Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha

Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
resmi praktikum ini dengan baik dan tepat waktu.

Laporan resmi praktikum ini berisi tentang laporan kerja mesin bubut. Adapun
laporan resmi praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan dan

Pengerjaan Logam
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka penulis mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, antara
lain:

1. Kepada Bapak Ir. Amiadji, ST., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Bahan dan Pengerjaan Logam

2. Kepada Bapak Didik Dwi Santoso selaku kepala laboratorium mesin kapal dan
staff-staff laboratorium yang membantu dalam proses pengerjaan praktikum.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua yang
membacanya.

Surabaya, 28 November 2018

Penulis
ABSTRAK
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang banyak digunakan dì
industri manufaktur, bengkel teknik, lembaga pendidikan vokasional, kursus atau pelatihan
mesin dan lain-lain. Mesin bubut digunakan untuk membuat berbagai jenis produk atau
benda kerja yang dilakasanakan dengan cara pemotongan benda kerja. Proses pemotongan
benda kerja ini dikakukan dengan cara menyayat benda kerja yang berputar oleh suatu alat
potong (pahat) yang digerakkan secara lurus (translasi) dalam arah sejajar maupun
melintang sumbu benda kerja. Mesin bubut ini sering digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.

ABSTRACT
Lathe is one of the most widely used machine tools in manufacturing industry,
engineering workshops, vocational education institutions, training courses and machinery and
others. Lathes are used to create various types of products or workpieces by cutting workpieces.
The process of cutting the workpiece is nailed by cutting a rotating workpiece by a cutting tool
(sculpture) which is moved perpendicularly (translations) in a parallel or transverse direction of
the workpiece axis. The lathe is often used for more varied work and requires a high degree of
accuracy.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Abstrak
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah

1.3 Manfaat
Bab II Dasar Teori

2.1 Pengertian mesin bubut


2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut

2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Beserta Fungsinya


2.4 Jenis-Jenis Pahat Bubut dan Pencekam Benda Kerja

2.5 Jenis-Jenis Pembubutan


2.6 Parameter Utama Pada Mesin Bubut

2.7 Aplikasi Pembubutan Di Bidang Marine Dan Non-Marine.


Bab III Tahapan Praktikum Mesin Bubut

3.1 Gambar Kerja


3.2 Peralatan Praktikum

3.3 Parameter Yang Diatur


3.4 Proses Pembubutan
3.4.1 Proses Pencekaman Benda, Facing dan Bor Center
3.4.2 Proses Bubut Bertingkat

3.4.3 Proses Pembubutan Alur Radius


3.4.4 Proses Finishing

Bab IV Penutup
4.1 Pertanyaan

4.2 Kesimpulan
4.3 Saran
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin

berkembang, sehingga diharapkan setiap mahasiswa, terutama mahasiswa teknik sistem


perkapalan diwajibkan mampu mempraktikkan kerja mesin perkakas dengan terampil

selain menguasai teori tentang mesin perkakas. Salah satunya adalah mesin bubut.
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk

benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan.

Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-
komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain

sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lainseperti


mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesinfrais (milling

machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-
mesin yang lainnya. Pada bidan marine engineering pun mesin ini sangatlah dibutuhkan,

untuk itu sangatlah dibutuhkan seseorang yang profesional dalam bidang mesin kapal
yang dasarnya mesin-mesin tersebut membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang

sangat sempurna serta keahlian dalam mengerjakannya di ranah perkapalan.


Oleh karena itu, dengan adanya praktikum menggunakan mesin bubut ini

diharapkan mahasiswa mampu dan memiliki pengetahuan dalam pengerjaan mesin


bubut yang baik secara teori maupun praktek supaya setelah memasuki dunia kerja dan

perindustrian mahasiswa tidak merasa canggung lagi.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana fungsi dan mekanisme kerja dari mesin bubut?

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut secara manual

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian mesin bubut


Mesin Bubut (lathe) adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan

benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar

dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan

kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan

dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan
poros ulir

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Mesin Bubut (www.hestanto.web.id) Praktikum Mesin Bubut (Dokumentasi Pribadi)

2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan
pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda

kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar
benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan mekanisme kerja seperti ini,

maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk
silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja

melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui
roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem

berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Beserta Fungsinya


 Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap, terdapat spindle utama mesin (Gambar 2.3) yang berfungsi

sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck),


kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor

(driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin


berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada

mesin bubut (Gambar 2.4).

Didalam konstruksi kepala tetap, terdapat roda


Gambar pully tetap
2.4. Kepala yangterpasang
dihubungkan
cekam
(chuck) pada spindle utama mesin bubut
dengan motor penggerak (Gambar 2.5). Dengan tumpuan poros dan mekanik
(machinedo.blogspot.com)
Gambar
lainnya, 2.3 dihubungkan
pully Spindle utama dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi
(machinedo.blogspot.com)
mekanik dalam gear box (Gambar 2.6). Susunan transmisi mekanik dalam gear box

tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros


tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang
berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan
arah pemakanan. Susunan transmisi mekanik didalam gear box, dihubungkan dengan

beberapa tuas/handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat
sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau

dalam rangka menggunakan/mengatur dan merubah tuas/handel tersebut sesuai


dengan kebutuhannya.

Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada
umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula

walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin
bubut standar “Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbeda-beda

apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubah-ubah menggunakan tuas


pengatur kecepatan putaran yaitu “A” (kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran

cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk
pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan

putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut
dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D”

berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan


kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel

pembubutan dan ulir).

 Kepala Lepas (Tail Stock).


Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada (Gambar 2.7), digunakan

sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan
mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve)

kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala
lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil,

sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan
untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/senter

putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan mealkukan pengeboran
Gambar 2.8 Roda putarpada kepala lepas
(machinedo.blogspot.com)

pada kedalaman tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda
putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu,  yaitu antara

0,01 s.d 0,05 mm (Gambar 2.8).


Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Kepala lepas dapat

digeser sepanjang alas (bed) mesin. tinggi senter kepala lepas sama dengan tinggi
senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan,

yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter

kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat
dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat,

atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus.

 Alas/Meja Mesin (Bed machine).


Alas/meja mesin bubut (Gambar 2.9), digunakan sebagai tempat kedudukan

kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-

macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang

sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi,
sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat

melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan
pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan

hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang
sejajar. 

 Eretan (carriage)
Gambar
Eretan 2.9 Alas/Bed
(carriage), terdiri Mesin (machinedo.blogspot.com)
dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan

memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 2.10 poin a), berfungsi
untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui

spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus
sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat

pada (Gambar 2.10 poin b), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/otomatis dan
sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top carriage) terlihat pada
(Gambar 2.10 poin c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah

sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan
melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan

melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan


melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/bergesar.

Gambar 9.2 Eretan memanjang, melintang, dan atas


(machinedo.blogspot.com)

Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan dan


mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius)

yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya (Gambar 2.11).
Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih

kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang,
yaitu antara 0,1 s.d  0,5 mm  dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm.

Skala garis ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk
dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja.

Gambar 2.11 Nonius pada roda pemutar eretan


memanjang dan melintang (machinedo.blogspot.com)

Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena

adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari
gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box

mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/handel dan


roda pemutar yang masing memilki fungsi yang berbeda.

 Poros Transportir dan Pembawa

Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan  jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk

membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan


arah memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar

pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam

proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat
dilihat pada (Gambar 2.12)

 Tuas/Handel

Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka ari itu,

didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan harus


berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut

tersebut (Gambar 2.13)

 Penjepit/Pemegang Pahat (Tools


Gambar 2.12 Poros Transporter Post)
dan Poros Pembawa
(machinedo.blogspot.com)
Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam

yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).

 Pemegang pahat standar

Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian


pahat bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya

Gambar 2.13 Tuas pengatur kecepatan dan pengubah


arah putaran trasnportir (machinedo.blogspot.com)
tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara
yang standar, yaitu dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat

pada pemegang pahat. Pemegang pahat standar, bila dilihat dari


dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat satu dan empat

(Gambar 2.14). Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat


digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak satu buah,

sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan


untuk mengikat/menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus, sehingga

bila dalam proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat


bubut akan lebih praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan

pemegang pahat dudukan satu.

 Pemegang Pahat Dapat disetel (Justable Tooll Post)

Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur


ketinggian. Pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberI

ganjal, Gambar
karena 2.16
padaPemegang pahatdapatdisetel
bodi pemegang pahat dengan
 sudah terdapat dudukan
kedudukan rumah pahat satu buah
rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik
(machinedo.blogspot.com)
yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur
ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila

dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu,
pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah

(Gambar 2.16) dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah
lebih dari satu/ multi (Gambar 2.15).

Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah


pahat satubuah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah

apabila inginmengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu
rumah pahatyang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis

pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu
(multi), padarumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah
Gambar 2.15 Beberapa jenis pemegang pahat dapat
pahat, sehinggaapabila
disetel dengandalam proses
dudukan rumahpembubutan
pahat lebih darimemerlukan
satu beberapa
(machinedo.blogspot.com)
jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya,
karena tidak harus melepas/membongkar pasang rumah pahat yang sudah

terpasang sebelumnya.

2.4 Jenis-Jenis Pahat Bubut dan Pencekam Benda Kerja


2.4.1 Macam-macam pahat berdasarkan material pembentuknya\

a. Pahat High Speed Steel (HSS )


High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja

yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan
abrasi, dan tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja

dengan unsur karbon yang tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau
memotong benda kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain

Tungsten/Wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan


Cobalt (Co). Kekerasan permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan

pelapisan. Material pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida,


titanium karbida, dan titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm.

Pahat jenis ini mampu mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan
digunakan secara luas untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya

juga relatif murah

Gambar 2.17 Pahat HSS


(http://lontophitam.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-pahat-bubut_6.html)

b. Pahat Karbida (HCS)

Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida
mendapatkan kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka
dari ikatan ketat yang dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut.
Kekerasannya

sekitar 90 HRC. Ketahanan


aus dan ketangguhan

(resistensi shock) dari karbida


dapat diubah dengan

memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul dibandingkan
dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan ketahanan

terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi terhadap deformasi


termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena itu, harga

pahat jenis ini juga relatif mahal.

c. Pahat
Baja

Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
Gambar 2.18Pahat HCS
tanpa unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
(http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/blog-page.html)
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa
digunakan untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC – 10 m/min) karena sifat
martensit yang melunak pada temperatur sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya
dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena

harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat
ulir. Keuntungannya:

 Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.


 Dapat memotong material benda kerja yang lunak.

 Harganya murah.

Gambar 2.19 Pahat baja


(http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/09/material-pahat-bubut.html)
d. Pahat Paduan Cor Nonferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida

(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear resistance

yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-
bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian

diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Paduan nonferro terdiri dari 4


macam eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi

elemen elemen lain 2. Krom (Cr): (10% s.d 35% berat) yang membentuk
karbida. 3.Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida

4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan tahan aus.

Gambar 2.20 Pahat paduan cor nonferro


(http://hirzanrizky.blogspot.co.id/2014/11/material-pahat-proses-pembentukan-geram.html)

e. Pahat Keramik

Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses


pembuatannya melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida,

nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh. Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1.

Keramik oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium
(TiC) untuk menaikkan kekuatan non-adhesif. Disertai dengan penambahan serat
halus (whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang tidak

terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan


memiliki sifat yang sangat keras dan tahan panas.

Gambar 2.21 Pahat keramik


(http://arifwidodo-163030027.blogspot.co.id/)

f. Pahat CBN

(Cubic Boron Nitride)


CBN termasuk jenis

keramik. Dibuat dengan


penekanan panas (HIP, 60kbar,
1500°C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom
heksagonal berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat

dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material pengikat
Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan

pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk permesinan berbagai jenis
baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memiliki

afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi
kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat

CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas


Gambar 2.22 Pahat CBN
(http://www.tm-4.tk/2017/11/macam-macam-pahat-bubut-dan.html)

g.
Pahat Intan

Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil proses
sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat

tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur

tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka
pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi

(ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja
nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).

2.4.2 Macam- macam pahat


Gambar 2.23Pahat intan
berdasarkan bentuknya
(http://kamiltoh4.blogspot.co.id/)
Untuk mencapai

bentuk yang diinginkan, kita perlu menyesuaikan bentuk pahat dengan gambar
sebagai berikut
Gambar 2.24 Macam-macam bentuk pahat
(http://mesin-mes.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-pahat-bubut-dan-fungsinya.html)

Macam-macam bentuk pahat dari kiri ke kanan adalah:


a. Pahat potong

b. Pahat alur
c. Pahat serong

d. Pahat serong 45 derajat


e. Pahat pisau kanan

f. Pahat lurus bulat


g. Pahat ulir luar

h. Pahat rata muka


i. Pahat rata muka bulat

2.4.3 Macam-macam bentuk pencekam

a. Macam macam cekam mesin bubut berdasarkan gerakan rahangnya


Jenis cekam apabila dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua

jenis yaitu cekam rahang otomatis dan cekam rahang independen. Pelat cekam
dengan rahang otomatis adalah hanya dengan memutar salah satu engkol lubang

maka semua rahang dapat maju secara bersamaan atau mundur juga secara
bersamaan. Cekam jenis ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang beraturan

atau simetris. Jenis ini paling banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan
pembubutan. (Baca: Jenis pekerjaan pembubutan dengan mesin bubut) Penggunaan

cekam otomatis ini sangat mudah, hanya dengan menempatkan benda kerja pada
mulut rahang kemudian memutar salah engkol lubang, maka benda kerja akan

terjepit. Perlu diperhatikan pada saat menempatkan benda kerja sebelum


dikencangkan harus pada posisi yang sentris agar hasil pengerjaan benda kerja dapat
sentris juga. Kelemahan cekam otomatis adalah hanya dapat digunakan untuk benda

kerja yang berbentuk simetris saja.


Sedangkan cekam rahang independen adalah apabila memutar engkol pada

satu lubang pada cekam rahang hanya dapat bergerak satu saja. Dengan kata lain
masing-masing rahang dapat digerakkan menuju/menjauhi pusat dan rahang lainnya

tidak mengikuti. Cekam jenis ini dapat digunakan untuk menjepit benda kerja dengan
bentuk yang tidak silindris atau tidak beraturan. Cekam ini juga dapat digunakan

untuk mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu senternya
tidak sepusat. Kelemahan cekam independen adalah cara pengaturan posisi benda

kerja yang cukup sulit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Cekam
independen hanya digunakan untuk kebutuhan khusus saja.

b. Macam macam cekam mesin bubut berdasarkan jumlah rahangnya

Cekam mesin bubut memiliki jumlah rahang yang berbeda-beda. Macam


macam cekam mesin bubut berdasarkan jumlah rahangnya yaitu: cekam rahang tiga

(3 jaw chuck), cekam rahang empat (4 jaw chuck) dan cekam rahang enam (6 jaw
chuck). Diantara jenis cekam tersebut yang paling banyak dan sering digunakan

adalah cekam rahang tiga. Cekam ini biasanya adalah cekam dengan gerakan rahang
otomatis, sedangkan cekam rahang 4 biasanya digunakan pada cekam dengan
gerakan rahang independen. Pemilihan penggunaan cekam ini sebaiknya disesuaikan
dengan dokumen work preparation yang telah disusun sebelumnya

2.5 Jenis-Jenis Pembubutan


a. Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.
c. Pembubutan silindris (turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus

terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses

Gambar 2.25 Pembubutan tepi


(http://www.nmri.go.jp/oldpages/eng/khirata/metalwork/lathe)

pemotongan pada mesin bubut.

d. Pembubutan alur (grooving)


Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

Gambar 2.25 Pembubutan alur e.


(http://mesin123bubut.blogspot.co.id/2016/10/tutorial-membubut.html)
e.
e.

f.

e. Pembubutan tirus (chempering)


Adapun caranya sebagai berikut :
a. Dengan memutar compound rest
b. Dengan menggeser sumbu tail stock

c. Dengan menggunakan taper attachment

Gambar 2.26 Pembubutan tirus


(http://amsalul-pemesinan.blogspot.co.id/2015_04_01_archive.html)

f. Pembubutan ulir (threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga

menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya


untuk ulir-ulir standar.

g. Gambar 2.27 Pembubutan ulir


(http://amsalul-pemesinan.blogspot.co.id/2015_04_01_archive.html)

Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja

Gambar 2.28 Drilling


(http://amsalul-pemesinan.blogspot.co.id/2015_04_01_archive.html)

h. Boring

Memperbesar lubang pad benda kerja.

i. Kartel

(knurling)
Membuat

profil atau
grip

Gambar 2.29 Boring


(http://www.pinsdaddy.com/lambeth-reamer-holder)

pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang, obeng agar tidak licin.
Gambar 2.30 Knurling
(https://swarfer.co.za/lathe/knurl.php)

2.6 Parameter Utama Pada


Mesin Bubut
a. Cutting Speed

Cutting Speed ialah kecepatan potong (m/min)                  


ν = π.d.n / 1000

Ketarangan :
v : cutting speed (m/min)
d : diameter benda kerja (mm)                                                                    
n : kecepatan putaran spindel (rpm)

b. Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)
          νf =  f .  n
Keterangan :
νf : Feeding speed (mm/min)
f : gerak makan (mm/rev)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)

Gambar 2.31 Grafik kecepatan makan pahat


(https://briezmechanical.blogspot.co.id/2015/)
c. Depth of  Cut
Depth of  cut ialah Kedalaman Pemotongan (mm)

(D−d)
a=                      
2
Keterangan :
a : depth of cut (mm)
D : diameter awal pembubutan (mm)
d : diameter akhir pembubutan (mm)     

d. Cutting Time (min)


Cutting time ialah waktu pemotongan 
          Tm = Li / νf
Keterangan :
L : L1+ L2 +L3 (Panjang jalannya permesinan (mm)
I : jumlah passes pahat
νf : feeding speed (mm/min)

e. The Standart Time per Piece


T p=T m +T h +T s +T f min
Keterangan
Tm : Cutting time (min)
Th : Waktu untuk pemeliharaan dan perawatan (min)
Ts : Waktu untuk servis alat (min)
Tf : Waktu untuk istirahat
(min)

2.7 Aplikasi
Pembubutan di Bidang
Marine dan Non- Marine
2.7.1 Aplikasi Bubut Di Bidang Marine

1. Pembuatan Shaft Kapal


Shaft kapal yang
berbentuk silinder dan
berfungsi sebagai penghubung antara main engine dengan propeller dalam sistem
propulsi kapal dapat dibentuk dengan bantuan mesin bubut.
2. Gambar 2.32 Shaft pada sistem propulsi kapal
(https://www.marinelog.com/index.php?optio n

Pembuatan Stern Tube


Stern tube adalah sebuah tabung yang berfungsi mencegah masuknya air dari
luar lambung kapal ke dalam ruang mesin. Air sangat rawan masuk melalui celah
sambungan antara shaft dengan propeller maka dari itu digunakanlah stern tube yang
kedap air dan berbentuk silinder yang bisa dibentuk dengan mesin bubut.

Gambar 2.33 Letak stern tube pada kapal


(https://www.marineinsight.com/tech/understanding-stern-tube-arrangement-on-ships/)

3. Pembuatan Prop Nut


Prop Nut adalah bagian dari propeller kapal yang berfungsi untuk mencegah
propeller lepas dari porosnya ketika sedang berputar. Prop nut bisa dibentuk
menggunakan mesin bubut.
Gambar 2.34 Propeller kapal dengan prop nut
(https://web.mst.edu/~rogersda/military_service/battleship_service.
4. Pembua
tan Head Piston Pada Mesin Kapal

Pada mesin kapal terdapat piston. Untuk membuat alur pada head
piston kita bisa menggunakan mesin bubut

Gambar 2.35 Head piston yang digunakan pada mesin


(http://www.engine-piston.com/enginepiston/engine-piston-structure.html)

2.7.2
Aplikasi Bubut di Bidang Non-Marine
1. Pembuatan baut
Baut adalah bentuk pengikat berulir
dengan ulir jantan eksternal

Gambar 2.36 Baut yang sering kita jumpai


(http://kairosbaut.com/)
2. Pembuatan Mur
Mur adalah pasangan dari baut yang berulir dengan ulir betina internal
3. Pembuatan
Gambar 2.37 Mur yang sering kita jumpai
Poros Roda Kereta
(http://kairosbaut.com/)
Api
Poros roda
kereta api yang
berbentuk silinder juga
bisa dibentuk
menggunakan mesin bubut

Gambar 2.38 Poros roda kereta api


2. (http://www.keretalistrik.com/2016/02/roda-kereta-api.html)

Pembuatan penitik besi


Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.
Penitik terbuat dari besi yang ujungnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat.

Gambar 2.39 Penitik besi


(https://www.bukalapak.com/p/industrial/tools/7fhz
BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT

3.1 Gambar Kerja


Gambar 1

Gambar 2

3.2 Peralatan Praktikum


Perlengkapan, bahan, alat yang dipakai adalah :

 Mesin bubut dan kelengkapanya.


 Pahat bubut rata, pahat bubut facing , pahat alur

 Bor senter diameter 4mm dan spindle cuck


 Bahan besi berdiameter 25mm dengan panjang 200mm

 Jangka sorong dan mistar baja.


 Kikir halus ukuran 12 inchi

 Amplas/kertas gosok ukuran 124


 Kunci L

 Kartel

3.3 Parameter yang Diukur


 Kecepatan putar spindle

 Kecepatan makan pahat


 Banyaknya bagian dari benda kerja yang terpahat

 Posisi pahat
3.4 Proses Pembubutan
3.4.1 Proses Pencekaman Benda, Facing, dan Bor Center
1) Menyiapkan alat dan bahan kerja

2) mengukur diameter awal benda kerja dengan menggunakan jangka sorong


3) Memasang benda kerja pada cekam (chuck) mesin bubut, periksa sehingga

sumbu benda kerja benar-benar pada posisi center. Sisi lainnya ditumpukan pada
tail stock.

4) Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur tinggi ujung pahat terhadap
sumbu benda kerja.

5) Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi
nol.

6) Mengatur kedalaman potong.


7) Mengatur kecepatan putaran mesin dan kecepatan pemotongan.

8) Jika pemasangan benda kerja dan pahat telah dilaksanakan, hidupkan mesin
dengan menekan tombol hijau dan pembubutan mulai berlangsung.

3.4.2 Proses Bubut Bertingkat

1) Pertama kita akan membubut seluruh permukaan benda sedalam 5,4 mm


sehingga diameter yang awalnya adalah 25.4 mm menjadi 20 mm. Pembubutan

harus dilakukan dengan bertahap, yaitu dengan membubut sedalam 2,5 mm


pada tahap pertama, 2.5 mm pada tahap kedua, dan 0.4 pada tahap ketiga

sehingga terbentuk bagian yang berdiameter 20 mm


2) Setelah terbentuk benda kerja berdiameter 20 mm, selanjutnya membubut

sedalam 2,5 mm dimulai dari 40 mm dari sisi cekam hingga ke tail shock.
Sehingga terbentuk bagian yang berdiameter 17,5 mm

3) Selanjutnya membubut lagi sedalam 2,5 mm dimulai dari 40 mm dari setelah


bagian benda kerja yang berdiameter 17,5 mm hingga ke tail shock. Sehingga

terbentuk bagian yang berdiameter 15 mm


4) Selanjutnya membubut lagi sedalam 2,5 mm dimulai dari 40 mm dari setelah

bagian benda kerja yang berdiameter 15 mm hingga ke tail shock. Sehingga


terbentuk bagian yang berdiameter 12,5 mm
5) Selanjutnya membubut lagi sedalam 2,5 mm dimulai dari 40 mm dari setelah
bagian benda kerja yang berdiameter 12,5 mm hingga ke tail shock. Sehingga

terbentuk bagian yang berdiameter 10 mm

3.4.3 Proses Pembubutan Alur Radius


1) Ganti pahat semula dengan pahat alur

2) Alur yang diminta adalah dengan kedalaman 2.5 mm daripada diameter semula
selebar 17.5 mm

3) Bubut sedalam 2.5 mm pas ditengah dari bagian benda kerja yang ingin
dibentuk alur lalu perlahan geser eretan bersamaan dengan pahat ke kanan

sehingga makin ke kanan maka diameter yang termakan semakin sedikit.


Kembalikan pahat pada posisi tengah dan lakukan hal yang sama namun dengan

arah ke kiri, sehingga akan terbentuk cekungan

3.4.4 Proses Finishing


1) Nyalakan mesin bubut sehingga benda kerja berputar

2) Kikir benda kerja dengan kikir selagi benda kerja berputar


3) Jika benda kerja sudah mendekati halus, amplas benda kerja selagi benda

kerja berputar
BAB IV

PENUTUP
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Berikut adalah cara melakukan centering benda kerja bubut dengn cekam 4
independent:
1. Masukkan dan putar kunci cekam pada masing-masing lubang penggerak
rahang sehingga semua rahang berada pada garis indeks yang sama pada
permukaan cekam.
2. Masukkan benda kerja ke dalam cekam, sambil memegang benda kerja
putarlah kunci cekam sampai benda kerja dijepit oleh 2 rahang yang saling
berhadapan. Dengan cara yang sama gerakkan rahang-rahang lainnya
sehingga semua rahang menjepit benda kerja
3. Dengan berpedoman pada garis-garis indeks yang terdapat pada permukaan
cekam, aturlah posisi rahang-rahang agar kedudukan benda kerja kira-kira
berada di tengah-tengah cekam.
4. Periksa kedudukan benda kerja sudah sentris atau belum dengan cara
memasang balok penggores pada dudukan yang ditempatkan di atas bed
mesin. Sentuhkan ujung penggores ke pemukaan keliling benda kerja
5. Putar cekam perlahan-lahan dengan tangan sambil memperhatikan apakah
ujung penggores menyentuh terus ke permukaan benda kerja. Jika ujung
penggores tidak menyentuh secara kontinu pada permukaan benda kerja
yang diputar atau ada celah antara ujung penggores dengan permukaan
benda kerja berarti kedudukan benda kerja belum sentris.
6. Untuk memperbaiki kedudukan benda kerja yang belum sentris, kendurkan
rahang di mana terdapat celah tadi dengan jarak setengah dari besarnya
celah. Kemudian ketatkan rahang yang berlawanan dengan rahang yang
dikendurkan tersebut.
7. Ulangi pemeriksaan dan pengaturan ini sampai ujung penggores menyentuh
keseluruhan permukaan benda kerja yang diputar.

B. Jelaskan cara pembacaan jangka sorong!


Jangka sorong merupakan alat berukuran besar yang memiliki skala paling
kecil 0,1mm. Pengukuran jangka sorong sendiri memiliki skala utama satuan cm
dan skala Nonius dalam satuan mm. Jangka sorong punya rangah tetap atas dan
bawah yang tidak bisa digeser-geser. Cara pembacaan jangka sorong pada
dasarnya sebagai berikut :
 Tentukan angka yang ditunjukkan skala utama yang tepat terbaca sebelum
angka nol skala nonius pada jangka sorong.
 Tentukan angka dari skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala
utama, kemudian kalikan dengan angka ketelitian alatnya.
 Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.
 Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar
terlihat skala nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala
tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,2 cm.
 Langkah kedua, menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit
dengan skala tetap adalah angka 4. Jadi Skala nonius 4 x 0,01 cm = 0,04
cm.
 Langkah ketiga, menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil
pengukuran = 2,2 cm + 0,04 cm = 2,24 cm.
 Jadi, hasil pengukuran diameter silinder sebesar 2,24 cm.

4.2 Kesimpulan
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan

pemotongan yang cara kerjanya dengan membuat sayatan pada benda dan
digerakkan melalui sumbu yang berputar secara sejajar dengan benda kerja yang

berputar.
Prosedur menggunakan mesin bubut :
a. Mesin bubut ini tidak bisa terkena cahaya matahari dengan segera. 
b. Dalam proses perawatan layaknya pengantian oli pelumasan mesin serta

pemberian grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik


pembuat mesin. 

c. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan bagian-bagian mesin dari


beram-beram hasil pemotongan serta cairan pendingin. 

d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak diperkenakan


memukul benda kerja dengan keras gunakan palu/hammer. 

e. Jaga serta cermati dengan seksama sepanjang pengoperasian mesin, jangan


sempat beram-beram yang halus dank jamans terlebih beram besi tulang jatuh

ke meja mesin serta terbawa oleh eretan. 


f. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, atur seluruh handel-handel pada
posisi netral serta mematikan sumber tenaga mesin 

Cara menggunakan Mesin bubut:


a. Siapkan peralatan dan perlegkapan yang akan digunakan
b. Cek kondisi / kesiapan mesin
c. Masukkan sumber utama arus

d. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang
digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)

e. Pasang senter putar pada kepala lepas


f. Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter

g. Pasang / cekam benda kerja


h. Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan disayat

i. Hidupkan mesin dengan tombol / saklar pengendali dan lakukan penyayatan

4.3 Saran
1. Posisi pahat dan ukuran seberapa banyak pahat itu memakan benda kerja harus
sangat diperhatikan agar benda kerja tetap terbentuk dengan baik

2. Dalam proses pengerjaan, ukurlah benda kerja dengan jangka sorong secara
berkala agar tidak terjadi kesalahan dalam ukuran benda kerja yang terbentuk

3. Jika pada saat proses pembubutan diameter benda kerja sudah mendekati
diameter yang diinginkan, maka perkecil kedalaman makan pahat sehingga hasil

yang didapat tidak akan terlalu kasar yang nantinya kita akan mengalami
kesusahan saat proses penghalusan.

4. Benda kerja yang sudah terbentuk harus diamplas agar tidak terlihat permukaan
benda kerja yang tidak rata dan juga mencegah terjadinya karat pada permukaan

benda kerja
5. Usahakan pengerjaan benda kerja dengan permukaan yang sehalus mungkin agar

meminimalisir proses pengikiran yang dapat mengurangi ukuran diameter benda


kerja
6. Tidak membersihkan benda kerja dan pahat secara berkala dapat mengakibatkan
terjadi gesekan-gesekan pada kerja sehingga dapat melukai benda kerja (bopeng

dan cekungan)

Anda mungkin juga menyukai