Anda di halaman 1dari 3

Izza Rodiya Umayya (A017051)

BAB III
PENILAIAN KESESUAIAN
Penilaian kesesuaian adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan bukti-bukti
bahwa produk, proses, atau jasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam suatu standar.
Proses penilaian kesesuaian berdasar SNI ISO IEC 17000 terdiri dari seleksi, determinasi,
review/atestesi, dan surveilen jika diperlukan. Sesuai UU Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian pasal 30 ayat 2 kegiatan penilaian kesesuaian dilakukan melalui pengujian,
inspeksi, dan/atau sertifikasi. Pengujian menurut ISO/IEC 17000:2004 adalah penentuan satu
atau lebih karakteristik obyek penilaian kesesuaianyang didasarkan sebuah prosedur,
pengujian dapat dilakukan terhadap bahan, produk, maupun proses. Sedangkan inspeksi
sesuai ISO/IEC 17000:2004 adalah pemeriksaan terhadap desain produk, produk, proses,
pabrik (plant) atau instalasi dan penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan tertentu atau
persyaratan umum berdasarkan pertimbangan profesional. Sertifikasi menurut SNI ISO/IEC
17000:2009 yaitu pengesahan dari pihak ketiga yang berkaitan dengan produk, proses, sistem
atau personal, yang dapat diterapkan pada semua obyek penilaian kesesuaian. Kegiatan
penilaian kesesuaian dapat dilakukan melalui akreditasi dan sertifikasi. Pengertian akreditasi
sesuai ISO/IEC 17000: 2004 adalah pengesahan dari pihak ketiga terkait dengan lembaga
penilaian kesesuaian yang memberikan pernyataan formal kompetensinya untuk
melaksanakan kegiatan penilaian kesesuaian tertentu. Penilaian kesesuaian terhadap regulasi
teknis merupakan syarat agar produk dapat dipasarkan di masyarakat dan ketidaksesuaiannya
dapat berimplikasi sangsi administratif bagi produsen maupun pihak yang memasarkannya.
Prosedur penilaian kesesuaian yang dapat diterapkan pemerintah yaitu inspeksi, lisensi,
pengujian batch, approval, sertifikasi, listing/registrasi, dan supplier declaration.
Penilaian kesesuaian di Indonesia menurut PP 102 Tahun 2000, ditangani oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) yang dibentuk oleh pemerintah dengan Kep. Pres. No. 78 Tahun
2001. Kan berpartisipasi secara aktif sebagai anggota APLAC, ILAC (International
Laboratory Accreditation Conference), PAC dan IAF untuk melaksanakan tanggungjawab
dan kewenangannya. Satu standar atau lebih dikembangkan dengan tujuan pencapaian
karakteristik keunggulan mutu, pencapaian interoperability dan interchangeability, penetapan
varietas (jenis) produk. Menurut PP 102 Tahun 2000, produsen yang menghasilkan produk
yang memenuhi persyaratan SNI berhak untuk membubuhkan tanda SNI pada produknya
berdasarkan hasil penilaian kesesuaian (sertifikasi produk) yang kompeten/diakreditasi oleh
KAN.
BAB IV
METROLOGI
Metrologi merupakan aktivitas yang diperlukan untuk melakukan pengukuran yang
benar, tertelusur dan diakui kebenarannya dalam tingkat nasional, regional maupun
internasional. Sejarah metrologi dimulai pada zaman Mesir Kuno 3000 tahun sebelum
Masehi, pada zaman itu diterapkan standar panjang yang dinamakan “Cubit”. Pada saat
Revolusi Prancis ditetapkan satu standar yaitu meter di dalam keputusan Majelis sama dengan
sepersepuluh juta bagian dari seperempat meridian, yang direalisasikan dengan sepersepuluh
juta bagian dari jarak antara Dunkerque dan Barcelona dan ditetapkan UU Timbangan dan
Ukuran 1795 yang menetapkan Sistem Metrik Desimal sebagai peraturan perundang-
undangan modern pertama kemetrologian. Bureau International des Poids et Mesures (BIPM)
didirikan melalui perjanjian diplomatik yang dikenal dengan Convention du Mètre (Konvensi
Meter) pada 20 Mei 1875. Peranan metrologi dapat mencakup telekomunikasi, transportrasi,
navigasi, kesehatan, keselamatan manusia, makanan, dan produk. Perkembangan ilmu
pengetahuan juga didahui dengan perkembangan metrologi yang mendukung pengukuran
yang sangat akurat.
Metrologi ilmiah berkaitan dengan standar pengukuran primer atau metode utama
dikembangkan. dengan masalah teoritis dan praktis umum unit pengukuran, masalah
kesalahan dalam pengukuran, masalah sifat metrologi dari penerapan alat ukur dan
pengembangan standar pengukuran primer atau metode primer. Metrologi Industri berfokus
pada pengukuran dalam produksi dan pengendalian mutu. Perawatan yang tepat dan kontrol
peralatan ukur industri termasuk kalibrasi instrumen dan bekerja standar pengukuran.
Sedangkan Metrologi legal berisi semua kegiatan yang berkaitan dengan persyaratan legal
terhadap pengukuran, satuan pengukuran, alat ukur dan metode pengukuran.
Rantai ketertelusuran sesuai ISO/IEC Guide 99:2007 adalah sifat dari hasil
pengukuran atau nilai dari suatu standar yang dapat dihubungkan ke acuan tertentu, yang
biasanya berupa standar nasional atau internasional, melalui rantai perbandingan yang tidak
terputus beserta ketidakpastiannya. Ketidakpastian ialah ukuran kuantitatif dari kualitas hasil
pengukuran, yang memungkinkan hasil pengukuran akan dibandingkan dengan hasil lainnya,
referensi, spesifikasi atau standar. Penerapan standar didukung dengan interaksi antar elemen
infrastruktur seperti proses perumusan SNI yang harmonis dengan kegiatan standardisasi
internasional (ISO, IEC, ITU-T, CODEX) dan organisasi standardisasi regional. Untuk
mencapai tujuan penerapan metrology harus diciptakan jaminan kesetaraan hasil pengukuran
dengan penerapan suatu standar. Boks 16 membahas tentang cakupan metrologi menurut
OIML dan Boks 17 dijelaskan tentang kegiatan metrologi legal menurut UU No. 2 tahun
1981.

Anda mungkin juga menyukai