Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat
pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi
tersebut.kita dapat melihat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat. Pesatnya perkembangan itu, otomatis persaingan akan semakin meningkat.
Sehingga orang-orang yang memiliki pengetahuan atau ilmu yang minim akan mengangur
oleh karena itu, kami membuat makalah ini dengan mengambil judul mesin bubut, sebab
kami melihat industri-industi saat ini sangat membutuhkan lulusan-lulusan yang
berkompetensi, utamanya dalam mesin bubut.
Apalagi dalam pengoperasian mesin bubut lumayan rumit. Sehingga membutuhkan
suatu pedoman yaitu sebuah buku atau informasi yang berkaitan dengan mesin bubut.
Namun, jika kita tidak memiliki minat bekerja di industri-industri, maka kita juga bisa
membuka usaha yang melayani jasa mesin bubut. Hal tersebut dapat kita lakukan bila kita
sudah menguasai mesin bubut, sehingga kelak kita mampu memberikan kepuasan tersendiri
kepada para konsumen serta dapat meraup keuntungan yang besar.
Mesin bubut sejatinya adalah mesin yang sudah ada sejak dulu pada zaman lampau
mesin tersebut digunkan unutuk membuat kerajinan dan juga unutk keprluan bangunan, hal
itu menjadi cikal bkal mesin bubut industri yang sekarang yang berkembang sangat pesat dan
sengat berguna bagi indutri kecil maupun besar. Tidak hanya itu saja kini banyak sekali
permintaan dari industri untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan oleh para
konsumen baik itu omotif maupun mesin produksi.
Mesin bubut sendiri dibagi menjadi 2 yaitu mesin bubut konvesional dan juga mesin
bubut indutri tapi keguaannya sama sama untuk memenuhi permintaan dari industri.
Dikarenakan opertor yang sedikit maka harga dari pembubutan terbilang mahal dan juga
untuk merwat mesin ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan juga pemindahan mesin
ini juga membutuhkan kematangan konsep sehingga hasil yang dicapai maksimal dan juga
limbah yang dihasilkan sangat melimpah oleh karena itu kita pelajari lebih lanjut.
4

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bagian-bagian mesin bubut ?
2. Bagaimana lay out pemasngan mesin bubut ?
3. Bagaimana cara mengatisipasi limbah mesin bubut ini ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam proses dari mesin bubut
2. Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengerahui dalam proses membubut
3. Mengetahui dampak yang dihasilkan dari mesin bubut

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat
maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dariulir metrik ke ulir inci.
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

2.3 BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

Sumber:
mprabowo19.blogspot.com

Tuas pengatur kecepatan transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur
kecepatan putaran transportir dan sumbu pembawa.

Pelat tabel fungsinnya sebagai pedoman untuk mengatur tuas kecepatan trasportir dan
kecepatan putaran pada mesin bubut.

Tuas pengubah pembalik transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur
arah putaran poros mesin bubut.

Kepala tetap idalam kepala tetap terdapat roda gigi atau transmisi untuk mengatur
kecepatan pada mesin bubut serta beberapa tuas yang diperlukan.

Tuas pengatur kecepatan sumbu utama fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran
sumbu utama pada mesin bubut.

Sumbu utama fungsinya sebagai kedudukan CHUCK (PENJEPIT)

Bad mesin pada mesin terdapat eretan serta kepala lepas dan lainnya.

Eretan fungsinya untuk kedudukan dan pembawa pahat pada mesin bubut.

Penjepit pahat fungsinya untuk kedudukan atau tempat penjepit pahat.

Eretan atas fungsinya penggeser pahat bubut dan membuat bidang tirus.

Keran pendingin fungsinya tempat menyalurkan colant

Kepala lepas fungsinya sebagai kedudukan chuck bor serta untuk pendukung ketika
pembubutan di antara 2 senter.

Pengikat kepala lepas fungsinya untuk mengunci agar kedudukan kepala lepas tidak
bergeser.

Tuas eretan bawah fungsinya untuk menggeser eretan kesamping\memanjang.

Eretan tuas,eretan tengah fungsinya menggeser eretan tengah secara melintang atau
maju dan mundur.

Tuas eretan atas fungsinya menggeser posisi pahat menyamping atau kesamping.

Tombol ON/OFF fungsinya untuk menghidup dan mematikan mesin.

Pedal rem fungsinya untuk menghentikan putaran pada mesin bubut dgn cepat

Tuas penghubung otomatis fungsinya untuk mengaktifkan pergeseran eretan secara


otomatis.

2.3.1 Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut


Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang
dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm
mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran
kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik
menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut,
sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi
dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.

Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual
dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses
pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin
bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja
dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau
diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis
sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan
dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut
otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe
Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik)

1. Mesin Bubut Universal


2. Mesin Bubut Konvensional
3. Mesin Bubut Khusus
4. Mesin Bubut CNC

Sumber
mprabowo19.blogspot.com

Sumber: teknikmesinpnup.blogspot.com
2.4 Jenis Jenis Pekerjaan Mesin Bubut
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan
yang halus dan rata.
2. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang
garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar
yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis. Dalam
pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas
(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan perlengkapan
tirus (tapper atachment).

Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas.Cara ini digunakan apabila variasi
sudut ketirusannya besar yakni antara 0-90 derajat dengan ketirusannya pendek,
maksimum sepanjang gerakan eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak dapat
dilakukan secara otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga
pahat bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar sudut ketirusan. Artinya jika
sudut ketirusan 900, maka eretan atas diputar sebesar 450.

Pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas. Cara ini dilakukan apabila variasi
sudut ketirusan berkisar antara 0-30 derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang
atau lebih pendek dari pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara
manual maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua
senter. Dengan demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk
10

memutar benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan yang
sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas dapat dihitung dengan persamaan:

Pembubutan tirus dengan menggunakan perlengkapan tirus. Pembubutan ini


dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang akan dibuat berada pada kisaran 0-60
derajat dengan panjang ketirusan melebihi jarak pergerakan eretan atas. Pembubutan
ini dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis. Untuk menghasilkan ketirusan,
sudut perlengkapan tirus harus diatur sebesar sudut tirus sejajar kemiringan benda
kerja. Selanjutnya eretan atas dilepas hubungannya dengan meja mesin dan
dihubungkan dengan kelengkapan tirus yang sudah diatur sudutnya. Dengan
demikian, gerakan eretan atas akan mengikuti kemiringan kelengkapan tirus.

5. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga
akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari
pekerjaan boring(bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar
lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus
(kartel).
2.5 Metode Pemindahan / Material Handling
Material handling adalah suatu seni dan ilmu untuk memindahkan,
membungkus, dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk (B.K. Hedge, 1972).
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang
meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut
material ke pengepakan sampai barang jadi yang siap dipasarkan. (John A Stubin, dalani Business
Management) Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa material
handling adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan dalam proses
di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk, atau diterima di pabrik, sampai
pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
Tujuan material handling adalah sebagai berikut:

11

1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja, "Make Ready"


2. Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang "Do"
3. Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja "Put Away ".
Pada dasamya tujuan diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan
pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan material handling
adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan
untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diselesaikan tepat pada
waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang harus dipindahkan, daya tahan
terhadap getaran dan benturan, bentuk dari bahan baku, dan barang setengah jadi yang
harus dipindahkan.
2. Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai, letak rungan, dan jalur yang
tersedia.
3. Proses produksi, urutan, arah pemindahan material, dan perlengkapan produksi.
4. Peralatan material handling,
Tipe Tipe Layout
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di
dalam dan antar wilayah. Beberapa pendekatan dalam tata letak adalah sebagai berikut:
1. Tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi dengan volume
rendah, dan bervariasi tinggi.
3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan, dan ruangan guna melancarkan
aliran informasi.

12

4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.
5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penanganan bahan.
6.

Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa jumlah mesin dan peralatan serta

area kerja yang dibutuhkan dalam proses operasi.


Terdapat empat macam tipe layout secara garis besar, yaitu :
(1) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan proses (process layout)
(2) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran produk (product layout)
(3) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan posisi tetap (fixed layout)
(4) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan kelompok (group layout).
Pada prakteknya keempat tipe tersebut tidak murni diterapkan, akan tetapi berdasarkan
kombinasi yang menguntungkan.
Penjelasan secara lengkap mengenai empat tipe-tipe layout:
2.5.1. Layout proses, sering juga disebut functional layout
Mesin dan peralatan yang rnempuyai karakter atau fungsi yang sama ditempatkan dalam
satu departemen. Misalnya mesin bubut, mesin drill, dan mesin las. Layout proses dapat digunakan
sebagai suatu tipe yang menyediakan keluwesan output atau produksi berdasar pesanan, desain
produk, dan metode-metode proses pabrikasinya. Layout proses adalah karakteristik yang cocok
untuk proses manufacturing yang terputus-putus. Tata letak ini berkaitan dengan proses produksi
dengan volume rendah dan variasi tinggi, seperti mesin dan peralatan yang dikelompokkan
bersama. Tata letak yang berorientasi pada proses sangat baik untuk menangani produksi
komponen dalam batch kecil, atau disebut job-lot, dan untuk memproduksi beragam komponen
dalam bentuk dan ukuran yang berbeda. Kelemahan tata letak ini aada pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk
berpindah dalam sistem karena penjadualan sangat sulit, penyetelan mesin beruba, dan
penanganan bahan yang unik. Peralatan yang memiliki kegunaan umum membutuhkan tenaga
13

kerja terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan juga meningkat, dan
jumlah barang setengah jadi cukup tinggi sehingga mengakibatkan kebutuhan modal meningkat.
2.5.2

Layout produk, sering juga disebut line layout


Pengaturan tata letak fasilitas produksi berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular

dan sering digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production),
dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.
Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain hingga produk
selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi pemindahan bahan dan
memudahkan pengawasan. Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, dan
televisi. Layout produk adalah karakteristik yang cocok untuk proses manufacturing yang
terus menerus.
2.5.3. Layout posisi tetap, sering disebut fixed position layout
Pengaturan material atau komponen produk akan tetap pada posisinya, sedangkan
fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja yaag bergerak berpindah
menuju lokasi material tersebut. Misalnya pabrik perakitan pesawat terbang, perakitan
kapal, dan pembuatan gedung. Layout ini mengatasi kebutuhan tata letak proyek yang tidak
berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas.
2.5.4. Layout kelompok, sering juga disebut group layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi ke dalam departemen tertentu atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan proses operasi yang sama.
Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan
dilakukan pada departemen tersebut.

2.5.5 Metode Layout


Berikut adalah metode metode layout yang sering digunakan :
1. Mulai dengan perakitan (atau bagian proses) yang menunjukan bagaimana proses produksi
dari bahan mentah sampai produk akhir dilaksanakan.
2. Penentuan suatu layout baru dengan mempehatikan produk dari sudut pandang penanganan
bahan (materials handling). Apakah produk besar dan padat atau besar dan ringan?
Bagaimana tentang bentuknya? Apakah panjang dan tipis, atau lentur, atau mudah ditumpuk?
14

3.Mulai dengan menggambar kebutuhan lantai (ruang) yang menunjukan seluruh bagianbagian tetap atau semi tetap, segala sesuatu yang tidak dapat dipindah atau dipindah dengan
mudah.
2.5.6 Gambar Material Handling

Sumber:gusasta.blogspot.com

2.6 Kebisingan dan Limbah Mesin Bubut

Kebisingan yang ditimbulkan dari mesin bubut ini tidak terlalu, tidak seperti mesin

gerinda atau pun bor jadi masih sangat cocok digunakan di peumahan.
Limbah mesin bubut ini biasanya dijual atu dimanfaakan untuk bangaunan.

15

Sumber:gusasta.blogspot.com

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
16

Jadi dapat diketahui pengertian, proses pembubutan mulai dari bagian bagian mesin
sampai bagian pembungan limbah jadi semua materi diatas adlah rangkuman yang berisi
terntang bagaimana prinsip dari meisn bubut dan juga cara pelaksanaanya. Jadi bubut sendiri
sangat berguna bagi kehidupan manusia sehingga setiap mahasiswa mesin wajib untuk
mengausai dan juga mengaplikasiakan ilmu yang didapatkan untuk kehidupan yang lebih
baik.
3.2 Saran
Dewasa ini kebutuhan akan membubut sangat tinggi. Masyarakat begitu sadar kan
keguaan dari mesin bubut khusunya industri.Dalam hal ini penulis membahas mengenai
seluk Beluk membubut untukindustri. Dalam makalah ini penulis berusaha menggali banyak
mengenai ilmu membubut . Demi kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran
atau kritik yang membangun dari Bapak dosen, asisten dosen, maupun pembaca lain. karena
penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini baik deri segi bahasa dan
tatanannya.
Atas apresiasi dan sarannya kami ucapkan terima kasih.

Daftar Pustaka

Kenyon W,. 1985, Dasar-dasar pembubutan, Jakarta, Erlangga.

17

Matthews, F. L., dan R., D. Rawlings. 1993. Composite Materials: Engineering and Science.
London : Chapman & Hall.
Prabowo 2013.dasar pembubutan, (online),
(http://mprabowo19.blogspot.com/2013/01/pengertian-mesin-bubut.html/diakses 9
maret 2015)
Mesin up 2014 Bagian Mesin bubut,(online),
(http://teknikmesinpnup.blogspot.com/2012/01/teori-teori-mesim-bubut.html/diakses
26 februari 2015)

18

Anda mungkin juga menyukai