Oleh :
Disusun Oleh:
NIM. 181010800432
Disahkan Oleh:
Pembimbing Pembimbing
Program Studi Teknik Industri CV Tirta Sasmita
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
ii
YAYASAN SASMITA JAYA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl, Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten. Telp./Fax. (021) 7412566
4 Tugas Khusus
(.................................................)
Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rata
(.................................................)
Kriteria Penilaian
80-100 : A
70-79 : B
60-69 : C
45-59 : D Rini Alfatiyah, ST., MT., CMA.
0-44 : E NIDN. 0418038102
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek lapangan ini dengan judul “Persedian Bahan Baku Kardus Pada CV
Tirta Sasmita” dan akhirnya telah menempuh perjalanan yang panjang, sehingga
penulis dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan kerja
praktek ini disusun untuk memenuhi kurikulum Sarjana Strata-1 (S1) pada
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang
(UNPAM), Tangerang Selatan.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan
dari berbagai pihak baik moril maupun material. Oleh karena itu, Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
ini, terutama kepada:
iv
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada laporan kerja praktek ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu berusaha untuk tetap
membuka diri terhadap semua masukan berupa kritik dan saran yang membangun
dan berguna untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dan
bermanfaat bagi semua pihak.
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER...............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK..............................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................ix
vi
Halaman
2.1.9 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persediaan.............................29
2.1.10 Pengendalian Persediaan...............................................................32
2.1.11 Tujuan Pengendalian Persediaan...................................................33
2.1.12 Biaya-biaya Pengendalian Persediaan...........................................33
2.2 Hasil...........................................................................................................35
2.2.1 Pengertian Kardus..........................................................................35
2.2.2 Jenis-Jenis Kardus.........................................................................35
2.2.3 Pembelian Kardus..........................................................................42
2.2.4 Penggunaan Kardus.......................................................................44
2.2.5 Persediaan Kardus.........................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pembelian Kardus Pada CV Tirta Sasmita..................................................43
Tabel 2.2 Penggunaan Kardus Pada CV Tirta Sasmita...............................................44
Tabel 2.3 Persediaan Kardus Pada CV Tirta Sasmita..................................................45
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Logo Perusahaan........................................................................................3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi CV Tirta Sasmita.......................................................4
Gambar 1.3 Letak Perusahaan CV Tirta Sasmita........................................................15
Gambar 2.1 Mobil Tangki Air Pegunungan................................................................19
Gambar 2.2 Tandon Air Baku.....................................................................................20
Gambar 2.3 Tabung Media Filtrasi.............................................................................20
Gambar 2.4 Tandon Produk Ultrafiltrasi.....................................................................21
Gambar 2.5 Venturi Injector.......................................................................................22
Gambar 2.6 Tandon Air Siap Kemas..........................................................................23
Gambar 2.7 Ultrafiltrasi...............................................................................................24
Gambar 2.8 Mesin Cup Sealer....................................................................................25
Gambar 2.9 Mesin Pengisan Air Galon.......................................................................25
Gambar 2.10 Kardus Normal........................................................................................35
Gambar 2.11 Kardus Overlap........................................................................................36
Gambar 2.12 Kardus Full Overlap................................................................................37
Gambar 2.13 Kardus Telescope Box.............................................................................37
Gambar 2.14 Kardus Die-Cut (E)..................................................................................38
Gambar 2.15 Kardus Offset Corrugated Box................................................................38
Gambar 2.16 Kardus Color Box....................................................................................39
Gambar 2.17 Kardus Layer...........................................................................................39
Gambar 2.18 Kardus Creasing......................................................................................40
Gambar 2.19 Kardus Partition......................................................................................40
Gambar 2.20 Kardus Standing Display.........................................................................41
Gambar 2.21 Kardus Kemasan Produk CV Tirta Sasmita............................................42
ix
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1
2
Sebuah logo dapat memakai elemen apa saja, seperti tulisan, hologram,
gambar, ilustrasi, dan lain-lain sesuai dengan keiginan perusahaan. Logo sebuah
perusahaan dapat ditempatkan di berbagai media cetak atau media elektronik
sebagai program promosi yang disebut corporate identity. Penempatan logo ini
dapat dilakukan pada kemasan produk, stationery, papan nama, mobil boks, foto
profil sosial media ataupun media promosi lainnya. Adapun logo dari CV Tirta
Sasmita adalah, sebagai berikut:
3
Gambar logo CV Tirta Sasmita adalah mata air, dimana tulisan “TIRTA” berarti
mata air dan tulisan “SASMITA” berarti petunjuk. Logo ini dimaknai sebagai
bentuk implementasi dari pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi yang didasari
oleh pemikiran-pemikiran yang jernih dan rasional, serta bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dari gambar di atas, maka dapat diuraikan pekerjaan dari setiap jabatan,
yaitu :
1. Direktur Utama
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan.
c. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan.
d. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia
luar perusahaan.
e. Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
5
l. Melakukan stock opname setiap akhir bulan bersama bagian keuangan dan
manajer keuangan.
m. Menyerahkan laporan stock opname kepada bagian keuangan dan manajer
keuangan.
9. Bagian Pengiriman
a. Menerima barang dari bagian gudang sesuai dengan surat jalan (rangkap 3),
jika penjualan dilakukan dengan konsumen datang sendiri ke kantor.
b. Menerima barang dari bagian gudang faktur penjualan dan surat jalan
(rangkap 3), jika penjualan dilakukan via online.
c. Melakukan pengantaran barang sesuai surat jalan dan meminta konsumen
tanda tangan pada surat jalan, dimana yang asli diberikan kepada konsumen,
copy 1 diberikan ke bagian keuangan dan copy 2 diberikan ke bagian
gudang (sesuai bagian A).
d. Melakukan pengantaran barang sesuai faktur dan surat jalan ke konsumen
dan menerima uang hasil penjualan dari konsumen sesuai dengan yang
tertera dalam faktur pajak (jika penjualan via online).
e. Menyerahkan uang hasil penjualan via online kepada bagian keuangan
beserta faktur pajak dan surat jalan copy 1 dan copy 2 diberikan ke bagian
gudang.
1.2 Ketenagakerjaan
11. Peraturan lebih rinci mengenai tata tertib ini diatur secara terpisah dan lebih
terperinci dalam peraturan perusahaan CV Titra Sasmita.
Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa SOP dibuat dengan fungsi
dan tujuan untuk menyederhanakan proses kerja supaya hasilnya optimal tetapi
tetap efisien dan menjadi sebuah mekanisme yang sangat penting atau vital dalam
sebuah organisasi atau perusahaan, apabila tidak dibuat dan dilaksanakan dengan
baik, maka manajemen sebuah perusahaan kemungkinan besar akan menjadi
kacau.
11. Pada saat material datang, bagian gudang harus mencatat jumlah barang yang
datang ke dalam catatan stock sesuai dengan tanggal.
Sumber air di CV Tirta Sasmita berasal dari air pegunungan, air tersebut
sudah melalui penyaringan dan mineralisasi alami dari bebatuan vulkanis. Proses
16
inilah yang menjadikan setiap tetesan airnya mengandung banyak mineral yang
bermanfaat bagi tubuh manusia. Air pegunungan ini bersumber dari mata air
Gunung Salak di Bogor, air pegunungan ini nantinya akan berfungsi sebagai
sumber air baku yang pada saat ini menjadi pilihan instalasi pengolahan air
minum CV Tirta Sasmita dalam kemasan Cup 220 ml dan kemasan botol 600 ml,
serta untuk kemasan galon 16 liter.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
2.1 Pembahasan
17
18
Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang satu sama lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Dengan kata lain, sistem produksi adalah sistem integral yang memiliki
komponen struktural dan fungsional perusahaan.
a. Tahapan filtrasi
Tahapan filtrasi adalah tahapan penjernihan air yang diproses dengan cara
air baku dimasukkan ke dua tabung filtrasi yang berisi pasir zeolit dan
karbon aktif. Lalu,
b. Tahapan ultrafiltrasi
Tahapan ultrafiltrasi adalah proses pemisahan koloid yang menggunakan
membran dengan ukuran pori-pori berkisar antara 0,1-0,001 mikron.
19
Biasanya air pegunungan berasal dari air hujan yang turun di atas gunung. Air
lalu meresap ke dalam tanah. Pada akhirnya, air muncul lagi ke permukaan
tanah melalui sumber air yang kerap ditemui di lereng gunung maupun jurang
di sela-sela perbukitan. CV Tirta Sasmita memilih air pegunungan yang
bersumber dari mata air Gunung Salak Bogor sebagai sumber air baku. Air
pegunungan mengalami penyaringan dan mineralisasi alami dari bebatuan
vulkanis. Proses inilah yang menjadikan setiap tetesan airnya mengandung
banyak mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
2. Tandon Air Baku
Tandon air adalah bak penampung air yang berperan penting karena berfungsi
sebagai tempat cadangan air. Air baku disimpan dalam tandon dengan kapasitas
20
total sebesar 16.800 liter, dengan dua tandon dengan kapasitas sebesar 5300
liter dan empat tandon yang masing-masing berkapasitas sebesar 1550 liter.
3. Pompa Stainless
Pompa stainless disini berfungsi untuk menyerap dan mendorong air dari
tandon ke tabung media filtrasi dan seterusnya. Penggunaan pompa ini akan
berfungsi sebagai pemberi tekanan pada air dan membantu melewati proses
filtrasi.
4. Tabung Media Filtrasi
21
Adapun dua tabung yang digunakan sebagai media filtrasi antara lain, yaitu :
a. Tabung Karbon Aktif
Tabung ini berisikan karbon aktif atau yang biasa disebut sebagai arang
karbon aktif. Karbon aktif bekerja dengan cara penyerapan atau absorpsi
dengan tingkat penyaringan sebesar 10 mikron dan berfungsi sebagai zat
pengikat bahan kimia yang terlarut dalam air, sebagai penjernih air, dan
untuk meredusi bau.
b. Tabung Pasir Zeolit
Pasir zeolit memiliki sifat mengikat mineral termasuk batu kapur, sehingga
air pegunungan memiliki tingkat mineral yang tinggi. Pasir zeolit memiliki
tingkat penyaringan 1 mikron, sehingga berfungsi untuk mengurangi
mineral sampai tingkat yang wajar untuk dikonsumsi dan menambah kadar
pH air.
5. Ultrafiltrasi
Terdapat 2 bentuk ultrafiltrasi yang digunakan, yaitu :
a. Ultrafiltrasi dengan menggunakan membran sebesar 0.1 mikron.
b. Ultrafiltrasi dengan menggunakan membran sebesar 0.01 mikron.
6. Tandon Produk Ultrafiltrasi
22
Tandon ini merupakan tandon yang berfungsi untuk menampung air baku yang
telah melalui proses ultrafiltrasi dengan jumlah 3 tadon masing-masing
berkapasitas 500 Liter.
7. Pompa Stainless
Pompa stainless disini berfungsi untuk menyerap dan mendorong air dari
tandon produk ultrafiltrasi ke tabung media filtrasi dan seterusnya. Penggunaan
pompa ini akan pemberi tekanan pada air dan membantu air melewati proses
filtrasi.
8. Ozon Generator
Ozon Generator atau disebut juga sebagai mesin ozon adalah alat penghasil
ozon dengacara mengubah Oxygen (O2) menjadi Trioxygen (O 3). Cara kerjanya
yaitu ozon akan disalurkan melaui selang ke dalam air pada tandon Produk
Ultrafiltrasi dan akan bereaksi dengan air, sehingga akan berfungsi untuk
membunuh kuman, bakteri, dan virus yang ada di dalam air. Ozon ini juga
dapat dapat menetralisir dan mengurai Ammonium, Sulfat, Metana, serta
berbagai macam unsur berbahaya lain.
23
9. Venturi Injector
Venturi injector adalah alat yang menciptakan ruang hampa ketika air mengalir
melaluinya dan berfungsi untuk menginjeksikan udara ke dalam air.
10. Tandon Air Siap Kemas
24
Tandon air siap kemas ini terbuat dari stainless steel yang mempunyai
kapasitas sebesar 2000 liter dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air
yang telah melawati semua proses filtrasi, air ini telah menjadi air siap kemas.
11. Pompa Stainless
Pompa stainless disini berfungsi untuk menyerap dan mendorong air dari
tandon air siap kemas ke mesin cup sealer dan mesin pengisian air galon.
Penggunaan pompa akan memberi tekanan pada air dan membantu dalam
menyalurkan air ke setiap mesin.
12. Ultrafiltrasi
25
Pada mesin pengisian air galon terdapat alat pencuci galon, pembilas gallon,
dan dua alat penyalur air, serta terdapat sinar UV pada ruang alat penyaluran
air ke galon.
15. Filtrasi Air
Air sisa dari bak penampung di mesin cup sealer akan difiltrasi ulang dan
dijadikan sebagai air baku kembali dan akan melewati proses yang sama
dengan air baku awal.
16. Tandon air
Tandon ini berisikan air sisa dari mesin cup sealer yang telah difiltrasi dan
akan dialirkan ke proses produksi kembali.
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya digunakan untuk proses produksi,
perakitan atau untuk dijual kembali. Persediaan dapat berupa bahan mentah,
barang pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang (Eddy
Harjanto, 2008). Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan
sumber daya mungkin internal ataupun eksternal. Permintaan meliputi persediaan
bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan
pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian
keluaran produk perusahaan.
Semakin tinggi harga bahan baku yang digunakan perusahaan tersebut, maka
untuk mencapai sejumlah persediaan tertentu akan memerlukan dana yang
semakin besar pula. Dengan demikian, biaya modal dari modal yang tertanam
dalam bahan baku akan semakin besar pula.
3. Biaya-biaya Persediaan
Biaya-biaya persediaan ini dikenal dengan tiga macam biaya persediaan, yaitu
biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya tetap persediaan. Biaya
penyimpanan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya semakin besar
apabila jumlah unit bahan yang disimpan di dalam perusahaan tersebut
semakin tinggi. Biaya pemesanan merupakan biaya persediaan yang
jumlahnya semakin besar apabila frekuensi pemesanan bahan baku yang
digunakan dalam perusahaan semakin besar. Biaya tetap persediaan
merupakan biaya persediaan yang jumlahnya tidak terpengaruh baik oleh
jumlah unit yang disimpan dalam perusahaan ataupun frekuensi pemesanan
bahan baku.
4. Kebijaksanaan Pembelanjaan
Kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan di dalam perusahaan akan
berpengaruh terhadap penyelenggaraan persediaaan bahan baku dalam
perusahaan tersebut. Seberapa besar dana yang dapat digunakan untuk
investasi di dalam persediaan bahan baku tentunya juga tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan apakah dana untuk persediaan bahan baku ini dapat
memperoleh prioritas pertama, kedua atau justru yang terakhir dalam
perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, tentunya finansial perusahaan
secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
membiayai seluruh kebutuhan persediaan bahan bakunya.
5. Pemakaian Bahan
Hubungan antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian
senyatanya di dalam perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan
pelaksanaan proses produksi akan lebih baik apabila diadakan analisis secara
teratur, sehingga akan dapat diketahui pola penyerapan bahan baku tersebut.
Dengan analisis ini, maka dapat diketahui apakah model peramalan yang
digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini sesuai dengan
32
pemakaian senyatanya atau tidak. Revisi dari model yang digunakan tentunya
akan lebih baik dilaksanakan apabila ternyata model peramalan penyerapan
bahan baku yang digunakan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
6. Waktu Tunggu
Waktu tunggu merupakan tenggat waktu yang diperlukan antara saat
pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku
yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan bahan baku yang akan digunakan
oleh perusahaan tersebut tidak memperhitungkan waktu tunggu, maka akan
terjadi kekurangan bahan baku (walaupun sudah dipesan) karena bahan baku
tersebut belum datang ke perusahaan. Namun demikian, apabila perusahaan
tersebut memperhitungkan waktu tunggu ini lebih dari yang semestinya
diperlukan, maka perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengalami
penumpukan bahan baku dan keadaan ini akan merugikan perusahaan yang
bersangkutan.
7. Model Pembelian Bahan Baku
Model pembelian bahan baku yang digunakan perusahaan akan sangat
berpengaruh terhadap persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan. Model
pembelian yang berbeda akan menghasilkan jumlah pembelian optimal yang
berbeda pula. Pemilihan model pembelian yang akan digunakan oleh suatu
perusahaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan
baku untuk masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Karakteristik
masing-masing bahan baku yang digunakan dalam perusahaan dapat dijadikan
dasar untuk mengadakan pemilihan model pembelian yang sesuai dengan
masing-masing bahan baku dalam perusahaan tersebut. Sampai saat ini, model
pembelian yang sering digunakan dalam perusahaan adalah model pembelian
dengan kuantitas pembelian yang optimal (EOQ).
8. Persediaan Pengaman
Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam
perusahaan, maka diadakan persediaan pengaman (safety stock). Persediaan
pengaman digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan bahan baku atau
keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli oleh perusahaan. Dengan
adanya persediaan pengaman, maka proses produksi dalam perusahaan dapat
33
berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan bahan baku. Walaupun bahan baku
yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari waktu yang diperhitungkan,
persediaan pengaman ini akan diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu,
dimana jumlah ini merupakan suatu jumlah tetap di dalam suatu periode yang
telah ditentukan sebelumnya.
9. Pembelian Kembali
Dalam melaksanakan pembelian kembali tentunya manajemen yang
bersangkutan akan mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu yang
diperlukan di dalam pembelian bahan baku tersebut. Dengan demikian, maka
pembelian kembali yang dilaksanakan ini akan mendatangkan bahan baku ke
dalam gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak akan terjadi kekurangan
bahan baku karena keterlambatan kedatangan bahan baku tersebut atau
sebaliknya, yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena bahan baku yang
dipesan datang terlalu awal.
adanya perencanaan terlebih dahulu, maka tidak ada artinya, demikian pula
sebaliknya, perencanaan tidak akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya
pengawasan.
b. Biaya kerusakan dan penyusutan yaitu biaya yang timbul akibat adanya
kerusakan atau penyusutan barang karena bertanya atau jumlahnya
berkurang sehingga akan mengakibatkan adanya biaya tambahan.
c. Biaya gudang yaitu biaya yang timbul akibat adanya persediaan di gudang.
Biaya gudang dan alat yang disewa oleh perusahaan maka biaya gudang
merupakan biaya sewa, sedangkan bila perusahaan memiliki gudang dan
alat sendiri maka biaya gudang merupakan biaya penyusutan maupun biaya
perawatan.
d. Biaya administrasi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk administrasi
persediaan barang yang ada, contohnya seperti upah buruh.
e. Biaya asuransi yaitu biaya yang ditimbulkan untuk menjamin kondisi
barang.
f. Biaya kedaluwarsa yaitu biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan atau
penurunan nilai barang.
2. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan merupakan seluruh pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Pemesanan barang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan baik untuk bahan baku, produk setengah jadi maupun
produk yang jadi. Biaya ini meliputi biaya untuk pembuatan pesanan,
pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, dan biaya penerimaan.
3. Biaya Pembelian (Purchasing Cost)
Biaya pembelian merupakan biaya yang digunakan untuk membeli barang.
Jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang tersebut akan sangat
berpengaruh pada biaya pembelian.
4. Biaya Kekurangan
Biaya kekurangan yaitu biaya yang ditimbulkan apabila ada permintaan
terhadap barang yang kebetulan tidak tersedia di gudang (stock out). Untuk
barang-barang tertentu, pelanggan dapat diminta menunda pembeliannya atau
dengan kata lain pelanggan diminta untuk menunggu.
5. Biaya Sistemik
Biaya sistemik adalah biaya yang meliputi biaya perancangan dan perencanaan
persediaan, sistem persediaan, dan ongkos-ongkos untuk mengadakan
36
Karton lipat atau kardus merupakan jenis pengemas yang populer karena
praktis dan murah. Dalam perdagangan disebut juga folding carton (FC), dan
digunakan untuk mengemas bahan hasil produksi atau jenis-jenis barang lainnya.
Bahan yang banyak digunakan untuk membuat kardus adalah cylinder board yang
terdiri dari beberapa lapisan, dan bagian tengahnya terbuat dari kertas-kertas daur
ulang, sedangkan kedua sisi lainnya berupa kertas koran murni dan bahan murni
yang dipucatkan. Untuk memperbaiki sifat-sifat kardus, maka dapat dilapisi
dengan selulosa asetat dan polivinil klorida (PVC) yang diplastisasi. Kardus juga
dapat digunakan sebagai media promosi produk, penggunaan desain yang unik
dan menarik dapat perhatian pembeli.
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.10 Kardus Normal
37
38
Jenis dan bentuk dari box yang normal atau standard terkenal dengan nama box
4 Flap merupakan tipikal box yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-
hari. Bentuk box ini dibuat dalam bentuk yang sederhana yaitu memenuhi
dimensi panjang, lebar dan tinggi. Dilengkapi dengan tutup atas dan bawah
yang akan saling bertemu ketika dilipat. Box dengan jenis ini biasa digunakan
sebagai box untuk perdagangan atau stok barang-barang yang dijual seperti air
minum, makanan, cemilan dan masih banyak lagi.
2. Overlap
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.11 Kardus Overlap
Jenis box yang termasuk dalam tipikal overlap pada dasarnya memiliki bentuk
yang hampir sama dengan jenis box dengan bentuk standar. Hal yang
membedakan box bentuk overlap dengan box bentuk standar adalah tutup pada
bagian atas dan bawahnya yang dibuat tumpang tindih ketika dipertemukan.
Box dengan jenis seperti ini biasa digunakan sebagai pengemasan atau
pengiriman dari produk yang termasuk dalam kategori garmen, plastik dan
sejenisnya.
3. Full Overlap
Box dengan tipe semacam ini memiliki bentuk dasar yang hampir sama dengan
box dalam tipe overlap maupun box standard. Seperti juga box tipe overlap,
box tipe full overlap memiliki karakteristik yaitu ujung flap yang akan
menutupi sampai dengan ujung dari box ketika ditutup. Box dengan jenis
overlap juga dipergunakan dalam pengemasan dan distribusi dari produk
seperti plastik, kain dan sejenisnya. Berikut contoh gambar box full overlap.
39
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.12 Kardus Full Overlap
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.13 Kardus Telescope Box
Berbeda dari ketiga tipe box sebelumnya yang menjadi satu kesatuan utuh, box
dengan jenis top – bottom memiliki bagian box yang dibagi menjadi bagian
atas (top) dan bagian bawah (bottom). Box dengan jenis ini memiliki dimensi
panjang, lebar dan tinggi dengan bagian atas akan tepat melengkapi ukuran dari
40
box bagian bawah dan menutup box ini dengan rapat. Box dengan tipe top –
bottom biasa digunakan dalam distribusi kain, makanan maupun suku cadang.
5. Die – cut (E)
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.14 Kardus Die-Cut (E)
Box dengan tipe die – cut adalah box yang hampir mirip dengan box dengan
tipe standar namun terdapat lubang ventilasi maupun lubang pegangan di
sisinya. Box tipe die – cut biasa digunakan sebagai pengemasan minuman,
makanan, box untuk arsip dan urusan lain yang sejenis.
6. Corrugated Cardboard/Offset Corrugated Box.
41
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.15 Kardus Offset Corrugated Box.
Box dengan tipe ini menggabungkan antara teknik printing offset , karton box,
maupun die cut dengan teknik laminasi (menggabungkan antara kardus dengan
offset). Box ini sering digunakan untuk agar terlihat lebih menarik bagi
pembeli.
7. Color Box
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Box yang satu ini penuh dengan warna karena penampakannya yang menarik
tidak jarang customer ingin membuat box jenis ini.
8. Layer (Full & Half)
42
(Sumber : www.amazon.com)
Gambar 2.17 Kardus Layer
Box dengan tipe layer memiliki ciri khusus dibandingkan dengan box dalam
tipe standar yaitu adanya lapisan karton yang berperan sebagai sekat atau
pemisah serta dapat juga menjadi pelindung bagi barang yang disimpan di
dalam box tersebut.
9. Layer Creasing
(Sumber : www.dinastindopratama.com)
Gambar 2.18 Kardus Creasing
Box tipe layer creasing dibuat dalam bentuk lembaran dari karton. Box
semacam ini dibuat untuk dipergunakan dalam sekat yang digunakan untuk
membentuk lipatan atau sering digunakan sebagai box untuk kain. Box
43
semacam ini sering dipakai untuk barang dagangan seperti sprei atau bed
cover.
10. Partition
\
(Sumber : www.indiamart.com)
Gambar 2.19 Kardus Partition
Jenis lain yang dapat ditambahkan dalam box adalah partition. Partition
merupakan bentuk lembaran dari karton yang diletakkan secara bersilang atau
disekat-sekat. Penambahan partition dalam box penting dilakukan terutama
untuk pengepakan produk barang seperti botol minuman, obat, kecap, saus dan
barang lain yang sejenis.
11. Standing Display
44
(Sumber : www.holidaypac.com)
Gambar 2.20 Kardus Standing Display
Model ini mungkin paling lain daripada yang lain karena tidak berbentuk
kemasan box namun berbentuk seperti rak display, fungsi utama dari standing
display cardboard box adalah tempat promosi barang-barang istimewa seperti
produk terlaris (best seller), produk utama, atau produk terbaru. Fungsi lain
juga sebagai alat bantu promosi.
45
CV Tirta Sasmita membeli kardus dari CV Yang Shui Abadi yang terletak
di Bogor, Pembelian dilakukan dengan memperhatikan jumlah persediaan, ketika
jumlah persediaan sedikit maka akan dilakukan pembelian karton. Pembelian
46
Jumlah Kardus
Tanggal
Jumlah (buah) Jumlah (25 buah/bal)
Pada CV Tirta Sasmita bahan baku seperti lid, kardus, cup, strow, dan
lakban disimpan pada gudang persediaan. Gudang persedian berada bersebelahan
dengan ruang produksi agar mepersingkat waktu pengambilan bahan baku saat
dibutuhkan dan mempermudah proses pengambilan bahan baku. Berikut data
persediaan kardus pada gudang persediaan CV Tirta Sasmita :
Juli 2020 14
Januari 2021 0
Februari 2021 0
April 2021 0
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
50
51
Bahagia, Senator Nur. 2006. Sistem Inventori. Bandung : Penerbit ITB Hal. 7,
11, 14.
Handoko, T. Hani. 1999, Dasar- Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
7. BPFE : Yogyakarta.
https://www.dinastindopratama.com/mengulik-karton-box-berbagai-type-dan-
berkualitas.html/. Diakses Pada 09 Juli 2021. 20.00 WIB
LAMPIRAN