Anda di halaman 1dari 10

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

JURUSAN MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Beakanng


Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan
mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Proses
manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu
barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk
dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku
material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design
yang dapat di nilai maupun di analisa.

Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Mesin harus memiliki jiwa
seorang manajer dan harus memahami kompetensi dasar dari proses
manufaktur agar dapat mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu barang produksi yang berkualitas tinggi.

Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses


manufaktur, tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang
berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur
sangat membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau
mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah didapat. Melalui
praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang
design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan
baku atau material yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun
melakukan pengukuran, menggunakan perkakas, serta mampu
mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada proses manufaktur.

Sedangkan mesin sendiri adalah sebuah alat yang dapat membantu


pekerjaan manusia agar lebih mudah dilakukan dan juga lebih
mempersingkat waktu. Mesin sendiri banyak digunakan di kehidupan
manusia terutama dibidang perindustrian. Salah satu mesin konvensional
yang sering digunakan di dunia perindustrian yaitu mesin bubut (turning).

Kerja Turning sering disebut juga proses bubut yaitu proses permesinan
yang dilakukan untuk memproses benda kerja yang berbentuk silindris.
Mesin bubut mempunyai gerak utama berputar yang dihasilkam dari motor
penggerak dan diteruskan ke spindle utama untuk memutar chuck. Fungsi
mesin ini sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan jalan
melakukan penyayatan atau pemotongan terhadap benda kerja tersebut
dengan menggunkaan sebuah pahat, posisi benda kerja berputar sesuai
dengan sumbu mesin sedangkan pahat diam, tetapi hanya bergerak secara
horizontal searah dengan sumbu mesin untuk melakukan penyayatan.

Mesin bubut memiliki suatu alat potong nya yang biasa disebut pahat,
dimana pahat itu yang digunakan dalam membentuk benda kerja yang
disayatkan pada benda kerja yang berputar. Pada umumnya pahat tersebut
akan dalam keadaan diam. Pada perkembangan saat ini ini sudah ada
banyak jenis ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnya,
sedangkan benda kerja nya diam. Dalam kecepatan memotong benda kerja
pehitungannya sudah ditentukan sehingga alat potong memudahkan dalam
menyayat benda kerja dengan mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.
Pada mesin bubut ada banyak berbagai fungsi penting dalam
mempermudah manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan teknik.
Dengan perkembangan teknologi saat ini mesin bubut juga mengalami
banyak perkembangan yang sangat pesat dan memiliki jenis-jenis yang
beraneka ragam.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun beberapa tujuan yang harus dicapai pada pratikum kali ini,
tujuan tersebut adalah:

a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang perlu dicapai pada pratikum mesin bubut
adalah sebagai berikut :
i) Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
ii) Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.

b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang perlu dicapai pada pratikum mesin bubut
adalah sebagai berikut :
i) Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut
ii) Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
bubut.
iii) Mengetahui serta memahami cara pembuatan poros bertingkat
dan ulir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
membuat logam-logam kerja atau peralatan yang pada umumnya terbuat
dari bahan logam. Nama lain mesin bubut adalah “lathe” atau “turning”.
Sedangkan sebutan lain untuk gerak putar dari suatu objek kerja adalah
gerak potong relatif. Sedangkan gerak translasi dari pahat mesin bubut
tersebut merupakan gerak umpan. Pengaturan perbandingan antara kedua
kecepatan gerak tersebut akan sangat membantu Kamu untuk memperoleh

beragam ulir dengan kisar yang bervariasi ukurannya. Untuk


melakukannya, umumnya melalui proses penukaran roda gigi translasi
yang menjadi penghubung antara poros ulir dan poros spindle. Mesin ini
telah melalui modifikasi dan pengembangan dalam berbagai dalam bentuk,
dari yang sederhana sampai pada yang dikendalikan dengan sistem
komputer. Pada dasarnya mesin bubut digunakan untuk benda kerja dari
bahan logam untuk menghasilkan benda kerja yang bentuknya silinder
atau sesuai dengan bentul-bentuk yang diinginkan. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan translasi dari pahat
disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi
benda kerja dan kecepatan translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Pada pembuatan ulir disediakan roda gigi penukar untuk memenuhi
kebutuhan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing- masing roda gigi
penukar memiliki jumlah yang bervariasi besarnya mulai dari yang terkecil
15 sampai dengan jumlah gigi terbanyak 127 mempunyai fungsi khusus
yaitu digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir. Prinsip kerja dari
mesin bubut piringan poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Setiap perkakas atau mesin memiliki kemampuan berbeda dalam
melakukan perlakuan terhadap benda kerja. (Jessie, 2019)

Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin yang paling banyak
digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri
manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga diklat atau
pelatihan. Fungsi mesin bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin
bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/facing, rata lurus/bertingkat,
tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,
memotong dll. kkkkmnj(Aam Handani, 2016)

2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip kerja dari mesin bubut adalah benda kerja yang berputar,
sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini
dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Mesin
bubut digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang silindris luar dan
dalam (membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata),
bidang tirus (kerucut), bentuk lengkung (bola), dan membubut ulir, Roda
gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Proses pembubutan adalah salah satu proses dengan mesin yang
menggunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material
dari permukaan benda kerja yang berputar. Gerakan pahat bergerak dengan
arah liniar sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Dengan mekanisme
kerja ini, maka proses dari mesin bubut memiliki kekhususan
dibandingkan dengan alat lain dalam membuat benda kerja yang berbentuk
silinder. Benda kerja dicekam dengan poros spindle dengan bantuan chuck
yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan
memutar benda benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar
roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan keroda gigi poros ulir. Putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Gambar 2.1 bagian bagian mesin bubut
Sumber: https://tinyurl.com/3s45dz6d

Mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock). Di
dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang
akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja
melalui cekal (chuck). Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang
meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan eretan atas (upper
cross slide) dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan
tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk
(belt). (T. HARISMANDRI, 2012 )

Prinsip kerja dari mesin bubut adalah piringan pembawa memutar roda
gigi pada poros spindel yang menyebabkan benda kerja berputar. Putaran
berlanjut ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Setiap perkakas atau mesin memiliki kemampuan berbeda dalam
melakukan perlakuan terhadap benda kerja. Perlakuanperlakuan tersebut
disebut juga pekerjaan umum. Pekerjaanpekerjaan umum yang dapat
dilakukan oleh mesin bubut antara lain:
1. Membubut rata atau lurus
2. Membubut dalam
3. Membubut luar
4. Membubut tirus
5. Membubut tepi/ facing
6. Memotong
7. Membuat ulir (Ahmad Fauzi, dkk 2012)

2.3 Proses Pembubutan


Dalam melakukan pembubutan terdapat beberapa proses yang dilakukan,
mulai seperti pembubutan bidang rata, membubut muka di benda kerja,
membubut bidang tirus, ataupun membubut ulir. Oleh karena itu berikut
merupakan macam-macam proses dalam pembubutan:
a. Membubut muka
Proses bubut muka (facing) adalah proses pergerakan pahat pada sisi
sebelah kanan terhadap sumbu pusat benda kerja yang berputar. Proses
facing juga dapat didefinisikan sebagai proses pemotongan ujung
benda kerja untuk menghasilkan permukaan yang rata. Proses facing
menggunakan arah pemakanan melintang dan biasanya merupakan
proses awal dari pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin
bubut. Penelitian prosesfacing secara eksperimental telah dilakukan
oleh beberapa peneliti untuk menyelidiki kinerja proses pemesinan
pada mesin bubut. Di mulai dari facing dengan material mild steel
kemudian berkembang pada proses pemesinan dengan material alloy
steel, serta penggunaan material untuk komponen produksi seperti
Matrix Composites. Penelitian tentang facing juga dilakukan dengan
menggunakan SiCp/Mg metal matrix composites sebagai material
percobaan. Ada beberapa metode proses facing pada operasi mesin
bubut. Penelitian proses facing dapat dilakukan dengan metode
pemakanan searah dimana pahat potong bergerak dari permukaan
keliling ke pusat benda kerja (arah forward) atau pemakanan
berlawanan arah dimana pergerakan pahat dari pusat ke permukaan
keliling benda kerja (mesin bubut) yang berputar searah jarum jam.
Metode ini dapat diterapkan juga untuk benda kerja dengan putaran
berlawanan arah jarum jam di mana pahat bergerak dari permukaan
keliling ke pusat benda kerja (arah backward). Pada studi ini, proses
facing coba dilakukan untuk mendapatkan benda kerja dengan face
yang tipis (thin face). Proses pemotongannya menggunakan konsep
yang sama dengan yang digunakan untuk menghasilkan thin wall,
dimana thin wall merupakan perkembangan terkini dari proses
permesinan untuk menghasilkan komponen dengan ketebalan yang
setipis mungkin. Sebagai contoh atas apa yang telah dilakukan oleh
Gerasimenko dkk. serta Fischer dan Eberhard. (Tauviqirrahman et al.,
n.d.).

Gambar 2.3.1 Proses pembubutan muka


Sumber: https://tinyurl.com/5n7bk59
b. Membubut Lurus
Setelah membubut muka atau facing maka dilanjutkan dengan proses
membubut lurus. Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja
dengan gerak pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan
proses penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan
arah gerakan pahat, kemudian menghitung elemen dasar proses bubut
sesuai dengan rumus. Pembubutan lurus ini sendiri sering juga disebut
dengan membubut rata. (Buku Teknik Pemesinan Bab II)

Gambar 2.3.2 proses pembubutan lurus (rata)


Sumber: https://tinyurl.com/2s4k49pr

c. Membubut Ulir
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk
yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge).
Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di
jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar. (Martin Danang
Laksono, 2014)

Gambar 2.3.3 Proses Pembubutan Ulir


Sumber: https://tinyurl.com/ye22rpdd

d. Membubut Tirus
Membubut bentuk tirus atau juga disebut dengan istilah Taper, adalah
suatu proses pembuatan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk
konis yang dimaksud adalah besarnya diameter ujung dengan diameter
ujung lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang berbeda.
Pelaksanaan pembubutan bentuk tirus dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu:
1) memutar posisi eretan atas (perletakan majemuk) sebesar derajat
tertentu,
2) pergerseran kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan
jarak tertentu
3) menggunakan perlengkapan khusus untuk pembuatan bentuk tirus
atau disebut tapper attachment (Achmad Arifin, 2018)

Gambar 2.3.4 Proses Pembubutan Tirus


Sumber: https://tinyurl.com/2a33762w

e. Membubut Alur atau potong


Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi
kelonggaran ketika memasangkan dua buah elemen mesin, membuat
baut dapat bergerak penuh, dan memberi jarak bebas pada proses
gerinda terhadap suatu poros.

Gambar 2.3.5 Proses Pembubutan Alur (Grooving)


Sumber: https://tinyurl.com/2p93u8yv

Dimensi alur ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan fungsi


dari alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak, melingkar,
dan V. Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah
dengan mesin gerinda disesuaikan dengan bentuk alur yang akan
dibuat. Kecepatan potong yang digunakan ketika membuat alur
sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut
dilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar. Proses
yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan benda
kerja (parting). Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda kerja
selesai dikerjakan dengan bahan benda kerja yang relatif
Panjang.rfg0tzz.;str jmDS

Anda mungkin juga menyukai