2.1 Pendahuluan
Mesin bubut berfungsi untuk mengerjakan (membuat) benda-kerja yang
berbentuk silindris, baik benda pejal (membubut luar), maupun lubang
(membubut dalam), serta dengan diameter tetap (membubut rata) atau diameter
berubah (membubut tirus). Mesin bubut juga dapat untuk membuat ulir serta
kartel.
Gerak-utama mesin bubut dijalankan oleh motor listrik penggerak
melalui mekanisme pengatur kecepatan putar, yang disebut mekanisme gerak-
utama. Pada mekanisme gerak-utama terdapat poros keluaran yang berfungsi
untuk melakukan gerak-utama memutar benda-kerja. Poros ini disebut poros-
utama atau spindel. Pada ujung spindel dipasang alat pemegang benda-kerja.
Gerak suap/ pemakanan/ feeding mesin bubut dapat dijalankan menggunakan
tangan atau disetel bergerak otomatis, yang sumber gerakannya diperoleh dari
perputaran poros-utama, ini berarti kecepatan pemakanan otomatis merupakan
fungsi kecepatan putar benda-kerja. Sifat hubungan tersebut yang
memungkinkan mesin bubut dapat digunakan untuk membuat ulir.
Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, terdapat beberapa jenis mesin bubut,
antara lain :
a. Mesin bubut senter.
Mesin bubut senter merupakan jenis mesin bubut horizontal yang
paling banyak dipergunakan di bengkel-bengkel produksi. Mesin ini bekerja
dengan bantuan kepala-tetap yang merupakan tempat kedudukan roda-gigi-
roda-gigi penghubung antara motor penggerak dengan poros-utama. Adanya
melayani eretan depan dan eretan belakang. Dengan demikian mesin dapat
bekerja lebih efektif. Pelat-pelat penyetelnya sedemikian besarnya, sehingga
sebagian berada di bawah permukaan tanah yang ditembok.
Kerugian mesin bubut kepala adalah, pemasangan benda-kerja
memerlukan waktu yang lama dan sering dibutuhkan alat pengangkat
sehubungan dengan berat benda-kerja.
c. Mesin bubut korsel
Apabila dilihat dari orientasi sumbu-utamanya, mesin bubut ini
termasuk mesin bubut vertikal. Fungsi mesin ini hampir sama dengan mesin
bubut muka, yaitu untuk membubut benda-kerja yang mempunyai ukuran
diameter besar, tetapi karena posisi pelat setelnya horizontal, maka
pencekaman benda-kerjanya jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan
mesin bubut muka, disamping itu benda-kerja yang lebih panjang masih
dapat dibubut
Gambar 2. 6 Kepala-tetap
Gambar 2. 7 Kepala-lepas
2
3
4
5
6
7
alur
chip
breaker a. Berbentuk alur
pada bidang geram
datar
b. Berbentuk datar
pada bidang geram
Brass
Carbide
Baja carbon
drive plate
benda-kerja
lathe dog
drive plate
lathe dog
Keterengan gambar :
1. benda-kerja
2. baut
3. balok siku
4. klem
5. baut klem
6. balok klem
7. penyeimbang
kolet
kolet
(a)
(b)
Gambar 2. 20 Penyangga-tetap
2. Penyangga-jalan
Penyangga-jalan dipasang pada eretan (carriage), berfungsi untuk
menyangga (menumpu) benda-kerja agar tidak lentur (terdefleksi) pada
saat dikerjakan.
Gambar 2. 21 Penyangga-jalan
2.4.8 Senter
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, senter dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Senter-tetap
Senter-tetap adalah senter yang bagian ujungnya tidak dapat berputar,
digunakan untuk mendukung (menumpu) benda-kerja pada sumbunya
(pada sumbu benda-kerja di senter drill terlebih dahulu). Penggunaan
senter-tetap ini biasanya berpasangan dengan pelat-pembawa yang
keduanya dipasang pada poros-utama mesin dan senter-putar dipasang
pada kepala-lepas. Pencekaman menggunakan pasangan senter-tetap,
pelat-pembawa dan senter-putar ini dilakukan untuk proses pembubutan
diantara dua senter
Gambar 2. 22 Senter-tetap
2. Senter-putar
Senter-putar adalah senter yang bagian ujungnya dapat berputar,
digunakan untuk mendukung (menumpu) benda-kerja pada sumbunya
(pada sumbu benda-kerja di senter drill terlebih dahulu) yang dipasang
pada kepala-lepas, sedang ujung benda-kerja lainya dapat didukung
dengan pasangan senter-tetap dan pelat-pembawa (pembubutan diantara
dua senter) atau dicekam dengan pencekam benda-kerja (chuck), hal ini
dilakukan bila bagian benda-kerja yang dicekam hanya sedikit / pendek,
sehingga dengan dukungan senter-putar diujung yang lain pencekaman
akan semakin stabil.
Gambar 2. 23 Senter-putar
2.4.10 Kartel
Kartel adalah alat potong yang digunakan untuk membuat permukaan
benda-kerja menjadi kasar, dengan tujuan agar permukaan tersebut tidak licin
pada waktu dipegang.
Gambar 2. 25 Kartel
Balok-geser
Baut penghubung
Batang pemandu tirus
Eretan-melintang
Benda-kerja
Kepala-lepas
Badan kepala-lepas
Alas kepala-lepas
Poros-utama
Bila AB kita samakan dengan l , kita membuat kesalahan yang kecil sekali,
karena hanya kecil
2
Sehingga persamaan diatas menjadi
D-d
X : AB :l
2
D-d
X: L :l
2
D-d
X L
2l
X tan L atau X L Sin
2 2
Dimana :
X = penggeseran kepala-lepas [mm]
D = diameter terbesar tirus [mm]
d = diameter terkecil tirus [mm]
l = panjang bagian tirus [mm]
L = panjang keseluruhan benda-kerja [mm]
Bila garis-garis sumbu dari dua atau lebih silinder pada sebuah benda-kerja
sejajar (tidak sesumbu), benda-kerja tersebut dinamakan eksentris. Jarak antara garis
sumbu pada benda-kerja disebut eksentrisitas (e).
Untuk benda-kerja yang pendek dengan satu bagian yang eksentris, seperti terlihat
pada gambar 2.30 a ,pemasangan benda-kerja dapat dicekam dan daiatur
kedudukannya pada pencekam empat rahang tak serempak (independent) (gambar
2.30 b )
Benda-kerja eksentris
a b
Gambar 2. 30 (a) Benda-kerja eksentris pada satu ujungnya
(b) Pencekaman benda-kerja eksentris
Pahat ulir-dalam
Pahat ulir-luar
Berdasarkan arah alurnya ulir dibedakan menjadi dua, yaitu ulir kanan dan
ulir kiri. Ulir kiri hanya digunakan untuk keperluan khusus.
Berdasarkan jalannya, ulir dibedakan menjadi tiga, yaitu ulir tunggal, ulir
ganda dan ulir tripel. Contoh masing-masing dapat dilihat pada gambar 2.34
Benda-kerja
Senter-putar
Mal ulir
Pahat ulir
Misalkan akan dibuat ulir 4 12 kisar per inch , pada tabel 2.1 ditunjukkan saat
menjalankan pahat ketika lonceng-ulir menunjukkan garis bernomor-1 dan
bernomor-3. Di antara garis bernomor-1 dan bernomor-3 berbentuk setengah
lingkaran yang terbagi empat oleh tiga garis tanda, yaitu garis bernomor-2 dan
dua garis tak bernomor di antara garis bernomor.
Dengan demikian ulir 4 12 kisar per inch dapat dibuat berganda-2 atau
berganda-4, dengan pengaturan sebagai berikut :
Ulir 4 12 kisar per inch tunggal :
Menjalankan pahat (memutar tuas lonceng-ulir) dilakukan ketika lonceng
ulir menunjuk garis bernomor-1 atau bernomor-3, bisa bergantian bisa juga
salah satu nomor saja.
Ulir 4 12 kisar per inch ganda-2
Lintasan satu saat lonceng-ulir menunjuk nomor-1 atau nomor-3
Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk nomor-2 atau nomor-4
Ulir 4 12 kisar per inch ganda 4
Lintasan satu saat lonceng-ulir menunjuk nomor-1 atau nomor-3
Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk garis tak bernomor di antara
nomor-1 dan nomor-nomor-2
Lintasan tiga saat lonceng-ulir menunjuk nomor-2 atau nomor-4
Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk garis tak bernomor di antara
nomor-2 dan nomor-nomor-4.
Z1 1 1 1
x
Z2 8 2 4
Z1 Z3 1 1 30 25
x x x ; Z1 30 Z2 60 Z3 25 Z4 100
Z2 Z4 2 4 60 100
Z1 x Z2 Z3 15 jumlah gigi
Z3 x Z4 Z2 15 jumlah gigi
Contoh soal
Terangkan cara-cara pembubutan bentuk tirus yang dapat dilakukan dengan
mesin bubut.
Jawab
Proses pembuatan bentuk tirus pada mesin bubut dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggeseran eretan-atas
Cara ini biasanya dilakukan untuk pembuatan bentuk tirus yang pendek,
tetapi dapat digunakan dalam pembuatan bentuk tirus dengan sudut
kemiringan yang kecil maupun yang besar. Kekurangan dari cara ini, bahwa
proses pemakanan harus dilakukan dengan manual.
Dd
x L
2 l
keterangan :
x = jarak penggeseran posisi kepala-lepas
L = panjang benda-kerja
l = panjang bagian tirus
D = diameter bagian yang besar
d = diameter bagian yang kecil
Soal.
1. Sebutkan fungsi mesin bubut !
2. Sebutkan bagian-bagian utama mesin bubut !
3. Terangkan fungsi bagian-bagian utama mesin bubut !
4. Terangkan cara-cara pencekaman benda-kerja pada mesin bubut !
5. Jelaskan cara pembuatan ulir pada mesin bubut !
6. Apa yang anda ketahui tentang lonceng-ulir ?
7. Jelaskan mengapa benda kerja perlu dikartel !
8. Terangkan proses kerja dalam pembuatan bentuk kartel
9. Hitunglah waktu kerja untuk membuat bentuk benda-kerja seperti gambar
dibawah, apabila diketahui kecepatan potong 24 m/menit dan kecepatan
pemakanan 0,05 mm/put, sedang ukuran bahan 72 mm x 225 mm
40 60 20 60 40
Pendahuluan
Mesin freis adalah salah satu jenis mesin-perkakas dimana dalam melakukan
proses pemotongan menggunakan pahat-potong bermata jamak, dengan gerak
utama berputar dilakukan oleh pahat freis, sedangkan gerak pemakanan
dilakukan oleh benda-kerja (untuk kasus tertentu dilakukan oleh pahat), serta
gerak penyetelan (mengatur kedalaman pemotongan) dilakukan oleh benda-
kerja (untuk kasus tertentu dilakukan oleh pahat).
3.3.1 Kepala
Pada bagian ini poros-utama (spindel) mesin freis berada dan pada poros ini
pahat-freis (cutter) dipasang menggunakan alat pencekam pahat yang sesuai
dengan jenis pahatnya.
Keterangan :
1. penyangga
2,3,4,6,7 ring penekan (collar)
5. pahat-freis
8. badan mesin
3. Collet adaptor
Pencekam ini digunakan untuk mencekam pahat-freis yang bertangkai
silindrik.
Keterangan :
1. pemegang collet
2. collet
3. mur penekan
2
1 3
5. Boring head
Pencekam ini digunakan untuk mencekam pahat-freis yang bertangkai
silindrik dan bermata-potong tunggal.
Keterangan :
1. benda-kerja
2 2. pahat bermata-potong
tunggal
3 3. boring head
6. Pahat-freis
Berdasarkan cara pencekamannya pahat-freis dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Pahat-freis bertangkai silindrik
a b
c d
a b c
d e f
7. Pencekam benda-kerja
Ragum
Ragum berfungsi untuk mencekam benda-kerja yang berukuran relatif
kecil dan mempunyai permukaan yang rata.
Gambar 3. 14 Ragum
Chuck
Chuck berfungsi untuk mencekam benda-kerja yang berukuran relatif
kecil dan berbentuk silindrik. Alat ini dipasang bersama-sama
(dipasang pada) kepala pembagi atau rotary table.
Gambar 3. 15 Chuck
Klem
Klem berfungsi untuk mencekam benda-kerja yang berukuran relatif
besar dan mempunyai permukaan yang rata.
Gambar 3. 16 Klem
8. Kepala pembagi
Kepala pembagi berfungsi untuk membuat bidang banyak beraturan, salah
satu contohnya adalah roda-gigi.
Gambar 3. 19 Meja-putar
Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu :
1. Mengefreis tegak (face milling)
Mengefreis tegak adalah proses pemotongan (penyayatan) permukaan benda-
kerja tegak lurus terhadap sumbu pahat-freis.
2. Mengefreis datar (slab milling)
Mengefreis datar adalah proses pemotongan (penyayatan) permukaan benda-
kerja sejajar terhadap sumbu pahat-freis.
2
1
1 2
Gambar 3. 24 (1) Mengefreis naik, (2) Mengefreis turun
Roda-gigi
A. Sistim Modul
Nama-nama bagian utama roda gigi diberikan pada gambar dibawah.
Adapun ukurannya dinyatakan dengan diameter lingkaran jarak bagi,
yaitu lingkaran khayal yang menggelinding tanpa slip. Ukuran gigi di-
nyatakan dengan jarak bagi lingkar, yaitu jarak sepanjang lingkaran
jarak bagi antara profil dua gigi yang berdekatan.
Ukuran bagian roda gigi yang lebih detail adalah sebagai berikut :
Diameter lingkaran jarak bagi, Pitch diameter D z m
D
Jarak bagi lingkar, Circular pitch t m
z
Tinggi kepala, Addendum a 1 m
Tinggi kaki, Dedendum b 2,2 m
Tinggi gigi, Whole depth of tooth h a b
t
Working depth h a a
k 1 2
Diameter lingkaran kepala, Outside diameter Do D 2a
Untuk pembuatan roda gigi menggunakan mesin freis dengan pisau freis
sistem modul setiap satu ukuran modul disediakan satu set yang berisi 8
keping pisau freis masing-masing adalah sebagai berikut :
Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi ialah dengan jarak bagi
diametral, diametral pitch (DP). Dalam hal ini diameter lingkaran jarak
bagi diukur dalam satuan inch, maka jarak bagi diametral (DP) adalah
jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter lingkaran jarak
bagi dinyatakan sebagai D (in), dan jumlah gigi sebagai N maka
N 1
Jarak bagi diametral, Diametral pitch DP
D in
Hubungan antara jarak bagi diametral (DP) dengan modul (m) adalah
25,4
m
DP
Ukuran bagian roda gigi yang lebih detail adalah sebagai berikut :
Pitch diameter D
N
DP
D
Circular pitch p
N DP
Addendum a
1
DP
Dedendum b
1,157
DP
Whole depth of tooth h a b
t
Working depth h a a
k 1 2
Outside diameter Do D 2a
Tooth thickness t
c
1,5708
DP
Untuk pembuatan roda gigi menggunakan mesin freis dengan pisau freis
sistem diametral pitch setiap satu ukuran disediakan satu set yang berisi 8
keping pisau freis masing-masing adalah sebagai berikut :
Contoh :
Direncanakan pembuatan roda gigi dengan modul 1,75 mm, jumlah gigi 32
buah.
Maka bakalan roda gigi (blank) yang harus dipersiapkan adalah :
Diameter lingkaran jarak bagi, Pitch diameter D z m
D 32 1,75 56 mm
Tinggi kepala, Addendum a 1 m 11,75 1,75 mm
Tinggi kaki, Dedendum b 2,2 m 2,2 1,75 3,85 mm
PSD 3 T MESIN UNDIP
42 / 84
Teknik Pemesinan
Tinggi gigi, Whole depth of tooth
h a b 1,75 3,85 5,6 mm
t
Diameter lingkaran kepala, Outside diameter Do D 2a
Do D 2a 56 2 1,75 59,5 mm
Dari uraian diatas yang perlu diperhatikan adalah :
Diameter bakalan roda gigi (Do) = 59,5 mm
Kedalaman pemotongan = sebesar tinggi gigi (ht)=5,6 mm (untuk mencapai
kedalaman tersebut dilakukan beberapa kali pemotongan)
Langkah pengerjaan :
a. Pasang kepala pembagi pada meja mesin di ujung kiri (kiri operator)
b. Pasang kepala lepas dengan posisi berhadapan dengan kepala pembagi
c. Pasang bakalan roda gigi pada mandrel
d. Pasang pembawa pada mandrel
e. Setting kedudukan cutter terhadap sumbu bakalan roda gigi sedemikian
rupa agar pengaturan kedalaman pemakanan betul-betul menuju sumbu
bekalan roda gigi (penyetingan ini dengan bantuan ujung kepala lepas)
f. Setting jarum engkol (hendel) pada lingkaran yang berjumlah 36 bagian
(36 lubang)
g. Letakan jarum engkol (hendel) pada lubang yang bertuliskan 36
h. Atur lengan pembatas sedemikian rupa agar jarak antar lengan 9 bagian
i. Setting 0 (baca nol) bekalan roda gigi dengan cara menggerakkan meja ke
atas (cutter harus dalam keadaan berputar dan berada di atas bakalan roda
gigi)
j. Lakukan pemakanan untuk gigi pertama (sebetulnya jarak antar gigi)
k. Putar engkol sebesar 1 putaran lebih 9 bagian
l. Lakukan pemakan untuk gigi kedua
m. Putar engkol sebesar 1 putaran lebih 9 bagian, demikian seterusnya
hingga gigi ke 32
n. Bila langkah ke m benar (pembagian betul betul merata sejumlah 32
bagian) ulangi lagi seperti pada langkah ke j hingga m tetapi dengan
kedalaman pemotongan yang lebih besar.
o. Ulangi langkah J hingga n sampai diperoleh kedalaman 5,6 mm.
Waktu-kerja mesin
dn m
Kecepatan potong : vC ; (3.1)
1000 min
v mm
Gerak makan pergigi : fz f ; (3.2)
z n gigi
v f a w cm 3
Kecepatan penghasilan geram : Z ; (3.3)
1000 min
lt
Waktu proses : tC ; menit (3.4)
Vf
Keterangan,
d = diameter pahat freis
n = putaran pahat freis
vf = kecepatan makan
z = jumlah gigi / mata potong
a = kedalaman potong
w = lebar pemotongan
l t = panjang total ( lw + lv + ln)
Ref : Teori & Teknologi PROSES PEMESINAN, Taufiq Rochim
PSD 3 T MESIN UNDIP
47 / 84
Teknik Pemesinan
Perencanaan pemesinan
Dari persamaan 3.1
dn m
Kecepatan potong : Vc ;
1000 min
50 n m
25
1000 min
25000
n rpm
3,14 50
159 rpm
160 rpm (dipilih dari tabel mesin)
Lebar permukaan (W) belum diperhitungkan, bila W diperhitungkan, bagaimana harga tC ?
PSD 3 T MESIN UNDIP
48 / 84
Teknik Pemesinan
Soal
a b
Pendahuluan
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang fungsi utamanya untuk membuat
bidang rata. Disamping itu dapat digunakan pula untuk membentuk alur persegi,
alur ekor-burung dan sebagainya.
Arah gerak utama mesin sekrap ini adalah vertikal yang dilakukan oleh pahat
sekrap, mesin sekrap vertikal sering dinamakan mesin slotter.
4. Mesin planer
PSD 3 T MESIN UNDIP
52 / 84
Teknik Pemesinan
Menurut gerakannya mesin planer sama dengan mesin sekrap, yaitu gerak
lurus maju-mundur. Perbedaannya ada pada gerak utamanya yang dilakukan
oleh meja sebagai tempat kedudukan benda kerja.
1. Penggerak mekanik
1 4
5
2
6
3
10
8
7 11
12
1. Lengan
Bagian ini berfungsi untuk mengubah gerakan berayun lengan ayun menjadi
gerakan translasi maju mundur, pada saat gerak maju pahat melakukan
pemotongan sedangkan pada saat gerak mundur tidak.
Pada ujung lengan tersebut terdapat eretan dimana tool post, tool holder dan
pahat sekrap dipasangkan.
2. Pengikat lengan
Berfungsi untuk mengikat antara lengan dengan mata rantai yang terpasang
pada ujung lengan ayun, agar pada waktu lengan ayun berayun maka lengan
akan bergerak maju mundur.
3. Hantaran lengan
Bagian ini sebagai pengarah (guide) gerakan lengan maju mundur
PSD 3 T MESIN UNDIP
55 / 84
Teknik Pemesinan
5. Eretan vertikal
Bagian ini berfungsi untuk melakukan gerakkan :
Pengaturan/ penyetelan kedalaman pemakanan pada proses sekrap rata
Pemakanan (feeding) pada proses sekrap rata vertikal
Pemakanan (feeding) pada proses sekrap rata menyudut
Pemakanan (feeding) pada proses sekrap alur
6. Tool post
Berfungsi untuk menempatkan tool holder dan pahat sekrap, tool post ini
dipasang pada ujung eretan dan tool holder dipasang padanya dengan ikatan
engsel sehingga pada waktu langkah mundur pahat tidak melukai benda kerja.
a b
Gambar 4. 12 (a) Posisi pahat pada saat bergerak maju, (b) Posisi pahat pada
saat bergerak mundur
Pada mesin yang baik, untuk menghindari rusaknya benda kerja akibat
gerakan mundur pahat ini dipasang pengangkat pahat (tool lifter).
PSD 3 T MESIN UNDIP
56 / 84
Teknik Pemesinan
7. Meja mesin
Berfungsi untuk menempatkan benda kerja, atau ragum pencekam benda
kerja.
Hantaran gerak
vertikal
Meja mesin
Hantaran gerak
horizontal
Pahat sekrap
Bentuk pahat sekrap mirip dengan pahat bubut, dimana perbedaannya ada pada
bentuk-bentuk sudut potongnya. Terdapat tiga macam bentuk utama pahat sekrap,
yaitu pahat kasar, pahat halus, dan pahat bentuk (pahat profil).
a b c d
a b c d
Gambar 4. 16 Pahat halus
a. pahat halus berujung radius
b. pahat halus berujung rata
c. pahat halus lurus
d. pahat halus berbentuk leher angsa
a b c d
a. pahat alur
b. pahat samping
c. pahat alur-T
d. pahat ujung lengkung
a a
d
c
Keterangan :
a. langkah potong
b. langkah balik
c. gerak pemakanan
d. gerak penyetelan
Panjang langkah L = l + la + lb
Z langkah
B
S
t menit
Z
n
Contah soal : Sebutkan cara mengatur kedudukan langkah pada mesin sekrap
1. Memutar tuas pengunci pada pengatur kedudukan langkah yang ada diatas lengan
ayun berlawanan arah jarum jam
2. Menggeser posisi tuas pengunci sesuai dengan arah yang dikehendaki (maju atau
mundur)
3. Kencangkan kembali tuas pengunci, dengan cara memutar searah jarum jam.
4. Periksa apakah posisi kedudukan langkah sudah sesuai atau belum, dengan cara
menghidupkan mesin
5. Apabila posisi kedudukan langkah belum sesuai, ulangi langkah di atas hingga
didapat langkah yang sesuai.
Soal :
Pendahuluan
Penggerindaan adalah operasi pemotongan, benda kerja yang telah dikeraskan
(pada umumnya) agar diperoleh permukaan yang halus dengan menggunakan
batu gerinda sebagai alat potong, yang melakukan gerak utama berputar.
Batu gerinda dibuat dari butir asahan/ serbuk abrasif yang keras dan tajam,
dicampur bahan perekat dicetak menjadi bermacam-macam bentuk.
Pemotongan terjadi akibat gesekan butiran tajam di bagian permukaan batu
gerinda yang berputar dengan permukaan benda kerja.
Agar mampu melaksanakan pemotongan, batu gerinda harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
1. Lebih keras dari pada benda kerja yang digerinda
2. Tahan temperatur tinggi
3. Butiran yang tumpul dapat terlepas dari permukaan batu gerinda, agar
permukaan batu gerinda selalu tajam.
2. Gerinda berdiri
4. Gerinda sabuk
g
Teknik Pemesinan
8. Gerinda silindris
Batu gerinda
Batu gerinda dibuat dari dua elemen dasar yakni butir asahan/ serbuk abrasif dan
bahan pengikat, dari kedua elemen tersebut batu gerinda dibuat menjadi
bermacam-macam bentuk dan ukuran.
A. Butir asahan/ serbuk abrasif
Ada 5 jenis serbik abrasif yakni :
1. Aluminium axide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
Penggerindaan baja paduan yang keras dan tidak tahan panas
2. Silicon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
dengan kekuatan tarik rendah (nonferrous)
Penggerindaan besi cor
3. Campuran aluminium oxide dan silikon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan material khusus (special alloys)
4. Cubic boron nitride
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan umum dan proses penghalusan
Penggerindaan baja perkakas yang telah dikeraskan
5. Intan
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan karbida baik kondisi kering maupun dengan cairan
pendingin.
B. Bahan pengikat
Jenis bahan pengikat butir asahan/ serbuk abrasif sangat menentukan
karakteristik batu gerinda dalam kaitannya dengan keberhasilan
penggerindaan.
Ada 5 jenis bahan pengikat yakni :
1. Keramik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur kerja yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang berpori-pori
Tidak tahan beban kejut
Tidak tahan terhadap fluktuasi temperatur yang besar
2. Silika
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kurang kuat bila dibanding keramik
Tidak menimbulkan panas yang berlebihan
3. Karet
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Menghasilakn permukaan yang halus
Menimbulkan panas yang tinggi bila kondisi penggerindaan berat
Dapat digabung/dicampur serat penguat
PSD 3 T MESIN UNDIP
67 / 84
Teknik Pemesinan
4. Plastik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Ikatannya kuat sampai pada temperatur yang cukup tinggi
5. Shellac
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Menghasilkan permukaan yang halus
6. Metal
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang bersifat penghantar arus listrik
Cocok untuk mengikat butir asahan/ serbuk abrasif dari intan
Sangat kasar 6 8 10 12
Kasar 14 16 20 24
Sedang 30 36 46 54 60
Halus 70 80 90 100 120
Sangat halus 150 180 220 240
Ukuran tepung 280 320 400 500 600
4. Kondisi
Batu gerinda lunak dianjurkan digunakan pada mesin yang kokoh, mesin
ringan dianjurkan menggunkan batu gerinda keras.
5.3.8 Penyetimbangan
Tujuan penyetimbangan
Penyetimbangan (balancing) roda gerinda dilakukan agar massa batu gerinda
beserta alat pencekamnya setimbang terhadap sumbu poros pemutarnya.
Perlengkapan penyetimbangan
1. Dudukan poros batu gerinda.
a b
Gambar 5. 11. (a) Dudukan menggunakan roll
a b
Gambar 5. 12. (a) Poros penyetimbang tanpa ulir
(b) Poros penyetimbang menggunakan ulir
3. Pencekam batu gerinda
a b c
Gambar 5. 13. (a) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang tidak dapat dilepas
(c) Pencekam dengan 2 bobot penyetimbang yang dibelah
Langkah-langkah penyetimbangan
1. Lepas seluruh bobot penyetimbang dari pencekam batu gerinda, pada
jenis yang tidak dapat dilepas tempatkan (posisikan) ketiga bobot
penyetimbang pada jarak yang sama antara satu dengan yang lain.
a b
Gambar 5. 14. (a) Bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Posisi bobot penyetimbang jenis yang tidak bisa dilepas
2. Dressing batu gerinda agar permukaan batu gerinda satu pusat (sesumbu)
a b
Gambar 5. 15. (a) Dressing permukaan batu gerinda
(b) Permukaan batu gerinda yang tidak sepusat
3. Tempatkan dudukan penyetimbang pada tempat yang rata agar stabil
4. Pasang poros penyetimbang pada pencekam batu gerinda
Gambar 5. 18. Bagian yang berat dari batu gerinda akan berada di bawah
8. Pasang salah satu bobot penyetimbang pada arah segaris dengan sumbu
poros dan tanda kapur
10. Latakkan kembali batu gerinda pada dudukannya dengan posisi seperti
gambar 5. 22
11. Bila batu gerinda bergulir seperti arah panah maka dua bobot
penyetimbang harus digeser menjauhi bobot penyetimbang pertama,
tetapi bila bergulir dengan arah kebalikan yang pertama, maka dua bobot
penyetimbang digeser mendakati bobot penyetimbang pertama.
12. Batu gerinda dianggap setimbang bila bisa berhenti disetiap posisi
a
b
a b
c
Macam-macam penggerindaan
1. Penggerindaan datar
a b
Penggerindaan silindris
Penggerindaan silindris luar
a
b
Gambar 5. 29. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Penggerindaan silindris dalam
Penggerindaan tirus
Penggerindaan tirus luar
a b
Gambar 5. 31. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Waktu penggerindaan
1. Penggerindaan datar
l b x
Waktu penggerindaan t m
v 1000 s
Keterangan :
l = panjang benda kerja [mm]
b = lebar benda kerja [mm]
x = jumlah penurunan batu gerinda
v = kecepatan meja [mm/min]
s = kecepatan penggeseran meja [mm/langkah]
2. Penggerindaan silindris
l x
Waktu penggerindaan t m
n s
Keterangan :
l = panjang benda kerja [mm]
x = jumlah pemakanan (penambahan kedalaman)
n = putaran benda kerja [rpm]
s = kecepatan penggeseran meja [mm/putaranbenda kerja]