegak lurus terhadap landasan


mesin bubut. Ini biasa digunakan pada saat pembubutan permukaan melintang. 

3. Eretan atas,eretan ini terletak diatas eretan melintang. Eretan atas ini arah
gerkannya sama dengan eretan bawah,namun eretan atas ini dapat diputar
mendatar sebesar 36 derajat. Eretan ini biasa digunakan pada saat pembubutan
tirus atau konis. 

6
Selain yang ketiga tersebut,dibagian atas eretan pembawa juga terdapat satu
bagian,yaitu Tool Post

Gambar .2.3.3 tool post

Tool post ini berfungsi sebagai tempat dudukan atau tempat meletakkan
pahat bubut yang akan kita gunakan dalam pembubutan. 

2.3.4 Landasan

Gambar 2.3.4 landasan

Landasan ini merupakan tempat kedudukan bagian-bagian lain dari mesin


bubut seperti : kepala tetap,kepala lepas,dan eretan pembawa. Landasan ini
biasanya terbuat dari bahan besi tuang agar mampu menahan bagian-bagian
lainnya.

7
2.3.5 Alas / meja mesin

Gambar.2.3.5 Bed Machine

Alas/ meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala


lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin bubut bermacam-
macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu. Selain itu, alat/ meja mesin bubut memilki permukaannya
yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat
tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat
melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat
menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak,
akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan
hasil pembubutan yang sejajar.

2.3.6 Tuas/ Handel

Gambar 2.3.6 tuas/ handel


8
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaannya. Maka
dari itu, didalam mengatur tuas/ handel pada setiap melakukan proses pembubatan
harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin
bubut tersebut.

2.3.7 Penjepit/ Pemegang Pahat (Tools Post)

Gambar 2.3.7 gambar tools post

Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau


memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post).

 Pemegang pahat standar


Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur
ketinggian pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan
ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan
dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-
baut yang terdapat pada pemegang pahat.Pemegang pahat standar, bila
dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat satu
dan empat. Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat
digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat bubut sebanyak satu buah,
sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan
untuk mengikat/ menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus,
sehingga bila dalam proses pembubutan membutuhkan beberapa

9
bentuk pahat bubut akan lebih praktis prosesnya bila dibandingkan
menggunakan pemegang pahat dudukan satu..
 Pemegang Pahat Dapat disetel (Adjustable Tool Post)

Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur


ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus
memberI ganjal, karena pada bodi pemegang pahat sudah terdapat
dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan
mekanik yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan
mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel
ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua
jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat
satu buah dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
lebih dari satu/ multi.Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan
dudukan rumah pahat satu buah, karena hanya terdapat dudukan rumah
pahat satu buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain harus
melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya.
Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan
rumah pahat lebih dari satu (multi), pada rumah pahatnya dapat
dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam
proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih
mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harus
melepas/ membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasang
sebelumnya.
2.3.8 Cekam (Chuck)

Gambar 2.3.8 chuck


10
Cekam adalah salahsatu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya
untuk menjepit/ mengikat benda kerja pada proses pembubutan. Jenis alat ini
apabila dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu,
cekam sepusat(self centering chuck) dan cekam tidak sepusat (independent
chuck). Pengertian cekam sepusat adalah, apabila salahsatu rahang digerakkan
maka keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan bergerak bersama-sama
menuju atau menjaui pusat sumbu. Maka dari itu, cekam jenis ini sebaiknya hanya
digunakan untuk mencekam benda kerja yang benar-benar sudah silindris. Cekam
jenis ini rahangnya ada yang berjumlah tiga (3 jaw chuck) , empat (4 jaw chuck)
seperti yang terlihat pada gambar berikut.

2.3.9 Center

Gambar 2.3.9 center

Center terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung
benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter tetap/ mati
(senter yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan) dan
senter putar (senter yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat
digunakan. Kedua jenis senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60,
dan bila digunakan pemasangannya pada ujung kepala lepas.

Mengingat senter tetap pada saat digunakan tidak ikut berputar (akan
selalu terjadi gesekan pada ujung senternya), maka untuk menjaga agar tidak
cepat aus harus sering diberi pelumas (oli/ stempet/ grease).

11
2.4 FUNGSI MESIN BUBUT

Penggunaan mesin bubut biasanya untuk pengerjaan bidang-bidang silindris


luar dan dalam (membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata),
bidang tirus (kerucut), dan membubut ulir. Pembubut juga dapat digunakan untuk
membuat kenob, memotong ulir atau membubut tirus.

2.5 Cara Membubut

Operator dalam mengoperasikan mesin bubut membutuhkan pengetahuan


mengenai cara umum atau prosedur umu menjalankan mesin bubut. Cara umum
yang dapat dilakukan dalam membubut benda kerja sebagai berikut
(heidylovia.wordpress.com).
1. Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas
waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekam diputar
dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda
kerja tidak oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang
tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.

Gambar 2.5 Pemasangan Pahat Bubut

12
3. Pasang atau stel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat
tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut
dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat
pahat model perahu (American tool post) Kemudian lanjutkan
membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2.5.1 Pembubutan Lurus

Salah satu pekerjaan umum yang dapat dilakukan mesin bubut adalah
membubut lurus. Adapun cara pembubutan lurus adalah sebagai berikut
(hilalblog-tulisanpribadi.blogspot.com).

1. Pekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan yang panjangnya


relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung.
2. Pekerjaan membubut lurus yang dituntut hasil kepusatan yang presisi,
maka pembubutan harus dilakukan diantara dua senter.
3. Pekerjaan membubut lurus untuk benda yang panjang dan berdiameter
kecil maka harus diperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Benda kerja didukung dengan dua buah senter.

b. Gunakan penyangga, plat pembawa, dan pembawa bila benda


kerjanya panjan
c. Pahat harus setinggi center.

d. Pilih besarnya kecepatan putaran menggunakan rumus atau


menggunakan tabel.
e. Setel posisi pahat menyentuh benda kerja dan seti dial ukur pada
eretan melintang menunjuk posisi 0.
f. Setel posisi pahat pada batas ujung maksimum awal langkah pada
dial eretan memanjang posisi 0.
g. Pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur mesin itu sendiri.
h. Gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat.
i. Jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta hasil
penyayatannya.

13
2.5.2. Pembubutan Tirus

Terdapat dua macam tirus yaitu tirus luar dan dalam. Kedua tirus tersebut
memiliki cara pembubutan yang sama yaitu sebagai berikut

a. Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut
yang besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan
menggunakan rumus berikut.
D d
Tangen a =
2p

Dimana : D = diameter besar


d = diameter kecil
p = panjang

Gambar 2.5.2 Pembubutan Tirus dengan Eretan Atas

Setelah diketahui tangen a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar


14
berikut ini.
Tabel 2.5.2 Pembuatan Sudut Tirus

X Tg X Tg X Tg X Tg
1 20 5 87 9 158 13 230
2 38 6 105 10 178 14 249
3 52 7 122 11 194 15 267
4 70 8 140 12 212 16 286

Tabel 2.5.2 Pembuatan Sudut Tirus (lanjutan)

X Tg X Tg X Tg X Tg
17 305 35 700 53 1327 72 3077
18 324 36 726 54 1378 73 3270
19 344 37 753 55 1428 74 3487
20 364 38 781 56 1482 75 4010
21 384 39 809 57 1540 76 4331
22 404 40 839 58 1600 77 4704
23 424 41 869 59 1664 78 5144
24 445 42 900 60 1732 79 5144
25 446 43 932 61 1804 80 5671
26 487 44 965 62 1880 81 6313
27 509 45 1000 63 1962 82 7115
28 531 46 1035 64 2050 83 8114
29 554 47 1072 65 2144 84 9814
30 577 48 1110 66 2246 85 1143
31 600 49 7750 67 2355 86 1430
32 624 50 1191 68 2475 87 J 908
33 649 51 1234 69 2605 88 2863

15
34 674 52 1279 70 2747 89 5729
71 2904 90

Keterangan :

Angka Tg didalam tabel untuk : X no 1 – 84 dalam per 1000 (/1000)

X no 85 – 89 dalam per 100 (/100)

16
b. Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus
luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut

P.D–d

2P

Dimana: P = Panjang seluruh kerjaan

p = Panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
c. Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut
kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut
dengan rumus seperti cara pertama.

Gambar 2.5.2 Pembuatan Tirus dengan Tapperattach

17
2.5.3 Pembubutan Ulir

Bentuk ulir pada umumnya adalah segitiga atau V (ulir metric dengan sudut

60o dan ulir withworth 55o), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29o). Cara
membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut (an-tika.blogspot.com) .
a. Membuat diameter yang tepat sesuai kebutuhan atau sesuai mur yang akan
dipasangkan. Pada bagian akhir, membuat alur untuk pembebas pahat
disebut juga undercut.

b. Tentukan posisi roda gigi yang sesuai dengan kisar dari ulir yang akan
dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut atau jika diperlukan lakukan
pergantian roda gigi hingga posisi gear dan tuas-tuas pengaturnya sudah
sesuai.
c. Persiapkan pahat bubut ulirnya dan lakukan pengasahan terlebih dahulu.
Cara hampir sama dengan mengasah pahat bentuk muka, hanya bentuk
harus sesuai dengan jenis drat yang dibuat. Ulir metrik memiliki sudut 60
derajat, sedangkan withworth 55 derajat. Bila perlu gunakan plat penyetel
pahat.
d. Atur putaran spindel ke kecepatan yang sesuai dengan kondisi bahan benda
kerja. Rata-rata kita pakai kecepatan 100 rpm.
2.5.4 Pembubutan Bentuk

Membubut bentuk radius, bulat atau bentuk khusus lainnya dapat dilakukan
pada mesin bubut copi. Namun dapat juga bentuknya langsung mengikuti bagaimana
bentuk asahan pahatnya itu sendiri, khususnya untuk bentuk-bentuk yang relatif tidak
lebar (luas). Karena bidang pahat yang memotong luasannya relatif besar bila
dibandingkan pembubutan normal, maka besarnya pemakanan dan kecepatan
18
putarnyapun tidak boleh besar sehingga memperkecil terjadinya penumpulan dan
patahnya benda kerja maupun pahat.
2.6 Macam Pahat dan Kegunaannya

Pahat bubut memiliki bentuk yang sesuai dengan macam kekerasan dan
tekstur bahan serta bentuk yang akan dibuat pada bahan. Berikut merupakan gambar
macam pahat dan kegunaannya (an-tika.blogspot.com).

Gambar 2.6 Macam Bentuk Pahat Bubut dan Kegunaannya

Berdasarkan bentuknya (lihat gambar 2.7 dari kiri ke kanan):

1. Pahat sisi kanan

2. Pahat pinggul/champer kanan

3. Pahat sisi/permukaan kanan

4. Pahat sisi/permukaan kanan(lebih besar)

5. Pahat ulir segitiga kanan

6. Pahat alur

7. Pahat alur segitiga(kanan kiri)

8. Pahat ulir segitiga kiri


19
9. Pahat sisi kiri

10. Pahat pinggul kiri

11. Pahat alur lebar

Berdasarkan bahan pembuatnya, pahat bubut dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pahat HSS berfungsi untuk mengerjakan material kayu, plastik, teplon,


nilon, dan besi biasa (ST42).

Gambar 2.6.1 Pahat HSS

2. Pahat carbide berfungsi untuk mengerjakan material besi cor, kuningan,


bronze, baja(ST60+), dan stainless.

20
Gambar 2.6.2 Pahat Carbide

2.7 Bentuk Pengasahan Pahat

Untuk menghasilkan pembubutan yang baik dan mengatasi keausan dari mata
pahat, kita harus mengetahui cara pengasahan pahat yang ditujukkan pada gambar
(heidylovia.wordpress.com).

Gambar 2.7 Bentuk Pengasahan Pahat Bubut

2.7.1 Kecepatan Potong (Cutting Speed)


Kecepatan potong adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan
aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (m/menit atau feet/menit).
Putaran mesin pada waktu membubut tergantung dari diameter bahan dan kecepatan
memotong, sedangkan kecepat potong tergantung dari kekerasan bahan. Untuk
mengebor putaran ditentukan dari diameter bornya. Angka untuk kecepatan potong
dicari dari tabel dengan menggunakan rumus :

21
n=
4 Cs
D

Dimana:

Cs = Kcepatan potong, dapat dilihat dalam tabel (ft/men)

D = diameter bahan dalam inchi


n = putaran mesin (rpm)
Tabel penyayatan dapat pula dicari dengan rumus :

T=
D  2d

Kecepatan memotong juga dapat ditentukan dengan rumus:

n=
1000 π.
x Cs
D

Dimana : n = Putaran mesin (rpm)

Cs = Kecepatan potong (m/menit)

D = Diameter benda kerja dalam mete

2.8 Mesin Bubut CNC


22
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
2. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC TU
dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC yang
dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem). Mesin CNC jenis Training
Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan- pekerjaan ringan dengan bahan
yang relatif lunak.

Sedangkan Mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga


mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis
yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.

Gerakan Mesin Bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan
yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini
adalah memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara
terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

2.8.1 Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis

Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya
Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal dengan
sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama
dengan Mesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam
bergerak sedangkan alat potong diam.

Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambang sebagai berikut :

a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
23
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNC TU-2A dapat


dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Gambar 2.8.1. Mekanisme arah gerakan Mesin Bubut.

2.8.2 Bagian Utama Mesin Bubut CNC TU 2-A

Gambar 2.8.2. Mesin Bubut CNC TU-2A

a. Bagian mekanik
24
1) Motor Utama

Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja.
Motor ini adalah jenis motor arus searah/DC (Direct Current) dengan kecepatan
putaran yang variabel. Adapun data teknis motor utama adalah:
a) Jenjang putaran 600 – 4000 rpm
b) Power Input 500 Watt
c) Power Output 300 Watt

2) Eretan/support

Eretan adalah gerak persum-buan jalannya mesin. Untuk Mesin Bubut CNC
TU-2A dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a) Eretan memanjang (sumbu Z) dengan jarak lintasan 0–300 mm.
b) Eretan melintang (Sumbu X) dengan jarak lintasan 0–50 mm.

Gambar 2. Ilustrasi gerak eretan.

3) Step motor

25
Gambar 3. Step motor.

Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu X dan
gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri- sendiri, adapun data
teknis step motor sebagai berikut:
a). Jumlah putaran 72 langkah
b). Momen putar 0.5 Nm.
c). Kecepatan gerakan :
- Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.
- Gerakan operasi manual 5 – 500 mm/ menit
- Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2 – 499 mm/menit.

4) Rumah alat potong (revolver/ toolturret)

Gambar 4. Revolver

26
Rumah alat potong berfungsi sebagai penjepit alat potong pada saat proses
pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang dipergunakan disebut revolver atau
toolturet, revolver digerakkan oleh step motor sehingga bisa dige-rakkan secara
manual maupun terpogram.

Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus yang terbagi mejadi
dua bagian, yaitu :

a) Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran 12x12 mm.
Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dll.
b) Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan maksimum diameter 8
mm.
Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat ulir dalam, dll.

5) Cekam

Gambar 5. Cekam

Adapun tingkatan sistem transmisi penggerak spindle utama mesin CNC TU-
2A, bisa dilihat dari gambar ilustrasi berikut :

27
Gambar 5.Transmisi penggerak

Enam tingkatan pulley penggerak tersebut memungkinkan untuk pengaturan


berbagai putaran sumbu utama. Sabuk perantara pulley A dan pulley B bersifat tetap
dan tidak dapat diubah, sedangkan sabuk perantara pulley B dengan pulley C dapat
dirubah sesuai kecepatan putaran yang diinginkan, yaitu pada posisi BC1, BC2, dan
BC3.

6) Meja mesin

Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya hasil
pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini, hal ini dikarenakan gerakan memanjang
eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu pada kondisi sliding bed ini. Jika kondisi sliding
bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini
tidak akan maksimal, bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku pada Mesin
Bubut konvensional.

28
Sliding bed

Gambar 6. Sliding bed


7) Kepala lepas

Gambar 7. Kepala lepas.

Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar pada saat
proses pembubutan benda kerja yang relatif panjang. Pada kepala lepas ini bisa
dipasang pencekam bor, dengan diameter mata bor maksimum 8 mm. Untuk mata bor
29
dengan diameter lebih dari 8 mm, ekor mata bor harus memenuhi syarat ketirusan
MT1.

b. Bagian pengendali/kontrol

Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang berisikan


tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada bok kontrol
merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan operator. Gambar
berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama bagian sebagai berikut :

Gambar b. Bagian-bagian pengendali/control

Keterangan :

1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Display untuk penunjukan ukuran
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch

30
8. Slot disk drive
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC
(H=hand/manual, C= CNC)
10. Lampu control pelayanan CNC
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC
13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi (X, Z, F,
H), dll.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC
15. Saklar layanan sumbu utama
16. Saklar pengatur asutan
17. Tombol koordinat sumbu X, Z.

1. Saklar utama/main switch

Kondisi mati Listrik Masuk ke Kontrol CNC

31
2. Tombol darurat/emergency switch

Tombol ini digunakan untuk memutus aliran listrik yang masuk ke kontrol
mesin. Hal ini dilakukan apabila akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat
kesalahan program yang telah dibuat

Gambar 2. Emergency switch.

3. Saklar operasi mesin (operating switch)

Gambar 3 skalar operasi


Saklar layanan mesin ini digunakan untuk memutar sumbu utama yang

32
dihubungkan engan rumah alat potong. Saklar ini yang mengatur perputaran sumbu
utama sesuai menu yang dijalankan, yaitu perputaran manual dan CNC.
Cara kerja saklar operasi adalah sebagai berikut :

a) Jika saklar diputar pada angka 1 maka menu yang dipilih adalah menu manual
(lihat Gambar 12.16), yaitu pergerakan eretan, kedalaman pemakanan tergantung
oleh operator

Gambar 3a. Ilustrasi saklar operasi manual.


b) Jika saklar diputar pada “CNC” berarti menu yang dipilih adalah menu CNC (lihat
Gambar 3b ), yaitu semua pergerakan yang terjadi dikontrol oleh komputer baik
itu gerakan sumbu utama gerakan eretan, maupun kedalaman pemakanan.

Gambar 3b Ilustrasi saklar operasi CNC

4.Saklar pengatur kecepatan sumbu utama

33
Gambar 4. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama.

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu
utama. Saklar ini bisa berfungsi pada layanan CNC maupun manual. Kecepatan
putaran sumbu utama mesin CNC TU-2A berkisar antara 50 – 3000 RPM, sesuai
tabel putaran pada mesin.

Cara pengoperasian saklar pengatur kecepatan sumbu utama ini adalah, saklar
pengatur kecepatan sumbu utama diputar ke arah kanan mendekati angka 100 untuk
meningkatkan kecepatan putaran spindle. Untuk mengurangi kecepatan spindle putar
kembali saklar pengatur kecepatan sumbu utama ke arah kiri mendekati angka 0.

5. Saklar layanan dimensi mesin

Saklar ini berfungsi untuk mengatur layanan dimensi yang akan bekerja pada
mesin CNC, yaitu layanan dalam bentuk satuan Metris maupun Inch. Cara kerja
saklar ini, apabila mesin akan difungsikan pada dimensi tertentu, maka simbol
penunjuk saklar diputar pada titik satuan dimensi yang sesuai dengan program kerja.
Agar lebih jelas lihat dan perhatikan gambar ilustrasi berikut ini :

34
Gambar 5. Penunjukan saklar dalam gambar penunjukan dalam satuan

Satuan metris satuan inch

6.Ampere Meter

Gambar 6. Ampere Meter

Ampere meter berfungsi sebagai display besarnya pemakaian arus aktual dari
motor utama. Fungsi utama dari ampere meter ini untuk mencegah beban berlebih
pada motor utama.

Arus yang diijinkan pada saat pengoperasian mesin adalah 4 Ampere.


Apabila mesin dioperasikan secara terus menerus (kontinu) besarnya arus aktual
yang diijinkan sebesar 2 Ampere. Besarnya beban arus aktual pada motor utama pada

35
saat pengoperasian dapat dikurangi dengan cara mengurangi kedalaman dan
kecepatan penyayatan.

7. Disk Drive

Gambar 7.. Disk drive

Disk drive pada mesin CNC dimaksudkan untuk pelayanan pengoperasian


disket. Dengan pelayanan disket dapat dilakukan :

a) Menyimpan data dari memori mesin ke dalam memori disket.


b) Memindah data program dari data ke dalam memori mesin.

8. Saklar pengatur asutan (feed overide)

36
Gambar 8. Saklar pengatur asutan.

Saklar ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan gerakan asutan dari eretan
mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada pengoperasian mesin secara manual.
Kecepatan asutan untuk mesin CNC – TU2A berkisar antara 5 – 400 mm/menit

Untuk menjalankan gerakan cepat (rapid) dapat menggunakan tombol


yang ditekan secara bersamaan dengan tombol koordinat sumbu X dan Z yang
dikehendaki.

Tombol ini berfungsi untuk memindahkan fungsi dari fungsi CNC ke


fungsi manual, atau sebaliknya.

Tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pada memori mesin.

Tombol ini berfungsi untuk menghapus satu karakter/kata untuk


diganti.

Tombol ini berfungsi untuk memindahcursor kembali ke nomor blok


program sebelumnya.

Tombol ini berfungsi untuk memindah cursor menuju nomor blok


berikutnya.

Tombol untuk:
- Memasukkan data bernilai negatif, tombol ini ditekan setelah
memasukkan nilai /angka yang dikehendaki.
37
- Memasukkan data dengan karakter M. Contoh: M99, M03, M05.
- Menguji kebenaran program, setelah program selesai dibuat, tekan
dan tahan tombol ini, secara otomatis program yang telah dibuat
akan dicek kebenarannya oleh komputer.

Tombol ini berfungsi untuk memindahkan cursor.

Kombinasi tombol untuk menyisipkan satu baris blok program.

(Tekan tombol ~ diikuti tombol INP).

Kombinasi tombol untuk menghapus satu baris blok program.


(Tekan tombol ~ diikuti tombol

Kombinasi tombol untuk :


- Menghapus alarm.
(Tekan tombol REV diikuti tombol INP)
- Kembali ke awal program.

Kombinasi tombol untuk mengeksekusi program agar berhenti


sementara.
(Tekan tombol INP diikuti tombol FWD).

Tombol kombinasi untuk mengeksekusiprogram secara satu


persatu dalam setiap blok program.Kombinasi ini biasa digunakan
sebagai salah satu cara pengecekan kebenaran program.

(Tekan tombol 1 disusul tombol START)

38
Tombol ini dipergunakan untukmengeksekusi program secara
keseluruhan.

Tombol kombinasi untuk menghapus program secara keseluruhan


dari mesin.
(Tekan tombol DEL diikuti INP)

G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat) G 01 : Gerak lurus


penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan
INP

39
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolut

M 00 : Program berhenti
M 03 : Spindle / sumbu utama berputar searah jarum jam
(CW)
M 05 : Putaran spindle berhenti
M 06 : Perintah penggantian alat potong (tool)
M 17 : Perintah kembali ke program utama
M 30 : Program berakhir
M 99 : Penentuan parameter I dan K

40
A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02 : Kesalahan pada nilai X
A 03 : Kesalahan pada nbilai F
A 04 : Kesalahan pada nilai Z
A 05 : Kurang perintah M30
A 06 : Putaran spindle terlalu cepat
A 09 : Program tidak ditemukan pada disket
A 10 : Disket diprotek
A 11 : Salah memuat disket
A 12 : Salah pengecekan
A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14 : Salah satuan
A 15 : Nilai H salah
A 17 : Salah sub program

2.8.3 Kecepatan Potong dan Kecepatan Putar Mesin

a. Pengertian kecepatan potong

Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan


kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga
kecepatan potong ditentukan oleh jenis alat potong, dan jenis benda kerja yang
dipotong.

Adapun rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah

41
nxdxn
V m/menit

1000

Di mana:

Vc = Kecepatan potong (m/menit).

d = Diameter benda kerja (mm).

n = Jumlah putaran tiap menit.


w = 3,14

Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :

1) Bahan benda kerja atau jenis material.


2) Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan
potong semakin kecil.
3) Jenis alat potong (Tool).
4) Semakin tinggi kekuatan alat potongnya semakin tinggi pula kecepatan
potongnya.
5) Besarnya kecepatan penyayatan / asutan.
6) Semaki besar jarak asutan, maka harga kecepatan potong semakin kecil.
7) Kedalaman penyayatan/pemotongan.
8) Semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatan potong semakin kecil.

b. Jumlah putaran
Jumlah putaran sumbu utama dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
Vc x 1000
n = put/menit

nd
42
Di mana:

Vc = Kecepatan potong (m/menit).

d = Diameter benda kerja (mm).

n = Jumlah putaran tiap menit.


w = 3,14

c. Kecepatan asutan

Asutan adalah pemotongan benda. Asutan sendiri dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1) Asutan dalam mm/putaran (f)


2) Asutan dalam mm/menit (F)

Rumus dasar perhitungan asutan adalah:

F (mm/menit) = n ( put/menit ) x f ( mm/put )


Dari beberapa rumusan di atas, didapat suatu tabel perbandingan antara
diameter benda kerja, kecepatan potong, dan putaran mesin.

Tabel 12.1. Hubungan diameter benda kerja, kecepatan potong,


dan putaran mesin.

Diameter Vc Kecepatan Putar


(mm) (m/menit) (put/menit)
5 20/30/40 1250/1900/2500
6 20/30/40 1050/1600/2100
7 20/30/40 900/1300/1800

8 20/30/40 800/1200/1550
9 20/30/40 700/1050/1400
10 20/30/40 650/950/1250
12 30/40/70 780/1050/1225
43
14 40/50/70 900/1150/1550
16 40/50/70 780/1000/1400
18 40/50/70 700/900/1250
20 40/50/70 625/800/1100
25 40/50/70 500/650/900
30 40/50/70 425/550/750
35 40/50/70 360/450/650
40 50/70/100 400/570/800
45 50/70/100 350/500/700
50 50/70/100 225/450/650

Contoh penggunaan tabel di atas, kita misalkan diameter benda kerja 20 mm,
kecepatan potong (Vc)= 40 mm, maka kecepatan putar (n) = 625 put/menit

2.9 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

CNC Konvensional
 Kelebihan  Kelebihan
 Produktif dapat dikurangi  Pengoperasian masih
 Keakuratan pada lebih besar menggunakan cara-cara
dan repeatabilas. manual
 Menurunkan tingkat tarip sisa  Masih dapat dikerjakan oleh
 Kebutuhan pemeriksaan para pekerja yang tak mahir
adalah mengurangi komputer.

 Perubahan rancang bangun  Sangat mudah dioperasikan,


dapat diperiksa dengan lebih karena tidak perlu
teliti. memasukkan data.

 Peralatan sederhana tetap  Modal yang ditanamkan


diperlukan mengalami penurunan.

44
 Kekurangan  Kekurangan
 Pengerjaan komponen dengan  Ketelitian yang dihasilkan
mesin yang mudah menjadi sulit agak kurang akurat.
karena menggunakan format  Tidak dapat menampilkan
yang rumit. kalkulasi biaya produksi.
 Modal yang ditanamkan  Waktu laju awal pada pabrik
mengalami peningkatan. mengalami kenaikkan
 Dibutuhkan tenaga ahli yang
berfungsi untuk memprogram
peralatan CNC.

45
BAB III

MESIN FRAIS/MILLING

3.1 PENGERTIAN

Gambar. 3.1 mesin milling/frais

Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila
dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain
mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan
ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja
sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus,
tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin
mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling
menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang
ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.

46
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan
mencekam benda kerja , kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat
potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun
bentuknya.

3.2 BAGIAN UTAMA DAN FUNGSI

3.2.1 Kolom (Column)


Kolom atau badan mesin merupakan penopang atau tempat kedudukan
bagian-bagian mesin seperti lengan, spindel, lutut, tuas-tuas, dan merupakan rumah
dari roda gigi-roda gigi transmisi, motor penggerak beserta puli-pulinya
3.2.2 Spindel
Spindel merupakan poros utama mesin yang berfungsi untuk memutarkan
arbor berserta pisau frais.
3.2.3 Arbor

Gambar. 3.2.3 Arbor

Arbor jenis ini dilengkapi dengan beberapa cincin (spacer) yang berfungsi
untuk menjepit pisau frais (cutting tool) sehingga pisau frais tidak bergeser dari
kedudukannya. Di dalam pemakaiannya arbor ini ditopang oleh penopang arbor.

47
3.2.4 Lengan (Over Arm)

Gambar. 3.2.4 lengan (over Arm)

Lengan pada mesin frais mendatar memiliki fungsi sebagai penyokong


arbor. Lenga ini ditempatkan pada bagian atas dari kolom atau badan mesin. Bagian
bawah lengan ini memiliki alur berbentuk ekor burung (dove tail) yang sesuai dengan
bentuk alur ekor burung pada kolom mesin dan penopang arbor (arbor bracket).

3.2.5 Meja (Table)


Meja mesin frais merupakan tempat di mana benda kerja akan difrais.
Penempatan benda kerja pada meja dilakukan dengan menggunakan peralatan
penjepit atau penegang benda kerja seperti, ragum, klem, kepala pembagi dan
kepalalepas
Dilihat dari konstruksinya, meja mesin frais mempunyai bentuk persegi
panjang dengan alur-alur T pada bagian permukaannya akur-alur T ini merupakan
tempat kedudukan baut-baut yang digunakan untuk mengikat ragum, klem, kepala
pembagi atau kepala lepas.

48
    

 
Gambar. 3.2.5 meja (table)

                                       
Meja dapat digerakkan secara memanjang dengan cara memutarkan roda
tangan yang terdapat pada ujung-ujung meja. Meja mesin frais juga dapat digerakkan
secara melintang dengan cara mrmutarkan roda tangan atau engkol yang terdapat
pada lutut. Selain dapat digerakkan secara mendatar dalam arah memanjang ataupun
melintang, meja ini dapat juga digerakkan secara vertikal naik atau turun dengan
menutarkan engkol yang biasanya juga terdapat pada lutut.

3.2.6 Sadel
Sadel atau dudukan meja merupakan tempat meja bertumpu. Pada bagian
bawah dari sadel terdapat alur berbentuk ekor burung yang dipasangkan secara pas
dengan alur ekor burung pada bagian atas lutut. Dengan demikian sadel dapat
digerakkan dalam arah melintang secara halus. Pada dasarnya menggerakkan sadel ini
berarti juga menggerakkan meja dalam arah melintang, karena bagian bawah meja
ditumpu oleh sade sehingga kalau sadel digerakkan maka meja juga akan ikut

49
bergerak. Sadel dapat dikunci terhadap lutut, sehingga sadel tidak berubah posisinya
sewaktu dilakukan pengefraisan benda kerja.

3.2.7 Lutut (Knee)

Gambar. 3.2.7 lutut (knee)

Lutut atau knee merupakan tempat kedudukan sadel, di mana lutut ini
ditopang oleh kolom mesin dan batang pengangkat. Lutut dapat digerakkan secara
vertikal naik atau turun dengan cara memutarkan engkolnya. Karena meja bertumpu
pada sadel dan sadel bertumpu pada lutut, maka menggerakkan lutut naik atau turun
berarti menggerakkan meja secara vertikal untuk mendekati atau menjauhi pisau frais
yang terpasang pada arbor. Agar pada waktu melaksanakan pengefraisan lutut berada
dalam posisi yang kokoh, maka lutut dapat dikunci terhadap kolom.

3.2.8 Alas (Bed)

Alas mesin merupakan bagian terbawah dari mesin dan tempat bertumpu
komponen-komponen utama mesin frais seperti kolom beserta lengan dan spindel,
lutut beserta sadel dan mejanya. Selain itu alas memiliki suatu rongga atau ruangan
yang merupakan tempat menampung cairan pendingin.

3.3   PRINSIP KERJA

50
Pengerjaan yang terjadi di mesin frais horizontal. Benda kerja dijepit di suatu
ragum mesin atau peralatan khusus atau dijepit di meja mesin frais. Pemotongan
dikerjakan oleh pemakanan benda kerja di bawah suatu pisau yang berputar.
Pekerjaan yang terjadi mesin frais vertikal. Pergerakkan meja dan ke atas dan ke
bawah dari spindel. Mesin frais vertikal dapat menghasilkan permukaan horizontal,
dengan menggunakan alat-alat pada mesin frais maka akan dihasilkan benda-benda
kerja seperti pembuatan:
1. Bidang rata

2. Alur

3. Roda gigi

4. Segi banyak beraturan

5. Bidang bertingkat

Gambar 3.3 Bentuk-bentuk Hasil Frais

51
3.4 Macam-Macam Pisau Frais

Ada macam-macam pisau pada mesin frais. Berikut ini jenis pisau frais yaitu
sebagai berikut:
3.4.1 Pisau silindris
pisau ini digunakan untuk menghasilkan permukaan horizontal dan dapat
mengerjakan permukaan yang lebar dan pekerjaan berat.

Gambar.3.4.1 Pisau Silindris

3.4.2. Pisau muka dan sisi


pisau ini memiliki gigi potong di kedua sisinya. Digunakan untuk
menghasilkan celah dan ketika digunakan dalam pemasangan untuk menghasilkan
permukaan rata, kotak, heksagonal, dan lain-lain. Ukuran yang besar, gigi dibuat
terpisah dan dimasukkan ke dalam badan pisau. Keuntungan ini memungkinkan
cutter dapat dicabut dan dipasang jika mengalami kerusakan.

52
Gamba.r.3.4.2 Pisau Muka dan Sisi

3.4.3 Slotting cutter


pisau ini hanya memilki gigi di bagian kelilingnya dan pisau ini digunakan
untuk pemotongan celah dan alur pasak

Gambar 3.4.3 Slotting Cutter

3.4.4 Metal slitting saw


53
pisau ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja atau memiliki gigi
keduanya di bagian keliling dan sisisisinya. Digunakan untuk memotong kedalaman
celah dan untuk memotong panjang dari material. Ketipisan dari pisau bermacam-
macam dari 1 mm – 5 mm dan ketipisan pada bagian tengah lebih tipis dari bagian
tepinya. Hal ini untuk mencegah pisau dari terjepit dicelah.

Gambar 3.4.4 Metal Slitting Saw

3.4.5 Frais ujung,


frais ujung berukuran dari berdiameter 4 mm sampai diameter 40 mm.
3.4.6 Shell end mill,
kelopak frais ujung dibuat untuk disesuaikan dibor pendek yang dipasang di
poros. Kelopak frais ujung lebih murah untuk diganti daripada frais ujung
padat/solid.

54
Gambar 3.4.6 End Mill Cutter & Shell End Mill

3.4.7 Frais muka,


pisau ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga digunakan
untuk menghasilkan permukaan yang datar. Alat ini lebih akurat daripada cylindrical
slab mill/frais slab silindris. Frais muka memiliki gigi di ujung muka dan kelilingnya.
Panjang dari gigi di kelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari pisaunya.

Gambar 3.4.7 Pisau Muka

3.4.8 Tee-slot cutter,


pisau ini digunakan untuk frais celah awal. Suatu celah atau alur harus dibuat
pada benda kerja sebelum pisau ini digunakan.

55
Gambar 3.4.8. Tee-slot Cutter

3.5 Macam-macam proses pengefraisan

Macam-macam proses pengefraisan, mesin frais bisa mengerjakan beberapa


pekerjaan. Berikut ini pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mesin frais antara
lain:
1. Frais permukaan.

2. Frais bertingkat.

3. Frais sudut.

4. Frais alur.

5. Frais roda gigi. (Drs. Daryanto, 2002)

3.5.1 Pemotongan dan Jenis Pekerjaanya

Alat pemotong mesin milling (frais), dapat juga dikelompokkan menurut


bentuk nya atau juga terhadap jenis pekerjaan nya. Alat-alat potong tersebut yaitu
sebagai berikut:

56
Gambar 4.10 Alat Pemotong Mesin Milling

1. Pemotong Frais Biasa

Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk piringan yang gigi-giginya


hanya terdapat di sekeliling piringannya. Bentuk giginya, bisa lurus maupun
heliks, bila heliks biasanya akan terdapat takikan pada gigi-giginya untuk
memutuskan serpihan-serpihan dan untuk memudahkan pengeluaran geram atau
serpihan.
2. Pemotong Frais Samping

Pemotong ini mirip dengan pemotong datar, bedanya ada pada gigi-gigi yang
hanya terdapat di samping. Pemotong jenis ini, bisa berbentuk lurus, heliks
maupun zig-zag.
3. Pemotong Gergaji Pembelah Logam

Pemotongnya mirip dengan pemotong frais datar, bedanya dibuat relatif tipis (± 5
mm). Pemotong jenis ini diberi pengaman dengan cara menggerinda sisinya untuk
menghasilkan ruang agar memudahkan serpihan keluar.
4. Pemotong Frais Sudut

Pemotong jenis ini dapat memotong sudut tunggal maupun jamak. Pemotong sudut
tunggal ini mempunyai satu permukaan kerucut, sedangkan yang jamak
mempunyai gigi-gigi pada dua permukaan kerucut. Jenis ini biasanya digunakan
57
untuk memotong tanggem dan pelebar lubang (berfungsi mirip dengan reamer).
5. Pemotong Frais Bentuk

Gigi jenis pemotong ini mempunyai bentuk khusus yang dapat digunakan untuk
memotong cekung, cembung, memotong roda gigi, memotong pembulatan pada
sudut, dan sebagainya.
6. Pemotong Frais Ujung

Pemotong jenis ini mempunyai poros yang integral untuk menggerakkannya dan
gigi-gigi terdapat di sekitar ujung kelilingnya. Pemotong frais ujung berdimensi
besar, sering juga disebut frais cangkang bagian pemotongnya terpisah dan di
ikatkan pada arbor batang

Gambar 3.5.1 Pemotongan Frais Ujung

3.6 Mesin Frais CNC

Mesin Frais CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

a) Mesin Frais CNC Training Unit


b) Mesin Frais CNC Production Unit

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC

58
Frais Training Unit dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan
pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem).
Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan ringan dengan bahan yang relatif lunak.

Sedangkan Mesin Frais CNC Production Unit dipergunakan untuk produksi


massal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem
pembuka otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan
sebagainya.
Gerakan Mesin Frais CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang
berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah
mesin memungkinkan untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus
menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

3.6.1 Prinsip Kerja Mesin Frais CNC TU 3 Axis

Gambar 3.6.1.Sistem koordinat Mesin CNC TU-3A.

Mesin Frais CNC TU-3A menggunakan sistem persumbuan dengan dasar


sistem koordinat Cartesius, (Gambar.). Prinsip kerja mesin CNC TU-3A adalah meja
bergerak melintang dan horizontal sedangkan pisau / pahat berputar.Untuk arah gerak
persum-buan Mesin Frais CNC TU-3A tersebut diberi lambang pesumbuan sebagai
berikut :

59
1. Sumbu X untuk arah gerakan horizontal.
2. Sumbu Y untuk arah gerakan melintang.
3. Sumbu Z untuk arah gerakan vertikal.

Gambar 3.6.1. Skema pergerakan koordinat Mesin CNC TU-3A.

3.6.2 Bagian Utama Mesin Frais CNC TU3A

a. Bagian mekanik
1) Motor utama

Gambar 1. Motor utama.

Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja.
Motor ini adalah jenis motor arus searah/ DC (Direct Current) dengan kecepatan
putaran yang variabel.

Adapun data teknis motor utama adalah :


60
a) Jenjang putaran 600 – 4000 rpm
b) Power Input 500 Watt
c) Power Output 300 Watt

2) Eretan
Eretan merupakan ge- rak persumbuan jalan- nya mesin. Pada mesin3 axis,
mesin ini mempunyai dua fungsi gerakan kerja, yaitu gerakan kerja posisi vertikal
dan gerakan kerja pada posisi horizontal, adapun yangDimaksud dengan gerakan
kerja tersebut adalah :
a) Posisi vertikal
(1) Eretan memanjang sumbu X (0-199,9 mm)
(2) Eretan melintang sumbu Y (0-99.99 mm)
(3) Eretan vertikal sumbu Z (0-199.99mm)

Gambar 2a Skema mesin posisi vertikal

b) Posisi horizontal
(1) Eretan memanjang sumbu Z (0-199,9 mm)
(2) Eretan melintang sumbu X (0-99.99 mm)
(3) Eretan vertikal sumbu Y (0-199.99mm)

61
Gambar 2b. Skema mesin posisi horizontal

3) Step motor

Gambar 3. Step motor

Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu X dan
gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-sendiri, adapun data
teknis step motor adalah :
a) Jumlah putaran 72 langkah.
b) Momen putar 0.5 Nm.
c) Kecepatan gerakan :
- Gerakan cepat maksi- mum 700 mm/menit.
- Gerakan operasi ma- nual 5-500 mm/menit.
- Gerakan operasi me- sin CNC terprogram 2- 499 mm/menit.

62
Gambar 3. Poros berulir dengan bantalan.

4) Rumah alat potong

Rumah alat potong digunakan untuk menjepit tool holder (alat potong) pada
saat proses pengerjaan benda kerja. Sumber putaran rumah alat potong dihasilkan dari
motor utama, dengan kecepatan putaran 300-200 RPM. Pada mesin jenis training
unit rumah alat potong hanya memungkinkan memegang satu alat, berbeda dengan
jenis producrion unit yang dilengkapi alat semacam revolver, sehingga
memungkinkan untuk membawa lebih dari satu tool holder.

5) Penjepit alat po- tong

63
Gambar 5.Tool holder.

Penjepit alat potong atau tool holder pada Mesin Frais adalah adalah penjepit
manual, alat ini digunakan ntuk menjepit pisau pada saat penyayatan benda kerja.
bentuk penjepit ini bias any disesuaikan dengan bentuk rumah alat potong. Di bagian
dalam tool holder dilengkapi sebuah alat bantu pencekaman.
Alat bantu terse- but berfungsi un- tuk memperkuat pencekaman dari tool
holder. Alat bantutersebut dinamakan collet. Collet ter- buat dari bahan logam, di
mana diame terlubang pada collet sesuai dengan besarnya diameter pisau.

Gambar 5. Collet

6) Ragum

64
Gambar 6. Ragum

Ragum pada mesin CNC TU- 3A berfungsi untuk menjepit benda kerja pada
saat proses penyayatan. Ragum pada mesin ini dilengkapi dengan sebuah stopper.
Ragum bisa diganti sesuai kebutuhan. Ragum pada mesin ini dioperasikan secara
manual.

b. Bagian pengendali/kontrol

Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang berisikan


tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada kotak kontrol
merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan operator. Gambar
berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama bagian sebagai berikut:

Gambar b. Bagian pengendali.

Keterangan :

1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Saklar operasi mesin
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Tombol untuk eretan melintang, memanjang
65
8. Tombol shift
9. Saklar pengatur feeding meja
10. Tombol pengatur posisi metric-inch
11. Display pembaca gerakan
12. lampu kontrol untuk pelayanan manual
13. Saklar option CNC atau manual
14. Tombol DEL
15. Tombol untuk memindah fungsi sumbu X, Y, Z
16. Tombol INP
17. Tombol M

1. Saklar Utama/Main Switch

Gambar. 1 Saklar utama (main switch)


Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke kontrol pengendali CNC. Cara
kerja saklar utama yaitu jika kunci saklar utama diputar ke posisi 1 maka arus listrik
akan masuk ke kontrol CNC.

Sebaliknya jika kunci saklar utama diputar kembali ke angka 0 maka arus
listrik yang masuk ke kontrol CNC akan terputus. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini:

66
Kondisi mati Listrik masuk ke kontrol CNC
Gambar 1. Ilustrasi cara kerja saklar utama.
2. Tombol Darurat / Emergency Switch

Gambar 2.Emergency switch.

Tombol ini digunakan untuk memutus aliran listrik yang masuk ke kontrol
mesin. Hal ini dilakukan apabila akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat
kesalahan program yang telah dibuat.

3. Saklar Operasi Mesin (Operating Switch)

Gambar 3. Saklar operasi

Saklar layanan mesin ini digunakan untuk memutar sumbu utama yang
67
dihubungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini yang mengatur perputaran sumbu
utama sesuai menu yang dipilih, yaitu perputaran manual atau CNC.

Cara kerja saklar operasi adalah sebagai berikut:

1) Jika saklar diputar pada angka 1 maka menu yang dipilih adalah menu manual,
(lihat Gambar 9.95), yaitu pergerakan eretan, kedalaman pemakanan tergantung
oleh operator.

Gambar 3.1. Ilustrasi saklar operasi manual.

2) Jika saklar diputar pada “CNC” berarti menu yang dipilih adalah menu CNC
(lihat Gambar 9.96), yaitu semua pergerakan yang terjadi dikontrol oleh
komputer baik itu pergerakan sumbu utama, pergerakan eretan, maupun
kedalaman pemakanan.

Gambar 3.2.Ilustrasi saklar operasi CNC.


4. Saklar Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

68
Gambar 4.Saklar pengatur kecepatan sumbu utama.

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu
utama, saklar ini bisa berfungsi pada layanan CNC maupun manual. Kecepatan
putaran sumbu utama mesin CNC TU-3A berkisar antara 200-2000 Rpm, sesuai tabel
putaran pada mesin .

Cara pengoperasian saklar pengatur kecepatan sumbu utama ini adalah, saklar
pengatur kecepatan sumbu utama diputar ke arah kanan mendekati angka 100 untuk
meningkatkan kecepatan putaran spindle. Untuk mengurangi kecepatan spindle putar
kembali saklar pengatur kecepatan sumbu utama ke arah kiri mendekati angka 0.

5. Saklar Layanan Posisi Mesin

Gambar 5.Saklar layanan posisi mesin

Saklar layanan ini digunakan untuk mengatur posisi mesin, apakah option yang
digunakan adalah posisi horizontal atau vertikal. Saklar ini juga berfungsi sebagai
69
pemindah dimensi, dari metric ke inch atau sebaliknya.

6. Ampere Meter

Gambar 6. Ampere Meter

Ampere meter berfungsi sebagai display besarnya pemakaian arus aktual dari
motor utama. Fungsi utama dari ampere meter ini untuk mencegah beban berlebih
pada motor utama pada saat mesin dioperasikan.

Arus yang diijinkan pada saat pengoperasian mesin adalah 4 Ampere, apabila
mesin dioperasikan secara terus menerus (kontinyu) besarnya arus aktual yang
diijinkan sebesar 2 Ampere. Besarnya beban arus aktual pada motor utama pada saat
pengoperasian dapat dikurangi dengan cara mengurangi kedalaman dan kecepatan
penyayatan.

7. Disk Drive

Gambar 7. Disk drive

70
Disk drive pada mesin CNC TU-3A dimaksudkan untuk pelayanan
pengoperasian disket.
Dengan pelayanan disket dapat dilakukan :
a. Menyimpan data dari memori mesin ke dalam memori disket.
b. Memindah data program dari data ke dalam memori mesin.

8. Fungsi Tombol

Tombol ini berfungsi untuk memindahkan fungsi dari fungsi CNC ke


fungsi manual,atau sebaliknya.

Tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pada memori mesin.

Tombol ini berfungsi untuk menghapus satu karakter/kata untuk


diganti.

Tombol ini berfungsi untuk memindah cursor kembali ke nomor blok


program sebelumnya.

Tombol in berfungsi untuk memindah cursor menuju nomor blok


berikutnya.

Tombol untuk :

- Memasukkan data bernilai negatif, tombol ini Ditekan setelah


memasukkan nilai/angka yang dikehendaki.
- Memasukkan data dengan karakter M. Contoh: M99, M03, M05.
- Menguji kebenaran program, setelah program selesai dibuat, tekan
dan tahan tombol ini, secara otomatis program yang telah dibuat akan
71
dicek kebenarannya oleh komputer.

Tombol ini berfungsi untuk memindahkan cursor.


Kombinasi tombol untuk menyisipkan satu baris blok program.
(Tekan tombol ~ diikuti tombol INP)
Kombinasi tombol untuk menghapus satu baris blok program.
(Tekan tombol ~ diikuti tombol DEL).
Kombinasi tombol untuk:
- Menghapus alarm.
(Tekan tombol REV diikuti tombol INP)
- Kembali ke awal program.
Tombol kombinasi untuk mengeksekusi program secara satu persatu
dalam setiap blok program. Kombinasi ini biasa digunakan sebagai
salah satu cara pengecekan kebenaran program.
(Tekan tombol 1 disusul tombol START)

Tombol ini dipergunakan untuk mengeksekusi program secara


keseluruhan.

Tombol kombinasi untuk menghapus program secara keseluruhan


darimemori mesin.
(Tekan tombol DEL diikuti INP)

Fungsi G, M, Kode Alarm

72
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat) G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah arum jam (CCW) G 04 : Gerak
penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju G 64 : Mematikan arus step
motor.
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program) G 73 : Siklus
pengeboran dengan pemutusan tatal

G 81 : Siklus pengeboran langsung


G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat G 83 : Siklus pengeboran dengan
penarikan tatal G 85 : Siklus pereameran
G 89 : Siklus pereameran sampai batas ukuranyang ditentukan G 90 : Program
absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolute

M 00 : Program berhenti
M 03 : Spindel/sumbu utama berputar searah jarum jam (CW) M 05 : Putaran spindel
berhenti
M 06 : Perintah penggantian alat potong (tool) M 17 : Perintah kembali ke program
utama
M 30 : Program berakhir

73
M 99 : Penentuan parameter I dan K

A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M


A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03 A 02 : Kesalahan pada nilai X
A 03 : Kesalahan pada niilai F A 04 : Kesalahan pada nilai Z A 05 : Kurang perintah
M30
A 06 : Kurang perintah M03 A 07 : Tidak ada arti
A 08 : Pita habis pada penyipanan ke kaset A 09 : Program tidak ditemukan pada
disket A 10 : Disket diprotek
A 11 : Salah memuat disket A 12 : Salah pengecekan
A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan A 14 : Salah posisi kepala frais
A 15 : Nilai Y salah
A 16 : Tidak ada nilai radius pisau frais A 17 : Salah sub program
A 18 : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih dari Nol

3.6.3 Kecepatan Potong dan Putaran Mesin

a. Pengertian kecepatan potong


Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecpatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga kecepatan
potong tersebut ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja yang dipotong.
Adapun rumus dasar untuk menentukkan kecepatan potong adalah :

74
wxdxs
Vs = 1000 m/menit

Keterangan :
Vs: kecepatan potong dalam m/menit
D : diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm
w : 3,14

faktor-faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong


1). Bahan benda kerja/material
Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan potongnya
semakin kecil
2) Jenis alat potong
Jemakin tinggi kekuatan alat potongnya, maka harga kecepatan potongnya
semakin besar.
3) besarnya kecepatan penyayatan/asutan
semakin besar jarak asutan, maka kecepatan potongnya semakin kecil.
4) kedalaman penyayatan/pemotongan
semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatan potongnya semakin kecil.

b. Jumlah putaran
Jika harga kecepatan potong benda kerja diketahui maka jumlah putaran sumbu
utama dapat dihitung dengan ketentuan :

vc × 1000
n= put /menit
w×d

75
c. Kecepatan asutan (F)
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus :
F = n x fpt x Zn
Keterangan :
n : jumlah putaran dalam put/menit
fpt : feed per teeth dalam mm

Zn : jumlah gigi pisa

3.7 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MESIN FRAIS

3.7.1 proses up milling

Keuntungan proses Up milling ini adalah : 

1) Karena black-lashnya di dalam bagian-bagian mesin tidak menimbulkan


kesulitan selama proses.
2) Pemotongan gigi pahat selalu memotong bagian benda kerja yang bersih.
3) pemakanan lebih cepat.

Kerugian dari proses Up milling ini, yaitu :

1) Sebelum memotong gigi tersebut akan bergesekan dengan permukaan


benda kerja, sehingga mengakibatkan tumpul.

76
2) Karena gerak makan dan gerak potong berlawanan arah maka tekanan
potongnya menjadi besar dan perlu dipegang kuat.
3) Penghasilan geram lebih banyak.
4) Pahat jadi lebih cepat rusak.
5) Hasil pemotongan kurang halus.
1) Daya yang dibutuhkan lebih sedikit.
2) Umur pahat lebih panjang.
3) Penghasilan geram lebih sedikit

Kerugian proses Down milling ini adalah:

1) Tepi pahat potong tidak hanya melakukan tekanan ke bawah benda kerja,
tetapi juga cenderung untuk menarik benda kerja dengan suatu gaya akibat
mendaakinya pahat.
2) Proses pemakanan lebih lama.

77
BAB IV

MESIN LAS

4.1 PENGERTIAN MESIN LAS

Gambar 4.1 Mesin las

Mesin Las adalah mesin yang dapat menyambung besi menjadi satu
rangkaian utuh sehingga dapat membentuk sebuah bentuk yang anda inginkan atau
butuhkan. Prinsip kerja mesin las adalah dengan cara membakar besi atau
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Mesin Las dengan metode yang kita kenal bersama saat ini mulai dikenal pada awal
abad ke-20. Sumber panas yang digunakan adalah dari pembakaran gas Acetylena
yang kemudian dikenal sebagai karbit. Penggunaan Mesin Las listrik pada saat itu
masih sangat jarang sekali. Tetapi setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan
mudah, teknologi pengelasan pun semakin maju dengan pesat dan menjadi suatu
teknik penyambungan logam yang mutakhir. Cara-cara dan teknik pengelasan yang
sering digunakan pada masa itu adalah las busur, las resistensi, las termit, dan las
gas.

78
4.2 BAGIAN-BAGIAN MESIN LAS

4.2.1 Kabel Las

Gambar 4.2.1 Kabel las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :

a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan


elektroda
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las.

4.2.2 Pemegang Elektroda

Gambar 4.2.2 Pemegang elektroda

Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini
terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).

79
4.2.3. Palu Las

Gambar .4.2.3 Palu las

Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca
mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.

4.2.4. Sikat Kawat

Gambar 4.2.4 Sikat kawat

Sikat kawat digunakan untuk :


a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las

3.2.5. Klem massa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari
bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas
yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus
bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).

80
Gambar 4.2.5 Klem massa

4.2.6 Penjepit

Gambar 4.2.6 Penjepit

Ini digubakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih
panas sehabis pengelaan.

4.2.7 Elektroda

Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi


selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot atau celup.Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan
panjang antara 350 sampai 450 mm.

81
Gambar 4.2.7 Elektroda

4.3 PRINSIP KERJA

Mesin las memiliki beberapa cara pengoperasian kerja. Cara yang benar dalam
pengoperasian alat kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Penyetelan

Terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan perangkaian yang


baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu kemungkinan
perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan
berlangsung dapat dihindarkan atau dikurangi. Untuk itu diperlukan
terutama:

- Klem C

- Pasak

- Baut

- Jembatan

- Rantai

2. Mengatur tegangan

Mesin las modern, tegangan pengelasan dapat diatur sesuai dengan


kebutuhan. Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt
sebelum terjadi busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau
tegangan atau tegangan pembakar. Bila busur nyala telah terjadi (sedang

82
mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 –40 Volt. Ini dinamakan
tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.
Elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt, untuk
elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.

3. Mengatur ampere

Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis


elektroda dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan
memutar handel atau knop Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat
atau dibaca pada skala arus, yang terdapat pada mesin las. Perkiraan arus
yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada
setiap bungkus elektroda.
4. Menebalkan permukaan

Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang - bidang luncur dsb) dapat
dilakukan dengan las dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan, rigi - rigi las
selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut. Mencegah perubahan
bentuk pada bidang datar, maka pengelasan dilakukan berurut dan bergantian pada
kedua permukaannya.
5. Posisi-posisi pengelasan

Posisi-posisi pengelasan ada 4 macam:

a. posisi dibawah tangan

b. posisi mendatar atau horisontal

c. posisi vertical

d. posisi diatas kepala

6. Membuat rigi-rigi

Sambungan terisi dengan rata, maka pada permukaan penyambungan diadakan


pengayunan elektroda Batas pemunduran elektroda dan kecepatan pengisian kawah

83
normal. Batas pemunduran elektroda terlalu jauh, atau kecepatan pengisian terlalu
lama, sehingga terjadi sambungan rigi-rigi yang tinggi. Batas pemunduran
elektroda terlalu pendek atau waktu pengisian terlalu singkat, sehingga
terjadi sambungan rigi-rigi yang rendah.
7. Menyambung rigi-rigi

Apabila elektroda habis sebelum sampai pada batas pengelasan, maka


untuk menyambung kembali, diperlukan cara tertentu. Baik buruknya
penyambungan tergantung pada:
a. Kondisi kawah yang akan disambung

b. Kecepatan penyambungan

c. Batas mundur elektroda

Sebelum penyambungan rigi-rigi dimulai bersihkan terak sepanjang kira- kira 15 mm


(bila ujung kawah masih pijar, penyambungan dapat dilakukan tanpa pembuangan
terak). Busur nyala dimulai 5 – 10 mm dari kanan kemudian elektroda digerakkan
ke kiri sampai mendekati rigi-rigi yang akan disambung. Kemudian teruskan
pengelasan menurut arah yang diperlukan

8. Mematikan busur menyala

Agar ujung akhir rigi-rigi las tidak keropos dan tidak terlalu rendah, maka
untukmemutuskan atau melepaskan busur nyala dari benda kerja dibutuhkan cara:
a. Elektroda diangkat, lalu sedikit diturunkan, baru diayun keluar.

b. Elektroda diangkat sedikit lalu diturunkan kembali sambil dilepas dengan


mengayunkan ke kiri atas.
c. Diperlihatkan cara pelepasan elektroda yang salah.

9. Hasil rigi-rigi

Dengan melihat hasil rigi-rigi las dapat diketahui kesalahan-kesalahan pengelasan.


10. Ayunan elektroda

84
Untuk mendapatkan rigi-rigi yang lebih besar dan memperdalam penembusan, perlu
mengayun elektroda. Lima macam pengayun : Pengayunan ini terutama penting
dilakukan pada pengelasan kampuh V, X, U dan sebagainya.
Cara 1 : tanpa ayunan, untuk pengelasan benda tipis.

Cara 2, 3 : ayunan setengah lingkaran dan ayunan gergaji, untuk pengelasan


benda yang tebalnya sedang.
Cara 4, 5 : ayunan segi empat dan segi tiga, untuk pengelasan benda tebal.
11. Tinggi awal busur

Bila pengelasan dimulai dipinggir sekali, maka penembusan awal rigi-rigi sering
kurang baik. Untuk mengisi hal ini, maka titik awal pengalaan dimulai kira-kira 10
– 20 mm dari tepi kampuh yang akan dilas. Elektroda dimundurkan mencapai tepi,
lalu dikembalikan kearah lintasan yang diperlukan. Jarak busur nyala ditinjau dari
jenis salutan elektroda digolongkan sebagai berikut:
a. Elektroda bersalut sedang, jarak busur = 0,7 d

b. Elektroda bersalut tipis, jarak busur = 0,9 d

c. Elektroda bersalut tebal (elektroda kontak), jarak busur = 0,8 d

d. Elektroda bersalut sedang mengandung ferro, jarak busur = 0,8 d

12. Menyalakan elektroda.

Elektroda dapat dinyalakan dengan 2 cara. Cara tersebut yang mampu untuk
menghidupkan eletroda tersebut yaitu:
1. Cara sentakan

2. Cara gesekan

13. Menjepit elektroda

Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus disiapkan. Jepitlah


ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut. Elektroda harus dijepit dengan kuat
pada tang.

85
4.4 Jenis-Jenis Mesin Las

Mesin las terdapat dalam berbagi jenis dan model tergantung pada arusnya.
Klasifikasi mesin las terhadap arusnya adalah sebagai berikut:
1. Mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)

2. Mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik

4.5 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Las

Kelebihannya :

1. Bentuk geometri yang sederhana dari bagian yang disambung memungkinkan


penurunan biaya dan berat material, jam orang pelaksanaan, meningkatkan nilai
ekonomis dan produktivitas.
2. Effisiensi sambungan yang baik (kekuatan dari sambungan las dan logam induk)
dapat digunakan pada temperatur tinggi dan tidak ada batas ketebalan logam
induk.
3. Geometri sambungan lebih sederhana dengan tingkat kekedapan terhadap udara,
air dan minyak lebih sempurna.
4. Fasilitas produksi lebih murah, berat yang lebih ringan dan batas mulu ( yield)
yang lebih baik. Proses penyambungan dapat diselesaikan sangat cepat dengan
cara pemanasan setempat dan bergerak sepanjang sambungan mengikuti material
untuk melebur dan membeku, yang mana akan disertai dengan berbagai problem.

Kekurangannya :

1. Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan kualitas dari logam
induk pada daerah yang tidak terpengaruh panas ke bagian logam las berubah
secara kontinyu .
2. Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) disebabkan oleh
pemanasan dan pendinginan cepat. Bila areal pemanasan dipanasi dengan

86
cepat maka areal tersebut akan mengembang (memuai). Bagaimanapun juga
deformasi dari areal las disebabkan oleh penyusutan pada saat areal las
menjadi dingin. bebas atau penyusutan menyebabkan deformasi.
3. Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau
retak pada bagian las.
4. Kerentanan terhadap retak rapuh dari sambungan las lebih besar dibandingkan
dengan sambungan keling yang disebabkan metode konstruksi..
5. Bentuk yang kompleks dari daerah pengelasan.
6. Kerusakan bagian dalam sambungan las sukar dideteksi, jadi kualitas
sambungan las tergantung pada ketrampilan tukang las. Walaupun pengelasan
adalah teknik penyambungan yang sempurna sebagaimana telah dijelaskan,
masalah-masalah seperti tegangan sisa yang terjadi masih harus dipecahkan.
Maka dari itu sangat penting untuk mengerti keistimewaan – keistimewaan
dari teknik – teknik pengelasan sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.

87
BAB V

MESIN BOR

5.1 PENGERTIAN MESIN BOR

Gambar 5.1 mesin bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang
arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor.

5.2 JENIS JENIS MESIN BOR

5.2.1 Mesin bor meja


Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas sampai

88
dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik
diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang
sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan
roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran.

5.2.2 Mesin bor tangan (pistol)


Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam.

5.2.3 Mesin bor Radial


Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah
terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin.. Pada mesin ini benda
kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda kerja, poros
utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui
perputaran batang berulir.

5.2.4 Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)


Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar,
dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik
turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai
kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada
batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan
engkol.

5.2.5 Mesin bor koordinat


Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor yang
lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor

89
koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat
dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi.

5.2.6 Mesin bor lantai


Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai
disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang
mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang
untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.

5.2.7 Mesin bor berporos (mesin bor gang)


Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja dengan
empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi sekaligus,
sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan
sebuah kepala penggerak.

5.3 BAGIAN DAN FUNGSI MESIN BOR

Gambar 5.3 Mesin Bor


5.3.1 Base (Dudukan )

90
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.

5.3.2 Column (Tiang)


Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur
atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
5.3.3 Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan
yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung
yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar
3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table
clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk
menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
5.3.4 Drill (Mata Bor)
Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran
serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah diameter
bor.
5.3.5 Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.
5.3.6 Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.
5.3.7 Drill Feed Handle

91
Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja ( memakankan)

5.3.8 Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung , fuse / sekring, lampu indicator, saklar
on / off dan saklar pengatur kecepatan.

5.4 PRINSIP KERJA MESIN BOR


Prinsip Kerja Mesin Bor adalah Penggerak mesin berupa motor listrik yang
dapat memutarkan poros dengan sabuk pemutar (belt). Poros berputar di dalam rumah
pipa (drill sleeve) yang mana dapat digerakkan ke atas dan kebawah dengan bantuan
dari roda gigi dan balok bergigi. Roda gigi berputar dengan tuas pemutar yang
menghasilkan tekanan pemakan bagi alat potongnya.
  Mesin bor mempunyai prinsip  dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel
utama dan gerakan/laju pemakanan.
a. Pemutaran mata bor
Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin
bor.
b. Laju pemakanan
Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap
satuan waktu.

5.5 Keuntungan Dan Kerugian Mesin Bor


Keuntungan dan kekurangan Mesin Bor tenaga listrik dan tenaga bateraiJika
bor listrik masih membutuhkan kabel untuk mendapatkan tenaga listrik dari stop
kontak listrik, maka untuk bor dengan tenaga baterai tentu tidak akan memiliki kabel.
Tenaga listrik yang digunakan pun memiliki satuan yang berbeda. Bor listrik

92
biasanya memakai satuan ampere, sementara itu, bor dengan tenaga baterai justru
lebih memiliki satuan voltase. Namun, kesamaan dari kedua bor tersebut adalah,
semakin besar nilai satuannya, maka semakin besar kekuatan, torsi dan juga putaran
dari bor yang digunakan.

Bor listrik jelas tidak memerlukan pergantian baterai karena asalkan listrik
tersedia, maka kabel tinggal ditancapkan ke stop kontak dan bor akan bisa
dipergunakan kapanpun. Hanya saja, kabel ini juga menjadi kelemahan tersendiri
karena akan membuat penggunaannya terbatas sepanjang kabel itu saja, tidak bisa
dibawa kemana-mana.

Sementara itu, bor baterai jelas akan lebih mudah digunakan dimanapun,
kapanpun, bahkan di area dimana anda tidak akan menemukan listrik. Hanya saja,
baterai memiliki energi yang terbatas sehingga jika habis maka kita harus
menggantinya dengan baterai yang baru. Baterai isi ulang bisa menjadi solusi, namun,
tetap saja, karena tenaga baterai yang terbatas, biasanya kekuatan mesin bor baterai
lebih rendah dari bor listrik. Bor baterai sendiri biasanya memiliki kapasitas 12
hingga 15,6 V sehingga akan cocok digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

93
BAB VI

MESIN GERGAJI

6.1 PENGERTIAN MESIN GERGAJI

Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda


kerja. Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut.
Dapat dimaklumi bahwa mesin ini memiliki kepadatan operasi yang relatif tinggi
pada bengkel-bengkel produksi.Mesin-mesin gergaji memiliki konstruksi yang
beragam sesuai dengan ukuran, bentuk dan jenis material benda kerja yang akan
dipotong.

Untuk itu dibutuhkan ketelitian seseorang agar bisa mengoperasikan gergaji


itu sendiri dan dapat memotong benda kerja dengan baik dan benar .Gergaji adalah
alat yang menggunakan logam pemotong yang keras atau kawat dengan tepi kasar
untuk memotong bahan yang lebih lunak. Tepi logam pemotong terlihat bergerigi
atau kasar.

6.2 FUNGSI MESIN GERGAJI

 Memotong benda kerja yang tidak terlalu tebal.


 Membentuk profil seperti sudut atau lengkungan pada benda kerja

94
 Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
 Mengasah alat potong supaya tetap tajam.
 Menghaluskan atau menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
 Sebagai proses jadi akhir (finishing) pada benda kerja.

Gergaji dapat digunakan dengan tangan atau didukung listrik.Klasifikasi mesi


gergaji terbagi menjadi :

 Mesin gergaji piringan (Circular Saw)

Gambar 6.2.1. Mesin gergaji piringan

  Mesin gergaji ukir (Jigsaw)

Gambar6.2.2. Mesin gergaji ukir (Jigsaw)

6.3 Bagian-Bagian Dan Fungsinya

1) Tuas apit untuk mengatur penjepit benda kerja

95
2) Motor penggerak berfungsi suatu penggerak dari sebuah sabuk
3) Bingkai gergaji berfungsi penahan daun gergaji
4) Keping penggerak berfungsi untuk menggerakan batang penggerak
sehingga dapat menghasilkan maju mundur
5) Batang penggerak berfungsi sebagai penghuibung dari motor penggerak ke
keping penggerak
6) Sengkang gergaji berfunggsi tempat memasang daun gergaji
7) Penjepit berfungsi untuk menjepit benda kerja yang akan digergaji dan
dipotong
8) Daun gergaji berfungsi alat untuk memotong benda kerja
9) Pipa alat pendingin berfungsi sebagai pendingin dan panas yang
mengakibatkan gesekan daun gergaji yang berupa air atau pelumas
6.4 Prinsip Kerja Mesin Gergaji
Perputaran motor mesin gergaji dihubungkan oleh sebuah sabuk pada roda
poros roda gigi, pada poros keping penerus dihubungkan dengan roda gigi
penghubung. Poros roda gigi terhubung memutar keping penggerak lalu menggerakan
batang penggerak sehingga menghasilkan gerakan mundur maju pada sengkang
gerak, batang penggerak ini terpasang pada suatu alur keping penggerak dan diikat
oleh sebuah baut dan mur (gerakan elektronik) dimana alur itu mengatur panjang
langkah sengkang gergaji.

6.5 Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Gergaji


 Keuntungan Mesin gergaji Circular :
1) Mata pisau mesin gergaji circular lebih awet
2) Lebih nyaman pesat dan gampang ketika diaplikasikan untuk
memotong kayu
 Kerugian Mesin Gergaji Cicular:
1) Tak dapat diaplikasikan untuk memotong papan kayu secara
melingkar maupun zigzag

96
2) Mesin gergaji Circular lebih berat oleh sebab itu dibutuhkan bidan
kerja datar untuk keamanan serta kenyamanan ketika berfrofesi
 Keuntungan Mesin gergaji jigsaw:
1) Bisa digerakan lebih bebas ketika melaksanakan pemotongan
sehingga dapat melaksankan pemotongan zigzag melengkung
maupun melingkar
2) Tenaga listrik yang diaplikasikan lebih kecil
3) Umumnya memiliki berat yang relatif lebih ringan dibandingkan
gergaji circular.

BAB VII
MESIN GERINDA

7.1 PENGERTIAN MESIN GERINDA


Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan atau kebutuhan
tertentu. Mesin ini sendiri memiliki fungsi utama yaitu melakukan pengikisan,
pemotongan dan penajaman pada sebuah benda kerja, sehingga didapatkan bentuk
yang lebih halus dan baik pada benda tersebut. 

97
7.2 BAGIAN BAGIAN MESIN GERINDA

Gambar 7.2 Mesin Gerinda datar spindel horizontal

1. Mesin, berfungsi sebagai dudukan bagian-bagian mesin lainnya


2. Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan spindel dan motor penggerak
3. Spindel mesin, berfungsi sebagai dudukan roda gerinda
4. Roda gerinda, berfungsi sebagai alat potong pada saat melakukan
penggerindaan
5. Dudukan meja magnetik, berfungsi sebagai dudukan meja magnetik dan bak
pelindung air
6. Meja magnetik, berfungsi untuk mengikat benda kerja yang akan dilakukan
penggerindaan
7. Pelindung air pendingin, berfungsi agar air pendingin tidak menyebar
kemana-mana
8. Handel penggerak meja memanjang, berfungsi untuk menggerakan meja arah
memanjang secara manual
9. Handel penggerak meja melintang, berfungsi untuk menggerakan meja arah
melintang secara manual
10. Tuas penggerak otomatis, berfungsi untuk penggerak meja secara otomatis
11. Handel pengatur pemakanan roda gerinda, berfungsi untuk mengatur
pemakanan roda gerinda jika diperlukan besar pemakanan yang teliti

98
12. System hodruolik terdiri dari bak oli, oli dan pompa oli, berfungsi sebagai
sumber penggerak meja secara otomatis
13. System pendingin dan penyedot debu terdiri dari,
 Pertama: bak air pendingin, air pendingin, pompa air pendingin,
berfingsi sebagai sumber tekanan dan sirkulasi air pendingin.
 Kedua: magnet penyaring air pendingin (coolant magnetic separator),
berfungsi sebagai penyaring air pedingin.
 Ketiga: penyedot debu (exhause fane), berfungsi sebagai penyedot
debu.
14. Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol pengendali motor
spindel, pompa oli, pompa air dan tombol darurat (emergensi)
15. Panel ON-OFF meja magnetic, berfungsi sebagai pengatur aktif tidaknya meja
magnetik dan beasarnya kekuatan pengikatan benda kerja.
16. Panel indikator posisi pemakanan, berfungsi sebagai alat penunjuk posisi
penggerindaan berupa angka-angka

7.3 Prinsip Kerja Mesin Gerinda

Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan
benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

7.4 Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Gerinda

Kelebihan :
1) Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
2) Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
3) Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.

Kerugian :
1) Skala pemakanan ( depth of cut ) harus kecil.

99
2) Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
3) Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal
BAB VIII
MESIN SEKRAP

Gambar 8.1Mesin Sekrap

8.1 PENGERTIAN MESIN SKRAP

Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine)


merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara
horizontal. Fungsi utama mesin ini adalah unttuk merubah bentuk serta ukuran benda
kerja seperti apa yang diinginkan. Mesin Sekrap ini bisa melakukan berbagai fungsi
seperti meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang miring. Mesin ini juga
bisa membuat bidang yang bersudut atau bertingkat. Selain itu, Shaping Machine ini
juga bisa membuat alur pasak, alur ekor burung bahkan alur

8.2 Bagian – Bagian Dan Fungsi Pada Mesin Skrap

8.2.1 Badan mesin


Berfungsi sebagai tempat seluruh bagian mesin, mekanik penggerak dan tuas
pengatur.
8.2.2 Meja mesin

100
Berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja atau penjepit benda kerja.
Meja mesin dapat  digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Gerakan eretan
lintang dapat diatur otomatis.
8.2.3 Lengan atau Ram
Berfungsi untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat pada engkol
menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan berada di atas badan dan dijepit
pelindung lengan agar gerakannya tetap lurus.
8.2.4 Eretan pahat
Berfungsi untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda
pemutar maka pahat dinaikkan atau diturunkan. Ketebalan pemakanan dapat dibaca
menggunakan dial indikator.Eretan pahat terpasang pada bagian ujung lengan. Dan
ditumpu oleh dua pasang mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk
penyekrapan bidang sudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada
pengukur sudut eretan.
8.2.5 Pengatur kecepatan
Berfungsi untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per
menit. Untuk pemakanan yang tipis dapat dipercepat. Pengaturan hanya dapat
dilakukan pada saat mesin berhenti.
8.2.6 Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan.
Disesuaikan dengan panjang benda yang disekrap. Pengaturan ini dilakukan dengan
cara memutar tap ke arah kanan atau kiri.
8.2.7 Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin. Berfungsi untuk mengatur kedudukan
pahat terhadap benda kerja. Pengaturan posisi pahat dapat dilakukan setelah
mengendorkan pengikat lengan.
8.2.8 Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang  
Untuk menyekrap secara otomatis dibutuhkan pengaturan panjang engkol.
Pengaturan ini dapat mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan
lurus meja. Dengan demikian meja dapat melakukan gerak ingsutan (feeding).

101
8.3 Prinsip Kerja
Mesin yang juga bisa membentuk bidang-bidang tak beraturan ini memiliki
mekanisme kerja yang cukup sederhana. Pada mesin skrap, terdapat gerakan memutar
yang bersumber dari motor yang kemudian diubah menjadi gerak lurus ataukah gerak
bolak-balik melalui blok geser serta lengan penggerak. Letak langkah dapat diatur
dengan spindle posisi. Untuk mengatur panjang langkah, gunakan bantuan blok geser.
Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain
panjang langkah maksimum, jarak masimum tiap gerakan meja mesin ke arah
mendatar serta jarak maksimal gerak meja ke arah vertikal atau naik-turun meja
mesin.

8.4 Kelebihan Dan Kekurangan

Keuntungan :
1. Tingkat akurasi dan kekerasan permukaan hasil pengerjaan lebih
bagus
2. Jenis pahat berfariasi dan dapat disesuaikan dengan yang diinginkan
Kerugian :
1. Proses produksi lama
2. Pengoprasian Masih Menggunakan Cara Manual

102
BAB IX

PENUTUP

9.1 KESIMPULAN

Mesin adalah salah satu alat yang digunakan pada proses dalam industri jadi
mesin sangan berguna bagi teknik industri adapun mesin yang sering digunakan
dalam industri adalah mesin bubut mesin farais mesin gergaji mesin bor mesin skrap
dan masih banyak lagi dengan mengetahui mesin mesin dan bagian bagian serta
fungsinya kita dapat mudah menghitung seberapa lama waktu yang digunakan dalam
proses pembuatan barang sehingga dapat mengoptimalkan waktu dan juga
mengoptimalkan biaya sehingga sangat penting mesin ini di fahami .

103
104
`

DAFTAR PUSTAKA

1. http://achmadarifin.com/jenis-jenis-mesin-frais
2. http://rama-desa.blogspot.com

3. https://teknikece.com/bagian-mesin-frais/
4. http://panicatcampus.blogspot.com/2013/07/mesin-mesin-perkakasproduksi.html
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur#targetText=Manufaktur%20adalah
%20suatu%20cabang%20industri,jadi%20yang%20memiliki%20nilai
%20jual.&targetText=Manufaktur%20ada%20dalam%20segala%20bidang%20sistem
%20ekonomi.
6. http://mynameisnizar.blogspot.com

7. http://bagus-coy.blogspot.com/2010/03/pengertian-cara-kerja-
mesinsekrap.html

8. http://jojoskyline.blogspot.com

105

Anda mungkin juga menyukai