Anda di halaman 1dari 38

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339296516

Milling Machine Report (Manufacturing Systems Laboratory)

Technical Report · September 2017

CITATIONS READS

0 1,608

1 author:

Oktavia Regina Putri Nugraha


Brawijaya University
14 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Integrated Practicum III View project

Simulation View project

All content following this page was uploaded by Oktavia Regina Putri Nugraha on 16 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN
PRAKTIKUM TERINTEGRASI I
PERIODE SEMESTER GANJIL 2017

Disusun oleh:
KELOMPOK 33

Paramashanti Dewi Eka Putri (165060707111027)


Oktavia Regina Putri Nugraha (165060700111039)
Sri Rahayu Maria Ulfa (165060701111040)
Rifqy Al Hafidz (165060707111023)
Muhammad Ali (165060707111043)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
MALANG, SEPTEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab I pendahuluan ini akan membahas mengenai latar belakang


dilaksanakannya praktikum modul 5 mesin miliing, tujuan dari praktikum tersebut,
manfaat yang didapat, batasan yang ada pada praktikum, beserta asumsi yang digunakan
pada praktikum mesin miliing.

1.1 LATAR BELAKANG


Teknologi dalam dunia industri akan mengalami kemajuan yang cukup pesat, dimana
setiap industri akan memiliki daya saing masing-masing dalam bidangnya, terutama
dalam bidang manufaktur. Dalam memenuhi kebutuhan untuk dapat bersaing di dunia
perindustrian maka dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdisiplin tinggi dalam
melakukan pekerjaannya. Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi banyak perusahaan
yang menggunakan peralatan mesin dalam pembentukkan-pembentukkan produk
tersebut, salah satunya adalah menggunakan mesin miliing. Oleh karena itu perlunya
tenaga kerja untuk mengetahui ataupun memahami proses kerja dari mesin-mesin
tersebut.
Mesin Milling merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk menyayat
atau membentuk suatu benda kerja dengan bahan bentuk dasar balok. Mesin milling
adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan permukaan suatu benda
kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Prinsip kerja mesin milling yaitu
tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama
oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui
suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel
mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam
maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada
bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Untuk itu dalam praktikum modul 5 mesin milling ini dilakukan agar mahasiswa
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dapat mengenal dan memahami
prinsip kerja dan fungsi dari mesin miliing, dapat mengoperasikan dan membuat benda

113
kerja dengan mesin miliing yakni, kemudian dapat melakukan analisis terhadap proses
permesinan dengan mesin miliing, yakni analisis terhadap data aktual dan teoritis yang
telah didapatkan, dan analisis permasalahan, penyebab beserta solusi yang diberikan
untuk memperbaiki kualitas benda kerja yang dibuat.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Berikut merupakan tujuan dari praktikum mesin milling.
1. Agar praktikan dapat mengenal dan memahami prinsip kerja, fungsi dan bagian dari
mesin miling dalam proses manufaktur.
2. Agar praktikan dapat mengoperasikan mesin miling dan memahami proses-proses
operas yang ada pada mesin
3. Agar praktikan dapat melakukan analisis terhadap proses operasi yang ada pada
mesin milling.

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM


Adapun manfaat yang didapat dari praktikum mesin milling adalah sebagai berikut.
1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja, fungsi dan bagian dari
mesin miling dalam proses manufaktur.
2. Praktikan mampu mengoperasikan mesin miling dan memahami proses-proses
operas yang ada pada mesin miling
3. Praktikan mampu melakukan analisis terhadap proses-proses operasi yang ada pada
mesin milling.

1.4 BATASAN PRAKTIKUM


Berikut batasan dari praktikum mesin milling.
1. Material yang digunakan dalam proses milling adalah kayu aghatis.
2. Mesin yang digunakan adalah mesin milling Krisbow-KW 150 0046

1.5 ASUMSI PRAKTIKUM


Adapun asumsi yang ada pada praktikum mesin milling.
1. Mesin yang digunakan dalam keadaan baik
2. Material yang digunakan selalu tersedia
3. Dimensi material secara teoritis adalah panjang 43,2mm, tinggi 32mm dan lebar
40,4mm

114
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai mesin milling dan rumus perhitungan,yang
digunakan saat praktikum.

2.1 MESIN MILLING


Mesin Milling merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk menyayat
atau membentuk suatu benda kerja dengan bahan bentuk dasar balok. Mesin milling
adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan permukaan suatu benda
kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya (Rayvel,2010). Pada mesin frais,
pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja
dengan bantuan catok atau ragum (vice) atau alat Bantu lainnya . Proses pemesinan frais
(milling) adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong
jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari
pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa
berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga
berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk (Rahdiyanta,2010). Selain itu mesin frais atau
mesin milling merupakan salah satu mesin perkakas yang biasa digunakan untuk
pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefinisikan sebagai
mesin perkakas yang berfungsi untuk pengerjaan datar atau perataan permukaan suatu
benda kerja. (Cristian,2011). Permukaan yang datar maupun yang berlekuk dapat
diproses dengan mesin ini dengan ketelitian yang tinggi, termasuk pemotongan sudut,
celah, roda gigi, dan ceruk juga dapat diproses dengan baik menggunakan mesin ini. Bila
alat pemotong dan bornya dilepas maka dapat digunakan untuk pahat gurdi, alat pembesar
lubang, dan bor. Karena mesin ini dilengkapi mesin penyetel micrometer untuk mengatur
gerakan dari mejanya, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara
tepat. Berikut adalah contoh dari mesin milling.

115
Gambar 2.1 Mesin Milling
Sumber : Rahdiyanti (2010:95)

Prinsip kerja mesin milling yaitu tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik
yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama
tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada
spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin
milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran
atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja. Pada mesin milling
terdapat proses atau operasi yang dapat dilakukan diantaranya ialah :
1. Proses Surfacing adalah proses untuk mengurangi permukaan sebuah benda kerja
untuk mendapatkan ukuran ketebalan tertentu.
2. Endmilling adalah pisau pada proses frais/milling jari biasanya berputar pada sumbu
yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk
menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung
pisau dan ujung badan pisau.
3. Drilling adalah operasi pemesinan yang digunakan untuk membuat lubang bulat pada
benda kerja.

2.2 RUMUS PERHITUNGAN MESIN MILLING


Berikut merupakan penjelasan tentang rumus perhitungan dari cutting speed, feed
rate, cutting time, dan Material Removall Rate dengan rumus Endmilling dan drilling.

116
1. Menghitung Cutting Speed
Seperti pada Mesin Bubut, maka parameter yang dimaksud adalah putaran spindel
(n), gerak makan (f), dan kedalaman potong (a). Putaran spindel bisa langsung diatur
dengan cara mengubah posisi handle pengatur putaran mesin. Gerak makan bisa diatur
dengan cara mengatur handle gerak makan sesuai dengan tabel f yang ada di mesin. Gerak
makan ini pada proses frais ada dua macam yaitu gerak makan per gigi (mm/gigi), dan
gerak makan per putaran (mm/putaran). Kedalaman potong diatur dengan cara menaikkan
benda kerja, atau dengan cara menurunkan pisau. Putaran spindel (n) ditentukan
berdasarkan kecepatan potong. Kecepatan potong ditentukan oleh kombinasi material
pisau dan material benda kerja. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh oleh satu
titik (dalam satuan meter) pada selubung pisau dalam waktu satu menit. Pada proses frais
besarnya diameter yang digunakan adalah diameter pisau. Rumus kecepatan potong :
a. Endmilling
𝑉 = 𝜋. 𝑑. 𝑛 (2-1)
Sumber : Kohser (2008 : 656)
Dimana :
v = kecepatan potong (mm/menit)
d = diameter pisau (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)
b. Drilling
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉= (2-2)
12

Sumber : Kohser(2008 : 629)

2. Menghitung feed rate


Setelah kecepatan potong diketahui, maka gerak makan harus ditentukan. Gerak
makan (f) adalah jarak lurus yang ditempuh pisau dengan laju konstan relatif terhadap
benda kerja dalam satuan waktu, biasanya satuan gerak makan yang digunakan adalah
mm/menit. Kedalaman potong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal
terhadap tebal benda kerja akhir.
a. Endmilling
𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 𝑁. 𝑛 (2-3)
Sumber : Renville (2014:54)
Dimana :
fm = feed rate (mm/menit)
ft = Feed per tooth (mm/tooth)

117
N = Spindle speed (rpm)
N = Number of teeth (teeth/rev)
b. Drilling
𝑓𝑟 = 𝑓𝑁 (2-4)
Sumber : Renville(2014:54)
Dimana :
fr = Feed rate (mm/menit)
f = Feed (mm/rev)
N = Spindle speed (rpm)

3. Menghitung Cutting Time


Cutting time adalah waktu pemakanan benda untuk mencapai lenght of cut dalam
waktu tertentu. Adapun rumus untuk mencari waktu pemotongan mesin milling adalah
sebagai berikut :
a. Endmilling
𝐿+𝐿𝐴
𝑇𝑚 = (2-5)
𝑓𝑚

Sumber : (Renville T : 2014)


Dimana :
fm = Fed rate (mm/menit)
L = Lenght of cut (mm)
LA = Lenght of approach (mm)
Tm = cutting time (menit)
Adapun rumus untuk menghitung LA adalah sbb :
𝐷
𝐿0 = 𝐿𝐴 = √𝑊(𝐷 − 𝑊), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑊 < (2-6)
2

Sumber : Adisutardi (2014:74)


Dimana :
L0 = LA = D/2, untuk W ≥ D/2
LA = Lenght of approach (mm)
W = Width of cut (mm)
D = Diameter Pahat (mm)
b. Drilling
𝐿+𝐴
𝑇𝑚 =
𝑓𝑚
(2-7)
Sumber : Renville (2014:55)
Dimana :

118
Fm = Feed rate (mm/menit)
L = Lenght of cut (mm)
A = Lenght of approach (mm)
Tm = Cutting time (menit)
Adapun rumus untuk menghitung A adalah sebagai berikut :
𝐷
𝐴= (2-8)
2

Sumber : Kohser(2008:98)
Dimana :
A = Lenght of approach (mm)
D = Diameter pahat (mm)

4. Menghitung MRR (Material Removall Rate)


MRR adalah volume material yang dihilangkan dalam proses pemakanan yang
diekspresikan melalui cutting speed, depth of cut, dan feed rate :
a. Endmilling
MRR adalah jumlah material yang hilang dalam waktu tertentu. Adapun rumus
untuk mencari laju penghasil geram mesin milling adalah sebagai berikut :
𝐿𝑊𝑑
𝑀𝑅𝑅 = = 𝑓𝑚 𝑊𝑑 (2-9)
𝑇𝑚

Sumber: Adisutardi(2014:45)
Dimana :
Tm = Cutting time (menit)
W = Width of cut (mm)
d = Depth of cut (mm)
fm = Feed rate (mm/menit)
b. Drilling
𝑉𝑜𝑙 𝜋𝐷2 𝐿 ⁄4
𝑀𝑅𝑅 = = = (𝜋𝐷2 𝐿⁄4)𝑓𝑟 𝑁𝑠 ≅ 3𝐷𝑉𝑓𝑟 ............................................................... (2-10)
𝑇𝑚 𝐿⁄𝑓𝑟 𝑁𝑠

Sumber : Adisutardi (2014:45)


Dimana :
D = Diameter (mm)
V = Cutting speed (mm/menit)
Fr = Feed rate (mm/menit)
L = Lenght of cut (mm)
Ns = Spindle speed (rpm)

119
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

120
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum, diagram alir praktikum, dan prosedur praktikum

3.1 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan saat praktikum Mesin Milling:
1. Balok kayu
Digunakan sebagai benda kerja pada praktikum.
2. Desain benda kerja
Digunakan sebagai referensi pada saat praktikum.
3. Jangka Sorong
Digunakan sebagai mengukur dimensi benda kerja.
4. Arbor Key
Digunakan untuk mengunci arbor saat pemasangan tool holder (arbor).
5. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktupada proses pemakanan.
6. Kalkulator
Digunakan untuk menghitung dimensi serta pemakanan benda kerja.
7. APD
Digunakan sebagai pelindung selama proses praktikum.
8. Ragum
Digunakan untuk mencekam benda kerja.
9. Tachometer
Digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek.
10. Pahat end mill 10 mm
Digunakan untuk melakukan facing.
11. Pahat drill 10 mm
Digunakan untuk membuat lubang dengan diameter 10 mm.
12. Pahat drill 4 mm
Digunakan untuk membuat lubang dengan diameter 4 mm.
13. Water Pass
Digunakan sebagai alat pengecek kelurusan benda kerja.

121
3.2 DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM
Berikut ini adalah diagram alir praktikum mesin miling
Mulai A B E

Menyiapkan Menentukan depth of


desain benda Matikan mesin
cut
kerja, mesin,
alat bantu, dan
APD
Melepas dan Menyalakan mesin
mengganti posisi
benda kerja
Balok Kayu
Proses end milling
tahap 5
Mengukur dimensi Menentukan titik nol
benda kerja dengan pada benda kerja
jangka sorong Jauhkan mata pahat
dari benda kerja

Menentukan depth of
Memasang benda cut
kerja pada mesin
Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?
Menyalakan mesin
Menentuan titik nol
Ya
pada benda kerja

Menentukan depth of Matikan mesin


Proses end milling
cut tahap 3
Melepas dan
mengganti posisi
Menyalakan mesin Jauhkan mata pahat benda kerja
dari benda kerja

Mengganti pahat
Proses end milling
tahap 1
Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?
Jauhkan mata pahat Menentukan titik nol
dari benda kerja pada benda kerja
Ya

Matikan mesin Menentukan posisi


lubang
Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?
Ya Melepas dan
mengganti posisi Menentukan depth of
benda kerja cut

Matikan mesin
Menentukan titik nol Menyalakan mesin
pada benda kerja
Melepas dan
mengganti posisi
benda kerja Menentukan depth of
Proses drilling tahap 1
cut

Menentukan titik nol Jauhkan mata pahat


Menyalakan mesin
pada benda kerja dari benda kerja

Proses end milling


Menentukan depth of
tahap 4
cut Tidak
Apakah benda kerja
sesuai dengan desain?
Jauhkan mata pahat
Menyalakan mesin dari benda kerja
Ya

Proses end milling Matikan mesin


tahap 2 Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?

Jauhkan mata pahat


dari benda kerja Ya Menentukan titik nol
pada benda kerja
Melepas dan
mengganti posisi
benda kerja
Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain? Menentukan posisi
Menentukan titik nol lubang
pada benda kerja
Ya

A B
A B E

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

122
A B D G

Menentukan depth of
Proses drilling tahap 4
cut

Menyalakan mesin Jauhkan mata pahat


dari benda kerja

Proses drilling tahap 2


Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?
Jauhkan mata pahat
dari benda kerja
Ya

Matikan mesin
Apakah benda kerja Tidak
sesuai dengan desain?

Menentukan titik nol


Ya pada benda kerja

Matikan mesin
Menentukan posisi
lubang
Menentukan titik nol
pada benda kerja
Menentukan depth of
cut
Menentukan posisi
lubang
Menyalakan mesin

Menentukan depth of
cut
Proses drilling tahap 5

Menyalakan mesin Jauhkan mata pahat


dari benda kerja

Proses drilling tahap 3

Apakah benda kerja Tidak


sesuai dengan desain?
Jauhkan mata pahat
dari benda kerja

Ya
Tidak
Matikan mesin
Apakah benda kerja
sesuai dengan desain?

Melepas benda kerja


Ya

Matikan mesin
Mengukur dimensi
benda kerja

Menentukan titik nol


pada benda kerja Dokumentasi benda
kerja praktikum

Menentukan posisi
lubang Data praktikum dan
benda kerja sesuai
desain
Menentukan depth of
cut
Analisis dan
kesimpulan

Menyalakan mesin

selesai

D G

Gambar 3.2 Diagram Alir Praktikum Lanjutan

123
3.3 PROSEDUR PRAKTIKUM
Berikut ini adalah prosedur praktikum mesin miling
1. Menyiapkan desain benda kerja, mesin, alat bantu, dan APD
2. Memasukkan balok kayu
3. Mengukur dimensi benda kerja dengan jangka sorong
4. Memasang benda kerja pada mesin miling
5. Menentuan titik nol pada benda kerja
6. Menentukan depth of cut pada benda kerja
7. Menyalakan mesin miling
8. Proses end milling tahap 1
9. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
10. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
11. Mematikan mesin milling
12. Melepas dan mengganti posisi benda kerja
13. Menentukan titik nol pada benda kerja
14. Menentukan depth of cut pada benda kerja
15. Menyalakan mesin milling
16. Proses end milling tahap 2
17. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
18. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
19. Mematikan mesin milling
20. Melepas dan mengganti posisi benda kerja
21. Menentukan titik nol pada benda kerja
22. Menentukan depth of cut pada benda kerja
23. Menyalakan mesin milling
24. Proses end milling tahap 3
25. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
26. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
27. Mematikan mesin milling
28. Melepas dan mengganti posisi benda kerja
29. Menentukan titik nol pada benda kerja
30. Menentukan depth of cut pada benda kerja
31. Menyalakan mesin milling
32. Proses end milling tahap 4
33. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
34. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
35. Mematikan mesin milling

124
36. Melepas dan mengganti posisi benda kerja
37. Menentukan titik nol pada benda kerja
38. Menentukan depth of cut pada benda kerja
39. Menyalakan mesin milling
40. Proses end milling tahap 5
41. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
42. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
43. Mematikan mesin milling
44. Mengganti pahat end milling 10mm dengan pahat drilling 5mm
45. Menentukan titik nol pada benda kerja
46. Menentukan posisi lubang pada benda kerja
47. Menentukan depth of cut pada benda kerja
48. Menyalakan mesin miliing
49. Proses drilling tahap 1
50. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
51. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
52. Mematikan mesin miliing
53. Menentukan titik nol pada benda kerja
54. Menentukan posisi lubang pada benda kerja
55. Menentukan depth of cut pada benda kerja
56. Menyalakan mesin miliing
57. Proses drilling tahap 2
58. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
59. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
60. Mematikan mesin miliing
61. Menentukan titik nol pada benda kerja
62. Menentukan posisi lubang pada benda kerja
63. Menentukan depth of cut pada benda kerja
64. Menyalakan mesin miliing
65. Proses drilling tahap 3
66. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
67. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
68. Mematikan mesin miliing
69. Menentukan titik nol pada benda kerja
70. Menentukan posisi lubang pada benda kerja
71. Menentukan depth of cut pada benda kerja
72. Menyalakan mesin miliing

125
73. Proses drilling tahap 4
74. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
75. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
76. Mematikan mesin miliing
77. Menentukan titik nol pada benda kerja
78. Menentukan posisi lubang pada benda kerja
79. Menentukan depth of cut pada benda kerja
80. Menyalakan mesin miliing
81. Proses drilling tahap 5
82. Jauhkan mata pahat dari benda kerja
83. Memastikan benda kerja sesuai dengan desain
84. Mematikan mesin miliing
85. Melepas benda kerja
86. Mengukur dimensi benda kerja
87. Mendokumentasikan benda kerja praktikum
88. Memastikan data praktikum dan benda kerja sesuai dengan desain
89. Membuat analisis dan kesimpulan praktikum

126
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dari praktikum Modul 5 Mesin Milling,
diantaranya adalah data praktikum, perhitungan dan analisa meliputi data aktual, teoritis
dan perbandingannya, kemudian yang terakhir analisis dan pembahasan meliputi
permasalahan, penyebab dan solusi dalam praktikum.

4.1. DATA PRAKTIKUM


Berikut merupakan data yang didapatkan pada praktikum mesin milling. Benda kerja
yang digunakan yakni berbahan kayu agathis dengan panjang awal benda kerja sepanjang
44,9 mm , lebar awal benda kerja 42,8 mm dan tinggi awal benda kerja 29,6 mm. Spindle
speed yang digunakan dalam praktikum yakni 667,5 Nmm. Untuk desain benda kerja
dapat dilihat pada bagian lampiran. Berikut merupakan gambar dari benda kerja sebelum
mendapatkan proses dari mesin milling.

Gambar 4.1 Bentuk Awal Benda Kerja

Data awal praktikum adalah data ukuran awal benda kerja sebelum mendapat proses
apapun yang dipaparkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Perhitungan Awal


Dimensi Nilai
Spindle Speed (N)(mm) 667,5
Panjang Awal (mm) 44,9
Lebar Awal (mm) 42,8
Tinggi Awal (mm) 29,6

127
Berdasarkan ukuran awal di atas, kayu agathis perlu dilakukan proses endmilling
agar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan data dari proses
endmilling tahap 1 dengan pengurangan pada panjang benda kerja:

Gambar 4.2 Bentuk Benda Setelah Endmilling Tahap 1


Tabel 4.2 Data Proses Endmilling Tahap 1
Proses Endmilling Tahap 1
Ukuran Teoritis: 40 mm Ukuran Aktual: 39,7 mm
Pemakanan ke- Panjang Pemakanan Depth of Cut (d) Waktu (T)
(mm) (mm) (detik)
1 42,8 4,9
2 42,8 4,9 187
3 42,8 4,9
4 42,8 4,9

Berikutnya diperlukan proses endmilling tahap 2 dengan pengurangan pada lebar


benda kerja sebagai berikut:

Gambar 4.3 Bentuk Benda Setelah Endmilling Tahap 2


Tabel 4.3 Data Proses Endmilling Tahap 2
Proses Endmilling Tahap 2
Ukuran Teoritis: 40 mm Ukuran Aktual: 39,5 mm
Pemakanan ke- Panjang Pemakanan Depth of Cut (d) Waktu (T)
(mm) (mm) (detik)
1 39,7 2,8
2 39,7 2,8 118
3 39,7 2,8
4 39,7 2,8

128
Berikutnya diperlukan proses endmilling tahap 3 dengan pengurangan pada tinggi
benda kerja sebagai berikut:

Gambar 4.4 Bentuk Benda Setelah Endmilling Tahap 3


Tabel 4.4 Data Proses Endmilling Tahap 3
Proses Endmilling Tahap 3
Ukuran Teoritis: 25 mm Ukuran Aktual: 24,9 mm
Pemakanan ke- Panjang Pemakanan Depth of Cut (d) Waktu (T)
(mm) (mm) (detik)
1 39,5 4,6
2 39,5 4,6 134
3 39,5 4,6
4 39,5 4,6
5 39,5 4,6

Berikutnya diperlukan proses endmilling tahap 4 dengan pengurangan pada sisi


kanan benda kerja sebagai berikut:

Gambar 4.5 Bentuk Benda Setelah Endmilling Tahap 4


Tabel 4.5 Data Proses Endmilling Tahap 4
Proses Endmilling Tahap 4
Ukuran Awal: 25 mm Ukuran Akhir: 13,8 mm
Pemakanan ke- Panjang Pemakanan Depth of Cut (d) Waktu (T)
(mm) (mm) (detik)
1 39,5 10 57
2 39,5 10

Berikutnya diperlukan proses endmilling tahap 5 dengan pengurangan pada sisi kiri
benda kerja sebagai berikut:

129
Gambar 4.6 Bentuk Benda Setelah Endmilling Tahap 5
Tabel 4.6 Data Proses Endmilling Tahap 5
Proses Endmilling Tahap 5
Ukuran Awal: 25 mm Ukuran Akhir: 13,9 mm
Pemakanan ke- Panjang Pemakanan Depth of Cut (d) Waktu (T)
(mm) (mm) (detik)
1 39,5 10 32
2 39,5 10

Berikutnya dilakukan proses drilling untuk membuat lubang pada benda kerja
dengan 4 lubang berdiameter 5mm dengan 4 tahap drilling sebagai berikut:

Gambar 4.7 Bentuk Benda Setelah Drilling 5mm


Tabel 4.7 Data Proses Drilling 5mm
Proses Drilling 5mm
Depth of Cut (d) (mm) Waktu (T)
Tahap ke- Aktual Teoritis (detik)
1 13,9 15 25
2 13,5 15 37
3 13,8 15 7
4 13,2 15 6

Tahap akhir dilakukan drilling dengan diameter 10mm pada benda kerja dengan
data sebagai berikut:

130
Gambar 4.8 Bentuk Benda Setelah Drilling 10mm
Tabel 4.8 Data Proses Drilling 10mm
Proses Drilling 10mm
Depth of Cut (d) (mm) Waktu (T)
Tahap ke- Aktual Teoritis (detik)
1 39 40 66

Setelah mendapatkan proses endmilling dan drilling, berikut merupakan gambar


akhir dari benda kerja pada praktikum.

Gambar 4.9 Bentuk Akhir Benda Kerja

4.2. PERHITUNGAN DAN ANALISA


Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai perhitungan dan analisis dari data aktual
saat praktikum dan data teoritis yang seharusnya terjadi.

4.2.1. Data Aktual


Data aktual adalah perhitungan dari cutting speed, feed rate, cutting time, dan
material removal rate aktual pada praktikum sebagai berikut.

131
1. Cutting Speed
Cutting speed atau kecepatan potong pada alat potong mesin milling adalah jarak
yang ditempuh oleh milling cutter dalam satu menit. Berikut ini merupakan perhitungan
cutting speed dari data aktual yang diperoleh saat praktikum:
a. Endmilling
Tabel 4.9 Perhitungan Cutting Speed Proses Endmilling Aktual
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝑉 = 𝜋𝐷𝑁
𝑉 = 𝜋𝐷𝑁 𝑉 = 𝜋𝐷𝑁
𝑉 = 3,14 × 10 × 667,5
𝑉 = 3,14 × 10 × 667,5 𝑉 = 3,14 × 10 × 667,5
𝑉 = 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑉 = 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑉 = 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

Tahap 4 Tahap 5

𝑉 = 𝜋𝐷𝑁
𝑉 = 𝜋𝐷𝑁
𝑉 = 3,14 × 10 × 667,5
𝑉 = 3,14 × 10 × 667,5
𝑉 = 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑉 = 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

b. Drilling
Tabel 4.10 Perhitungan Cutting Speed Proses Drilling Aktual
Drilling
D = 5 mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁


𝑉= 𝑉= 𝑉= 𝑉= 𝑉=
12 12 12 12 12
3,14 × 5 × 667,5 3,14 × 5 × 667,5 3,14 × 5 × 667,5 3,14 × 5 × 667,5 3,14 × 10 × 667,5
= = = = =
12 12 12 12 12
= 873,3125 𝑚𝑚 = 873,3125 𝑚𝑚 = 873,3125 𝑚𝑚 = 873,3125 𝑚𝑚 = 1746,625 𝑚𝑚
/𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛

2. Cutting Time
Cutting time adalah waktu pemakanan benda untuk mencapai length of cut dalam
waktu tertentu. Berikut ini merupakan cutting time dari data aktual yang diperoleh saat
praktikum:
a. Endmilling
Tabel 4.11 Perhitungan Cutting Time Proses Endmilling Aktual
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

3,12 menit 1,96 menit 2.23 menit 0,95 menit 0,53 menit

132
b. Drilling
Tabel 4.12 Perhitungan Cutting Time Proses Drilling Aktual
Drilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

0,42 menit 0,62 menit 0,12 menit 0,1 menit 1,1 menit

3. Feed Rate
Feed rate adalah kecepatan makan milling cutter kepada benda kerja dalam proses
machining. Berikut ini merupakan perhitungan feed rate dari data aktual yang diperoleh
saat praktikum:
a. Endmilling
Tabel 4.13 Perhitungan Feed Rate Proses Endmilling Aktual
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝐿 + 𝐿𝐴
𝐿 + 𝐿𝐴 𝐿 + 𝐿𝐴 𝑓𝑚 = ×𝑖
𝑓𝑚 = ×𝑖 𝑓𝑚 = ×𝑖 𝑇𝑚
𝑇𝑚 𝑇𝑚
39,5 + 5
42,8 + 5 39,7 + 5 𝑓𝑚 = ×5
𝑓𝑚 = ×4 𝑓𝑚 = ×4 2,23
3,12 1,96
𝑓𝑚 = 61,28 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑚 = 91,22 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑚 = 99,77 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

Tahap 4 Tahap 5

𝐿 + 𝐿𝐴
𝐿 + 𝐿𝐴 𝑓𝑚 = ×𝑖
𝑓𝑚 = ×𝑖 𝑇𝑚
𝑇𝑚
39,5 + 5
39,5 + 5 𝑓𝑚 = ×2
𝑓𝑚 = ×2 0,53
0,95
𝑓𝑚 = 167,92 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑚 = 93,68 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

b. Drilling
Tabel 4.14 Perhitungan Feed Rate Proses Drilling Aktual
Drilling
D = 5 mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴


𝑓𝑚 = 𝑓𝑚 = 𝑓𝑚 = 𝑓𝑚 = 𝑓𝑚 =
𝑇𝑚 𝑇𝑚 𝑇𝑚 𝑇𝑚 𝑇𝑚
13,9 + 2,5 13,5 + 2,5 13,8 + 2,5 13,2 + 2,5 13,9 + 5
= = = = =
0,42 0,62 0,12 0,1 1,1
= 39,04 𝑚𝑚 = 25,8 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 = 135,83 𝑚𝑚 = 157 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 = 17,18 𝑚𝑚
/𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛

133
4. Material Removal Rate
Material removal rate adalah volume material yang dihilangkan dalam proses
pemakanan. Berikut ini merupakan perhitungan material removal rate dari data
aktual yang diperoleh saat praktikum:

a. Endmilling
Tabel 4.15 Perhitungan Material Removal Rate Proses Endmilling Aktual
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑


𝑀𝑅𝑅 = 61,28 × 7,5 × 4,9 𝑀𝑅𝑅 = 91,22 × 7,5 × 2,8 𝑀𝑅𝑅 = 99,77 × 7,5 × 4,6
𝑀𝑅𝑅 = 2252,04 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑀𝑅𝑅 = 1915,62 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑀𝑅𝑅 = 3442,06 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛

Tahap 4 Tahap 5

𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑


𝑀𝑅𝑅 = 93,68 × 7,5 × 10 𝑀𝑅𝑅 = 167,92 × 7,5 × 10
𝑀𝑅𝑅 = 7026 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑀𝑅𝑅 = 12594 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛

b. Drilling
Tabel 4.16 Perhitungan Material Removal Rate Proses Drilling Aktual
Drilling
D = 5mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟
=3×5 =3×5 =3×5 =3×5 = 3 × 10
× 873,312 × 873,312 × 873,312 × 873,312 × 157 × 1746,62
× 39,04 × 25,8 × 135,83 × 17,18
= 511411,5 𝑚𝑚3 = 337971,7𝑚𝑚3 = 1779329 𝑚𝑚3 = 2056649,7𝑚𝑚3 = 900207,9 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛

4.2.2. Data Teoritis


Pada data teoritis panjang awal benda kerja 43,2mm, lebar 40,4mm dan tinggi 32mm.
Spindle speed sebesar 710 Nmm. Berdasarkan table Chip Load Chart pada Hard Wood
didapatkan nilai feed per tooth dari diameter 1/4” = 0,009”, dan diameter 3/8” = 0,018”.
Jika dikonversi pada milimeter maka diameter 5mm memiliki nilai feed per tooth sebesar
0,2286 mm dan diameter 10mm memiliki nilai feed per tooth sebesar 0,4572 mm yang
ditampilkan sebagai berikut.

134
Gambar 4.10 Tabel Chip Load Chart
Sumber : Vertex Tool Company (2016:1)

1. Cutting Speed
Cutting speed atau kecepatan potong pada alat potong mesin milling adalah jarak
yang ditempuh oleh milling cutter dalam satu menit. Berikut ini merupakan perhitungan
cutting speed dari data teoritis:
a. Endmilling
Tabel 4.17 Perhitungan Cutting Speed Proses Endmilling Teoritis
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝑉 = 𝜋𝐷𝑁 𝑉 = 𝜋𝐷𝑁 𝑉 = 𝜋𝐷𝑁


𝑉 = 3,14 × 10 × 710 𝑉 = 3,14 × 10 × 710 𝑉 = 3,14 × 10 × 710
𝑉 = 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑉 = 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑉 = 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

Tahap 4 Tahap 5

𝑉 = 𝜋𝐷𝑁 𝑉 = 𝜋𝐷𝑁
𝑉 = 3,14 × 10 × 710
𝑉 = 3,14 × 10 × 710
𝑉 = 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑉 = 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

b. Drilling
Tabel 4.18 Perhitungan Cutting Speed Proses Drilling Teoritis
Drilling
D = 5 mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁 𝜋𝐷𝑁


𝑉= 𝑉= 𝑉= 𝑉= 𝑉=
12 12 12 12 12
3,14 × 5 × 710 3,14 × 5 × 710 3,14 × 5 × 710 3,14 × 5 × 710 3,14 × 10 × 710
= = = = =
12 12 12 12 12
= 928,917 𝑚𝑚 = 928,917 𝑚𝑚 = 928,917 𝑚𝑚 = 928,917 𝑚𝑚 = 1857,83 𝑚𝑚
/𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛

2. Cutting Time
Cutting time adalah waktu pemakanan benda untuk mencapai length of cut dalam
waktu tertentu. Berikut ini merupakan cutting time dari data teoritis:

135
a. Endmilling
Tabel 4.19 Perhitungan Cutting Time Proses Endmilling Teoritis
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝐿 + 𝐿𝐴 𝐿 + 𝐿𝐴 𝐿 + 𝐿𝐴
𝑇𝑚 = ×𝑖 𝑇𝑚 = ×𝑖 𝑇𝑚 = ×𝑖
𝑓𝑚 𝑓𝑚 𝑓𝑚
40,4 + 5 40 + 5 40 + 5
𝑇𝑚 = ×4 𝑇𝑚 = ×4 𝑇𝑚 = ×5
1298,448 1298,448 1298,448
𝑇𝑚 = 0,139 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑚 = 0,138 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑚 = 0,173 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Tahap 4 Tahap 5

𝐿 + 𝐿𝐴 𝐿 + 𝐿𝐴
𝑇𝑚 = ×𝑖 𝑇𝑚 = ×𝑖
𝑓𝑚 𝑓𝑚
40 + 5 40 + 5
𝑇𝑚 = ×2 𝑇𝑚 = ×2
1298,448 1298,448
𝑇𝑚 = 0,069 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑚 = 0,069 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

b. Drilling
Tabel 4.20 Perhitungan Cutting Time Proses Drilling Teoritis
Drilling
D = 5 mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴 𝐿+𝐴


𝑇𝑚 = 𝑇𝑚 = 𝑇𝑚 = 𝑇𝑚 = 𝑇𝑚 =
𝑓𝑚 𝑓𝑚 𝑓𝑚 𝑓𝑚 𝑓𝑚
15 + 2,5 15 + 2,5 15 + 2,5 15 + 2,5 40 + 5
= = = = =
162,306 162,306 162,306 162,306 324,612
= 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,1386 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3. Feed Rate
Feed rate adalah kecepatan makan milling cutter kepada benda kerja dalam
proses machining. Berikut ini merupakan perhitungan feed rate dari data teoritis:
a. Endmilling
Tabel 4.21 Perhitungan Feed Rate Proses Endmilling Teoritis
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 × 𝑁 × 𝑛
𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 × 𝑁 × 𝑛 𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 × 𝑁 × 𝑛
𝑓𝑚 = 0,4572 × 710 × 4 𝑓𝑚 = 0,4572 × 710 × 4 𝑓𝑚 = 0,4572 × 710 × 4
𝑓𝑚 = 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑚 = 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑚 = 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

136
Tabel 4.21 Perhitungan Feed Rate Proses Endmilling Teoritis(lanjutan)
Tahap 4 Tahap 5

𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 × 𝑁 × 𝑛
𝑓𝑚 = 𝑓𝑡 × 𝑁 × 𝑛
𝑓𝑚 = 0,4572 × 710 × 4 𝑓𝑚 = 0,4572 × 710 × 4
𝑓𝑚 = 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑓𝑚 = 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

b. Drilling
Tabel 4.22 Perhitungan Feed Rate Proses Drilling Teoritis
Drilling
D = 5 mm D = 10 mm

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

𝑓𝑚 = 𝑓 × 𝑁 𝑓𝑚 = 𝑓 × 𝑁 𝑓𝑚 = 𝑓 × 𝑁 𝑓𝑚 = 𝑓 × 𝑁 𝑓𝑚 = 𝑓 × 𝑁
= 0,2286 × 710 = 0,2286 × 710 = 0,2286 × 710 = 0,2286 × 710 = 0,4572 × 710
= 162,306 𝑚𝑚 = 162,306 𝑚𝑚 = 162,306 𝑚𝑚 = 162,306 𝑚𝑚 = 324,612 𝑚𝑚
/𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛 /𝑚𝑖𝑛

4. Material Removal Rate


Material removal rate adalah volume material yang dihilangkan dalam proses
pemakanan. Berikut ini merupakan perhitungan material removal rate dari data teoritis:

a. Endmilling
Tabel 4.23 Perhitungan Material Removal Rate Proses Endmilling Teoritis
Endmilling
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑


𝑀𝑅𝑅 = 1298,448 × 7,5 𝑀𝑅𝑅 = 1298,448 × 7,5 × 0,4 𝑀𝑅𝑅 = 1298,448 × 7,5 × 7
× 3,2 𝑀𝑅𝑅 = 3895,344 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑀𝑅𝑅 = 68168,52 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
𝑀𝑅𝑅 = 31162,752 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛
Tahap 4 Tahap 5

𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑 𝑀𝑅𝑅 = 𝑓𝑚𝑊𝑑


𝑀𝑅𝑅 = 1298,448 × 7,5 × 10 𝑀𝑅𝑅 = 1298,448 × 7,5 × 10
𝑀𝑅𝑅 = 97383,6 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑀𝑅𝑅 = 97383,6 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛

137
a. Drilling
Tabel 4.24 Perhitungan Material Removal Rate Proses Drilling Teoritis
Drilling
D = 5mm D = 10 mm

Tahap 5
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟 𝑀𝑅𝑅 = 3𝐷𝑉𝑓𝑟
=3×5 =3×5 =3×5 =3×5 = 3 × 10
× 928,917 × 928,917 × 928,917 × 928,917 × 1857,83
× 162,306 × 162,306 × 162,306 × 162,306 × 324,612
= 2261532,039 = 2261532,039 = 2261532,039 = 2261532,039 = 18092217,36
𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛

4.2.3. Perbandingan Data Aktual dan Data Teoritis


Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan perbandingan antara data aktual
dengan data teoritis antara endmilling dalam praktikum.
Tabel 4.25 Perbandingan Data Aktual dengan Data Teoritis Endmilling
Endmilling
Variabel Tahap Aktual Teoritis
Cutting Speed 1 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
2 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
3 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
4 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
5 20959,5 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 22294 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
Feed Rate 1 61,28 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
2 91,22 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
3 99,77 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
4 93,68 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
5 167,92 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1298,448 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
Cutting Time 1 3,12 menit 0,139 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2 1,96 menit 0,138 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3 2.23 menit 0,173 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4 0,95 menit 0,069 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
5 0,53 menit 0,069 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Material Removal Rate 1 2252,04 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 31162,752 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
2 1915,62 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 3895,344 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
3 3442,06 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 68168,52 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
4 7026 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 97383,6 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
5 12594 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 97383,6 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛

138
Berdasarkan hasil perhitungan aktual dan teoritis pada proses endmilling akan
ditampilkan perbandingan melalui grafik sebagai berikut.

1. Cutting Speed
Berikut merupakan grafik perbandingan cutting speed data actual dan teoritis proses
endmilling.

Cutting Speed Endmilling


22500
22000
21500
21000
20500
20000
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.11 Grafik Cutting Speed Endmilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai cutting speed data actual dan
teoritis memiliki nilai yang berbeda pada proses endmilling. Data teoritis menunjukkan
nilai cutting speed yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan
nilai spindle speed actual berbeda dengan teoritis yakni spindle speed actual memiliki
nilai yang lebih rendah sebesar 667,5Nmm sedangkan teoritis memiliki nilai spindle
speed 710Nmm. Hal tersebut yang mempengaruhi hasil pada cutting speed keduanya
karena data actual bergantung dari operator yang bekerja. Namun secara keseluruhan
grafik keduanya sejajar karena tahap 1 hingga 5 memiliki nilai yang sama.

2. Feed Rate
Berikut merupakan grafik perbandingan feed rate data actual dan teoritis proses
endmilling.

139
Feed Rate Endmilling
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.12 Grafik Feed Rate Endmilling


Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai feed rate data actual dan teoritis
memiliki nilai yang berbeda pada proses endmilling. Data teoritis menunjukkan nilai feed
rate yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan nilai cutting time
actual berbeda dengan teoritis dimana waktu tergantung pada operator yang bekerja dan
juga karena feed per tooth teoritis didasarkan pada tabel chip load yang ada. Hal tersebut
yang mempengaruhi perbedaan hasil pada feed rate keduanya.

3. Cutting Time
Berikut merupakan grafik perbandingan cutting time data actual dan teoritis proses
endmilling.

Cutting Time Endmilling


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.13 Grafik Cutting Time Endmilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai cutting time data actual dan teoritis
memiliki nilai yang berbeda pada proses endmilling. Data teoritis menunjukkan nilai
cutting time yang lebih kecil dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan nilai
cutting time actual berbeda dengan teoritis dimana waktu actual tergantung pada operator
yang bekerja, sementara cutting time teoritis sesuai dengan standar waktu dengan

140
perhitungan rumus. Hal tersebut yang mempengaruhi perbedaan hasil pada cutting time
keduanya.

4. Material Removal Rate


Berikut merupakan grafik perbandingan material removal rate data actual dan
teoritis proses endmilling.

MRR Endmilling
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.14 Grafik MRR Endmilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai material removal rate data actual
dan teoritis memiliki nilai yang berbeda pada proses endmilling. Data teoritis
menunjukkan nilai material removal rate yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya,
hal ini dikarenakan nilai material removal rate actual berbeda dengan teoritis dimana
dipengaruhi feed rate, width of cut, dan depth of cut pada data keduanya yang berbeda
pula. Hal tersebut yang mempengaruhi perbedaan hasil pada material removal rate
keduanya.
Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan perbandingan antara data aktual
dengan data teoritis antara drilling dalam praktikum.
Tabel 4.26 Perbandingan Data Aktual dengan Data Teoritis Drilling
Drilling
Variabel Tahap Aktual Teoritis
Cutting Speed 1 873,3125 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 928,917 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
2 873,3125 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 928,917 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
3 873,3125 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 928,917 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
4 873,3125 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 928,917 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
5 1746,625 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 1857,83 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

141
Tabel 4.26 Perbandingan Data Aktual dengan Data Teoritis Drilling (lanjutan)
Drilling
Variabel Tahap Aktual Teoritis
Feed Rate 1 39,04 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 162,306 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
2 25,8 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 162,306 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
3 135,83 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 162,306 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
4 157 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 162,306 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
5 17,18 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 324,612 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛
Cutting Time 1 0,42 menit 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2 0,62 menit 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3 0,12 menit 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4 0,1 menit 0,1078 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
5 1,1 menit 0,1386 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Material Removal 1 511411,5 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 2261532,039 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛
Rate
2 337971,7𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 2261532,039 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛
3 1779329 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 2261532,039 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛
4 2056649,7𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 2261532,039 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛
5 900207,9 𝑚𝑚3 /𝑚𝑖𝑛 18092217,36 𝑚𝑚3
/𝑚𝑖𝑛

Berdasarkan hasil perhitungan aktual dan teoritis pada proses drilling akan
ditampilkan perbandingan melalui grafik sebagai berikut.
1. Cutting Speed
Berikut merupakan grafik perbandingan cutting speed data actual dan teoritis proses
drilling.

Cutting Speed Drilling


2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.15 Grafik Cutting Speed Drilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai cutting speed data actual dan teoritis
memiliki nilai yang berbeda pada proses drilling. Data teoritis menunjukkan nilai cutting

142
speed yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan nilai spindle
speed actual berbeda dengan teoritis yakni spindle speed actual memiliki nilai yang lebih
rendah sebesar 667,5Nmm sedangkan teoritis memiliki nilai spindle speed 710Nmm. Hal
tersebut yang mempengaruhi hasil pada cutting speed keduanya karena data actual
bergantung dari operator yang bekerja. Namun secara keseluruhan grafik keduanya
sejajar karena tahap 1 hingga 5 memiliki nilai yang sama.

2. Feed Rate
Berikut merupakan grafik perbandingan feed rate data actual dan teoritis proses
drilling.

Feed Rate Drilling


350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.16 Grafik Feed Rate Drilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai feed rate data actual dan teoritis
memiliki nilai yang berbeda pada proses drilling. Data teoritis menunjukkan nilai feed
rate yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan nilai cutting time
actual berbeda dengan teoritis dimana waktu tergantung pada operator yang bekerja dan
juga karena feed per tooth teoritis didasarkan pada tabel chip load yang ada, selain itu
juga dipengaruhi nilai spindle speed yang berbeda pada actual dan teoritis yang
mempengaruhi perhitungan pada rumus. Hal tersebut yang mempengaruhi perbedaan
hasil pada feed rate keduanya.

3. Cutting Time
Berikut merupakan grafik perbandingan cutting time data actual dan teoritis proses
drilling.

143
Cutting Time Drilling
1.5

0.5

0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.17 Grafik Cutting Time Drilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai cutting time data actual dan teoritis
memiliki nilai yang berbeda pada proses drilling. Data teoritis menunjukkan nilai
cutting time yang lebih kecil daripada teoritis dan sama pada tahap 1 hingga tahap 4 ,
sedangkan pada cutting time aktualnya menunjukkan nilai yang berbeda dari tahap 1
hingga tahap 5 dan lebih lama daripada data teoritis. Hal ini dikarenakan waktu actual
tergantung pada operator yang bekerja, sementara cutting time teoritis sesuai dengan
standar waktu dengan perhitungan rumus. Hal tersebut yang mempengaruhi perbedaan
hasil pada cutting time keduanya.

4. Material Removal Rate


Berikut merupakan grafik perbandingan material removal rate data actual dan
teoritis proses drilling.

MRR Drilling
20000000

15000000

10000000

5000000

0
1 2 3 4 5

Data Aktual Data Teoritis

Gambar 4.18 Grafik MRR Drilling

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai material removal rate data actual
dan teoritis memiliki nilai yang berbeda pada proses drilling. Data teoritis menunjukkan
nilai material removal rate yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini
dikarenakan nilai material removal rate actual berbeda dengan teoritis dimana

144
dipengaruhi feed rate, width of cut, dan depth of cut pada data keduanya yang berbeda
pula. Hal tersebut yang mempengaruhi perbedaan hasil pada material removal rate
keduanya.

4.3 STUDI KASUS


Pada sub bab ini menjelaskan masalah-masalah yang terjadi pada benda kerja saat
praktikum pada mesin milling serta penyebabnya. Tidak hanya masalah saja yang
dijelaskan, namun juga membahas solusi untuk menangani masalah yang terjadi. Hal ini
bermanfaat untuk praktikum selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan yang berulang dan
memperbaiki kualitas dari benda kerja yang dihasilkan.

4.3.1 Permasalahan
Dalam praktikum modul 5 mesin milling, tentunya menghadapi beberapa
permasalahan yang terjadi. Berikut permasalahan ketika praktikum dilaksanakan.

1. Pembuatan lubang pada benda kerja yakni proses drilling, penempatannya tidak
sesuai dengan desain sehingga posisi lubang miring tidak simetris.

Gambar 4.19 Diameter Benda Kerja yang Tidak Simetris

2. Ukuran benda kerja mulai dari panjang, lebar, dan tinggi actual tidak sesuai dengan
ukuran pada desain.

145
Gambar 4.20 Ukuran Benda Kerja yang Tidak Sesuai Desain

4.3.2 Penyebab Permasalahan


Pada sub bab ini dijelaskan mengenai penyebab dari permasalahan yang telah
disebutkan pada sub bab sebelumnya sebagai berikut.
1. Penyebab permasalahan yakni kesalahan dalam penentuan titik nol pada proses
drilling
2. Penyebab permasalahan yakni kesalahan dalam penentuan titik nol pada proses
endmilling

4.3.3 Solusi
Dari permasalahan-permasalahan yang ada, ditemukan solusi untuk menangani
masalah tersebut. Berikut merupakan solusi dari permasalahan praktikum mesin milling.
1. Pada saat proses drilling harus lebih cermat dan teliti dalam perhitungan untuk
menentukan titik nol pada benda kerja agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada
praktikum berikutnya.
2. Pada saat proses endmilling harus lebih cermat dan teliti dalam perhitungan untuk
menentukan titik nol pada benda kerja agar tidak terjadi kesalahan ukuran desain
dengan aktual pada praktikum berikutnya.

146
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran pada praktikum modul 5 mesin milling,
yaitu sebagai berikut.

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Prinsip kerja mesin milling yaitu tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik
yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan
utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan
putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin bertugas untuk memegang dan
memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan
pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka
akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja. Pada mesin milling terdapat bagian-bagian
diantaranya switch ,positive depth stop gauge, drill fine feed control , cross feed
control, longitudinal feed control untuk mengatur kedudukan table kea rah
kanan/kiri, rapid speed for drilling, 3 fine feed engagement, table ,drilling depth
control, head locks, motot pulley, 12 speed pulley , arbor, dan spindle.
2. Pada praktikum ini, praktikan membuat benda kerja yang berdasarkan desain tiap
kelompok. Terdapat 2 operasi yang dilakukan yaitu endmilling dan drilling pada
benda kerja. Pada proses endmilling dilakukan 5 tahap pemakanan, yaitu dengan
tahap 1 didapat panjang actual benda kerja sebesar 39,7mm, tahap 2 didapat lebar
actual benda kerja sebesar 39,5mm, pada tahap 3 didapat tinggi actual benda kerja
sebesar 24,9mm, pada tahap 4 didapat sisi kanan aktual benda kerja sebesar 13,8mm,
dan pada tahap 5 didapat sisi kiri aktual sebesar 13,9mm . Proses 2 yaitu drilling,
dimana pada proses ini dibagi menjadi 5 tahap, 4 tahap pada drilling 5mm dan 1
tahap pada drilling 10mm. Dimana pada drilling 5mm didapat data aktual pada tahap
1 sebesar 13,9mm, tahap 2 sebesar 13,5mm, tahap 3 sebesar 13,8mm, tahap 4 sebesar
13,2mm dengan data teoritis sebesar 15mm. Sedangkan untuk drilling 10mm didapat
data aktual sebesar 39mm dan data teoritis sebesar 40mm.

147
3. Pada praktikum mesin milling dilakukan 2 operasi pada benda kerja yakni endmilling
dan drilling. Pada kedua operasi tersebut menghasilkan perbedaan data perhitungan
cutting speed, feed rate, cutting time dan material removal rate secara actual dan
teoritis. Pada perhitungan cutting speed data teoritis menunjukkan nilai cutting speed
yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dikarenakan nilai spindle speed
actual berbeda dengan teoritis yakni spindle speed actual memiliki nilai yang lebih
rendah sebesar 667,5 Nmm sedangkan teoritis memiliki nilai spindle speed 710Nmm.
Hal tersebut yang mempengaruhi hasil pada cutting speed keduanya karena data
actual bergantung dari operator yang bekerja. Pada perhitungan feed rate data teoritis
menunjukkan nilai feed rate yang lebih besar dibandingkan nilai aktualnya, hal ini
dikarenakan nilai cutting time actual berbeda dengan teoritis dimana waktu
tergantung pada operator yang bekerja dan juga karena feed per tooth teoritis
didasarkan pada tabel chip load yang ada. Pada perhitungan cutting time data teoritis
menunjukkan nilai cutting time yang lebih kecil daripada teoritis, hal ini dikarenakan
waktu actual tergantung pada operator yang bekerja, sementara cutting time teoritis
sesuai dengan standar waktu dengan perhitungan rumus. Pada perhitungan material
removal rate data teoritis menunjukkan nilai material removal rate yang lebih besar
dibandingkan nilai aktualnya, hal ini dipengaruhi feed rate, width of cut, dan depth
of cut pada data keduanya yang berbeda pula.

5.1 SARAN
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya setelah dilakukan proses analisis postur kerja terdapat juga perbaikan
desain workstation.
2. Posisi kepala operator sebaiknya lebih tegak pada saat melakukan proses end milling.

148
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai