PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat
maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dariulir metrik ke ulir inci.
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Sumber:
mprabowo19.blogspot.com
Tuas pengatur kecepatan transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur
kecepatan putaran transportir dan sumbu pembawa.
Pelat tabel fungsinnya sebagai pedoman untuk mengatur tuas kecepatan trasportir dan
kecepatan putaran pada mesin bubut.
Tuas pengubah pembalik transportir dan sumbu pembawa fungsinya untuk mengatur
arah putaran poros mesin bubut.
Kepala tetap idalam kepala tetap terdapat roda gigi atau transmisi untuk mengatur
kecepatan pada mesin bubut serta beberapa tuas yang diperlukan.
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran
sumbu utama pada mesin bubut.
Bad mesin pada mesin terdapat eretan serta kepala lepas dan lainnya.
Eretan fungsinya untuk kedudukan dan pembawa pahat pada mesin bubut.
Eretan atas fungsinya penggeser pahat bubut dan membuat bidang tirus.
Kepala lepas fungsinya sebagai kedudukan chuck bor serta untuk pendukung ketika
pembubutan di antara 2 senter.
Pengikat kepala lepas fungsinya untuk mengunci agar kedudukan kepala lepas tidak
bergeser.
Eretan tuas,eretan tengah fungsinya menggeser eretan tengah secara melintang atau
maju dan mundur.
Tuas eretan atas fungsinya menggeser posisi pahat menyamping atau kesamping.
Pedal rem fungsinya untuk menghentikan putaran pada mesin bubut dgn cepat
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual
dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses
pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin
bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja
dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau
diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis
sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan
dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut
otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe
Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik)
Sumber
mprabowo19.blogspot.com
Sumber: teknikmesinpnup.blogspot.com
2.4 Jenis Jenis Pekerjaan Mesin Bubut
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan
yang halus dan rata.
2. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang
garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar
yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis. Dalam
pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas
(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan perlengkapan
tirus (tapper atachment).
Pembubutan tirus dengan menggeser eretan atas.Cara ini digunakan apabila variasi
sudut ketirusannya besar yakni antara 0-90 derajat dengan ketirusannya pendek,
maksimum sepanjang gerakan eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak dapat
dilakukan secara otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga
pahat bergerak maju. Pemutaran eretan atas, sebesar sudut ketirusan. Artinya jika
sudut ketirusan 900, maka eretan atas diputar sebesar 450.
Pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas. Cara ini dilakukan apabila variasi
sudut ketirusan berkisar antara 0-30 derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang
atau lebih pendek dari pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara
manual maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua
senter. Dengan demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk
10
memutar benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan yang
sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas dapat dihitung dengan persamaan:
5. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga
akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari
pekerjaan boring(bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar
lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
7. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk
membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus
(kartel).
2.5 Metode Pemindahan / Material Handling
Material handling adalah suatu seni dan ilmu untuk memindahkan,
membungkus, dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk (B.K. Hedge, 1972).
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang
meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut
material ke pengepakan sampai barang jadi yang siap dipasarkan. (John A Stubin, dalani Business
Management) Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa material
handling adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan dalam proses
di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk, atau diterima di pabrik, sampai
pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
Tujuan material handling adalah sebagai berikut:
11
12
4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.
5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penanganan bahan.
6.
Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa jumlah mesin dan peralatan serta
kerja terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan juga meningkat, dan
jumlah barang setengah jadi cukup tinggi sehingga mengakibatkan kebutuhan modal meningkat.
2.5.2
dan sering digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production),
dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.
Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain hingga produk
selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi pemindahan bahan dan
memudahkan pengawasan. Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, dan
televisi. Layout produk adalah karakteristik yang cocok untuk proses manufacturing yang
terus menerus.
2.5.3. Layout posisi tetap, sering disebut fixed position layout
Pengaturan material atau komponen produk akan tetap pada posisinya, sedangkan
fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja yaag bergerak berpindah
menuju lokasi material tersebut. Misalnya pabrik perakitan pesawat terbang, perakitan
kapal, dan pembuatan gedung. Layout ini mengatasi kebutuhan tata letak proyek yang tidak
berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas.
2.5.4. Layout kelompok, sering juga disebut group layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi ke dalam departemen tertentu atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan proses operasi yang sama.
Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan
dilakukan pada departemen tersebut.
3.Mulai dengan menggambar kebutuhan lantai (ruang) yang menunjukan seluruh bagianbagian tetap atau semi tetap, segala sesuatu yang tidak dapat dipindah atau dipindah dengan
mudah.
2.5.6 Gambar Material Handling
Sumber:gusasta.blogspot.com
Kebisingan yang ditimbulkan dari mesin bubut ini tidak terlalu, tidak seperti mesin
gerinda atau pun bor jadi masih sangat cocok digunakan di peumahan.
Limbah mesin bubut ini biasanya dijual atu dimanfaakan untuk bangaunan.
15
Sumber:gusasta.blogspot.com
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
16
Jadi dapat diketahui pengertian, proses pembubutan mulai dari bagian bagian mesin
sampai bagian pembungan limbah jadi semua materi diatas adlah rangkuman yang berisi
terntang bagaimana prinsip dari meisn bubut dan juga cara pelaksanaanya. Jadi bubut sendiri
sangat berguna bagi kehidupan manusia sehingga setiap mahasiswa mesin wajib untuk
mengausai dan juga mengaplikasiakan ilmu yang didapatkan untuk kehidupan yang lebih
baik.
3.2 Saran
Dewasa ini kebutuhan akan membubut sangat tinggi. Masyarakat begitu sadar kan
keguaan dari mesin bubut khusunya industri.Dalam hal ini penulis membahas mengenai
seluk Beluk membubut untukindustri. Dalam makalah ini penulis berusaha menggali banyak
mengenai ilmu membubut . Demi kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran
atau kritik yang membangun dari Bapak dosen, asisten dosen, maupun pembaca lain. karena
penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini baik deri segi bahasa dan
tatanannya.
Atas apresiasi dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka
17
Matthews, F. L., dan R., D. Rawlings. 1993. Composite Materials: Engineering and Science.
London : Chapman & Hall.
Prabowo 2013.dasar pembubutan, (online),
(http://mprabowo19.blogspot.com/2013/01/pengertian-mesin-bubut.html/diakses 9
maret 2015)
Mesin up 2014 Bagian Mesin bubut,(online),
(http://teknikmesinpnup.blogspot.com/2012/01/teori-teori-mesim-bubut.html/diakses
26 februari 2015)
18