Anda di halaman 1dari 27

MI 1202 TEKNOLOGI MEKANIK

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1


MODUL PM 05 & 06 (PROSES BUBUT)

Kelompok : D-02
Aggota Kelompok : Bagas Pangilmu (A017024)
Izza Rodiya Umayya (A017051)
Teven Aditya (A017055)

Tanggal Praktikum : 11 April 2018


Tanggal Penyerahan Laporan :13 April 2018
Nama Asisten : Agustinus Calvin
NIM Asisten : 13115145

Laboratorium Teknik Produksi


Institut Teknologi Bandung
D3 Metrologi dan Instrumentasi
Akademi Metrologi dan Instrumentasi
2018
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
permesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasikan maupun merawat
mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang
sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi terkadang tidak dapat mengoperasikan
maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka cenderung lebih
menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi
sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori suatu mesin
melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan mesin tersebut.
Dalam dunia manufaktur salah satu mesin yang paling sering digunakan untuk
membuat produk permesinan adalah mesin bubut
Mesin bubut merupakan salah satu dari mesin yang paling awal
dikembangkan,karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong
material bentuk selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak
makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut dikombinasikan maka akan
terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu mesin bubut ini juga berfungsi
untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan bentuk mata pahat yang digunakan
untuk membubut (Asnawi,2013).

1.2. Tujuan

1.2.1 Menentukan prinsip kerja mesin bubut.


1.2.2 Menunjukkan kemampuan dan ketelitian mesin bubut dalam melakukan
pembubutan.
1.2.3 Menentukan gerak relatif antara pahat dan benda kerja
1.2.4 Menentukan bagian-bagian dan perlengkapan dari mesin bubut
1.2.5 Menentukan alat bantu dari mesin bubut
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja.
Mesin bubut merupakan salah satu dari mesin yang paling awal
dikembangkan,karena mempunyai banyak manfaat yaitu meraut atau memotong
material bentuk selindris. Gerak potong terjadi pada benda kerja, sedangkan gerak
makan terjadi pada pahat. Jika kedua gerak tersebut dikombinasikan maka akan
terjadi proses perautan atau pemotongan.Selain itu mesin bubut ini juga berfungsi
untuk pembuatan ulir yang disesuaikan dengan bentuk mata pahat yang digunakan
untuk membubut (Asnawi,2013).
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Macam Macam Pekerjaan Dengan Mesin Bubut

1. Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampang atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.
2. Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang
dilakukan sepanjang garis sumbu.
3. Pembubutan ulir (threading), yaitu pembubutan ulir dengan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (taper), yaitu proses pembubutan enda kerja berbentu konis.
5. Pembubutan (drilling), yaitu pembubutan denganmenggunakan mata or,
sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk
memperbesar lubang.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan silindris) yang bertujuan
untuk membubut profil pada permukaan benda kerja.
Gerakan-gerakan dalam membubut

1. Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan
pahat dan dinamakan gerakan potong.
2. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar
dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan.
3. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak
lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan
atau pemotongan permukaan.

Pahat Bubut Yang Digunakan Secara Umum


Pahat adalah alat potong yang sangat penting dari proses pembubutan.
Syarat yang harus ada pada mesin bubut adalah :

1. Bentuk dan sudut pahat harus sesuai dengan material yang akan dibubut.
2. Dari material pahat itu sendiri harus mempunyai sifat : Keras dan tahan
pecah, Tahan aus dalam waktu yang lama, Liat dan tidak mudah
bengkok , Tahan terhadap panas

Sudut pada sisi potong


Sudut bebas benda kerja, sudut baji, sudut bebas tatal, sudut potong.

Pengaruh ketinggian pahat bubut terhadap sudut pada sisi potong :


 Pahat bubut ditengah benda kerja (center):
 Menghasilkan sudut bebas dan sudut tatal normal.

 Pahat bubut lebih rendah dari titik tengah benda kerja :


 Menghasilkan sudut bebas yang lebih besar dan sudut tatal yang lebih
kecil

 Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda kerja:


 Menghasilkan sudut bebas yang lebih kecil dan sudut tatal yang lebih
besar.
2.2 Bagian-Bagian Mesin Bubut

Berikut ini adalah bagian-bagian lainnya pada mesin bubut:


1. Tuas pengendali kecepatan putaran.
2. Tuas pengatur tebal sayatan dan penguliran, berpasangan.
3. Tuas kecepatan poros kepala tetap.
4. Pen pengaman pada selongsong sambungan.
5. Roda tangan untuk gerakan arah memanjang.
6. Tuas untuk menjalankan gerakan otomatis arah memanjang dan melintang.
7. Sekrup pengunci luncuran.
8. Roda tangan penggerak luncuran melintang.
9. Tuas pengunci rumah pahat (tool-post).
10. Tuas pengunci kedudukan (support).
11. Tuas pengunci kepala lepas.
12. Roda tangan penggerak poros senter kepala lepas.
13. Tuas pengunci kedudukan senter kepala lepas.
14. Sekrup-sekrup pengunci kedudukan kepala lepas.
15. Penunjuk jarak gerakan support pada arah memanjang.
16. Saklar utama (tombol).
Bagian Utama Mesin Bubut
1. Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian
ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses
pemesinan di mesin bubut.
2. Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
3. Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
4. Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.
Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat
pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan
pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5. Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan
menggunakan pemegang pahat.
6. Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut
yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

2.3 Prinsip Kerja Mesin Sekrap


Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja
untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).

2.4 Jenis-Jenis Bubut


Jenis-jenis mesin Bubut
Berdasarkan dimensinya
1. 1. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ringan diperuntukkan untuk


pekerjaan membubut objek yang berukuran kecil dan ringan. Bentuk mesin ini relatif
kecil dan sederhana dengan panjang mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm
sehingga sangat cocok untuk latihan dan industri rumah tangga.

Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja atau di tempat mana saja sesuka
anda dengan sangat mudah, karena ukurannya yang mini dari jenis mesin bubut
lainnya.

Karena memilki berat yang ringan dan ukuran yang mini, mesin bubut ini bisa
dibawa atau di angkat oleh satu orang. Mesini ini biasa kita jumpai di beberapa sekolah
mesin yang di gunakan untuk latihan dan pembelajaran.

2. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Dibanding dengan mesin mesin bubut ringan,


mesin bubut sedang memiliki konstruksi yang lebih detail dan dilengkapi dengan
peralatan khusus. Mesin bubut sedang digunakan untuk pekerjaan yang memiliki
banyak variasi dan membutuhkan ketelitian.

Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter sampai
dengan 200mm dan panjang 100mm. Tidak hanya untuk menghasilkan perkakas,
mesin bubut sedang juga dapat digunakan untuk memperbaiki perkakas dan cocok
digunakan sebagai peralatan pelatihan di sekolah.

3. Mesin bubut standar (standard lathe)

Mesin bubut standar memiliki ukuran


yang besar dan lebih berat. Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin bubut pada umumnya.

Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan sedang serta
dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram, dan rem.
Mesin bubut standar paling banyak digunakan di home industry.

4. Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)

Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan benda yang besar dan panjang,
dan banyak digunakan untuk pabrik-pabrik besar.

Jenis Mesin Bubut Berdasarkan Prinsip Kerjanya

1. Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut centre lathe paling banyak


digunakan pada industri karena dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin bubut
ini menggunakan poros spindle yang memiliki chuck berahang pada satu sisinya
sebagai alat cengkram material. Rahang ini menjadi pusat sumbu dan sisinya yang lain
menjadi pemutar.
Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar ataupun kecil dan juga
dibeberapa perusahaan manufactur dengan cara kerja yang sangat efektif dan mudah.
Mesin ini dirancang dengan berbagai bentuk dan tipe sehingga.

2. Mesin bubut sabuk

Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda gigi. Sabuk
melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros dari spindle yang terkait
dengan sabuk. Roda gigi yang dilingkari sabuk inilah menjadi kunci pembuatan ulir
dan pemotongan material karena diujung rangkaian roda gigi tersebut terdapat eretan
pahat yang bergerak memutar konstan untuk membentuk ulir.

3. Mesin bubut vertical turning & boring milling

Mesin bubut ini bekerja secara otomatis. Sebelum bekerja,


mesin bubut ini hanya perlu menentukan bentuk akhir dari setiap potongan yang
diberikan oleh operator dan selanjutnya mesin bubut ini akan membubut sesuai
setingan. Poros mesin akan mengeset sendiri cengkramannya pada material bahan
kerja.

Dengan cara kerja yang sangat otomatis, anda dengan mudah dapat mengawasi
beberapa mesin lainnya dengan sangat mudah dan cepat. Dengan cara kerja otomatis
ini, memudahkan para pengguna menggunakan mesin jenis ini.

Mesin otomatis ini banyak di jumpai di beberapa perusahaan industri dan


manufactur yang membutuhkannya.

4. Mesin bubut facing lathe

Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing lathelah pilihannya.


Mesin bubut ini memiliki cakram atas piringan berupa plat besar yang berada pada sisi
dasar, kemudian proses pembubutan bekerja pada kedua sisi piringan.

5. Mesin bubut turret

Mesin bubut turret memiliki kemampuan untuk mengerjakan material secara


identic. Maksud identic disini adalah mesin bekerja sesuai dengan urutan kerja yang
telah diatur oleh operator mesin sehingga sangat cocok untuk produksi material secara
massal di industri-insdustri.

6. Mesin bubut turret jenis sadel

Hampir mirip dengan mesin bubut turrent biasa, mesin bubut turret jenis sadel
menggunakan sadel untuk melakukan pengaturan dan pengoperasian untuk
menghasilkan material yang identik.

7. Mesin bubut turret vertikal

Mesin bubut turret jenis ini juga dapat menghasilkan material dengan identik.
Mesin bubut turret vertikal memiliki meja putar bercengkram dan turret yang
terpasang di atas rel yang menyilang pada meja putar. Pada turret terdapat kepala
samping yang menjadi pengontrol pahat dengan sistem yang sudah diset sehingga
terjadi pengulangan proses secara identik pada saat dioperasikan.

2.5 .Parameter Proses Pemotongan Mesin Bubut

Parameter proses permesinan mesin bubut adalah sebagai berikut :

1. Cutting Speed
Cutting Speed ialah kecepatan potong (mm/min)

ν = π.d.n / 1000

Ketarangan :
d : diameter benda kerja
n : putaran poros utama (benda kerja)
(referensi : http://maxcy-idrz.blogspot.com/2009/01/pengertian-mesin-cnc.html )

2. Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)
νf = f . n
Keterangan :
f : gerak makan (mm)
n : putaran poros utama (benda kerja)
(referensi : http://maxcy-idrz.blogspot.com/2009/01/pengertian-mesin-cnc.html )
Gambar Grafik untuk menentukan kecepatan makan

3. Material Removal Rate


Material Removal Rate ialah Laju penghasil geram ( cm3/min)
Z = f . a . νf

Keterangan :
f : gerak makan (mm)
a : kedalaman potong (mm)
ν f : kecepatan makan (mm/min)

4. Cutting Time (min)


Cutting time ialah waktu pemotongan

tc = lt / ν f

Keterangan :
lt : panjang permesinan
ν f : kecepatan makan (mm/min)

5. Depth of Cut
Depth of cut ialah Kedalaman Pemotongan (mm)
Keterangan :
D = diameter awal pembubutan (mm)
d = diameter akhir pembubutan (mm)
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

 PEMASANGAN
untuk menahan bendakerja saat dilakukannya pemahatan sisi
benda kerja siinder agar tidak bengkok dan ditahan oleh ujung
yang lancip seperti yang ditunjukan di (Gambar 1.1)

(Gambar 1.1)

 Setelah dihubungkan kebenda kerja dengan mendekatkan


kebendakerja dan pada saat ini si pahat memahat beda kerja dengan
mengukur posisi ujung pahat harus sesuai atau sejajar dengan lubang
sentering untuk seperti yang di tunjukan di (Gambar 1.2)

(Gambar 1.2)

 mengatur kedalaman pisau pahat memahat benda kerja dengan sekala


mm(millimeter) dengan memutarkan cross slide alat pengatur jarak
kedalaman pisau memakan benda kerja seperti pada (Gambar 1.3)

(Gambar 1.3)
 Mengatur split-nu t control untuk mengontrol pergeseran
meja kerja dengan system otomatis dengan menarik tuas
keatas dan mematikannya lagi dengan mengubahnya kebawa.
BAB IV ANALISIS
a. Menurut Praktikan Bagas Pangilmu Wicaksono

4.1. Prosedur
i. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, dan mengenakan
perlengkapan keamanan, seperti sepatu, kacamata pengaman, dan sarung tangan.
ii. Mengukur dimensi benda kerja, memasang benda kerja pada chuck, dan memasang
pahat untuk tahap facing dengan posisi sedikit miring. Sebelum melakukan facing
ujung pahat harus sejajar dengan titik pusat benda kerja, yaitu dengan cara
menyejajarkannya dengan center yang terletak pada tailstock. Atur kecepatan pahat dan
putaran benda kerja pada tuas pengatur. Posisikan mata pahat tepat menyentuh tepi
benda kerja. Atur seberapa jauh mata pahat akan bergeser. Putar switch power pada
posisi on, dan tarik tuas otomatis untuk gerakan maju-mundur searah titik pusat
silinder. Lakukan berulang-ulang hingga mendapat panjang benda kerja yang
diinginkan.
iii. Mereduksi diameter benda kerja, dengan cara hampir sama dengan facing, tetapi tuas
otomatis diatur agar bergerak kiri-kanan searah garis sumbu benda kerja dan pahat
tegak lurus dengan garis sumbu benda kerja. Tandai sampai sejauh mana diameter akan
direduksi, nyalakan mesinnya, dan matikan saat mata pahat sudah mencapai batas. Atur
tuas pengatur untuk mereduksi diameter sedikit demi sedikit, ulangi berkali-kali sampai
mencapai diameter yang diinginkan.
4.2 Analisis Benda Kerja
1. Sebelum diproses, benda kerja masih berupa silinder yang tepinya tidak rata,
dan ukurannya belum sesuai.
2. Setelah diproses menggunakan mesin bubut, silinder tersebut memiliki
permukaan yang rata, terdapat lubang, alur,bagian yang tereduksi
diameternya, serta ukurannya sesuai dengan gambar teknik yang telah
ditentukan.
4.3 Parameter Proses
1. Kecepatan putaran benda kerja
2. Kecepatan gerak makan pahat
3. Posisi pahat
4. Posisi roda gigi.
4.4 Fenomena
a. Geram kontinu, Geram yang kontinu dan berubah warna disebabkan karena
cepatnya kecepatan putaran benda kerja dan posisi pahat yang memakan banyak
benda kerja
b. berubah warna Geram,Saat kecepatan putaran benda kerja semakin cepat dan
posisi pahat semakin dekat atau memakan benda kerja menyebabkan
menghasilkan geram yang berwarna seperti biru dan ungu. Hal tersebut
disebabkan karena meningkatnya suhu pada benda kerja akibat besarnya
gesekan antarapahat dan benda kerja.

b. menurut Izza Rodiya


4.1 Prosedur
1. Menyiapkan benda kerja dan menggunakan keselamatan kerja
2. Mengukur benda kerja dan melihat perbandingan pada gamtek yang akan kita
gunakan sebagai acuan
3. Menyalakan mesin dan mengenali cara kerja mesin
4. Mengatur kecepatan mesin
5. Memasang benda kerja pada chuck dan menyetarakannya pada sentering
6. Memasang pahat dan memposisikan agar pahat kena benda kerja, dan benda kerja
tepat lurus dengan sentering dengan merubah tail stock mendekati benda kerja
7. Melakukan proses facing benda kerja
8. Menyalakan mesin dengan menarik tuas
9. Kita dapat mengatur seberapa dalam benda bekerja untuk proses reduksi
10. Jika posisi benda telah sesuai kita dapat menyalakan tombol otomatis mesin
tersebut
11. Hentikan proses reduksi apabila benda telah mengenai titik penanda benda untuk
direduksi
12. Jika sudah matikan mesin dan ukur benda kerja
4.2 Analisis Benda Kerja
a. pada sebelum benda kerja melakukan proses bubut benda kerja lebih besar setelah
dilakukan proses bubut terjadi pengurangan benda kerja dan benda lebih halus
b. pada sebelum melakukan bubut warna sama pada benda kerja, setelah
pembubutan benda kerja memiliki perbedaan warna di bagian tengahnya
c. geram yang terbentuk tergantung pada kecepatan potong
4.3 Parameter Proses
1. kecepatan mesin, kecepatan makan, dan kedalaman potong
2. jenis pahat juga mempengaruhi proses tersebut
4.3 Fenomena
1. pada terjadinya proses pembubutan terbentuk geram berwarna, ini karena percikan api
pada material
2. geram yang berbentuk berbeda-beda dan memiliki warna yang berbeda, perubahan
warna tersebut karena pahat aus oleh gesekean yang terjadi dan menyebabkan panas
3. keluaranya asap karena terjadinya gesekan yang tinggi antara pahat dan benda kerja

d. Menurut Teven Aditya


4.1 Prosedur
1. Menyiapkan benda kerja
2. Memasang pahat yang akan digunakan
3. Mengatur kecepatan putaran mesin
4. Menghitung brapa yang akan dipahat dari benda kerja
5. Lalu memasang hasil perhitungan tersebut ke mesin mengatur kedalaman memahat
benda kerja
6. Setelah sesuai lalu hidupkan mesin bubut dan dekatkan pisau pahat kebenda kerja
4.2 Analisis Benda Kerja
1. Sebelum benda kerja melewati proses sentring benda kerja tidak memiliki sentering
dan
2. sebelum melewati proses ulir benda kerja lebih halus namun setelah melewati proses
ulir dan
3. alur benda kerja menjadi lebih kasar dan memiliki bentuk yang berbeda
4.3 Parameter Proses
1. Mengatur kecepatan putaran mesin
2. Mengatur kedalaman memahat
3. Mengatur kecepatan gerak meja kerja
4.4 Fenomena
1. Benda kerja menjadi memiliki alur dan struktur setelah melewati proses penguliran
2. Kunci pahat membanting karna tidak dilepas sebelum pengoprasian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. menurut Bagas Pangilmu

1. Berdasarkan praktikum, dapat diketahui mesin bubut memiliki fungsi yaitu,


facing, mereduksi diameter benda kerja silinder, drilling, membuat alur, dan
membuat ulir.
2. Pahat yang digunakan saat praktikum yaitu, pahat ulir dan pahat alur
3. Parameter yang mempengaruhi proses pemotongan pada mesin bubut yaitu,
kecepatan putaran benda kerja, pahat, posisi pahat, dan roda gigi. Parameter-
parameter tersebut diatur sedemikian rupa sehingga menyesuaikan dengan
proses yang akan dilakukan.
4. Dengan menggunakan mesin bubut kita dapat melakukan beberapa proses
seperti, facing, mereduksi diameter benda kerja silinder, drilling, membuat
alur, dan membuat ulir sehingga menghasilkan benda kerja sesuai dengan
yang diinginkan meskipun hasilnya tidak maksimal yang disebabkan oleh
beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. Alat bantu mesin bubut ialah ram, kunci chuck, dan ragum

b. menurut Izza Rodiya


1. Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Dapat melakukan pembubutan lurus, pembubutan
dalam, pembubutan rata, drilling, pembuatan alur, dan pembuatan ulir
2. Parameter mesin bubut ialah kecepatan potong, kecepatan makan, waktu
pemotongan, dan kecepatan menghasilkan geram
3. Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis
4. Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja.
5. Alat bantu yaitu ram, kunci ram, meja kerja, tuas posisi pahat

c. menurut Teven Aditya


1. Menentukan pengoprasian mesin bubut dengan memasang pahat,mengatur kecepatan ,
mengatur kedalaman pahat, mengatur gerak otomatis meja kerja dan pemaahatan
2. Pembubutan tepi (facing), Pembubutan silindris (turning), Pembubutan alur(grooving),
Pembubutan tirus (chamfering), Pembubutan ulir (threading), Drilling, Boring, Kartel
(knurling),Reaming

3. Memilih pahat pahat ulir dan pahat alur sesuai kebutuhan


4. Dapat menentukan kecepatan putaran mesin , kedalaman memahat
5. Pahat berlawanan ketajamannya dengan arah putaran mesin dan membentuk gram bubuk
dan panjang melingkar
5.2 Saran
a. menurut Bagas Pangilmu

1.Matikan mesin pada keadaan pahat tidak di dekat benda kerja


2.Jika benda kerja kurang halus,ulangi proses pemakanan dengan gerakan meja
kerja yang lebih lambat

a. menurut Izza Rodiya


1. Saran untuk praktikum selanjutnya adalah mahasiswa sebaiknya telah
mempelajari proses bubut dengan baik dan melakukannya dengan teliti untuk
mengurangi kesalahan.
2. Mahasiswa mempelajari gamtek pada proses bubut
c. menurut Teven Aditya

1. Kita harus lebih memahami prosess dalam pengoprasian pembubutan


LAMPIRAN

1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen mesin bubut yang digunakan pada praktikum dengan
lengkap!

a) Kepala tetap, pada kepala tetap ini terdapat poros spindel mesin yang berfungsi sebagai tempat
kedudukan cekam (chuck) sehingga bila poros spindel berputar maka cekam juga akan ikut berputar. Di
dalam kepala tetap terdapat juga puli (pulley) yang dihubungkan dengan motor penggerak melalui belt
(sabuk). Untuk mengubah kecepatan dan arah putaran mesin, puli ini dihubungkan dengan poros spindel
mesin melalui susunan roda gigi transmisi di dalam gear box (kotak roda gigi).
b) Kepala lepas, berfungsi untuk mendukung benda kerja yang panjang, di mana senter diam ataupun senter
putar dapat dipasang pada kepala lepas ini. Berbeda dengan kepala tetap yang diam di tempat, maka
kepala lepas dapat digeserkan maju-mundur sepanjang alas mesin. Selain itu, kepala lepas dilengkapi
dengan roda pemutar atau roda tangan yang dapat diputarkan secara manual dengan tangan sehingga
poros kepala lepas bergerak memanjang dan memendek.
c) Eretan alas atau eretan memanjang berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang
sejajar sumbu benda kerja.Eretan alas ini memiliki roda pemutar yang dapat diputar secara manual
maupun secara otomatis. Dengan demikian eretan memanjang ini dapat bergerak mendekati atau
menjauhi kepala tetap.
d) Eretan melintang berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang sumbu benda
kerja.Eretan melintang ini juga memiliki roda pemutar yang dapat digerakkan secara manual maupun
secara otomatis untuk mendekati ataupun menjauhi titik pusat benda kerja.
e) Eretan atas atau eretan kombinasi memiliki fungsi untuk melakukan gerakan pemakanan ke arah sudut
yang diinginkan sesuai penyetelannya. Eretan atas ini dapat diputar menurut sudut yang dikehendaki,
juga eretan ini dilengkapi roda pemutar untuk menggerakkan eretan atas maju atau mundur. Dilihat dari
konstruksinya, eretan atas bertumpu pada eretan melintang dan eretan melintang bertumpu pada eretan
memanjang. Dengan demikian, jika eretan memanjang digerakkan atau digeser, maka eretan melintang
bersama-sama eretan atas juga akan ikut bergerak.
f) Rumah pahat digunakan untuk memegang (menjepit) pahat. Secara garis besar rumah pahat dapat
dibedakan menjadi rumah pahat standar dan rumah pahat yang dapat disetel.Pada rumah pahat standar
untuk mengatur ketinggian pahat harus dilakukan dengan cara memberi ganjal, sementara pada rumah
pahat yang dapat disetel untuk mengatur ketinggian pahat tidak perlu menggunakan ganjal karena rumah
pahat jenis ini dapat disetel ketinggiannya.
g) Alas mesin berfungsi sebagai tempat kedudukan eretan memanjang dan kepala lepas.
h) Poros pembawa mempunyai fungsi untuk membawa eretan pada waktu melakukan pembubutan secara
otomatis.
i) Poros transportir merupakan poros berulir yang pada umumnya memiliki bentuk ulir trapesium atau segi
empat. Poros transportir digunakan untuk membawa eretan sewaktu melakukan pembubutan ulir.
j) Tuas roda gigi digunakan untuk mengatur kecepatan poros spindel mesin bubut.
k) Tuas motor dipakai untuk menjalankan motor penggerak mesin.
l) Cekam atau chuck, sebenarnya cekam ini merupakan perlengkapan dari mesin bubut. Cekam dipasang
pada poros spindel mesin dan dipakai untuk menjepit benda kerja yang akan dibubut.
2. Jelaskan mengenai proses-proses bubut yang telah dilakukan dan kegunaannya!
a. Proses perataan permukaan (facing).
Proses facing digunakan ketika kita ingin meratakan bagian ujung silinder
benda kerja yang tidak rata akibat proses drilling dan borring.

b. Proses reduksi diameter.


Proses reduksi diameter digunakan ketika kita ingin mengurangi reduksi
diameter benda kerja kita yang berbentuk silinder.

c. Proses pembuatan ulir


Proses pembuatan ulir digunakan ketika kita ingin membuat benda kerja
silinder kita memiliki ulir luar

3. Gambarkan pahat bubut dan tunjukkan bagian-bagian utamanya!


4. Hitung kecepatan potong dan kecepatan makan yang diperlukan untuk mereduksi
permukaan silinder pada percobaan yang telah dilakukan dan bagaimana mengatur
susunan tuas kecepatan spindel dan gerak makan pada mesin bubut?

1.

Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)


ν f = f . n Keterangan :
f : gerak makan (mm)
n : putaran poros utama (benda kerja)
Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin. a)
Menyetel kecepatan putar.
Penyetelan tuas-tuas pengatur kecepatan putaran mesin sangat spesifik pada tiap
merek atau pun tipe mesin bubut yang akan digunakan. Contoh, pada mesin bubut
Colchester tipe Bantam akan disetel pada putan mesin (sumbu utama/spindel) hasil
perhitungan 557,6 put/men.

Cara penyetelan :
• Cari pada Tabel Kecepatan Putaran Mesin angka yang sesuai dengan keinginan anda ; lalu
perhatikan gambar tuas-tuas di atas dan di bawah angka itu.
• Setel tuas di atas mesin yang sebelah kiri ke kiri dan yang sebelah kanan ke kanan ( caranya :
tekan tuas ke bawah lalu diarahkan pemegangnya ke kiri atau ke kanan ).
• Setel tuas kecepatan putaran mesin yang ada di bagian depan mesin ke kanan ( Caranya : tekan
tuas ke depan dan geser pemegangnya ke kanan ). Penyetelan tuas-tuas tersebut mesin dalam
keadaan berhenti.
b) Menyetel kecepatan makan.
Cara penyetelan :
Dengan manual
Setelah benda kerja siap dipotong dan berputar putar tuas pangatur posisi pahat
sesuai yang diinginkan pada tuas pengatur kiri kanan dan tuas pengatur depan
belakang. Atur kedua tuas tersebut agar pahat mengenai benda (memakan) benda
kerja
Dengan otomatis
Atur seberapa besar anda ingin memproses benda kerja lalu set 0 terlebih dahulu
tuas penggerak pahat, setelah di set 0 lalu set kembali tentukan besar pahat
memakan benda kerja tarik tuas otomatis agar gerak makan menjadi otomatis lalu
tarik tuas untuk gerak makan maju mundur pahat dan tekan tuas untuk gerak makan
kiri
kanan,
lalu

nyalakan (switch on) tuas untuk mengaktifkan gerakan otomatis tersebut.

5. Bagaimana bentuk penampang geram yang terjadi dari proses bubut reduksi
permukaan? Gambarkan dan jelaskan!
Geram pada proses bubut reduksi permukaan relatif berukuran kecil dan tidak
kontinu geram pada proses bubut reduksi permukaan ini juga tidak berubah
warna,warnanya cenderung sama karna kecepatan yang dipakai tidak terlalu besar.
DAFTAR PUSRTAKA

http://amaliaanggriana.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-pemesinan-modul-1.html pada hari jum’at


pukul 18.30
http://mesinnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-lengkap.html hari jumat 13 april 2018 pukul
18.47

http://mesinnews.blogspot.com/2015/02/pahat-bubut-yang-digunakan-secara-umum.html
http://i-hidayat.blogspot.co.id/2012/01/parameter-proses-permesinan-mesin-bubut.html

http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2016/08/mesin-bubut.html
https://colturn.co.za/my-product/lathe-machine/lathe-machine/

Anda mungkin juga menyukai