Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
resmi praktikum ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan resmi praktikum ini berisi tentang laporan kerja mesin bubut. Adapun
laporan resmi praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan dan
Pengerjaan Logam
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, antara
lain:
1. Kepada Bapak Ir. Amiadji, ST., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Bahan dan Pengerjaan Logam
2. Kepada Bapak Didik Dwi Santoso selaku kepala laboratorium mesin kapal dan
staff-staff laboratorium yang membantu dalam proses pengerjaan praktikum.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua yang
membacanya.
Penulis
ABSTRAK
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang banyak digunakan dì
industri manufaktur, bengkel teknik, lembaga pendidikan vokasional, kursus atau pelatihan
mesin dan lain-lain. Mesin bubut digunakan untuk membuat berbagai jenis produk atau
benda kerja yang dilakasanakan dengan cara pemotongan benda kerja. Proses pemotongan
benda kerja ini dikakukan dengan cara menyayat benda kerja yang berputar oleh suatu alat
potong (pahat) yang digerakkan secara lurus (translasi) dalam arah sejajar maupun
melintang sumbu benda kerja. Mesin bubut ini sering digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
ABSTRACT
Lathe is one of the most widely used machine tools in manufacturing industry,
engineering workshops, vocational education institutions, training courses and machinery and
others. Lathes are used to create various types of products or workpieces by cutting workpieces.
The process of cutting the workpiece is nailed by cutting a rotating workpiece by a cutting tool
(sculpture) which is moved perpendicularly (translations) in a parallel or transverse direction of
the workpiece axis. The lathe is often used for more varied work and requires a high degree of
accuracy.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Abstrak
Bab I Pendahuluan
1.3 Manfaat
Bab II Dasar Teori
Bab IV Penutup
4.1 Pertanyaan
4.2 Kesimpulan
4.3 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin
selain menguasai teori tentang mesin perkakas. Salah satunya adalah mesin bubut.
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk
benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan.
Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-
komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain
machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-
mesin yang lainnya. Pada bidan marine engineering pun mesin ini sangatlah dibutuhkan,
untuk itu sangatlah dibutuhkan seseorang yang profesional dalam bidang mesin kapal
yang dasarnya mesin-mesin tersebut membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut secara manual
BAB II
DASAR TEORI
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir
kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar
benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini,
maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk
silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja
melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui
roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
beberapa tuas/handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat
sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau
Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada
umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula
walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin
bubut standar “Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbeda-beda
cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk
pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan
putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut
dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D”
sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan
mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve)
kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala
lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil,
sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan
untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter
putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan pengeboran
Gambar 2.8 Roda putarpada kepala lepas
(machinedo.blogspot.com)
pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda
putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara
digeser sepanjang alas (bed) mesin. tinggi senter kepala lepas sama dengan tinggi
senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan,
yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter
kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat
dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat,
kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-
macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang
sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi,
sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat
melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan
pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan
hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang
sejajar.
Eretan (carriage)
Gambar
Eretan 2.9 Alas/Bed
(carriage), terdiri Mesin (machinedo.blogspot.com)
dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan
memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 2.10 poin a), berfungsi
untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui
spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus
sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat
pada (Gambar 2.10 poin b), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/otomatis dan
sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top carriage) terlihat pada
(Gambar 2.10 poin c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan
melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan
yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya (Gambar 2.11).
Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih
kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang,
yaitu antara 0,1 s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm.
Skala garis ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk
dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.
adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari
gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk
pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat
dilihat pada (Gambar 2.12)
Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka ari itu,
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).
ganjal, Gambar
karena 2.16
padaPemegang pahatdapatdisetel
bodi pemegang pahat dengan
sudah terdapat dudukan
kedudukan rumah pahat satu buah
rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik
(machinedo.blogspot.com)
yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur
ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila
dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu,
pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah
(Gambar 2.16) dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
lebih dari satu/ multi (Gambar 2.15).
apabila inginmengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu
rumah pahatyang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis
pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu
(multi), padarumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah
Gambar 2.15 Beberapa jenis pemegang pahat dapat
pahat, sehinggaapabila
disetel dengandalam proses
dudukan rumahpembubutan
pahat lebih darimemerlukan
satu beberapa
(machinedo.blogspot.com)
jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya,
karena tidak harus melepas/membongkar pasang rumah pahat yang sudah
terpasang sebelumnya.
yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan
abrasi, dan tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja
dengan unsur karbon yang tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain
Pahat jenis ini mampu mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan
digunakan secara luas untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya
Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida
mendapatkan kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka
dari ikatan ketat yang dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut.
Kekerasannya
memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul dibandingkan
dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan ketahanan
c. Pahat
Baja
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
Gambar 2.18Pahat HCS
tanpa unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
(http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/blog-page.html)
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa
digunakan untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC – 10 m/min) karena sifat
martensit yang melunak pada temperatur sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya
dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena
harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat
ulir. Keuntungannya:
Harganya murah.
(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear resistance
yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-
bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian
elemen elemen lain 2. Krom (Cr): (10% s.d 35% berat) yang membentuk
karbida. 3.Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida
e. Pahat Keramik
nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh. Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1.
Keramik oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium
(TiC) untuk menaikkan kekuatan non-adhesif. Disertai dengan penambahan serat
halus (whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang tidak
f. Pahat CBN
dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material pengikat
Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan
pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk permesinan berbagai jenis
baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memiliki
afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi
kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat
g.
Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil proses
sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat
tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur
tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka
pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi
(ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja
nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).
bentuk yang diinginkan, kita perlu menyesuaikan bentuk pahat dengan gambar
sebagai berikut
Gambar 2.24 Macam-macam bentuk pahat
(http://mesin-mes.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-pahat-bubut-dan-fungsinya.html)
b. Pahat alur
c. Pahat serong
jenis yaitu cekam rahang otomatis dan cekam rahang independen. Pelat cekam
dengan rahang otomatis adalah hanya dengan memutar salah satu engkol lubang
maka semua rahang dapat maju secara bersamaan atau mundur juga secara
bersamaan. Cekam jenis ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang beraturan
atau simetris. Jenis ini paling banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan
pembubutan. (Baca: Jenis pekerjaan pembubutan dengan mesin bubut) Penggunaan
cekam otomatis ini sangat mudah, hanya dengan menempatkan benda kerja pada
mulut rahang kemudian memutar salah engkol lubang, maka benda kerja akan
satu lubang pada cekam rahang hanya dapat bergerak satu saja. Dengan kata lain
masing-masing rahang dapat digerakkan menuju/menjauhi pusat dan rahang lainnya
tidak mengikuti. Cekam jenis ini dapat digunakan untuk menjepit benda kerja dengan
bentuk yang tidak silindris atau tidak beraturan. Cekam ini juga dapat digunakan
untuk mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu senternya
tidak sepusat. Kelemahan cekam independen adalah cara pengaturan posisi benda
kerja yang cukup sulit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Cekam
independen hanya digunakan untuk kebutuhan khusus saja.
(3 jaw chuck), cekam rahang empat (4 jaw chuck) dan cekam rahang enam (6 jaw
chuck). Diantara jenis cekam tersebut yang paling banyak dan sering digunakan
adalah cekam rahang tiga. Cekam ini biasanya adalah cekam dengan gerakan rahang
otomatis, sedangkan cekam rahang 4 biasanya digunakan pada cekam dengan
gerakan rahang independen. Pemilihan penggunaan cekam ini sebaiknya disesuaikan
dengan dokumen work preparation yang telah disusun sebelumnya
terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
f.
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
h. Boring
i. Kartel
(knurling)
Membuat
profil atau
grip
pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang, obeng agar tidak licin.
Gambar 2.30 Knurling
(https://swarfer.co.za/lathe/knurl.php)
Ketarangan :
v : cutting speed (m/min)
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)
b. Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)
νf = f . n
Keterangan :
νf : Feeding speed (mm/min)
f : gerak makan (mm/rev)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)
(D−d)
a=
2
Keterangan :
a : depth of cut (mm)
D : diameter awal pembubutan (mm)
d : diameter akhir pembubutan (mm)
2.7 Aplikasi
Pembubutan di Bidang
Marine dan Non- Marine
2.7.1 Aplikasi Bubut Di Bidang Marine
Pada mesin kapal terdapat piston. Untuk membuat alur pada head
piston kita bisa menggunakan mesin bubut
2.7.2
Aplikasi Bubut di Bidang Non-Marine
1. Pembuatan baut
Baut adalah bentuk pengikat berulir
dengan ulir jantan eksternal
Gambar 2
Kartel
Posisi pahat
3.4 Proses Pembubutan
3.4.1 Proses Pencekaman Benda, Facing, dan Bor Center
1) Menyiapkan alat dan bahan kerja
sumbu benda kerja benar-benar pada posisi center. Sisi lainnya ditumpukan pada
tail stock.
4) Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur tinggi ujung pahat terhadap
sumbu benda kerja.
5) Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi
nol.
8) Jika pemasangan benda kerja dan pahat telah dilaksanakan, hidupkan mesin
dengan menekan tombol hijau dan pembubutan mulai berlangsung.
sedalam 2,5 mm dimulai dari 40 mm dari sisi cekam hingga ke tail shock.
Sehingga terbentuk bagian yang berdiameter 17,5 mm
2) Alur yang diminta adalah dengan kedalaman 2.5 mm daripada diameter semula
selebar 17.5 mm
3) Bubut sedalam 2.5 mm pas ditengah dari bagian benda kerja yang ingin
dibentuk alur lalu perlahan geser eretan bersamaan dengan pahat ke kanan
kerja berputar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Berikut adalah cara melakukan centering benda kerja bubut dengn cekam 4
independent:
1. Masukkan dan putar kunci cekam pada masing-masing lubang penggerak
rahang sehingga semua rahang berada pada garis indeks yang sama pada
permukaan cekam.
2. Masukkan benda kerja ke dalam cekam, sambil memegang benda kerja
putarlah kunci cekam sampai benda kerja dijepit oleh 2 rahang yang saling
berhadapan. Dengan cara yang sama gerakkan rahang-rahang lainnya
sehingga semua rahang menjepit benda kerja
3. Dengan berpedoman pada garis-garis indeks yang terdapat pada permukaan
cekam, aturlah posisi rahang-rahang agar kedudukan benda kerja kira-kira
berada di tengah-tengah cekam.
4. Periksa kedudukan benda kerja sudah sentris atau belum dengan cara
memasang balok penggores pada dudukan yang ditempatkan di atas bed
mesin. Sentuhkan ujung penggores ke pemukaan keliling benda kerja
5. Putar cekam perlahan-lahan dengan tangan sambil memperhatikan apakah
ujung penggores menyentuh terus ke permukaan benda kerja. Jika ujung
penggores tidak menyentuh secara kontinu pada permukaan benda kerja
yang diputar atau ada celah antara ujung penggores dengan permukaan
benda kerja berarti kedudukan benda kerja belum sentris.
6. Untuk memperbaiki kedudukan benda kerja yang belum sentris, kendurkan
rahang di mana terdapat celah tadi dengan jarak setengah dari besarnya
celah. Kemudian ketatkan rahang yang berlawanan dengan rahang yang
dikendurkan tersebut.
7. Ulangi pemeriksaan dan pengaturan ini sampai ujung penggores menyentuh
keseluruhan permukaan benda kerja yang diputar.
4.2 Kesimpulan
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan
pemotongan yang cara kerjanya dengan membuat sayatan pada benda dan
digerakkan melalui sumbu yang berputar secara sejajar dengan benda kerja yang
berputar.
Prosedur menggunakan mesin bubut :
a. Mesin bubut ini tidak bisa terkena cahaya matahari dengan segera.
b. Dalam proses perawatan layaknya pengantian oli pelumasan mesin serta
d. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang
digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
4.3 Saran
1. Posisi pahat dan ukuran seberapa banyak pahat itu memakan benda kerja harus
sangat diperhatikan agar benda kerja tetap terbentuk dengan baik
2. Dalam proses pengerjaan, ukurlah benda kerja dengan jangka sorong secara
berkala agar tidak terjadi kesalahan dalam ukuran benda kerja yang terbentuk
3. Jika pada saat proses pembubutan diameter benda kerja sudah mendekati
diameter yang diinginkan, maka perkecil kedalaman makan pahat sehingga hasil
yang didapat tidak akan terlalu kasar yang nantinya kita akan mengalami
kesusahan saat proses penghalusan.
4. Benda kerja yang sudah terbentuk harus diamplas agar tidak terlihat permukaan
benda kerja yang tidak rata dan juga mencegah terjadinya karat pada permukaan
benda kerja
5. Usahakan pengerjaan benda kerja dengan permukaan yang sehalus mungkin agar
dan cekungan)