Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MESIN PERKAKAS

(MESIN BUBUT)

DISUSUN OLEH:
ALEXANDER CHALVIN AMOL
ALEZKI HENDRIKO
ALVIAN YUAN MILE ANDRE
JONATHAN SITORUS CANDRA
ANDREANSAH HARAHAP
CHOIRUL AFANSYAH
DEFI MARLINA
FACHRUL RIDWAN
HAPPY SURYO
WASONO HUSEIN
FATHUR ROZIE
MOCHAMAD IQBAL
PRAKOSO MUHAMAD REZA

TEKNIKA 4 BRAVO
I. Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif
dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

II. Komponen Utama Mesin Bubut


Keterangan:
1. Kepala Tetap(Headstock)
Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah
yang memutarkan benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda
gigi serta roda tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat
buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh suatu
motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.
2. Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan
dipasang diatas mesin, berfungsi:
a. Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut
b. Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor
c. Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri
atas dua bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3
baut.ikat dan dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
a. Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
b. Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan
pembubutan yang tirus.
3. Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
a. Tempat kedudukan kepala lepas
b. Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
c. Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya
pemakanan pahat saat membubut.
4. Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah
eretan yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda
yang dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas
melalui penghantar.
a. Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap
alas .fungsi eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan
pahat saat membubut bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian
ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
b. Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan
mur ikat.fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas
bubut dan memberi gerakan yang diperlukan.
5. Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja.

III. Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut


Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter
benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin
bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja
sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut
adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang
maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian
pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis
mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya
dan jenis produksi atau jenis benda kerja.

Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin
bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut
yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara
langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya
secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan,
dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan
mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi
dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin
secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut
otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control)
Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik).
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) secara singkat
dapat diartikan suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan dan berhenti dengan
menggunakan kode angka dan huruf) (Lilih, 2001). Misalnya jika
diberikan perintah M04, maka spindle mesin akan berputar
berlawanan terhadap arah jarum jam, sedang jika diberikan perintah
M03 maka spindel mesin akan berputar searah jarum jam.
Dengan adanya mesin CNC pekerjaan operator dapat
dikurangi dan digantikan dengan perintah yang telah dimasukkan dalam
mesin sehingga selama mesin sedang beroperasi, operator hanya
mengawasi jalannya proses pemesinan benda kerja, tentunya hal ini
mempermudah serta mempercepat pengerjaan suatu produk. Mesin CNC
memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan mesin perkakas
konvesional sejenis. Keuntungan mesin CNC antara lain: produktivitas
tinggi, ketelitian pengerjaan tinggi, waktu produksi lebih cepat, biaya
pembuatan lebih murah, kapasitas produksi lebih besar, dapat digabung
dengan mesin lain, dalam hal ini adalah mesin CAD/CAM dengan
perangkat tambahan sehingga pemakaian mesin CNC akan lebih
efektif, dan masih banyak lagi keuntungan mesin CNC yang lain.
(Wirawan S, 2003).
S al ah sat u k el em ah an d al am p en g g u n aan f
as i l i t as berteknologi tinggi seperti mesin CNC terutama pada harganya
yang relatif mahal dan membutuhkan operator mesin yang memiliki
pengetahuan yang cukup untuk dapat mengoperasikan mesin CNC.
Selain itu mesin bubut CNC juga membutuhkan perawatan yang khusus.
Penggunaan mesin CNC memiliki keunggulan yaitu ekonomis untuk
pembuatan produk massal.
Secara umum mesin bubut CNC dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu mesin bubut CNC Training Unit (TU) dan Mesin bubut
Production Unit (PU). Kedua jenis mesin tersebut pada prinsip kerjanya
sama hanya dalam penerapan dan penggunaannya yang berbeda. Mesin
bubut CNC Training Unit digunakan untuk latihan pembubutan dasar,
mengerjakan pekerjaan ringan dan ukuran benda kerja yang relatif
kecil. Mesin bubut CNC Production Unit digunakan untuk membuat
produk, sehingga mesin ini dilengkapi dengan aksesoris atau
perlengkapan yang lebih kompleks dan mahal, seperti sistem cairan
pendingin otomatis, sistem chuck otomatis, konveyor pembuangan tatal
(chip) dan lain-lain. Salah satu contoh mesin bubut PU adalah mesin
bubut CNC ET 242.

IV. Proses Bubut

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian


mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar
benda silindris atau bubut rata:
1. Benda kerja berputar
2. Mengunakan single-point cutting tool
3. Gerakan pahat sejajar sumbu benda kerja

Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata,
tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses
bubut tirus ) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya
pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses
bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus
menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong
jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja
sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu
persatu.
Parameter yang dapat diatur pada proses bubut yaitu:
1. Kecepatan putar spindel (speed)
2. Kecepatan pemakanan (feed)
3. Kedalaman potong (depth of cut)

1. Dimana :
2. Vc /Cs : Kecepatan potong (M/menit)
3. n : Kecepatan putaran mesin (RPM)
4. D : Diameter (mm)
5. 1/1000 : 1 mm = 1/1000 m

Kecepatan putar (speed) berhubungan dengan:,


1. Sumbu utama (spindel)
2. Benda kerja.
Kecepatan potong ditentukan oleh:
1. Diameter benda kerja.
2. Jenis bahan
3. Jenis material pahat

Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).


Kecepatan pemakanan f (feed):
jarak yang ditempuh oleh pahat dalam satu kali putaran benda kerja.
Kedalaman potong a (depth of cut):
Tebal bagian benda kerja yang dibuang atau jarak antara permukaan yang
dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
Proses pemotongan logam banyak ditemukan pada industri manufaktur,
proses ini mampu menghasilkan komponen yang memiliki bentuk rumit
dengan tingkat akurasi yang tinggi. Prinsip pemotongan logam dapat
diartikan sebagai sebuah proses dari sebuah alat potong yang bersentuhan dengan
sebuah benda kerja untuk membuang permukaan benda kerja tersebut
dalam bentuk geram. Untuk melakukan proses pemotongan harus diperhitungkan
kekuatan material yang akan dipotong dengan kekuatan pahat yang akan
digunakan. Pahat potong yang digunakan harus lebih keras dari material
(benda kerja) juga harus disesuaikan dengan kecepatan potong pada
proses tersebut. Untuk kecepatan potong yang lebih tinggi dibutuhkan pahat
potong yang lebih kuat.
Salah satu contoh proses pemotongan logam adalah proses bubut.
Proses ini terjadi dengan cara alat potong bergerak translasi terhadap benda kerja
yang berputar bersama pencekam (chuck), sehingga terjadi pemotongan logam
dan menghasilkan geram. Gambar 2.1 adalah skematis dari sebuah proses
bubut dimana n adalah putaran poros utama, f adalah pemakanan, dan a adalah
kedalaman potong. Pada proses bubut terdapat tiga parameter utama yang
berpengaruh terhadap gaya potong, peningkatan panas, keausan, dan kondisi
permukaan benda kerja yang dihasilkan. Ketiga parameter itu adalah kecepatan
potong (V), pemakanan (f), dan kedalaman potong (a). Kecepatan potong adalah
kecepatan keliling benda kerja dengan satuan meter per menit
(m/min), pemakanan adalah perpindahan atau jarak tempuh pahat tiap
satu putaran benda kerja dengan satuan milimeter per putaran (mm/rev), dimana
arah pemakanan adalah sejajar poros spindel (aksial), kedalaman potong adalah
tebal material terbuang pada arah radial dengan satuan milimeter (mm).
Bagian-bagian serta tatanama (nomenclature) dari alat potong yang digunakan
pada proses bubut dijelaskan pada Gambar 2.2. Menurut Kalpakjian & Schmid
(2006), pahat kanan adalah pahat yang bergerak dari kanan ke kiri seperti
pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Skematis proses pembubutan
(Sumber: Kalpakjian & Schmid, 2006)

Gambar 2.2. Tatanama pahat kanan


(Sumber: Kalpakjian & Schmid, 2006)

V. Jenis Pengerjaan pada Mesin Bubut


1. Pembubutan rata
a. Pasanglah dan jepitlah bendakerja pada pelat cekam.
b. Usahakan agar permukaan ujung benda kerja sejajar dengan pelat cekam
dan sentris.
c. Pasanglah pahat bubut untuk pembubutan muka setinggi senter.
d. Jalankan mesin dan bubutlah rata bagian mukanya.
e. Hentikanlah mesin dan gantilah pahat bubut muka dengan pahat bubut
lurus.
f. Jalankan mesin dan sayatkan pahat mulai dari sebelah kanan sampai benda
kerja seluruhnya tersayat lurus.
2. Pembubutan rata muka(facing)
a. Pasang dan jepitlah benda kerja pelat cekam.
b. Usahakan agar permukaan ujung benda kerja sejajar dengan pelat cekam
dan sentris.
c. Pasanglah pahat bubut yang sesuai untuk pembubutan muka (facing)
dengan ujungnya setinggi senter.
d. Kencangkan baut pengikat pahat pada eretan denga kunci, sesudah pahat
didekatkan pada permukaan benda kerja.
e. Jalankan mesin, gerakkan supor atas dengan tangan sampai pahat
menyayat benda kerja.
f. Gerakkan supor melintang dengan tangan sampai seluruh permukaan
benda kerja terbubut rata
3. Pembubutan ulir
a. Tentukan jenis mesin bubut yang sesuai
b. Siapkan benda kerja sesuai dengan diameter luar ulir
c. Pasang benda kerja dengan baik
d. Setel pahat ulir dan eretan atas pada posisi yang benar
e. Tentukan kisar dengan mengatur tuas-tuas pada gearbox
f. Tentukan kecepatan potong, biasanya dipilih 1/3 dari kecepatan potong
pembubutan biasa.
g. Hitung kedalaman pemotongan ulir
h. Beri batasan panjang bagian benda kerja yang diulir
i. Cek kembali kebenaran kisar ulir dengan picth gauge
j. Lakukan pembubutan ulir dengan benar
k. Cek ulir yang telah dibuat
4. Pembuatan tirus(taper)
Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya bedanya gerakan
pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment
(perlengkapan tirus). Jenis pahatnya pun serupa yang digunakan dalam
membubut lurus. Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala
lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus
tergantung pada susut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan
5. Pembubutan Ekstrensil
Membubut eksentrik dimulai dari pergeseran senter:
a. Tentukan putaran mesin
b. Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
c. Kotak kunci atau tool box
d. Pemasangan benda kerja
e. Pemasangan dan penyetelan pahat bubut
Langkah kerja membubut eksentrik adalah sebagai berikut:
a. Bubut permukaan benda kerja dengan pahat kasar mendekati diameter
terbesar dan panjang yang dikehendaki.
b. Bubut bagian muka benda kerja (dua muka) untuk menentukan sisi
penandaan pergeseran senter.
c. Buat pergeseran senternya pada dua sisi penampang benda kerja

Anda mungkin juga menyukai